BAB 4 PEMBAHASAN PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

ABSTRAK Kata Kunci: capital budgeting, dan sensitivity analysis.

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11

BAB 6 ASPEK KEUANGAN

BAB V. Kesimpulan Dan Saran

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

BAB I PENDAHULUAN. PT. Usaha Panca Samitra, yang selanjutnya akan disebut sebagai PT. UPS,

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Astra Agro

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. PT. Kimia Farma Tbk merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Analisis Fundamental untuk menentukan nilai intrinsik saham sebagai dasar pengambilan keputusan investasi saham pada PT. Kimia Farma, Tbk.

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

ANALISIS RASIO KEUANGAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

NAMA PERUSAHAAN : ALAMAT : KODE POS : TELPON : PERIODE AKUNTANSI :

KATA PENGANTAR. penyusunan Group Field Project ini. Group Field Project ini disusun untuk

ABSTRAK. Kata kunci: Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas, Rasio Solvabilitas, Rasio Profitabilitas, dan Kinerja Perusahaan. xiii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisa yang telah diuraikan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Pertemuan 4 Manajemen Keuangan

III. METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. By: Budi Setiawan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

pendekatan rasional, yang pembuktiannya mudah dilakukan, sedangkan pertimbangan kualitatif

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut:

MEET 05 FOR E LEARNING ANALISA RASIO

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab 2: Analisis Laporan Keuangan

BAB 11 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS PENERAPAN RASIO KEUANGAN DAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DALAM MENILAI KINERJA KEUANGAN PT MAYORA INDAH Tbk AGUS NURAMIN

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK.

Bab V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. yang tak kalah baik dari pelaku usaha pendahulunya. Hal ini mendorong para pelaku

RASIO LAPORAN KEUANGAN

BAB II LANDASAN TEORI

Analisis Laporan Keuangan Sebagai Pertimbangan Investor pada PT Charoend Pokphand Indonesia dan PT Japfa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISA KEUANGAN Rasio Keuangan. Sumber : Syafarudin Alwi BamBang Riyanto

BAB I PENDAHULUAN. teknologi berkembang dengan pesat. Dunia bisnis pun terpengaruh dengan

BAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin

Analisis Laporan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA RIADY AQUARIUM BEKASI. Nama : Aji Tri Sambodo NPM : Kelas : 3EA18

DAFTAR ISI. SURAT PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP. KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR ISTILAH.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan

ABSTRAK. Kata kunci: net present value, penganggaran modal, pengambilan keputusan. Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PADA PT. UNILEVER INDONESIA Tbk PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Dalam persaingan

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN

CONTOH PERHITUNGAN. (Hasil ini didapat dari hasil perhitungan dan survey) Untuk tahun ke-1 sebesar 45 %. (Sumber PT. Dharmapala Usaha Sukses)

Analisis Penggunaan Rasio Keuangan (BAB 1) Astried P. ANALISIS PENGGUNAAN RASIO KEUANGAN

BAB II LANDASAN TEORI

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR ISI... Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... PRAKATA...

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB IV PEMBAHASAN. yang diambil dari laporan keuangan PT. PITIBO DELYKARYA selama periode tahun

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil análisis dan pembahasan terhadap kelayakan investasi PT. ABC

WARMING UP : Buatlah Neraca dan Laba Rugi

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M.

MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

PERTEMUAN 6 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN ANDRI HELMI M, SE., MM.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi mengenai

VIII. ANALISIS FINANSIAL

DAFTAR ISI... Halaman ABSTRAKSI.. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang Penelitian 1

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, banyak perusahaan yang melakukan inovasi-inovasi agar kondisi

TINJAUAN PUSTAKA. Koperasi (cooperative) bersumber dari kata co-operation yang artinya

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU PADA USAHA JASA FOTOKOPI DAULAY JAYA

MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Manajemen Keuangan ANALISIS RASIO KEUANGAN : PT. HOLCIM tbk

Analisa Rasio Keuangan

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja keuangan PT Indofood Tbk adalah

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Andri Helmi M, SE., MM.

