tugas sosiolagi tentang bentuk akomodasi untuk mengatasi permasalahan teror Posted by cici - 30 Sep :25

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 6 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERORISME

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Terorisme merupakan suatu tindak kejahatan luar biasa yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berawal dari aksi teror dalam bentuk bom yang meledak di Bali pada

BAB I PENDAHULUAN. termasuk kategori kejahatan kemanusiaan (crime of humanity),apalagi

ANCAMAN LINTAS AGAMA DAN IDEOLOGI MELALUI BOM DI TEMPAT LAHIRNYA PANCASILA

BAB 5 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERORISME

BAB 5 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERORISME

PENGARUH AIPAC TERHADAP KEBIJAKAN AMERIKA SERIKAT PASCA PERISTIWA 11 SEPTEMBER 2001

PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENDANAAN TERORISME

Orang Kristen yang membunuh kaum Muslim jauh lebih sadis tidak pernah sedikit pun dibilang sebagai teroris.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor /PUU-VII/2009 Tentang UU Tindak Pidana Terorisme Tindak pidana terorisme

SENGKETA INTERNASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. dan menangkap pelaku-pelakunya, menyebabkan Lembaga Pemasyarakatan yang

I. UMUM. 1. Latar Belakang Pengesahan

PIDATO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA SIDANG MAJELIS UMUM KE-58 PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA. New York, 23 September 2003

HUKUMAN MATI NARAPIDANA NARKOBA DAN HAK ASASI MANUSIA Oleh : Nita Ariyulinda *

UMUM. 1. Latar Belakang Pengesahan

CEGAH PERKEMBANGAN RADIKALISME DENGAN DERADIKALISASI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. terutama sejak terjadinya peristiwa World Trade Centre (WTC) di New York,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Polandia, selanjutnya disebut Para Pihak :

BAB I PENDAHULUAN. signifikan terhadap perkembangan penetapan hukum di dunia ini, dimana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini menggunakan kajian pustaka yang berkaitan mengenai

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA AKU WARGA NEGARA YANG BAIK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Telah menyetujui sebagai berikut: Pasal 1. Untuk tujuan Konvensi ini:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. banyak korban jiwa baik warga negara Indonesia maupun warga negara asing, korban jiwa

[Oleh Ujang Dede Lasmana dari Buku berjudul Survival DiSaat dan Pasca Bencana Edisi 2]

Tahun Sidang : Masa Persidangan : IV Rapat ke :

BAB III PENUTUP. dapat ditarik kesimpulan dalam penelitian ini adalah: a. Langkah Preemtif yang meliputi: tindak pidana terorisme.

BAB V KESIMPULAN. di Kerajaan Saudi. Ulama berperan dalam mendukung segala kebijakan-kebijakan

Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) dan Kepolisian Nasional Philipina (PNP), selanjutnya disebut sebagal "Para Pihak";

Assalamu alaikum Warrahmatullah Wa Barakatuh

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Romania, selanjutmya disebut Para Pihak :

KAJIAN TERMINOLOGI TERHADAP PEMBERITAAN PERANG GAZA: TINJAUAN SEMANTIK SKRIPSI. Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

ANATOMI KEAMANAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. dan pelaksanaan HAM lebih banyak dijadikan objek power game diantara blokblok

Memenuhi tugas akhir mata kuliah Pancasila Semester Ganjil tahun 2011/2012. Dosen : M. Ayub Pramana, SH

BAB I PENDAHULUAN. Pusat yang dilakukan oleh beberapa teroris serta bom bunuh diri.

Negara Jangan Cuci Tangan

Moral Akhir Hidup Manusia

NOMOR : M.HH-11.HM th.2011 NOMOR : PER-045/A/JA/12/2011 NOMOR : 1 Tahun 2011 NOMOR : KEPB-02/01-55/12/2011 NOMOR : 4 Tahun 2011 TENTANG

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA RAKOR BIDANG PEMERINTAHAN DI KECAMATAN TUNTANG

BAB IV PENUTUP. Hal itu dikarenakan kemunculannya dalam isu internasional belum begitu lama,

BAB 6 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERORISME

UPAYA PEMBERANTASAN KORUPSI DI INDONESIA Oleh Putri Maha Dewi, S.H., M.H

Ketahanan nasional. Geostrategi Indonesia Pelaksanaan Geopolitik dalam negara Suatu cara atau pendekatan dalam memanfaatkan kondisi lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Telah terjadi penembakan terhadap delapan TNI dan empat warga oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM). Bagaimana tanggapan Anda terkait hal ini?

