BAB VI EFEKTIFITAS KONTROL PROGRAM RASKIN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V SISTEM DAN IMPLEMENTASI KONTROL PROGRAM RASKIN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE KAJIAN

PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN KOTA DUMAI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. rumah tangganya. Program raskin tersebut merupakan salah satu program

10. Satuan kerja beras miskin yang selanjutnya disebut Satker Raskin adalah petugas yang melayani dan bertangung jawab atas pengambilan dan

BERITA DAERAH KOTA PADANG PANJANG Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Sejak awal kemerdekaannya Bangsa Indonesia telah bercita-cita untuk

STUDI TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM BERAS MISKIN (RASKIN) DI KELURAHAN SIMPANG PASIR KOTA SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi beras sebesar 113,7 kg/jiwa/tahun. Tingkat konsumsi tersebut jauh di

BAB I PENDAHULUAN. Zaman globalisasi saat ini pembangunan nasional sudah semakin

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENDISTRIBUSIAN BERAS MISKIN DI KOTA SURABAYA TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. menjadi salah satu faktor yang menentukan tingkatan kesejahteraan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. penulis mengenai distribusi raskin di Desa Bukit Lipai Kecamatan Batang Cenaku

PENDAHULUAN. dengan sektor pertanian karena merupakan sumber pangan pokok.

Daftar Kuesioner. : Jln. Yos Sudarso km 11,5 komp. Bea Dan Cukai No.13

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Kemiskinan merupakan penyakit sosial ekonomi terbesar yang

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENDISTRIBUSIAN BERAS MISKIN DIKOTA SURABAYA TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. oleh si miskin. Penduduk miskin pada umumya ditandai oleh rendahnya tingkat

MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

BAB I PENDAHULUAN. kurangnya strategi dalam memasarkan produk. Didalam suatu perekonomian yang sifatnya kompetitif, perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. berusaha membangun dalam segala bidang aspek seperti politik, sosial,

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM RASKIN

TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENYALURAN BERAS MISKIN DI KOTA SURABAYA TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN

Program Bantuan Langsung Tunai (BLT) merupakan salah satu solusi meminimalkan dampak kenaikan harga BBM dengan memberikan subsidi langsung bagi

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki persoalan kemiskinan dan pengangguran. Kemiskinan di

BAB 1 PENDAHULUAN. rata-rata konsumsi beras sebesar 102kg/jiwa/tahun (BPS, 2013). Hal ini pula

BAB VIII STRATEGI MENCIPTAKAN KONTROL BERBASIS KOMUNITAS PROGRAM RASKIN

Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KOTA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. bisa melakukan aktivitas sehari-hari dan berkelanjutan secara terus menerus.

KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI DALAM NEGERI DAN DIREKTUR UTAMA PERUM BULOG NOMOR : 25 TAHUN 2003 NOMOR : PKK-12/07/2.003

8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG

PERSETUJUAN PEMBIMBING

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 45

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM RASKIN ( Beras Rakyat. karena kemiskinan menyebabkan terjadinya kerentanan, ketidakberdayaan,

VII. EVALUASI DAN RUMUSAN PROGRAM PEMBERDAYAAN KELUARGA MISKIN MELALUI KUBE DI KELURAHAN MAHARATU

BUPATI BINTAN HASIL PERBAIKAN PAK JAROT

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 14 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR 269 TAHUN 2010 TENTANG

Kajian Efektivitas Program RASKIN di Jawa Timur

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa kebijakan atau program penanggulangan kemiskinan. itu sendiri sebagai manusia yang memiliki hak-hak dasar.

TINJAUAN PROGRAM PEMBANGUNAN PRASARANA DAN SARANA DESA POLA IMBAL SWADAYA

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V. keberlangsungan program atau kebijakan. Tak terkecuali PKH, mengingat

BAB I PENDAHULUAN. agraris beras menjadi komoditas pangan yang paling pokok bagi sebagian besar

G U B E R N U R J A M B I

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan pakaian, dan lain sebagainya. Dalam kurun waktu beberapa tahun

penurunan, jumlah tersebut cukup besar dan masih rentan terhadap gejolak

BAB I P E N D A H U L U A N

Berikut ini hasi LAKIP Kecamatan Bontomarannu Tahun 2016:

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

V. TINJAUAN PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

TIM PENELITI DIDI RUKMANA, DKK PRODI AGRIBISNIS, JUR. SOSEK PERTANIAN FAK. PERTANIAN, UNIVERSITAS HASANUDDIN 2014

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2009 NOMOR : 24 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR 853 TAHUN 2009 TENTANG

KEBERADAAN BULOG DI MASA KRISIS

ANALISIS EFEKTIVITAS DISTRIBUSI BERAS MISKIN (RASKIN) (Studi Kasus : Kelurahan Tanjung Marulak Kecamatan Rambutan, Kota Tebing Tinggi)

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA INSTRUKSI MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 541/3150/SJ TENTANG

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 29 TAHUN 2017 TENTANG BELANJA SUBSIDI KEPADA PERUSAHAAN UMUM BULOG DIVISI REGIONAL BALI

D E N G A N R A H M A T T U H A N Y A N G M A H A E S A

BABV KESIMPULAN DAN SARAN. Terhadap Penyaluran Beras Miskin (Raskin) oleh Perum Bulog di Desa

QUESTIONER. 6. Jumlah Anak a. Belum ada. Universitas Sumatera Utara

kelautan dan perikanan pariwisata pertanian kehutanan; energi dan sumber daya mineral; perdagangan; perindustrian; dan transmigrasi.

BAB VIII RENCANA SISTEM MONITORING DAN EVALUASI

PROGRAM RASKIN 2013 SUBSIDI BERAS BAGI RUMAH TANGGA BERPENDAPATAN RENDAH

I. PENDAHULUAN. dan bisa melakukan aktivitas sehari-hari serta berkelanjutan. Diantara kebutuhan

PETUNJUK PELAKSANAAN BANTUAN SOSIAL PEMBANGUNAN RUMAH TIDAK LAYAK HUNI DI KABUPATEN KARAWANG

PELAKSANAAN PROGRAM RASKIN DI KECAMATAN RUMBAI PESISIR KOTA PEKANBARU

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN BERAS BERSUBSIDI

LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN BAGIAN PEREKONOMIAN AKHIR TAHUN ANGGARAN 2013 KEPADA BUPATI KUDUS PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Badan Urusan Logistik (Bulog) sebagai penyetabil harga bahan pokok di

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. pelaksanaan OPK Raskin. PKS-BBM dan PPD-PSE di Kecamatan Rambipuji

AGRITECH : Vol. XVI No. 1 Juni 2014 : ISSN : KERAGAAN PROGRAM RASKIN DI KABUPATEN BANYUMAS

BAB IX FAKTOR LINGKUNGAN DAN PERMASALAHAN PADA P2KP

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 98 /KPTS/013/2015 TENTANG TIM KOORDINASI RASKIN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. secara terus menerus untuk mewujudkan cita-cita berbangsa dan bernegara, yaitu

ANALISIS EFEKTIVITAS DISTRIBUSI BERAS MISKIN (RASKIN) DI KOTA MEDAN ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. seperti Indonesia. Negara Indonesia yang terdiri atas pulau-pulau dan

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdassarkan sebaran kuisioner terhadap 72 responden RTS-PM (Rumah Tangga

I. PENDAHULUAN. upaya dan kegiatan aktifitas ekonomi masyarakat tersebut. Untuk mencapai kondisi

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

SKRIPSI OLEH : BOB SAHRIZAL NIM

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33 dan 34 mengamanatkan bahwa pemerintah

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BERAS MISKIN (RASKIN) DI KECAMATAN SAMARINDA ULU

BAB I PENDAHULUAN. RASKIN berdasarkan Instruksi Presiden (Inpres) No 3/2012 tentang kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan yang tengah dihadapi oleh dunia adalah kemiskinan.

