2 kembang pola fikir siswa pada fase operasional. Di usia perkembangan kognitif, siswa masih terikat dengan objek konkret yang dapat di tangkap oleh p

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Sebagaimana sabda Rosuluallah 1 : menuntut ilmu itu diwajibkan atas

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran matematika di jenjang Sekolah Dasar (SD) adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Soedjadi (dalam Heruman 1 ), hakikat Matematika adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelajaran matematika dimata siswa kelas I MI Ittihadil Ikhwan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari, maka dari itu matematika dimasukkan sebagai salah satu mata

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI MEDIA PENGGARIS RAPITUNG. Devi Afriyuni Yonanda Universitas Majalengka

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah upaya sadar dan terencana dalam proses pembimbingan

BAB I PENDAHULUAN. seluruh siswa dalam proses pembelajaran. Kenyataan bahwa masih banyak guru

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menguasai pengetahuan (knowledges), keterampilan (skills),

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8 ISSN X. Indri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. dalam melaksanakan penelitian (dalam mengumpulkan data). Metode

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan dan teknologi. Matematika berperan untuk mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional, dalam kurikulum 2006, bertujuan antara lain agar siswa

BAB I PENDAHULUAN. sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget, mereka berada pada fase. operasional konkret. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Meningkatkan Hasil Belajar Konsep Penjumlahan Bilangan Bulat dengan Menggunakan Media Tabel Perkalian pada Siswa Kelas IV SD Negeri Maahas

BAB III METODE PENELITIAN. sebanyak 21 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan.

BAB I PENDAHULUAN. masalah menurut Abdullah dalam J. Tombokan Runtukahu (2000: 307).

PENERAPAN MODEL TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN MELALUI METODE DEMONSTRASI. Mubarokah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. pembelajaran dikarenakan materi matematika sifatnya tidak nyata atau. abstrak yang sulit dibayangkan di dunia nyata.

BAB I PENDAHULUAN. yang tangguh, mandiri, berkarakter dan berdaya saing. Sebagai fondasi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang, banyak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya mempersiapkan sumber daya manusia yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. bentuk, dan jumlah, hal ini sejalan dengan kitab suci Al-Qur a>n

Oleh: Sri Isminah SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Tempat Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan syarat mutlak

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Kunandar menjelaskan PTK adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. lain perkembangan dibidang sains, teknologi, sosial, budaya dan perubahan

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dan materi yang berhubungan dengan pembagian. Adapun tujuan mata pelajaran

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN ALAT PERAGA BATANG NAPIER. Nur Waqi ah

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Proses PTK merupakan proses siklus yang dimulai dari menyusun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. memperbaiki rasionalitas dan keadilan tentang a) praktik-praktik kependidikan

BAB III. Metode dan Rencana Penelitian. Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas. Penelitian ini

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. kelas (PTK) dengan sifat kolaboratif yakni dengan melibatkan beberapa pihak. 27

BAB I PENDAHULUAN. interaksi sosial yang kuat. Untuk melangsungkan kehidupannya, manusia

B b a IV H s a i s li Pe P n e e n l e iltiita i n a Da D n a Pe P m e b m a b h a a h s a a s n 4 1

BAB I PENDAHULUAN. sehingga keterkaitan antar konsep dalam matematika bersifat sangat kuat dan jelas.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proses Belajar Mengajar merupakan interaksi edukatif yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan lingkungannya. Di samping itu siswa dibimbing untuk

BAB I PENDAHULUAN. (tigabelas) tahun. Menurut Piaget sebagaimana dikutip Heruman lebih lanjut,

BAB 1 PENDAHULUAN. MI karena sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari siswa-siswi. Matematika

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ardi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak menerima pembuktian secara induktif; ilmu tentang pola keteraturan,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang mempunyai peran sangat besar dalam kehidupan sehari-hari

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. dalam melaksanakan penelitian (dalam mengumpulkan data). Metode penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi dan pengetahuan yang ada. Diantara

PENERAPAN METODE BUZZ GROUP

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian yang dipilih adalah SD Negeri 1 Gedong Air,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tentang penigkatan pemahaman materi mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang ada pada semua

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. adanya jembatan yang dapat menetralisir perbedaan atau pertentangan tersebut.