There are no translations available.

Kepentingan Amerika Serikat Membantu Uganda Memerangi LRA Dengan. Recovery Act

BAB III PENUTUP. kesimpulan sebagai jawaban dari permasalahanya itu dilihat dari fakta

I. PENDAHULUAN. serta kerugian harta benda, sehingga menimbulkan pengaruh yang tidak. hubungan Indonesia dengan dunia Internasional.

SEJARAH PEPERANGAN ABAD MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemajuan zaman yang semakin pesat membuat orang dapat

BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

cambuk, potong tangan, dan lainnya dilaksanakan oleh Monarki Arab Saudi. Selain hal tersebut, Monarki Arab Saudi berusaha untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak pernah dijajah. Meskipun demikian, negara ini tidak luput dari

LAMPIRAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1994 TENTANG PENGESAHAN PERJANJIAN EKSTRADISI ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN AUSTRALIA

BAB V KESIMPULAN. sehingga berada dalam ujung tanduk kehancuran, momentum yang tepat ini

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V KESIMPULAN. evaluasi kegagalan dan keberhasilan kebijakan War on Terrorism dapat disimpulkan

I. PENDAHULUAN. peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh setiap masyarakat agar keseimbangan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Tercatat 673 kasus terjadi, naik dari tahun 2011, yakni 480 kasus. 1

WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB IV KOMPARASI HUKUM POSITIF DAN HUKUM PIDANA ISLAM MENGENAI HUKUMAN PELAKU TINDAK PIDANA TERORISME

PASAL-PASAL BERMASALAH PADA NASKAH RUU PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA TERORISME NO. 15/2003

ANALISIS KESENJANGAN PERAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA (POLRI)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini banyak ditemukan tindak pidana atau kejahatan yang

Institute for Criminal Justice Reform

yang berperan sebagai milisi dan non-milisi. Hal inilah yang menyebabkan skala kekerasan terus meningkat karena serangan-serangaan yang dilakukan

Bentuk-bentuk Interaksi Sosial beserta Status dan Peran individunya. Annisa Nurhalisa

berkumpul, kebebasan beragama, dan kebebasan bergerak dalam suatu wilayah sering kali diabaikan dalam kebijakan pemerintah melawan terorisme.

BAB II ORGANISASI PENCEGAHAN TERORISME (BNPT DAN TPB UNODC) 2.1 Peraturan Perundang-Undangan tentang Terorisme di Indonesia

Standar Kompetensi : Memahami struktur sosial serta berbagai faktor penyebab konflik Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perdagangan orang merupakan bentuk modern dari perbudakan manusia.

memperoleh status, kehormatan, dan kekuatan dalam menjaga kedaulatan, keutuhan wilayah, serta pengaruhnya di arena global.

Universitas Sumatera Utara REKONSTRUKSI DATA B.1. Analisa

BAB 6 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERORISME

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi seperti sekarang ini, masyarakat dengan sangat mudah

Kedua, bila dicermati tindak kekerasan itu tidak diseluruh Papua, tapi berkosentrasi di tiga distrik yaitu Jayapura, Abepura, dan Puncak Jaya.

