BAB I PE DAHULUA 1.1 Umum Salah satu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam upaya pengembangan suatu wilayah/daerah ialah Sistem Transportasi. Jalan raya dan jembatan merupakan bagian dari sistem transportasi yang memiliki peran yang paling penting sebagai prasarana yang mendukung terciptanya transportasi antar wilayah. Dengan adanya prasarana jalan dan jembatan yang memadai, tentunya akan membawa dampak yang positif terhadap kelancaran proses transportasi dan secara otomatis akan juga memberi dampak terhadap perkembangan dibidang sosial, ekomomi, polotik dan hankam baik secara lokal, regional dan nasional. Sebagai urat nadi sistem transportasi, maka jalan maupun jembatan tentunya harus dijamin tingkat kualitas maupun kuantitasnya, sehingga proses transportasi yang mendistribusikan hasil produksi dari pusat- pusat produksi keluar wilayah melalui simpul- simpul distribusi utama dapat berjalan dengan lancar. Kelengkapan sarana dan prasarana yang mendukung dalam proses transportasi demi terbentuknya suatu jaringan jalan secara hirarki baik arteri, kolektor maupun lokal merupakan syarat yang tidak dapat dipandang sebelah mata demi tercapainya suatu sistem transportasi yang effisien baik dari segi waktu maupun biaya dan tentunya juga tetap mengutamakan faktor keselamatan para pengguna jasa transportasi. Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kabupaten Malang telah menentukan kebijakan untuk pengembangan sistem transportasi yang akan dilaksanakan oleh Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum. Oleh karena itu pada tahun 2004, dinas pekerjaan umum telah melaksanakan pekerjaan penyusunan Detail Engginering Desain Jembatan Kali Barek dengan total panjang jembatan 120 m.
Sebuah jembatan panjang memiliki panjang bentang lebih besar dari 60 m. Tipe-tipe jembatan panjang tersebut, ialah : Jembatan gantung (Suspension Bridge) Jembatan busur (Arch Bridge) Jembatan kabel (Cable-Stayed Bridge) 1.2 Latar Belakang. Jemabatan Kali Barek terdapat pada jalur lalu lintas selatan, ruas jalan Metaraman- Wonogoro dengan bentang basah exsisting rata- rata 53.00 m. Keadaan lokasi jembatan di daerah perbukitan dan sebelum jembatan adalah pemukiman penduduk dan daerah perhutani. Jembatan ini terletak pada daerah yang jauh dari jalan raya dan sulit dilalui kendaraan bermotor, sehingga kehidupan sosial masyarakat sangat rendah. Keadaan tanah pada lokasi jembatan berupa batuan dan padas. Pada musim penghujan apabila terjadi banjir, menurut informasi data dari penduduk setempat, muka banjir adalah 3.00 meter dari atas muka air normal. Adapun peta lokasi jembatan dapat dilihat dibawah ini : Gambar 1.1. Peta lokasi Jembatan Kali Barek
Berdasarkan kondisi tersebut diatas, maka dibentuk suatu gagasan untuk membangun jembatan Kali Barek sehingga diharapkan dengan adanya prasarana sistem transportasi ini ( jembatan ), mampu menunjang perkembangan terutama sosialekonomi masyarakat sekitar. Dengan mempertimabangkan kondisi kenyataan dilapangan, maka dalam Proyek Akhir ini timbul ide untuk merancang Jembatan Kali Barek dengan konstruksi Cable stayed dengan single plane system. Spesifikasi rancangan jembatan sebagai berikut : Gambar 1.2 Rencana Memanjang Jembatan. Gambar 1.3 Rencana Melintang Jembatan.
Stuktur Pylon merupakan single plane system yang terbuat dari konstruksi Beton Bertulang yang berjumlah satu dan terletak pada salah satu sisi tepi jembatan. Hal ini dikarena pertimbangan sebagai berikut : - Aliran sungai cukup deras, sehingga dibangun konstruksi yang relative lebih tinggi dari aliran sungai. - Sifat tebing sangat curam - Elevasi M.A.N = 2,805 m dari dasar sungai. - Elevasi M.A.B Bak = 6,055 m dari atas air normal. Bentang jembatan 120 m : Jarak antar struktur pylon dengan sisi tepi jembatan 120 m dan lebar jembatan 17 m. Gelagar berupa Box Girder dari konstruksi baja dan lantai kendaraan dari pelat beton bertulang ( komposit ). Kelebihan jembatan cable-stayed, sebagai berikut : Dapat menopang bentang yang sangat panjang sampai 2000 m dan proses ereksinya dengan cara kantilever bebas sehingga tidak mengganggu aktifitas di bawahnya. Membutuhkan material relative lebih sedikit. Indah dari segi arsitektural. Dengan demikian timbul permasalahan utama bagi penulis, yaitu bagaimana merancang Jembatan Kali Barek dengan konstruksi Cable-Stayed dengan Single plane system agar syarat kekuatan maupun estetika terpenuhi. Sehingga kedepannya diharapkan Tugas Akhir ini dapat memberikan kontribusi yang berarti dalam perkembangan terhadap dunia konstruksi. 1.3 Perumusan Masalah Berdasarkan permasalahan utama diatas, maka perlu perincian masalah secara mendetail supaya dapat diketahui skala prioritas dan urutan kerjanya, yang meliputi : a. Design Code mana yang akan digunakan untuk desain dan analisis. b. Bagaimana preliminary design dari gelagar Box Girder,kabel, pylon (konstruksi beton) dan Blok Angker.
c. Bagaimana asumsi pembebanan menurut RSNI T- 02-2005 (jenis dan kinerja beban terhadap struktur Jembatan Cable-Stayed). d. Bagaimana memodelkan dan analisa struktur dengan program bantu MIDAS/Civil. e. Bagaimana mengontrol desain gelagar Box Girder,kabel, pylon (konstruksi beton) dan Blok Angker. f. Bagaimana merancang Struktur Blok Angker. g. Bagaimana hasil akhir yang berupa gambar kerja. 1.4 Maksud dan Tujuan Penyusunan Maksud dan tujuan penyusunan proyek akhir ini ialah untuk merancang Jembatan Kali Barek dengan konstruksi Cable- Stayed dengan Single plane system agar syarat kekuatan maupun estetika terpenuhi, dengan rincian sebagai berikut : a. Menetukan Design Code yang akan digunakan untuk desain dan analisis. b. Membuat preliminary design dari gelagar Box Girder, kabel, pylon (konstruksi beton) dan Blok Angker. c. Mengasumsikan pembebanan menurut RSNI T-02-2005 (jenis dan kinerja beban terhadap struktur Jembatan Cable-Stayed) d. Memodelkan dan analisa struktur dengan program bantu MIDAS/Civil. e. Mengontrol desain gelagar Box Girder,kabel, pylon (konstruksi beton) dan Blok Angker. f. Membuat hasil akhir yang berupa gambar kerja.
1.5 Batasan Masalah Mengingat keterbatasan waktu dalam penyusunan tugas akhir ini, maka ada batasan masalah pada penulisan tugas ini, antara lain : 1. Tidak merencanakan tebal perkerasan dan desain jalan. 2. Tidak menghitung aspek ekonomis dari biaya konstruksi jembatan. 3. Tidak merancang struktur perletakkan Jembatan. 4. Tidak meninjau Metode/tahap Pelaksanaan Jembatan. 5. Analisa struktur manual dan program bantu MIDAS. 6. Penggambaran mengunakan program bantu AutoCad.