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Penerapan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPS Kelas III Mi Al-Hikmah Batu Bota

PENGGUNAAN MEDIA CHARTA UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD

Zulham A.Ranya, Mohammad Jamhari, dan Amran Rede. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum di Sekolah Dasar (SD) yang digunakan saat ini yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Practice-Rehearsal Pairs, yang merupakan suatu inovasi yang akan diterapkan

Hesti Yunitasari Universitas PGRI Yogyakarta

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MI Miftahul Ulum, Tutur, Pasuruan. Pemilihan tempat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran matematika akan bermakna bagi siswa apabila guru

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan

SKRIPSI. Mohammad Faisol NIM Oleh:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyelenggaraan pendidikan tidak lepas dari kegiatan belajar dan mengajar (KBM). Salah satunya pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat penelitian dan penegasan istilah. mempunyai peran yang sangat penting, yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang paling efektif untuk mengembangkan berbagai potensi yang. dimilikinya. Pada masa ini pola pertumbuhan dan perkembangannya baik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada pelajaran matematika kelas empat pokok

Peningkatan Hasil Belajar Matematika. Daftar Pustaka

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

Penggunaan Modul Pembelajaran

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI ALAT PERAGA LINGKARAN SISWA KELAS IV SDN SOKA 1

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan- tindakan

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 14 Ampana

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Hal ini dapat terlihat dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan menggunakan bilangan dan simbol-simbol serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika merupakan mata pelajaran yang penting untuk diajarkan di MI karena

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGENAL TEKNOLOGI PRODUKSI MELALUI METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS IV SDN 3 BEJI KABUPATEN TULUNGAGUNG

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR GRAFIK DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya tujuan pendidikan yang dimaksud. dan menjadi warga yang demokratis serta bertanggung jawab. 1

ENDANG SARINI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Kelas (PTK). Istilah bahasa Inggrisnya adalah Classroom Action Research.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses pembelajaran mendewasakan manusia. Melalui pendidikan dapat mengubah pola pikir, perilaku, sikap, serta perbuatan seseorang. Pendidikan memiliki berbagai ilmu pengetahuan, salah satunya di bidang ilmu pengetahuan umum yaitu mata pelajaran matematika. Matematika adalah suatu alat untuk mengembangkan cara berpikir. Karena itu matematika sangat diperlukan baik untuk kehidupan sehari-hari 1. Pelajaran matematika merupakan objek tujuan abstrak yang bertumpu pada pola pikir yang deduktif, maksudnya mata pelajaran matematika adalah suatu bahan kajian yang memiliki objek konkret dan ilmu pasti yang membahas mengenai hitungan dalam kehidupan sehari-hari 2. Matematika sangat penting untuk dipelajari karena menunujukkan adanya perhitungan dalam setiap bertindak dan bertujuan untuk memecahkan masalah yang di hadapi oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan hitungan. Menurut Piaget, anak-anak berada pada fase operasional konkret yang memiliki kemampuan untuk mengingat, meskipun masih terikat dengan objek yang bersifat nyata 3. Mata pelajaran matematika diberikan kepada anak Madrasah Ibtidaiyah (MI) kelas 1 sampai kelas 6 karena dianggap sebagai mata pelajaran yang memegang peranan penting dalam tumbuh 1 Esti Yuli Widayanti, dkk, Pembelajaran Matematika MI, (Surabaya: Aprinta, 2009), paket 1, hlm8 2 Heruman, Model Pembelajaran Matematika, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), hlm 1 3 Ibid, paket 1, hlm 8 1

