.Pelle/iliall doli Pellgemballgall Ap/ikasi Is%p doli Ramasi, /998 PENGARUH MUSIM PANAS DAN MUSIM HUJAN TERHADAP APLIKASI FORMULASI TERKENDALI DIMETOAT PADA TANAMAN KEDELAI Ulfa T. Syahrir, Ali Rahayu, M. Sulistyati, Sofnie M. CH, dad Made Sumatra Pusat Aplikasi lsotop dan Radiasi, BATAN ABSTRAK PENGARUH MUSIM PANAS DAN MUSIM HUJAN TERHADAP APLIKASI FORMULASI TERKENDALI DIMETOAT PADA TANAMAN KEDELAI. Formulasi terkendali dimetoat (0,0 dimetil s-(nmetil karbonil metil) fosforoditioat) di aplikasikan pada tanaman kedele dati varitas Willis, G-8, G- 7, dan G-. Dilakukan pengamatan terhadap serangan lalat bibit,ulat daun dan kerusakan polong serta residunya pada biji kedelai dan tanah. Pengukuran dilakukan dengan kromatografi gas menggunakan detektor fotometri nyala. Hasilnya menunjukkan bahwa pada musim hujan kerusakan tanaman kedele karena serangan hama lebih rendah daripada musim kemarau dan basil yang didapat 7% lebih banyak. ABSTRACT THE EFFECT OF RAINY AND DRY SEASONS UPON THE APPLICATION OF CONTROLLED- RELEASE OF DIMETHOATE FORMULATION ON SOYBEAN PLANT. Controlled release formulation of dimethoate (0,0 -dimetil s-(metil karbonil metil) fosforoditioate) was applicated on soybean varieties Willis, G-8, G- 7, and G-. The observation was made on damage leaves Rod, and residue on seed and soil. The residue of dimethoate was determined using Gas Chromatography with Flame Photometric Detector. The result on rainy season that damage leaves pod and small and soybean grain 7% more than dry season. PENDAHULUAN Kedelai mernpakan komoditi yang penting selain beras, karena mengandung protein. Kebutullan akan kedelai meningkat terns, sehingga kita melakukan impor kedelai sebesar lebih kurang 2.000 ton dari Januari sampai Maret 1997 (1). Mengingat manfaat yang besar dari kedelai ini. Pemerintah mengusahakan bermacam-lnacain cara untuk melindunginya antara lain dengan menggunakan insektisida untuk membasmi halna tanalnan. Bentuk insektisida yang banyak dipakai saat ini an tara lain berbentuk serbuk (wettable ~wder) berbentuk cairan (emulsion concentrate) dad berbentuk butiran (~ular), sedangkan aplikasinya ada yang disemprotkan dad ada yang ditaburkan pada taualnan dirnaksud (2,3). Petani melakukan penyemprotan kadang-kadang bernlang kali supaya tanaman terlindung dari serangan hatna, ltal ini kemuogkinatl akan menyebabkan pencemaran pada lingkungan sekitarnya. Untuk mengatasi hal itu dibuat formulasi penglepasan insektisida terkendali yang dilapisi matrik kaolin dad perekat alginat. Perekat ini bertujuan mencegah insektisida dari degradasi awal sebelum mencapai sasaran. Selain dari itu matrik alginat akan melepaskan insektisida secara terkendali sehingga aktifitas dad keberadaan insektisida itu lebih l~ dibandingkan dengan cara konvensional (). Dalam penelitian ini dipakai insektisida dimetoat (0,0 dimetil s-(n-metil karbonil metil) fosforoditioat) dari jenis organofosfat untuk luembasmi serangga yang menyerang tanalnan kedele yaitu llama penggerek polong (ete//a zincone//a) dad penggulung daun (/amprosena indicata). Selain untuk membasmi hama tersebut,dimetoat juga dipakai untuk membasmi hama pada tanaman jeruk, tebu, kentang, kopi, teh serta dipakai juga untuk menyemprot bahan bangunan ( ). Formulasi terkendali dimetoat ini dibuat berbentuk granular,. di aplikasikan pada tanaman kedelai di daerah Kuningan Jawa Barat, kemudian dilakukan pengamatan setelah tanam, yaitu serangan lalat bibit, penggerek polong dad tingkclt kerusakan hama tersebut pada empat jenis varitas kedele. Dari jenis tersebut yang diradiasi adalah jenis G-8, G- 7,G- dan jenis Willis tanpa radiasi. Pada tanaman kedelai