BAB I PENDAHULUAN. memberantas tindak terorisme global khusunya ISIS (Islamic State of Irak and

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN TERORISME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. Pemberantasan penyalahgunaan narkotika merupakan masalah yang sangat penting,

Pidato Bapak M. Jusuf Kalla Wakil Presiden Republik Indonesia Pada Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa- Bangsa Ke-71 New York, 23 September 2016

Tuduhan Amnesty Internasional terhadap Sudan terkait penggunaan senjata kimia di Jabal Murrah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Protokol Tambahan Konvensi Hak Anak Terkait Keterlibatan Anak Dalam Konflik Bersenjata

Budi Mulyana, Pengamat Hubungan Internasional

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan kesimpulan dari pembahasan di atas mengenai. perlindungan pihak ICRC ditinjau dari Konvensi Jenewa 1949 dan

TERORISME DALAM BINGKAI MEDIA (Analisis Framing Pemberitaan Terorisme Di Surakarta Pada Headline Koran Solopos Edisi Agustus - September 2012)

POLITIK HUKUM PEMBERANTASAN TERORISME

BAB III KESIMPULAN. Di dalam sebuah pemberitaan terdapat sebuah proses yang mengandung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kejahatan terorisme sudah menjadi fenomena internasional, melihat

JARINGAN TERORIS SOLO DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KEAMANAN WILAYAH SERTA STRATEGI PENANGGULANGANNYA

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Ini merupakan pelanggaran terhadap hak asasi manusia. Di masa lalu,

Transkripsi:

tugas sosiolagi tentang bentuk akomodasi untuk mengatasi permasalahan teror Posted by cici - 30 Sep 2010 18:25 NAMA : AULIA ADANTI HAMDAN KELAS : X-3 NIS : 101085 Menurut saya bentuk akomodasi yang sesuai untuk mengatasi isme adalah toferatin dan stalemate. sesuai dengan pengertian toferatin yaitu toleransi antara dua belah pihak dan stalemate yaitu suatu keadaan dimana pihak-pihak yang bertentangan memiliki kekuatan yang seimbang dan berhenti melakukan pertentangan. Dari pengertian diatas sudah dapat di mengerti bahwa sebenarnya terorisme dilakukan mungkin karena adanya permasalahan antara dua pihak yaitu pihak terorisme dan pihak yang di teror. Mengatasi masalah terorisme belum dapat dilakukan, tetapi menurut saya masalah ini hampir sama dengan mengtasi pembunuhan hanya saja terorisme lebih sulit untuk dimengerti mengapa mereka melakukan begitu dan siapa yang menyebabkan itu semua terjadi. Seperti biasanya dalam berita, terorisme sudah banyak terjadi hanya entah siapa yang melakukan itu. terorisme dapat di atasi dengan bertoleransi dengan pihak yang bersangkutan dan membicarakan dengan kekuatan yang seimbang atau sama dengannya halnya tanpa menggunakan senjata masalah ini mungkin dapat terselesaikan. sekian dan terima kasih. wss Posted by MuThii - 30 Sep 2010 18:53 Nama : MUTIASARI.M Kelas : X.3 NIS : 101098 No.urut : 20 1 / 7

Pada saat sekarang begitu maraknya aksi teror-meneror dimasyarakat. Menurut saya, bentuk akomodasi yang bisa mengatasi masalah ini adalah bentuk KOERSI (coercion)yaitu bentuk akomodasi yang prosesnya melalui paksaan secara fisik maupun psikologis. Dimana dalm aksi teror-meneror dimasyarakat, banyak orang-orang dalam posisi lemah karena aksi teror ini tidak diketahui dan secara tiba-tiba dapat membuat masyarakat tertekan dan dirugikan. sekiann, terimakasih... Posted by anha - 30 Sep 2010 20:01 NAMA : NUR ASTRIANA KELAS : X.3 NIS : 101099 NO. URUT : 21 Menurut saya untuk mengahadapi para peneror saat ini, kita harus menerapkan akomodasi bentuk konsiliasi (conciliation). Kita harus tau apa keinginan, maksud dan tujuan sang peneror melakukan hal tersebut. Untuk menegetahui apa keinginannya biarkan pemerintah mendengarkan aspirasi mereka dengan melakukan pengumpulan bersama untuk mencari titik terangnya. Jika mereka tetap bersih keras untuk melakukan hal tersebut, kita harus menerapkan bentuk koersi melalui paksaan maupun psikologis. Kita harus mempersiakan para polisi, TNI, dan densus 88. Yang terlanjur melakukan kejahatan harus di proses melalui pengadilan (ajudikasi), dan para peneror harus mendapat hukuman seumur hidup dengan cara di eksekusi. Tidak ada lagi yang namanya hukuman seumur hidup menunggu sampai kematian di dalam penjara, karena bisa saja mendapat grasi. Hal ini saya terapkan agar orang lain dapat berfikir panjang untuk melakukan hal yang sama. Posted by ilham smanses - 30 Sep 2010 20:21 2 / 7