2 kembang pola fikir siswa pada fase operasional. Di usia perkembangan kognitif, siswa masih terikat dengan objek konkret yang dapat di tangkap oleh panca indra dengan menghubungkan pengalaman yang pernah di lihat. Dalam pembelajaran yang abstrak, siswa memerlukan alat bantu berupa media yang dapat memperjelas apa yang akan di sampaikan oleh guru sehingga lebih cepat dipahami dan dimengerti oleh siswa. Apabila proses belajar mengajar tidak sesuai dengan kondisi yang di butuhkan siswa, maka berpengaruh pada hasil pembelajaran siswa. Hal tersebut terjadi pada MI Ma arif Pagerwojo Sidoarjo. Berdasarkan data hasil wawancara dengan ibu Ilmi Rosdiana selaku guru mata pelajaran matematika kelas IV menyatakan bahwa siswa mengalami kesulitan belajar pada standar kompetensi menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat, kompetensi dasarnya adalah melakukan operasi hitung campuran. Kebanyakan siswa belum mengerti materi operasi hitung campuran dengan cara menjumlahkan atau mengurangkan. Berdasarkan data yang diperoleh dari guru Matematika kelas IV Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan adalah 80. Kebanyakan siswa belum bisa memahami materi operasi hitung campuran dengan cara menjumlahkan atau mengurangkan. Berdasarkan data yang diperoleh dari guru Matematika kelas IV, bahwa ada 41,93% dari 31 siswa dinyatakan tuntas, sedangkan sisanya 58,06% dinyatakan belum tuntas 4. Hal ini disebabkan oleh kurang leluasanya guru terhadap penekanan materi penting dalam menyampaikan operasi hitung campuran dan tidak 4 Ilmi Rosdiana, Guru Mata Pelajaran Matematika Kleas IV MI Ma arif Pagerwojo Sidoarjo, 23 Maret 2016

3 adanya media pada materi operasi hitung campuran yang hanya mengacu pada buku paket dan LKS menyebabkan siswa kurang aktif, mengganggu temannya, tidur di kelas dan ada beberapa siswa yang izin keluar masuk kelas dengan alasan ke kamar mandi. Dari faktor itulah siswa tidak memiliki semangat dalam mengikuti pembelajaran yang pada akhirnya berpengaruh pada hasil belajar siswa yang kurang dari memuaskan. Berdasarkan masalah yang dipaparkan di atas, bahwa kesulitan siswa dalam menyelesaikan operasi hitung campuran pada kelas IV di MI Ma arif Pagerwojo Sidoarjo. Oleh karena itu, diperlukannya strategi pembelajaran yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut. Peneliti telah melakukan upaya meningkatkan hasil belajar operasi hitung campuran dengan mengunakan strategi Pembelajaran Explicit Instruction. Strategi ini digunakan untuk mengembangkan belajar siswa yang dilakukan secara bertahap, dapat berbentuk ceramah, demonstrasi, pelatihan atau praktik, dan kerja kelompok 5. Pembelajaran Explicit Instruction merupakan strategi yang memiliki keunggulan untuk mengajarkan pengetahuan yang bersifat deklaratif dan prosedural, maksudnya yaitu bersifat pernyataan ringkas dan jelas sesuai dengan prosedur secara bertahap. Strategi pembelajaran Explicit Instruction juga baik di gunakan untuk menyampaikan bahan ajar yang banyak dalam waktu yang terbatas. Berdasarkan permasalahan di atas peneliti mengangkat masalah ini menjadi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagai upaya meningkatkan hasil 5 Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), hlm 186

4 belajar operasi hitung campuran siswa, karena sesuai dengan karakteristik siswa kelas IV yang aktif dan tidak bisa diam, serta diharapkan agar dapat menumbuhkan rasa semangat peserta didik dalam belajar matematika pada materi operasi hitung campuran. Dari latar belakang di atas maka penelitian mengambil judul UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR OPERASI HITUNG CAMPURAN DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION SISWA KELAS IV MI MA ARIF PAGERWOJO SIDOARJO. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka masalah yang akan diuraikan peneliti adalah meningkatan hasil belajar operasi hitung campuran siswa kelas IV MI Ma arif Pagerwojo Sidoarjo. Peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana penerapan strategi pembelajaran Explicit Instruction dalam meningkatkan hasil belajar materi operasi hitung campuran mata pelajaran Matematika siswa kelas IV MI Ma arif Pagerwojo Sidoarjo? 2. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa pada materi operasi hitung campuran dengan menggunakan strategi pembelajaran Explicit Instruction mata pelajaran Matematika siswa kelas IV MI Ma arif Pagerwojo Sidoarjo? C. Tindakan yang Dipilih Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, tindakan yang di pilih untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi operasi hitung campuran mata pelajaran Matematika siswa kelas IV MI Ma arif Pagerwojo