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

pelaksanaan dan pengawasan dengan mengedepankan peran serta masyarakat;

BAB I P E N D A H U L U A N

Transkripsi:

BAB VI EFEKTIFITAS KONTROL PROGRAM RASKIN 6.1. Kontrol dalam Kebijakan Pengentasan Kemiskinan Melalui Program Raskin di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru Program pemerintah dalam penanggulangan atau pengentasan kemiskinan yang sudah lama digulirkan selama ini, belum menunjukan hasil yang lebih baik dalam upaya menuntaskan masalah kemiskinan. Pelaksanaan program raskin merupakan salah satu kebijakan yang ditetapkan oleh Pemerintah dalam membantu rumah tangga miskin untuk memenuhi kebutuhan pokok mereka, serta membantu pengurangan pengeluaran dari rumah tangga miskin tersebut. Tindakan dan upaya pengentasan kemiskinan melalui penerapan kebijakan terhadap pelaksanaan program Raskin, merupakan salah satu wujud implementasi kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah, untuk mengurangi angka kemiskinan dan upaya untuk pengentasan kemiskinan. Melihat secara realitas kondisi ekonomi masyarakat di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya, dimana masih terdapat beberapa orang keluarga miskin yang menggantungkan harapannya sebagai buruh pada industri kecil yakni industri batu bata, sebagai pekerja atau buruh harian lepas. Pencapaian hasil yang lebih efektif dan efisien dalam pelaksanaan program raskin di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya, sangat ditentukan oleh kesiapan lembaga atau personel yang terlibat dalam penyaluran Raskin tersebut. Untuk mengetahui efektivitas terhadap kontrol kebijakan dalam upaya pengentasan kemiskinan, penulis mencoba melihat beberapa aspek yang memiliki relevansi terhadap pelaksanaan program raskin di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya. Adapun aspek tersebut adalah; 1. Sistem Penyaluran Raskin Kontrol terhadap penyaluran program Raskin di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya, masih dirasa kurang terlaksana pengawasan yang lebih baik, hal ini dikarenakan oleh faktor non teknis. Faktor non teknis tersebut, yakni belum adanya mekanisme yang tepat guna dan transparan, serta masih rendahnya

53 akurasi data terhadap jumlah keluarga miskin yang berhak menerima pembagian dari beras bagi keluarga miskin tersebut. Sistem penyaluran Raskin yang dilakukan selama ini di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya, belum terlihat adanya kontrol terhadap pelaksanaan kebijakan, yang bertujuan untuk mengentaskan kemiskinan. Hal ini diungkapkan oleh MSB (RTM) mengatakan bahwa; Penyaluran program raskin diwilayah Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya, belum adanya pengawasan yang lebih ketat, artinya raskin yang dibagikan hanya memmenuhi tugas dari setiap orang yang terlibat dalam pembagian tersebut. Jika beras sudah dibagi maka petugas yang terlibat menganggap tugasnya selesai. Ini yang dikatakan tidak ada pengawasan, terutama kelayakan dari rumah tangga miskin tersebut, kualitas beras juga tidak ada transparan terhadap pelaksanaan program raskin tersebut, sehingga ada beras yang kurang baik kualitasnya karena sudah lama digudang dan ada rumah tangga yang tidak tergolong dalam rumah tangga miskin juga menerima beras raskin tersebut Wawancara tersebut di atas menunjukan bahwa, sistem penyaluran Rakin yang dilakukan selama ini, menunjukan belum adanya pengawasan yang lebih efektif. Hal ini juga diketahui peneliti dilapangan, yang mana dalam sistem penyaluran Raskin di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya, hanya dilakukan oleh RW dan RT, sehingga pihak dari Kelurahan dan Kecamatan, bahkan dari Bulog sendiri kurang melakukan kontrol terhadap sistem penyaluran dari program raskin tersebut. 2. Implementasi Kebijakan Implementasi kebijakan penyaluran Raskin yang dilakukan selama ini di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya, belum secara efektif menghasilkan keterpaduan dalam penyaluran Raskin serta belum adanya data dasar yang mendukung terhadap rumah tangga miskin yang betul-betul kurang mampu dan berhak menerima program raskin tersebut. Hal ini diungkapkan oleh Ketua RW 12 Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya, mengatkan bahwa; Pelaksanan kebijakan dalam penyaluran raskin yang dilakukan selama ini, kami serahkan kepada pihak RT, karena pihak RT yang mengetahui kondisi rumah tangga warganya. Pihak RT melaporkan kepada RW dan kami hanya meneruskan kepada pihak kelurahan untuk ditetapkan jumlah rumah tangga miskin yang ada diwilayah RW kami. Jadi siapa yang layak