nama : muhammad ilham rusli kelas : x3 no urut : 19 Pada saat sekarang begitu maraknya aksi teror-meneror dimasyarakat. Menurut saya, bentuk akomodasi yang bisa mengatasi masalah ini adalah bentuk adjudikasi yaitu bentuk akomodasi yang prosesnya melalui pengadilan, seharusnya densus 88 secepat mungkin, harus menangkap terorris untuk di bawah di pengadilan agar di adili seberat-berat mungkin agar dia jerah dan tak mengulangi perbuatanya.. sekian Posted by datiinsurbakti - 30 Sep 2010 21:13 NAMA : DATIN MIRIAM PUTRI SURBAKTI KELAS : X.3 NO.URUT: 08 NIS : 101086 Menurut saya akomodasi yang sesuai untuk mengatasi isme yaitu Stalemate. Stalemate adalah suatu bentuk akomodasi di mana pihak-pihak yang bertentangan mempunyai 3 / 7

kekuatan yang seimbang sehingga berhenti pada titik tertentu tanpa bias maju ataupun mundur. Dengan adanya pengertian di atas, saya dapat menjelaskan bahwa Terorisme adalah serangan-serangan terkoordinasi yang bertujuan membangkitkan perasaan teror terhadap sekelompok masyarakat. Berbeda dengan perang, aksi terorisme tidak tunduk pada tatacara peperangan seperti waktu pelaksanaan yang selalu tiba-tiba dan target korban jiwa yang acak serta seringkali merupakan warga sipil. Istilah teroris oleh para ahli kontraterorisme dikatakan merujuk kepada para pelaku yang tidak tergabung dalam angkatan bersenjata yang dikenal atau tidak menuruti peraturan angkatan bersenjata tersebut. Aksi terorisme juga mengandung makna bahwa serang-serangan teroris yang dilakukan tidak berperikemanusiaan dan tidak memiliki justifikasi, dan oleh karena itu para pelakunya ( teroris ) layak mendapatkan pembalasan yang kejam. Akibat makna-makna negatif yang dikandung oleh perkataan teroris dan terorisme, para teroris umumnya menyebut diri mereka sebagai separatis, pejuang pembebasan, pasukan perang salib, militan, mujahidin, dan lain-lain. Tetapi dalam pembenaran dimata terrorism : Makna sebenarnya dari jihad, mujahidin adalah jauh dari tindakan terorisme yang menyerang penduduk sipil padahal tidak terlibat dalam perang. Padahal Terorisme sendiri sering tampak dengan mengatasnamakan agama. Selain oleh pelaku individual, terorisme bisa dilakukan oleh negara atau dikenal dengan terorisme negara (state terorism). Misalnya seperti dikemukakan oleh Noam Chomsky yang menyebut Amerika Serikat ke dalam kategori itu. Persoalan standar ganda selalu mewarnai berbagai penyebutan yang awalnya bermula dari Barat. Seperti ketika Amerika Serikat banyak menyebut teroris terhadap berbagai kelompok di dunia, di sisi lain liputan media menunjukkan fakta bahwa Amerika Serikat melakukan tindakan terorisme yang mengerikan hingga melanggar konvensi yang telah disepakati. Posted by khiki - 01 Oct 2010 16:40 nama:rezky AMALIA SYAFIIN kelas:x.3 nis/no.urut:101105/27 Menurut argument saya,fenomena yang terjadi di negri ini berupa teroris dapat di slesaikan dengan 3 bentuk AKOMODASI yaitu: 4 / 7

