BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk

dokumen-dokumen yang mirip
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Percobaan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

METODE PERCOBAAN. Tempat dan Waktu. Alat dan Bahan

BAHAN DAN METODE Waktu dan tempat Bahan dan alat Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Alat dan Bahan Metode Percobaan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

BAB III MATERI DAN METODE. sampai panen okra pada Januari 2017 Mei 2017 di lahan percobaan dan

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Bahan Alat Rancangan Percobaan Yijk ijk

III. BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

III. BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Percobaan

BAHAN DAN METODE. Pada musim tanam pertama penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Mei 2017 di Lahan Fakultas

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian Percobaan I: Pengaruh Tingkat Berbuah Sebelumnya dan Letak Strangulasi Terhadap Pembungaan Jeruk Pamelo Cikoneng

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Alat dan Bahan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juli - November 2016 di Desa Dresi

III. BAHAN DAN METODE. Tuan dengan ketinggian 25 mdpl, topografi datar dan jenis tanah alluvial.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

III. MATERI DAN METODE

III. METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: cangkul, parang, ajir,

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

PELAKSANAAN PENELITIAN. dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau.

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Rumah Kasa, Laboratorium Kesuburan dan

Ciparay Kabupaten Bandung. Ketinggian tempat ±600 m diatas permukaan laut. dengan jenis tanah Inceptisol (Lampiran 1) dan tipe curah hujan D 3 menurut

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitan Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Rancangan Percobaan

METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

BAHAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Percobaan

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

III. MATERI DAN METODE. beralamat di Jl. H.R. Soebrantas No. 155 Km 18 Kelurahan Simpang Baru Panam,

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

TATA CARA PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun Kota Sepang Jaya, Kecamatan Labuhan Ratu,

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

TATA CARA PENELITIAN

I. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE. = Respon pengamatan µ = Rataan umum α i = Pengaruh perlakuan asal bibit ke-i (i = 1,2) β j δ ij

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Mei 2016 sampai bulan Agustus 2016.

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang terpadu Universitas Lampung di

III. MATERI DAN METODE. Laboratorium Agronomi. Waktu penelitian dilakaukan selama ± 4 bulan dimulai

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan milik petani di Desa Dolat Rakyat-

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat

III. BAHAN DAN METODE. Selatan yang diketahui memiliki jenis tanah Ultisol dan Laboratorium Ilmu Tanah

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 yang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan yang terletak di Desa Rejomulyo,

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober Januari 2014 di

BAB III METODE PENELITIAN. Ciparay, pada ketinggian sekitar 625 m, di atas permukaan laut dengan jenis tanah

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE Metode Percobaan

I. BAHAN DAN METODE. dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru,

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

II. Materi dan Metode. Pekanbaru. waktu penelitian ini dilaksanakan empat bulan yaitu dari bulan

BAHAN DAN METODE Bahan Waktu dan Tempat Penelitian Rancangan Percobaan ProsedurPenelitian

III. MATERI DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Kelurahan

III. BAHAN DAN METODE

Transkripsi:

12 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan mulai Februari-Agustus 2009 dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan, Dramaga, Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan jenis tanah Latosol, curah hujan rata-rata 1500-3000 mm/tahun, dan ketinggian tempat 250 m dpl. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium Tanah, Bogor dan uji kandungan antosianin tanaman dilakukan di Laboratorium Ekofisiologi Tanaman, Departemen Agronomi dan Hortikultura, IPB, Dramaga. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih rosela dari dua aksesi, yaitu rosela merah dan rosela ungu. Pupuk tunggal (urea, SP-18, dan KCl), pupuk kandang kambing, dan kapur tanah. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah peralatan budidaya pertanian, meteran, hand tally counter, timbangan, oven, spektrofotometer dan alat tulis. Metode Penelitian ini menggunakan Rancangan Petak Terbagi (Split Plot Design) dengan dua faktor perlakuan dan tiga ulangan. Petak utama adalah aksesi rosela : rosela merah dan rosela ungu. Anak petaknya adalah dosis pupuk fosfor (dalam bentuk SP-18) yaitu : 0, 18, 36, dan 54 kg P 2 O 5 /ha. Hasil kombinasi perlakuan dengan ulangan terdapat 24 satuan percobaan. Luas tiap petak percobaan adalah 20 m 2, kemudian dikalikan dengan banyaknya satuan percobaan sehingga luas total adalah 480 m 2. Denah petak percobaan dapat dilihat pada Gambar 6. Model rancangan linier yang digunakan adalah sebagai berikut : Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk Keterangan : Yijk = nilai pengamatan pada ulangan ke-i, faktor aksesi taraf ke-j, dan faktor dosis pupuk taraf ke-k.