Jakarta, 06 Mei 2005 Penulis

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia khususnya dalam bidang investasi saham. Pasar modal merupakan sarana

BAB IV. Analisis dan Pembahasan. dan 2012 terdapat analisis keuangan sebagai berikut :

VI. ANALISIS KEBERLANJUTAN FINANSIAL KOPERASI BAYTUL IKHTIAR

Transkripsi:

BAB 4 PEMBAHASAN PENELITIAN Berdasarkan pada data-data yang telah diperoleh pada bab-bab sebelumnya, maka pada bab ini akan dilakukan pengolahan data dan analisis terhadap data-data tersebut. 4.1. Biaya Investasi Biaya-biaya yang diperlukan dalam investasi pembangunan SPBU ini antara lain sebagai berikut: Tabel 4.1. Total investasi yang diperlukan Keterangan Jumlah Total Biaya 1. Capital Investment - Beli Tanah/Ruang Usaha 1 Rp. 600.000.000 - PPN (10%) 1 Rp. 60.000.000 - Bangunan & Kanopi 1 Rp. 1.800.000.000 - Pompa Mesin & Sistem 4 Rp. 400.000.000 - Fasilitas Kantor 1 Rp. 25.000.000 - DO 1 Rp. 232.334.920 2. Pre-operating - Ijin Pertamina 1 Rp. 125.000.000 - Notaris 1 Rp. 10.000.000 - IMB 1 Rp. 15.000.000 - Koperasi 1 Rp. 60.000.000 - Project Manager 1 Rp. 15.000.000 - Research Manager 1 Rp. 13.500.000 - Marketing 1 Rp. 10.800.000 - Lain-lain 1 Rp. 21.000.000 Jumlah biaya proyek Rp. 3.387.634.920 46

47 4.2. Sumber Pembiayaan Investasi Dalam pembangunan SPBU ini, sumber pembiayaan investasi direncanakan sebagian besar diperoleh dari investor dan sisanya diperoleh dari pinjaman bank. Komposisi pembiayaan investasi SPBU ini adalah 71,43% dari investor dan 28.57% dari pinjaman bank. Bunga pinjaman yang diberikan oleh bank adalah sebesar sebesar 12% dengan waktu pengembalian selama 7 tahun. 4.3. Pengembalian Kredit Pengembalian kredit investasi dilakukan selama 7 (lima) tahun, dengan saldo pinjaman sebesar Rp 1.000.000.000. Angsuran pinjaman dilakukan setiap 1 tahun sebesar Rp 243.225.718. Dibawah ini merupakan perhitungan angsuran pinjaman dan proyeksi pembayaran kredit selama 7 tahun. PVT 1 PMT i i 1 = n ( 1+ i) 1 1 1,000,000,000 PMT 0.12 0.12 1 PMT = 243,225,718 = 7 ( + 0.12)

48 Tabel 4.2. Proyeksi Pembayaran Kredit Bank Tahun Pembayaran Bunga Angsuran Pokok Sisa Hutang 2005 0 0 1,000,000,000 2006 243,225,718 120,000,000 123,225,718 876,774,282 2007 243,225,718 105,212,914 138,012,805 738,761,477 2008 243,225,718 88,651,377 154,574,341 584,187,136 2009 243,225,718 70,102,456 173,123,262 411,063,874 2010 243,225,718 49,327,665 193,898,054 217,165,820 2011 243,225,718 26,059,898 217,165,820 0 4.4. Asumsi-asumsi Berikut ini akan ditentukan asumsi-asumsi yang berkaitan dengan proyeksi pengoperasian SPBU. Jumlah Kendaraan Yang Melewati Lokasi Proyek Untuk mendapatkan data jumlah kendaraan yang melewati lokasi rencana pembangunan SPBU, kami melakukan survei langsung ke tempat lokasi rencana pembangunan SPBU dan kemudian melakukan penghitungan jumlah kendaraan yang melewati lokasi tersebut. Dari hasil survei dilapangan didapat data untuk kendaraan yang melewati daerah yang akan dibangun proyek ini adalah diasumsikan sebanyak 890 kendaraan per hari (tahun 2005). Namun untuk tahun berikutnya kami asumsikan akan naik sebesar 20% setiap tahunnya.