54 dan tidak layak dalam menerima program raskin tersebut, pihak kelurahan melalui badan musyawarah kelurahan yang menetapkannya Wawancara tersebut menjelaskan bahwa, kontrol terhadap implementasi kebijakan program raskin dalam rangka pengentasan kemiskinan, masih relatif sulit untuk diwujudkan. Pengamatan penulis dilapangan, proses pendataan yang dilakukan terhadap rumah tangga miskin tidak ada tindakan peninjauan kembali, sehingga penetapan kebijakan terhadap rumah tangga miskin hanya bersifat laoprann yang diterima dari RT dan RW, tanpa melakukan pengkajian terhadap persyaratan dari kelayakan rumah tangga miskin tersebut. Kondisi ini menyebabkan kurangnya kontrol terhadap pendataan rumah tangga miskin di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya, sehingga impelemntasi kebijakan terhadap program raskin menjadi kurang berjalan dengan efektif dan efisien. 3. Kelembagaan Raskin Kelembagaaan yang ada dalam pengawasan pelaksanaan Raskin selama ini, masih bersifat kelembagaan formal dan belum adanya lembaga lokal yang ikut melakukan pengawasan dalam pelaksanaan program raskin di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya. Hal ini diungkapkan oleh aparat Kelurahan yang juga seebagai Satker ditingkat kelurahan, mengatkan bahwa; Kelembagaan yang dibentuk dalam penyaluran Raskin ditingkat kelurahan, hanya bertujuan untuk menyalurkan raskin, tanpa adanya tindakan evaluasi dari p[elaksanaan yang dilakukan selama ini. Selain dari pada itu belum adanya kontrol yang jelas terhadap petunjuk teknis dan petunjuk pelaksana dalam melakukan kontrol tersebut, sehingga pengawasan atau kontrol terhadap pelaksanaan kebijakan raskin tersebut menjadi kurang transparan Kelembagaan yang terlibat langsung dalam pengawasan penyaluran Raskin ditingkat kelurahan, dapat dikatakan belum tersedia, sehingga pengaduan ataupun keluhan dari masyarakat hanya dilaporkan kepada RT dan RW. Kondisi ini hanya disikapi tapi tidak dilakukan tindakan yang jelas terhadap pengawasan pelaksanaan program tersebut. Keadaan ini juga menimbulkan belum terwujudnya kontrol yang lebih efektif terhadap lembaga yang melaksanakan program raskin tersebut khususnya di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya.

55 4. Instrumen yang digunakan Instrumen yang digunakan dalam kontrol dalam pelaksanaan kebijakan program raskin yanng peneliti temukan adalah sebagai berikut; a. Belum adanya data dasar yang akurat mengenai jumlah penduduk miskin atau rumah tangga miskin yang menjadi sasaran dari kebijakan program raskin, sehingga ditemukan adanya peningkatan jumlah rumah tangga miskin setiap tahunnya di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya. b. Media informasi mengenai program raskin belum tersedia dengan baik, sehingga informasi yang diperoleh hanya bersifat informasi perorangan, tanpa adanya media yang dapat mensosialisasikan tujuan dari program raskin tersebut. c. Belum adanya posko pengaduan terhadap permasalahan atau keluhan dari masyarakat, sehingga kontrol terhadap pelaksanaan kebijakan raskin juga tidak berjalan, sehingga kesinambungan kebijakan program raskin mennjadi kurang efektif dan efisien. Instrumen yang terssedia dalam kontrol pelaksanaan kebijakan pengentasan kemiskinan melalui program raskin di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya, belum tersedia dengan baik. Hal ini diungkapkan oleh Aparat Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya, yang mengatakan bahwa; Instrumen atau sarana yang digunakan untuk melakukan kontrol kebijakan terhadap pelaksanaan program raskin belum tersedia dengan baik. Instrumen yang digunakan hanya bersifat informasi yang dilanjutkan oleh pihak RT dan RW kepada warga, sehingga komunikasi yang dilakukan hanya bersifat satu arah, tanpa adanya umpan balik terhadap evaluasi kebijakan yang dilaksankan selama ini Pengamatann peneliti dilapangan juga diketahui bahwa instrumen yang digunakan dalam pelaksanaan program Raskin selama ini di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya, hanya bersifat informasi face to face dari pihak kelurahan termasuk RT dan RW kepada masyarakat. Kondisi ini juga menimbulkan kurangnya pengawasan atau kontrol yang berkesinambungan, sehingga hasil dari program tersebut belum mampu menekan jumlah keluarga miskin yang ada di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya.