13 µ = nilai rataan umum. U i V j ε ij D k (VD) jk ε ijk = Pengaruh ulangan ke-i (i:1,2,3). = Pengaruh faktor aksesi ke-j (j:1,2). = Pengaruh galat untuk petak utama aksesi ke-j pada kelompok ke-i = Pengaruh dosis pupuk ke-k (k:0,1,2,3). = Pengaruh interaksi antara aksesi ke-j dan pupuk ke-k = Pengaruh galat untuk anak petak karena pengaruh faktor aksesi ke-j dan faktor pupuk ke-k pada kelompok ke-i. Untuk mengetahui pengaruh dari seluruh perlakuan digunakan uji analisis ragam, apabila terdapat F hitung > F tabel terhadap parameter yang diamati maka akan diuji lanjut dengan uji lanjut DMRT (Duncan Multiple Range Test) pada taraf 5%. V1D2 V1D3 V2D2 V2D0 V2D1 V2D0 V2D1 V1D1 V1D0 V2D1 V1D1 V1D3 V2D0 V2D2 V2D3 V1D1 V1D2 V1D0 V2D3 V1D0 V1D2 V1D3 V2D3 V2D2 U I U II U III Gambar 6. Denah Rancangan Percobaan Keterangan : V1 : Aksesi Rosela Merah V2 : Aksesi Rosela Ungu D0 : Dosis pupuk fosfor : 0 kg P 2 O 5 /ha D1 : Dosis pupuk fosfor : 18 kg P 2 O 5 /ha D2 : Dosis pupuk fosfor : 36 kg P 2 O 5 /ha D3 : Dosis pupuk fosfor : 54 kg P 2 O 5 /ha Pelaksanaan Penelitian Persiapan Benih Bahan tanaman kedua aksesi rosela adalah benih yang didapat dari pemasok rosela di daerah Malang. Sebelum disemai, benih rosela direndam dalam air selama 24 jam. Setelah itu benih dipilih yang bagus dengan ciri benih utuh dan tenggelam di dasar air.

14 Persiapan Lahan Sebelum penanaman dilakukan persiapan tanam dengan pembersihan gulma, pemberian kapur tanah (1 ton/ha) saat 3 minggu sebelum penanaman, pemberian pupuk kandang dan pembuatan guludan pada lahan. Pengolahan tanah dilakukan dua kali dengan menggunakan cangkul. Lahan dibuat petakan-petakan kecil berukuran 5 m x 4 m sebanyak 24 petakan. Penanaman Penanaman benih dilakukan secara langsung ke lahan yang telah diolah. Benih ditanam dengan jarak 1 m x 1 m sebanyak 3-4 benih per lubang dan diharapkan terdapat satu rosela dalam satu lubang sehingga penjarangan dapat dilakukan jika tanaman yang tumbuh dalam satu lubang tidak seperti yang diharapkan. Pemupukan Pupuk dasar yang digunakan adalah pupuk kandang kambing sebanyak 15 ton/ha. Pemberian pupuk dasar dilakukan saat persiapan lahan (2 minggu sebelum penanaman). Pada saat 2 MST (Minggu Setelah Tanam) diberikan pupuk urea, KCl dan pupuk fosfor (dalam bentuk SP-18). Dosis urea yang digunakan sebanyak 400 kg/ha, namun hanya diaplikasikan setengahnya pada penanaman (200 kg/ha), KCl yang diberikan sebanyak 200 kg/ha (Arief, 2008), dan SP-18 diaplikasikan dengan dosis yang berbeda sebagai perlakuan yaitu 0, 18, 36 dan 54 kg P 2 O 5 /ha. Sisa pupuk urea diaplikasikan saat 8 MST. Pemeliharaan Kegiatan-kegiatan dalam pemeliharaan tanaman meliputi: 1) Penjarangan tanaman yang dilakukan saat tanaman berusia 1 MST (Minggu Setelah Tanam) untuk mempertahankan populasi, 2) Pembumbunan dilakukan pada setiap pengamatan agar tanaman tidak rebah, 3) Penyiangan gulma dilakukan jika lahan terdapat tumbuhan pengganggu, 4) Pemberantasan hama dan penyakit tanaman dilakukan jika terlihat adanya serangan.