49 Tabel 4.3. Jumlah Kendaraan Yang Melewati Lokasi Proyek Tahun Jumlah Kendaraan Per Hari 2006 1068 2007 1282 2008 1539 2009 1847 2010 2217 2011 2012 2661 3194 Harga Beli Dan Harga Jual Bahan Bakar Harga jual bahan bakar (Solar, Premium, Pertamax) adalah harga jual yang telah ditentukan oleh pemerintah, Solar sebesar Rp. 2100, Premium sebesar Rp. 2400, Pertamax sebesar Rp. 4000 (harga pada tahun 2005). Untuk tahun berikutnya kami asumsikan naik 10% setiap tahun sampai akhir periode. Hal ini disebabkan karena saat ini harga minya mentah dunia dipasar internasional terus mengalami kenaikan. Sedangkan harga beli dari bahan bakar tersebut sesuai dengan margin yang diberikan oleh Pertamina. Untuk tiap jenis bahan bakar pihak Pertamina memberikan margin yang berbeda-beda. Untuk Solar Pertamina memberikan margin sebesar 5%, Premium 4.5% dan Pertamax 6%. Jadi harga beli dari masing-masing jenis bahan bakar adalah sebagai berikut: Harga beli Solar = Rp. 2.100 (Rp. 2.100 x 5%) = Rp. 1.995 Harga beli Premium = Rp. 2.400 (Rp. 2.400 x 4.5%) = Rp. 2.292 Harga beli Pertamax = Rp. 4.000 (Rp. 4.000 x 6%) = Rp. 3.760

50 Harga jual bahan bakar kami asumsikan mengalami kenaikan sebesar 5% untuk setiap tahun. Jumlah Kendaraan Yang Mengisi Bahan Bakar Dari data jumlah kendaraan yang melewati lokasi proyek seperti yang diutarakan diatas, kami mengasumsikan bahwa jumlah kendaraan yang mengisi bahan bakar di SPBU yang akan dibuat nanti adalah sebesar 40% dari data jumlah kendaraan yang melewati lokasi proyek. Kemudian dari jumlah kendaraan yang mengisi bahan bakar tersebut, kami mengasumsikan bahwa 50% dari jumlah kendaraan yang mengisi bahan bakar merupakan kendaraan yang mengisi bahan bakar solar. Sisanya 50% merupakan kendaraan yang mengisi bahan bakar premium dan pertamax, dengan komposisi 90% yang mengisi bahan bakar premium dan 10% yang mengisi bahan bakar pertamax. Volume Pembelian Rata-rata Bahan Bakar Per Kendaraan adalah: Volume pembelian rata-rata bahan bakar yang dilakukan oleh kendaraan Tabel 4.4. Volume Pembelian Rata-rata bahan Bakar Per Kendaraan Jenis Volume (dalam liter) Solar 110 Premium 40 Pertamax 40

51 Struktur Biaya Biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan pada saat SPBU beroperasi. Biaya-biaya tersebut antara lain yaitu: Biaya Pegawai Biaya pegawai merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk pembayaran gaji pegawai, tunjangan pegawai, dan biaya lembur pegawai. Untuk gaji pegawai kami asumsikan setiap tahun akan mengalami kenaikan sebesar 5%. Biaya Kantor Biaya kantor merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk pembelian alat tulis kantor, biaya Pos, pembayaran rekening telephone dan listrik, utilities, dan biaya bank. Untuk biaya kantor kami asumsikan setiap tahun akan mengalami kenaikan sebesar 5% Biaya Operasional Biaya operasional merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk pembayaran asuransi, kontrak service, pemeliharaan mesin, meteorologi dan geofisika, transportasi, petugas pertamina, keamanan, pemerintahan, koperasi dan auditor. Untuk biaya operasional kami asumsikan setiap tahun mengalami kenaikan sebesar 5%.

52 4.5. Kriteria Keputusan Penganggaran Modal Dalam menentukan apakah investasi SPBU ini layak atau tidak, digunakan beberapa kriteria. Kriteria-kriteria capital budgeting yang digunakan untuk pengambilan keputusan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Net Present Value Berdasarkan perhitungan dari periode proyeksi diperoleh nilai Net Present Value (NPV) positif, yaitu sebesar Rp. 3.572.979.746. Internal Rate of Return Berdasarkan perhitungan dari periode proyeksi diperoleh Internal Rate of Return (IRR) sebesar 27,22 %, yang berarti lebih besar dari tingkat bunga pinjaman bank yang sebesar 12 %. Profitability Index Berdasarkan perhitungan dari periode proyeksi diperoleh Profitability Index (PI) yang lebih besar dari 1, yaitu sebesar 1,92. Discounted Payback Period Discounted Payback Period yang dihasilkan selama periode proyeksi adalah 5,57 Tahun (5 tahun 7 bulan).

