BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan pembahasan dari bab-bab sebelumnya dalam skripsi ini penelitian terkait terkait pokok permasalahan pertama dan kedua maka dapat disimpulkan,yaitu: 1. Pihak debitur yang telah wanprestasi dengan tidak membayar angsuran selama 2 (dua) bulan membuat pihak kreditur melakukan eksekusi barang jaminan kendaraan bermotor yang tidak didaftarkan jaminan fidusia didasarkan padan klausula didalam perjanjian pembiayaan konsumen. Hal ini merupakan alasan hukum yang sah bagi pihak kreditur untuk melakukan eksekusi secara langsung dengan kekuasaannya sendiri tanpa putusan pengadilan sebagaimana yang selama ini dilakukan Lembaga Pembiayaan terhadap debitur yang cidera janji. Pelaksanaan eksekusi Jaminan Fidusia pun harus sesuai dengan peraturan Kepala Kepolisian Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2011 tentang Pengamanan Eksekusi Jaminan Fidusia. Sedangkan menurut UUJF diterangkan bahwa eksekusi dapat dilaksanakan jika barang jaminan telah disertifikatkan agar mempunyai kekuatan eksekutiroal melalui pembuatan akta notaris tentang Jaminan Fidusia dan didaftarkan pada Kementerian Hukum dan HAM. Jadi pelaksanaan eksekusi tersebut tidak sah dimata hukum, dan bahkan batal demi hukum. 2. Akibat hukum pelaksanaan eksekusi jamnian fidusia yang tidak didaftarkan dalam hal debitur melakukan wanprestasi maka secara normatif kreditur tidak sah menggunakan parate executie (eksekusi langsung), dan proses eksekusinya harus dilakukan dengan cara mengajukan gugatan perdata ke Pengadilan Negeri melalui proses Hukum Acara Perdata hingga turunnya putusan hakim yang mempunyai kekuatan hukum tetap. Jika pelaksanaan eksekusi tetap dilakukan, maka eksekusi tersebut akan batal demi hukum jika debitur mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri. Akibat lain dari jamian fidusia yang tidak terdaftar dalam system online yaitu: a. Tidak memberikan kepastian hukum dan perlindungan hukum bagi para pihak yang berkepentingan b. Tidak memenuhi asas publisitas. c. Pihak penerima jaminan fidusia tidak mempunyai sertifikat jaminan fidusia yang mana dapat digunakan untuk mengeksekusi benda jaminan fidusia.
B. Saran Terkait dengan pokok permasalahan dalam penulisan ini yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut : 1. Hendaknya kreditur segera melakukan pendaftaran jaminan fidusia, untuk mewujudkan kepastian hukum dan perlindungan hukum serta memenuhi asas publisitas. Kemudian kepada notaris agar dapat memberikan informasi tentang pentingnya pendaftaran jaminan fidusia bagi penerima fidusia karena pendaftaran dengan fidusia online saat ini sudah lebih mudah, cepat, murah dan nyaman. 2. Hendaknya debitur disarankan untuk berhati-hati pada saat akan menjadi calon penerima fidusia, pastikan telah mengetahui pentingnya pendaftaran jaminan fidusia, maka penerima fidusia akan mengetahui legal atau tidak legalnya suatu eksekusi jaminan fidusianya yang seharusnya pelaksanaan eksekusi harus disertai aturan-aturan tentang pelaksaan eksekusi dan menunjukan surat-surat yang sah sebelum melakukan eksekusi barang jaminan. Terlebih lagi sebaiknya bagi para pemberi fidusia dan penerima fidusia diharapkan untuk mematuhi peraturan hukum yang berlaku, agar terhindar dari konflik. 3. Hendaknya pemerintah lebih mengefektifkan peraturan tentang Pendaftaran Jaminan Fidusia yang ada dengan cara memberikan sanksi yang tegas kepada para kreditur apabila tidak mendaftarkan jaminan fidusianya agar nantinya tidak ada lagi permasalahan mengenai Jaminan Fidusia yang tidak didaftarkan seperti yang sudah ada sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA BUKU : Abdulkadir Muhammad, 2010, Hukum Perikatan Indonesia, Bandung: Citra Aditya Bakti. Gunawan Widjaja & Ahmad Yani. 2001. Jaminan Fidusia (Seri HukumBisnis), Cet.II, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. H.R. Daeng Naja. 2006. Contract Drafting Seri Keterampilan Merancang Kontrak Bisnis. Bandung :PT Citra Aditya Bakti H. Salim HS, S.H.,M.S. 2011. Perkembangan Hukum Janinan di Indonesia, Cetakan ke- V. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Handri Raharjo. 2009.Hukum Perjanjian di Indonesia, Yogyakarta: Pustaka J. Satrio. 1999, Hukum Perikatan (perikatan Pada Umumnya), Bandung : PT.Citra AdityaBakti. 2002 Hukum Jaminan Hak Jaminan Kebendaan Fidusia, Bandung : PT.Citra AdityaBakti. Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaja. 2010. Perikatan Yang Lahir Dari Perjanjian. Cetakan ke-v. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Koosmargono dan Mochammad Dja is, 2004. Membaca dan mengerti HIR. Semarang: Fakultas Hukum Universitas Diponegoro. M.Yahya Harahap. 2005. Ruang Lingkup Permasalahan Eksekusi Bidang Perdata, Jakarta: Sinar Grafika. Mariam DarusBadrulzaman, dkk. 2001.KompilasiHukumPerikatan, Bandung : PT. Citra AdityaBakti. MunirFuady. 2003. JaminanFidusia, Cetakan ke-ii,bandung: PT Citra AdityaBakti. R.Subekti. 1982.Hukum Acara Perdata, Bandung: Bina Cipta 2005. Hukum Perjanjian, Jakarta: PT. Intermasa. R. Subekti dan R. Tjitrosudibio. 2001. Kitab Undang-undang Hukum Perdata, Cet. ke-31 Jakarta: PT PradnyaParamita. Salim H.S. 2004.Perkembangan Hukum Jaminan Di Indonesia, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. 2005. Hukum Kontrak Teori dan Teknik Penyusunan Kontrak, Jakarta: Sinar Grafika dan Erlies S.N,. 2014. Penerapan Teori Hukum pada Penelitian Tesis Dan Desertasi, Jakarta: Rajawali Press. Sunaryo. 2008. Hukum Lembaga Pembiayaan, Jakarta: Sinar Grafika. Sutarno. 2004. Aspek aspek Hukum Perkreditan Pada Bank,Bandung : CV. ALFABETA Retnowulan Sutantio dan Iskandar Oeripkartawinata, 1997, Hukum Acara Perdata Dalam Teori dan Praktek, Bandung: PT. Mandar Maju. Tanuwidjaja Henny. 2012.Pranata Hukum Jaminan Utang & Sejarah Hukum Notariat, Refika Aditama, Bandung. Lembaga Peter Mahmud Marzuki. 2014.Penelitian Hukum, Jakarta: KencanaPrenada Media Group Rachmadi Usman, 2008, Hukum Jaminan Keperdataan,Jakarta: SinarGrafika. 2001, Aspek-Aspek Hukum Perbankan Di Indonesia, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN : KitabUndang-UndangHukumPerdata
KeputusanPresidenNomor 139 Tahun 2000 TentangPembentukan Kantor PendaftaranFidusia PeraturanPemerintahNomor 21 Tahun 2014 Tentang Tata Cara PendaftaranJaminanFidusia Peraturan PresidenNomor 9 tahun 2009 tentanglembagapembiayaan Peraturan Kepala Polisi Indonesia Nomor 8 Tahun 2011 Tentang Pengamanan Eksekusi Jaminan Fidusia Undang-UndangNomor 42 tahun 1999 TentangJaminanFidusia Undang-UndangNomor 4 Tahun 1996 TentangHakTanggungan Undang-UndangNomor 30 Tahun 2004 TentangJabatanNotaris Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen JURNAL : Brian H. Bix, 2008. Contract Law Theory, No. 06-12. Legal Studies Research Paper Series Ressearch paper: University of Minnesota Law School. James Hwley, Keith Johnson, dan Ed Waitzer. 2011. Reclaiming Fiduciary Duty Balance. Volume 4 Issue 2, Fall 2011 Netty SR Naiborhu, 2006, Pelaksanaan Eksekusi Jaminan Berdasarkan Parate Eksekusi oleh Kreditur, Jurnal wawasan Hukum. SibaraniBachtiar.2001, Haircut atauparetaeksekusi, JurnalHukumBisnis. Vol.2 No.3. Bandung. Yuli Prasetyo Adi. 2014. Characteristics and Problems of Online Fiduciary in The Imposition of Fiduciary Guarantee in Indonesia. South East Asia Journal of Contemporary Business, Economics and Law. Vol. 4 Issue 3, June 2014.
INTERNET : https://id.wikipedia.org/wiki/kredit_(keuangan), diakses 12/12/2015 pukul 13.06 WIB http://www.jurnalhukum.com/syarat-syarat-sahnya-perjanjian/, diakses 7/07/2016 pukul 23.12 WIB http://simascard.blogspot.co.id/2011/06/profil.html, diakses 12/12/2015 pukul 13.13 WIB Ice Trisnawati, www.repository.usu.ac.id diakses pada tanggal 16/6/ 2016 pukul 19.03 WIB