5 Sidoarjo adalah dengan menggunakan strategi pembelajaran Explicit Instruction. Dengan diterapkannya strategi pembelajaran Explicit Instruction diharapkan proses pembelajaran di kelas menjadi lebih efektif dan siswa dapat lebih mudah menerima pelajaran yang telah disampaikan. Penggunaan strategi pembelajaran Explicit Instruction sangat tepat digunakan dalam proses pembelajaran, karena dengan menggunakan strategi pembelajaran Explicit Instruction, siswa akan lebih mudah memahami suatu pesan/informasi dari guru yang secara langsung dengan proses dilaksanakan secara selangkah demi selangkah/bertahap. D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat ditentukan tujuan Penelitian Tindakan Kelas diantaranya, sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui penerapan strategi pembelajaran Explicit Instruction dalam pembelajaran Matematika materi operasi hitung campuran pada siswa kelas IV di MI Ma arif Pagerwojo Sidoarjo. 2. Untuk mendeskripsikan hasil belajar mata pelajaran Matematika materi operasi hitung campuran melalui strategi pembelajaran Explicit Instruction pada siswa kelas IV di MI Ma arif Pagerwojo Sidoarjo. E. Lingkup Penelitian Pada kali ini peneliti membatasi ruang lingkup penelitian pada mata pelajaran matematika kelas IV di MI Ma arif Pagerwojo Sidoarjo dengan

6 1. Penelitian ini membahas mengenai upaya meningkatan hasil belajar operasi hitung campuran mata pelajaran matematika pada siswa kelas IV MI Ma arif Pagerwojo Sidoarjo. 2. Penelitian ini membahas materi operasi hitung campuran kelas IV MI Ma arif Pagerwojo Sidoarjo, pada Standar kompetensi: 5. Menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat dan kompetensi dasar: 5.3 Melakukan operasi hitung campuran dengan Indikator: 5.3.1 menghitung operasi campuran bilangan bulat menggunakan tanda positif dan negatif (+ dan -). 5.3.2 mengoperasikan hitung campuran bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif menggunakan media garis bilangan kayu. 5.3.3 memecahkan masalah operasi hitung campuran bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif dalam kehidupan sehari-hari. 3. Subyek peneliti ini hanya dikenakan pada siswa kelas IV MI Ma arif Pagerwojo Sidoarjo tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 31 yang terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. 4. Peneliti ini mengunakan instrumen soal-soal tes tulis yang mengarah pada ranah kognitif dan mengunakan lembar observasi aktifitas guru dan siswa selama proses pembelajaran dan penerapan strategi pembelajaran explicit insctruction. F. Signifikansi Penelitian Jika hasil tujuan penelitian tindakan dapat di capai, maka peneliti mengharapkan hasil penelitian tindakan kelas (PTK) dapat bermanfaat.

7 Manfaat secara umum: 1. Dapat meningkatkan hasil belajar dalam menyelesaikan operasi hitung campuran peserta didik melalui strategi pembelajaran explicit instruction. 2. Dapat meningkatkan pemahaman serta wawasan peneliti dalam membuat karya ilmiah. Manfaat secara spesifik: 1. Sekolah Dapat memberikan kontribusi dalam hal meningkatkan mutu tenaga pendidik, dan peserta didik. 2. Guru a. Dapat memberikan kontribusi dalam hal inovasi atau variasi strategi di dalam proses pembelajaran. b. Dapat memberikan masukan kepada tenaga pendidik untuk melakukan penelitian tindakan kelas serta untuk meningkatkan kemampuan menyelesaikan operasi hitung campuran peserta didik. 3. Peserta didik a. Dapat meningkatkan pemahaman, penyelesaian oprerasi hitung campuran, serta meningkatkan motivasi dan semangat peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran yang berlangsung. b. Dapat menghilangkan kejenuhan, kebosanan dalam proses KBM berlangsung. c. Dapat sebagai wadah dalam meningkatkan hasil belajar menyelesaikan masalah operasi hitung campuran peserta didik

8 4. Peneliti Dapat dijadikan sebagai pengalaman, masukan, refleksi peneliti ketika menjadi tenaga pendidik dan untuk melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) pada tempat, kelas, settingan, strategi yang berbeda.