53 4.6. Analisis Sensitivitas Proyek Berikut adalah analisis terhadap sensitivitas kelayakan proyek SPBU ini terhadap variabel-variabel yang mempengaruhi kriteria-kriteria capital budgeting dalam pengambilan keputusan. Variabel-variabel yang kami lakukan analisis sensitivitas antara lain adalah: Menaikan biaya pegawai, dimana kami asumsikan bahwa gaji pegawai mengalami kenaikan sebesar 3 % dari proyeksi yang kami lakukan. Jumlah kendaraan yang mengisi bahan bakar perhari turun dari 40 % dari jumlah kendaraan yang melewati lokasi SPBU, menjadi 35 % dari jumlah kendaraan yang melewati SPBU. Suku bunga pinjaman bank naik dari 12 % menjadi 14 %. Margin yang diberikan oleh pertamina turun sebesar 1 % untuk setiap jenis bahan bakar. Inflasi yang terjadi di Indonesia mengalami kenaikan sebesar 2 %. Tabel 4.5. Analisis kelayakan berdasarkan IRR, NPV, PI dan Discounted Payback Period No. NPV IRR PI Discounted payback Period 1 Rp. 3.413.272.287 26,69 % 1,87 5,69 (5 Tahun 9 Bulan) 2 Rp. 3.376.529.188 26,56 % 1,86 5,70 (5 Tahun 9 Bulan) 3 Rp. 2.436.751.887 22,45 % 1,59 6,12 (6 Tahun 2 Bulan) 4 Rp. 3.350.318.226 26,41 % 1,86 5,74 (5 Tahun 9 Bulan) 5 Rp. 1.553.343.174 18,18 % 1,33 6,42 (6 Tahun 6 Bulan) 6 Rp. 4.079.379.516 29,18 % 2,07 5,43 (5 Tahun 6 Bulan)

54 Keterangan: 1. Periode proyeksi. 2. Periode dimana jika biaya pegawai naik 3 %. 3. Periode dimana jika jumlah kendaraan yang mengisi bahan bakar turun 5 %. 4. Periode dimana jika tingkat suku bunga pinjaman naik 2 %. 5. Periode dimana jika margin yang diberikan oleh pertamina turun 1 %. 6. Periode dimana jika inflasi naik sebesar 2 %. Dari hasil analisis sinsitivitas terhadap variabel-variabel yang mempengaruhi kriteria-kriteria capital budgeting, dapat dilihat bahwa pembangunan SPBU ini sangat sensitif terhadap perubahan margin yang diperoleh dari pertamina dan perubahan terhadap jumlah kendaraan yang mengisi bahan bakar di SPBU. Sedangkan variabelvariabel yang lainnya tidak terlalu sensitif terhadap perubahan yang diasumsikan terjadi. Net Present Value Rp. (Jutaan) 4,500 4,000 3,500 3,000 2,500 2,000 1,500 1,000 500 0 1 2 3 4 5 6 Asumsi Gambar 4.1. Grafik analisis sensitivitas untuk nilai Net Present Value

55 Internal Rate of Return Persentase 30.00% 25.00% 20.00% 15.00% 10.00% 5.00% 0.00% 1 2 3 4 5 6 Asumsi Gambar 4.2. Grafik analisis sensitivitas untuk nilai Internal Rate of Return Profitability Index 2.50 2.00 Nilai 1.50 1.00 0.50 0.00 1 2 3 4 5 6 Asumsi Gambar 4.3. Grafik analisis sensitivitas untuk nilai Profitability Index