56 5. Kekuatan dan Kelemahan Program Kontrol dalam pelaksanaan kebijakan terhadap program Raskin di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya, memiliki kekuatan dan kelemahan dalam pelaksanaannya. Adapun kekutan dan kelemahan yang peneliti amati adalah sebagai berikut; a. Kekuatan Program 1) Program Raskin perlu dikembangkan dengan melibatkan masyarakat dalam mengambil kebijakan, terutama dalam penilaian keluarga miskin yang menjadi sasaran utama dari program raskin tersebut. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk melakukan evaluasi kebijakan ditingkat bawah atau pada rumah tangga miskin yang menjadi sasaran dari program raskin tersebut. 2) Perlu adanya partisipasi masyarakat, terutama tokoh masyarakat yang memiliki pengaruh, sehingga memudahkan dalam proses pelaksanaan dan pengawasan program raskin di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya. 3) Perlu adanya tenaga pendamping yang dapat mengawasi pelaksanaan program raskin tersebut. 4) Adanya upaya untuk menilai perkembangan keluarga miskin, sehingga tidak terjadi pertambahan rumah tangga miskin di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya. b. Kelemahan Program 1) Kurangnya kontrol yang berbabasis komunitas, dalam hal ini masih banyak masyarakat yang bersifat apatis terhadap pelaksanaan program raskin di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya. 2) Belum adanya tenaga pendamping dalam pengawasan pelaksanaan program raskin tersebut. 3) Kurang berbasis kpeada kesiapan semua pihak, dalam melaksanakan dan mengawasi program raskin tersebut. 4) Pelaksanaan program raskin selama ini, kurang tepat waktu, tepat sasaran bahkan kurang berdaya guna dan tepat guna. Hal ini menyebabkan

57 bertambahnya rumah tangga miskin di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya. 6.2. Sistem Kontrol dalam Peningkatan Pengawasan Program Raskin di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru Sistem kontrol yang dilakukan dalam pelaksanaan program Raskin di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya, diharapkan dapat menekan berbagai kendala dalam pelaksanaan program raskin tersebut, sehingga program Raskin di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya, menjadi tepat sasaran, tepat waktu, tepat administrasi dan tepat guna. Untuk itu perlu diterapkan sistem kontrol untuk mencegah berbagai masalah dalam program Raskin yang terjadi selama ini, yakni; a. Kualitas Raskin yang jelek (apek, kotor, banyak kutunya). Kontrol terhadap kualitas raskin perlu dilakukan dengan baik, jika beras yang diterima masyarakat tidak baik berdampak terhaddap perubahan perilaku masyarakat yang menerima, kemudian menjualnya lagi untuk dibelikan yang lebih baik, kondisi ini akan berpengaruh terhadap berkurang jumlah beras yang diterima masyarakat. Untuk itu, setiap pihak yang terlibat dalam pelaksanaan program Raskin di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya, perlu menerapkan kontrol yang lebih baik untuk mewujudkan kualitas beras yang lebih baik dan layak untuk dikonsumsi oleh masyarakat miskin. b. Salah sasaran yaitu rumah tangga yang seharusnya tidak menerima Raskin, ternyata terdaftar juga sebagai penerima akibat kebijakan ditingkat lokal yang meratakan jatah Raskin tersebut untuk seluruh penduduknya. Sistem kontrol yang diterapkan dalam hal ini adalah dalam proses pendataan rumah tangga miskin. Pendataan rumah tangga miskin yang dilakukan oleh pihak RT dan RW dilingkungan Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya, hendaknya dilakukan peninjauan kembali, agar tidak terdapat rumah tangga yang tidak layak menerima program Raskin, sedangkan keluarga miskin tidak menerima beras tersebut. Kondisi ini akan menumbulkan ketidakadilan bagi masyarakat, sehingga program Raskin menjadi kurang tepat sasaran.