15 Pemanenan Pemanenan dilakukan saat tanaman berumur 14 MST. Panen dilakukan secara berkala setiap 2 minggu selama empat kali berturut-turut. Hasil panen dipisahkan antara kaliks dan buah kemudian masing-masing ditimbang bobot basah dan bobot keringnya. Selain itu, diamati pula kadar antosianin yang terkandung dalam kaliks rosela dengan bantuan spektrofotometer dengan metode Sims dan Gamon (2002). Pengamatan Pengamatan meliputi pengamatan pertumbuhan vegetatif, generatif, korelasi dan interaksi antara pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman. Analisis tanah dilakukan sebelum dan sesudah penelitian yang digunakan sebagai data penunjang. Pertumbuhan vegetatif diamati setiap 2 minggu mulai dari 5 MST. Pertumbuhan vegetatif yang diamati yaitu: 1. Tinggi per tanaman. Tinggi tanaman diukur mulai dari pangkal batang utama terdapat kulit kayu hingga titik tumbuh batang utama tanaman. 2. Jumlah cabang primer per tanaman. Jumlah cabang primer dihitung dari cabang yang muncul dari batang utama pada tiap tanaman. 3. Jumlah cabang sekunder per tanaman. Jumlah cabang sekunder dihitung dari cabang yang muncul dari cabang primer pada tiap tanaman. 4. Jumlah buku per tanaman. Jumlah buku dihitung dari banyaknya buku yang ada di batang utama, cabang primer dan cabang sekunder pada tiap tanaman. 5. Jumlah daun per tanaman. Jumlah daun yang telah membuka sempurna dari keseluruhan daun pada tiap tanaman dari setiap perlakuan. Jumlah daun dihitung menggunakan hand tally counter.

16 6. Luas per daun. Luas per daun ditentukan dengan metode gravimetri. Perhitungan dilakukan di akhir penelitian dengan merata-ratakan luas tiga daun yang berbentuk menjari dan membuka sempurna pada setiap tanaman. 7. Bobot basah dan bobot kering tajuk serta akar per tanaman. Bobot kering diukur setelah tajuk maupun akar per tanaman dikeringkan menggunakan oven bersuhu 105 o C selama 2 hari. 8. Bobot basah dan bobot kering tajuk per petak. Bobot basah dan bobot kering tajuk per petak dihitung dari setiap petak saat panen terakhir dengan luas per petak 20 m 2 9. Rasio bobot kering tajuk dan kaliks per tanaman. Pertumbuhan generatif diamati sejak tanaman mulai berbunga 75 % yaitu saat 14 MST. Pertumbuhan generatif yang diamati yaitu : 1. Jumlah kaliks per tanaman. Jumlah kaliks dihitung dari keseluruhan kaliks yang dapat dipanen pada tiap tanaman saat panen mulai umur 14 MST kemudian berselang selama 2 minggu. 2. Bobot basah dan bobot kering kaliks per tanaman. Bobot basah dan bobot kering kaliks dihitung dari jumlah kaliks pada tiap tanaman saat panen. Bobot kering kaliks diukur setelah kaliks dipisahkan dari buahnya, lalu dioven pada suhu 80 o C selama 3 hari. 3. Bobot basah dan bobot kering kaliks per petak. Kaliks per petak dihitung dengan menjumlahkan bobot basah dan bobot kering kaliks tiap tanaman pada satu petak (20 m 2 ). 4. Bobot basah dan bobot kering buah per tanaman. Bobot basah dan bobot kering buah dihitung dari jumlah buah segar yang telah dipisahkan dari kaliks pada tiap tanaman saat panen. 5. Bobot basah dan bobot kering per kaliks atau per buah. Bobot basah dan bobot kering per kaliks atau per buah dihitung dari bobot basah dan bobot kering kaliks atau buah per tanaman dibagi jumlah kaliks atau jumlah buah per tanaman.

17 6. Kandungan antosianin per kaliks. Kandungan antosianin yang terkandung pada kaliks diukur dengan spektrofotometer. Kaliks yang diambil berasal dari buku ke-5 dari bagian atas tanaman saat berumur 16 MST. Pengukuran menggunakan metode Sims dan Gamon (2002). Metode disajikan pada gambar 7. 7. Produksi antosianin per tanaman. Produksi antosianin per tanaman dihitung berdasarkan hasil kali antara bobot basah kaliks per tanaman dengan kandungan antosianin per kaliksnya. Pelarut yang digunakan untuk analisis antosianin adalah asetris (aseton dan tris 1% ph 8 dengan perbandingan 85 : 15). Tahapan kerja yang dilakukan sebagai berikut : Gambar 7. Bagan Pengukuran Kandungan Antosianin Metode Sims dan Gamon (2002) Perhitungan kandungan antosianin dapat dilakukan dengan menghitung rumus berikut: Antosianin : (0.08173 x A537) - (0.00697 x A647) - (0.002228 x A663) Keterangan :, adalah nilai absorban pada panjang gelombang masing-masing 537 nm, 647 nm, dan 663 nm.