56 Discounted Payback Period Tahun 6.60 6.40 6.20 6.00 5.80 5.60 5.40 5.20 5.00 4.80 1 2 3 4 5 6 Asumsi Gambar 4.4. Grafik analisis sensitivitas untuk nilai Discounted Paybak Period 4.7. Ukuran Kinerja Keuangan 4.7.1. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana perusahaan melunasi hutang-hutangnya. Semakin besar rasio likuiditas, maka semakin baik perusahaan tersebut. Dari data laporan keuangan yang diperoleh, maka rasio likuiditas dari PT. UPS adalah sebagai berikut: Current Ratio Pada tahun pertama didapat current ratio sebesar 2,91 kali, dan terus meningkat sampai tahun 2010 sebesar 7,03 kali. Kemudian tahun 2011 dan

57 2012 current ratio nilainya nol, karena pada tahun tersebut PT. UPS sudah tidak memiliki hutang lagi. Quick Ratio Pada tahun pertama didapat quick ratio sebesar 2,76 kali, dan terus meningkat sampai tahun 2010 sebesar 6,78 kali. Kemudian tahun 2011 dan 2012 quick ratio nilainya nol, karena pada tahun tersebut PT. UPS sudah tidak memiliki hutang lagi. 4.7.2. Rasio Leverage Rasio leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar kegiatan operasi perusahaan dibiayai oleh modal pinjaman. Dari data laporan keuangan yang diperoleh, maka rasio leverage dari PT. UPS adalah sebagai berikut: Total Debt to Equity Ratio Pada tahun pertama didapat total debt to equity ratio sebesar 0,36 kali, dan terus menurun sampai tahun 2010 sebesar 0,07 kali. Kemudian tahun 2011 dan 2012 total debt to equity ratio adalah nol, karena pada tahun tersebut PT. UPS sudah tidak memiliki hutang lagi.

58 Total Debt to Total Asset Ratio Pada tahun pertama didapat total debt to total asset ratio sebesar 0,27 kali, dan terus menurun sampai tahun 2010 sebesar 0,06 kali. Kemudian tahun 2011 dan 2012 total debt to total asset ratio adalah nol, karena pada tahun tersebut PT. UPS sudah tidak memiliki hutang lagi. Total Time Interest Earned Ratio Pada tahun pertama didapat total time interest earned ratio sebesar 4,37 kali, dan terus menurun sampai tahun 2011 sebesar 301,78 kali. Kemudian tahun 2012 total time interest earned ratio adalah nol, karena pada tahun tersebut PT. UPS sudah tidak memiliki hutang lagi. 4.7.3. Rasio Aktivitas Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktivitas perusahaan dalam menggunakan dana-dananya secara efektif dan efisien. Dari data laporan keuangan yang diperoleh, maka rasio aktivitas dari PT. UPS adalah sebagai berikut: Total Asset Turnover Ratio Pada tahun pertama total asset turnover ratio adalah 8,18 kali, dan terus meningkat sampai tahun 2012 sebesar 30,31 kali.

59 Receivables Turnover Ratio Untuk rasio receivable turnover adalah nol, karena PT. UPS tidak memiliki account receivable. Inventory Turnover Ratio Pada tahun pertama didapat inventory turnover ratio sebesar 211,18 kali, dan terus meningkat hingga tahun 2012 sebesar 2626,15 kali. 4.7.4. Rasio Profitabilitas Rasio Profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa jauh efektifitas manajemen dalam mengelola perusahaannya. Dari data laporan keuangan yang diperoleh, maka rasio aktivitas dari PT. UPS adalah sebagai berikut: Gross Profit Margin Gross profit margin dari tahun pertama (2006) hingga tahun terakhir (2012) tidak ada perubahan, yaitu sebesar 5%. Hal ini disebabkan karena profit margin telah ditentukan oleh pihak Pertamina. Operating Profit Margin Pada tahun pertama didapat operating profit margin sebesar 1,72% dan terus meningkat hingga tahun 2012 sebesar 3,70%.

60 Net Profit Margin Pada tahun pertama didapat net profit margin sebesar 0,93% dan terus meningkat hingga tahun 2012 sebesar 2,59%. Return On Asset Pada tahun pertama didapat return on asset sebesar 7,60% dan terus meningkat hingga tahun 2012 sebesar 78,46%. Return On Equity Pada tahun pertama didapat return on equity sebesar 10,64% dan terus meningkat hingga tahun 2012 sebesar 150,85%.