KOMPROMI,di mana pihak yang terlibat saling mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian,lalu dengan cara MEDIASI,mencari ketiga yang bersifat netral yang bisa menerangkan duduk persoalan sebenarnya antara teroris dengan yang bersangkutan,terakhir adalah dengan cara KONSILIASI,yaitu usaha untuk mempertemukan keinginan dri pihak yang bertikai untuk mencapai suatu kesepakatan...dengan cara ini di harapkan bangsa ini dapat kembali aman dan tentram... wassalam. Posted by fadly33-01 Oct 2010 20:54 Nama : Zulfadly Ismail Kelas : X.3 Nis : 101114 Menurut saya bentuk akomodasi yang sesuai untuk mengatasi isme adalah Stalemate dimana suatu keadaan perselisihan yang dapat berhenti pada tingkatan tertentu jadi cara untuk mengatasai teroris yaitu dengan cara diberantas maksudnya adalah kita semua harus bahu-membahu saling mendukung untuk memerangi teroris di negara kita dengan peduli lingkungan di sekeliling rumah kita dan mengaktifkan kembali siskamling, dengan adanya siskamling kita akan mempersempit ruang lingkup teroris yang akan bersembunyi di lingkungan kita. sekian dan terimah kasih... Posted by fadhildilabhe - 02 Oct 2010 19:21 nama:andi fadhil abdullah 5 / 7

kelas:x-3 nis:- menurut saya akomodasiyg sesuai untk mngatasi terorisme di indonesia adalah dgn cara di berantas dgn memprsatukan smua rakyat indonesia untuk mberantas para teroris atau terorisme di indonesia...ahaha maksih Posted by Muh Aldhyan Fathin SM - 03 Oct 2010 14:09 Nama : Muh Aldian FSM Kls : X - 3 Nis : 101092 Menurut saya, bentuk akomodasi yang bisa mengatasi masalah ini adalah bentuk adjudikasi. Dalam mengatasi isme berbagai upaya dilakukan lembaga pemerintah untuk mempersempit ruang gerak serta mencegah dan menanggulangi gerakan terorisme dengan membentuk satuan-satuan anti teror baik dari TNI, POLRI maupun lembaga-lembaga non pemerintah lainnya, namun hal ini dirasa masih belum mampu mengatasi bahkan hal ini menimbulkan reaksi keras dari masyarakat terhadap kinerja aparat yang dinilai selalu kecolongan atau lamban bahkan tidak memiliki kemampuan untuk mencegah dan mengungkap serta menghukum pelaku-pelaku teror. Oleh sebab itu untuk mengatasi hal tersebut diatas perlu dilakukan secara menyeluruh yaitu dengan melakukan kerjasama antar aparat serta birokrasi yang diperkuat dengan struktur hukum yang kokoh. Indonesia sepakat bahwa kampanye melawan teroris hanya dapat dimenangkan melalui langkah-langkah komprehensif dan seimbang sepenuhnya, sejalan dengan tujuan dan prinsip Piagam PBB dengan meletakkan pondasi hukum yang dapat melindungi baik kepentingan publik maupun hak-hak azasi manusia, ditambah dengan melakukan peningkatan kerjasama dengan negara-negara 6 / 7

lain baik dari Asean, Australia, Jepang dan negara-negara maju lainnya yang memiliki kemampuan teknologi modern. Selain kerjasama antar aparat dan antar negara yang juga perlu ditingkatkan adalah kinerja lembaga Intelejen Negara yang akhir-akhir ini dianggap masih lemah, penanganan terhadap masalah terorisme membutuhkan kualitas dan kapasitas Intelejen yang tinggi untuk dapat mengungkap pelaku dan motif dibalik aksi terorisme, serta akar permasalahan yang mendasarinya oleh sebab itu pemerintah diminta meningkatkan efektifitas kinerja Lembaga Intelejen Negara dengan melakukan kerjasama dan koordinasi antar lembaga, karena apabila hal ini terlaksana dengan baik pencegahan dan peringatan dini terhadap segala bentuk ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan akan mudah diatasi. 7 / 7