58 c. Ada biaya tambahan, sehingga harga perkilogram menjadi lebih mahal dari yang seharusnya. Masyarakat perlu dilibatkan untuk melaksanakan sistem kontrol dalam penetapan harga Raskin yang diterima oleh masyarakat miskin di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya. Upaya ini dilakukan agar tidak terjadinya tindakan penyelewengan dari oknum-oknum yanng meraih keuntungan, sehingga masyarakat miskin menjadi terbebani atau bertambahnya biaya yang mereka keluarkan dalam membeli beras tersebut. d. Jatah Raskin dijual lagi kepasar oleh petugas pelaksana. Selama ini Raskin yang ada di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya, belum ditemukan adanya oknum petugas lapangan yang menjual Raskin kepasar, namun setiap aparat yang terlibat dalam Satker Raskin tersebut perlu diawasi oleh masyarakat maupun LSM agar tidak terjadi upaya menjual Raskin kepasar dengan harga yang tinggi, sehingga sasaran dari Raskin tersebut hanya menguntungkan oknum tertentu. e. Jumlah timbangan yang berkurang. Tindakan spekulatif bisa saja terjadi kapan saja dan dimana saja, untuk itu perlu kontrol yang melekat untuk mencegah adanya upaya pengurangan timbangan, sehingga beras yang diterima oleh rumah tangga miskin sebagai rumah tangga sasaran menjadi berkurang. Proses penimbangan beras perlu diawasi mulai dari Divisi Bulog Kota Pekanbaru sampai Raskin yang diterima oleh masyarakat, sehingga Raskin tidak mengalami pengurangan dari berat yang telah ditetapkan oleh Pemerintah. f. Proses dan mekanisme pencairan raskin. Proses dan mekanisme pencairan raskin yang dilaksanakan selama ini di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya, berjalan dengan baik, naumn masih ada beberapa kendala di lapangan seperti adanya tungggaka oleh petugas lapangan.

59 g. Kesalahan data yang diajukan. Kontrol dalam pendataan rumah tangga miskin di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya, kurang berjalan dengan baik, sehingga terjadinya peningkatan rumah tangga miskin setiap tahunnya di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya. Tahun 2007 jumlah rumah tangga miskin sebanyak 587 RTM, meningkat menjadi 625 RTM pada tahun 2008; sedangkan pada tahun 2009 menjadi peningkatan yang cukup signifikan yakni 821 RTM. Keadaan ini menunjukan belum berjalannya proses pendataan rumah tangga miskin di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya, belum berjalan dengan baik. h. Kurang koordinasi mulai dari pusat sampai di tingkat pelaksana. Koordinasi yang dilakukan merupakan bagian dari pelaksanaan sistem kontrol untuk mengetahui hambatan atau kendala yang ditemukan dalam pelaksanaan program Raskin di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya. Koordinasi yang dilakukan selama ini hanya berjalan ditingkat kelurahan dan kecamatan, sedangkan ditingkat petugas lapangan dalam hal ini RW dan RT, kurang mendapaatkan berbagai informasi tentang raskin, sehingga dalam mendata rumah tangga miskin menjadi kurang akurat dan mengalami peningkatan setiap tahunnya. Sistem Kontrol yang dilakukan oleh pemerintah, masih bersifat sistem kontrol reaktif, artinya jika sudah terjadi berbagai masalah dalam pelaksanaan program Raskin baru dilakukan pengawasan, sehingga pelaksanaan program Raskin menjadi kurang efektif dan efisien. Kurangnya kontrol terhadap pelaksanaan Raskin, juga memunculkan berbagai upaya untuk melakukan tindakan spekulatif terhadap pendistribusian beras oleh petugas lapangan bahkan oleh masyarakat penerima dari program Raskin tersebut. Berdasarkan paparan di atas didapat beberapa kesimpulan mengenai bahwa sistem kontrol raskin yang mengakibatkan sistem raskin belum efektif berjalan, disebabkan oleh beberapa hal : 1. Sasaran raskin kepada penerima manfaat belum tepat 2. Harga raskin di tingkat komunitas tidak sesuai dengan harga yang ditetapkan 3. Jumlah raskin yang didistribusikan tidak sesuai dengan peruntukannya.

60 4. Proses dan mekanisme pencairan dan pendistribusian raskin masih mengalami kendala. 5. Kurangnya koordinasi pendistribusian raskin di tingkat petugas lapangan.