diberi perlakuan seperti yang dilakukan petani yaitu pemberian insektisida endosulfan, klorpirifos dad monokrotofos, pemberian formulasi terkendali dad tanpa perlakuan (kontrol). BAHAN DAN METODE Percobaan dilakukan di daerah Kuningan Jawa Barat pada musim kernarau dad musim hujan. Formulasi dimetoat % dimasukkan bersamaan dengan bibit kedelai dari varitas Willis, G-8, G- 7 dad G- yang telah diiradiasi dengan- dosis 0, kgy dengan laju dosis -80 Gray. Penanaman dilakukan pada petak yang berukuran 2x denganjarak tailam 0 x 1 cm dad disekelilingnya ditanami border. Perlakuan dengan 3 variasi yaitu dengan perlakuan petani atau normal dengan memberikan insektisida klorpirifos, monokrotofos dad endosulfan, perlakuan dengan
Pelle/iliall dall Pellgembangall Ap/ikasi I,olop dall Radiasi. /998 formulasi terkendali dimetoat % dan kontrol (tanpa insektisida) dengan masing-masing ulangan 3 kali. Bahan kimia. Bahan kimia yang dipakai dalam penelitian ini adalah dimetoat yang berasaldari PT Krikras B.A.S.F Jakarta, aseton, metanol, CH2CL2, alginat dan kaolin yang berasal dari PT.Indah KeraInik Tangerang ukuran 3 mesh. Peralatan. Alat yang dipakai terdiri dari Kromatografi Gas merk Shimadzu GC- 7 A dengan detektor fotometri Nyala. Pembuatan formulasi. Alginat sebanyak 20 gram dilarutkan dalam air sedikit demi sedikit sampai terbentuk jelly dan diaduk sampai homogen,setelah itu dimasukkan insektisida dimetoat sebanyak 7, gram dan diteruskan pengadukan sampai insektisida larut semuanya. Setelah itu ditamba11kan ke dalamnya kaolin sebanyak 312, gram dan dihomogenkan. Setelah homogen larutan ken tal ini dilewatkan melalui corong dan ditampung dengan larutan CaCl2 0,%,terbentuk butiran dan dikeringkan pacta suhu kamar. Setelah kering siap untuk diaplikasikan pacta tanaman kedelai. Penggunaan Formulasi Dimetoat pada Tanaman Kedelai. Fonnulasi dimetoat diberikan bersamaan dengan penanaman biji kedelai ke dalam lobang yang telah disiapkan. Pengamatan dilakukan beberapa hari setelah tanain untuk melihat pertumbuhan kedelai dan serangan hama. Kemudian dilanjutkan dengan pengamatan hama polong dad lalat bibit karena hama polong ini mengisap isi polong sewaktu mulai terbentuk, dan juga dapat menyerang setelah polong terbentuk. Pengamatan selanjutnya terhadap berat kedelai sesudah pallen. Analisis Residu Dimetoat pada Tanah dad Kedelai. Tanah/kedelai sebanyak 20 grain diekstrak dengan 100 ml diklonnetan, didekantir, diuapkan dad dimurnikan dengan memakai kolom kromatografi. Absorban yang dipakai adalah tlorisil dengan eluen diklonnetan. Hasil pemurnian yang berbentuk larutan di uapkan, kemudian pelarut diganti dengan aseton, dad disuntikkan pacta Kromatografi Gas. BASIL DAN PEMBAHASAN Pada Tabel 1, dapat dilihat bahwa intensitas serangan lalat bibit dan ulat daun pada musim kemarau lebih tinggi daripada musim hujan pada kondisi tanpa perlakuan insektisida (10), perlakuan dengan formulasi terkendali dimetoat, perlakuan oleh petani atau normal (In).Dari kondisi diatas perlu diberikan insektisida karena serangan sudah merata. Pada Tabel 2, dapat dilihat bahwa kerusakan kedelai karena serangan llama daun dad lalat bibit lebih rendah pada musim hujan pada kondisi tanpa perlakuan insektisida (10), dengan formulasi terkendali (Id) dad perlakuan normal (In). Pada Tabel 3, dapat diketahui kerusakan hama kedelai yang disebabkan hama polong. Rata-rata kerusakan yang ditimbulkan pada musim hujan lebih rendah pada musim kemarau untuk ketiga perlakuan. Dari Tabel 1,2, clan 3, disimpulkan bahwa musim dapat mempengaruhi serangan clan kerusakan yang ditimbulkan hama. Hal ini disebabkan karena hujan yang turnn akan mematikan populasi hama yang terbentuk. Pada Tabel, terlihat bahwa persentase berat kedelai pada basil pallen lebih banyak pada musim hujan daripada saat musim kemarau untuk perlakuan tanpa insektisida (10),.rormulasi terkendali (ld) maupun perlakuan normal (In). Pada Tabel dan 6, dapat dilihat bahwa residu dimetoat, endosulfan, klorpirifos clan monokrotofos tidak terdeteksi pada biji kedelai maupun tanahnya. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh karena insektisida yang digunakan adalah jenis organofosfat yang mudah ternrai di lingkungan dan pemakaiannya sesuai dosis yang di anjurkan [2]. Dari basil penelitian ini perbedaan dari formulasi terkendali dengan pernberian secara normal seperti yang dilakukan petani belurn terlibat beda yang nyata. Dari segi ekonomis sangat rnenguntungkan karena pemakaiannya banya I kali pacta saat awal penanarnan bibit kedelai sebingga rnengurangi pencernaran lingkungan. Pacta penggunaan secara normal pestisida disernprot selang 10 bari pacta rnasa tanarnnya. KESIMPULAN Dan basil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa formuiasi dimetoat bisa dipakai untuk mengendalikan hama yang menyerang tanaman kedelai. Pada musim hujan serangan hama berkurang dibandingkan dengan musim kemarau dad basil paned yang didapat lebih banyak. Penggunaan formulasi secara ekonomis menguntungkan karena hanya 1 kali penggunaan sampai panen. UCAPAN TERIMA KASIB Penulis mengucapkan terima kasih kepada Saudara Elida Djabir dan Patuan Sitorus alas bantuannya dalam penelitian ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada tim perkebunan Kuningan Jawa Barat yang telah menyediakan lahan percobaan. DAFTAR PUSTAKA 1. Biro Pusat Statistik (BPS), Jakarta 1997. 2. ANONIM, Pestisida Untuk Pertanian dan Kehutanan, Departemen Pertanian (1997). 3. AUDUS,L.J., The biological detoxification ofhonnone herbicide in soil'" Plant & Soil 3 (196).. GAN,J., HUSSAIN,M. and RATHOR M.N., Behavior of alginat kaolin based controlled release fonnulation of tile herbicide thiobencarb in simulated ecosystem, pestic. Sci. 2 (199).. MEISTER, T.R., Fann Chemical Handbook (198).
-Peneli/ian don PengembanganAplikasi ls%p don Rodiasi, /998 Tabe! lntensitas serangan lalat bibit dad ulat daun 10 Id In Var Lb Ud Lb Ud Lb Ud G-8 G- K H K H K H K H K H K H,7 Keterangan: 10 = tanpa perlakuan insektisida Id = perlak"uan dengan ionnulasi terkendali dimetoat In = perlakuan dengan klorpirifos, endosultan, clan monokrotofos (nonnal petani) Lb = Lalat bibit Ud = ulat daun K = musim kemarau H = musim hujan = serangan merata 3 3,7,7, Tabel 2. Tingkat kerusakan kedelai karena serangan ulat daun dad lalat bibit (%) Tabel3. Tingkat kernsakan kedelai serangan hama polong (%) Yarietas 10 Id In 10 Id In K H K H K H K H K H K H G-8 G- 26,6 31,6 1,6 12,3 1 16,7 12,3 28,3 30,3 2 10,7 9,0 7,3 10,3 10,0 21,7 20,0 8,7 10,0 1 8,7 9,7 G-8 G-,0 3,1 2,1,0 2,,0 2, 2,1 2,2 Tabel. Berat biji kedelai yang tidak terserang (%) 10 Id In K H K H K H G-8 G- 0 61 2 71 70 0 7 1 0 73 6 62 78 61 0 72 6 6 7 Tabel. Residu pestisida pada tanah saat panen dimet. K H e.sulfan kiorp. monok. dimet. e.sulfan klorp. monok.
ULFAT. Pene/itian dan Pengembangan Ap/ikasi lsotop dan Radiasi, /998 Tabel 6. Residu pestisida pada kedelai saat panen G-8 G- dimet. K e.sulfan klorp. rnonok dimet. e.sulfan Keterangan: dimet. = dimetoat, e.sulfail = endosulfan, klorp. = klorpi,rifos, dan monok. = monokrotofos H klorp. monok DISKUSI MADE SUMARTI K. Apa yang dimaksud dengan fonnulasi terkendali dimetoat? ULFAT. SYAHRIR Formulasi terkendali adalah sualu formula insektisida ymlg dibuat menggullakall pengikat (alginat) dan matrik pengisi (kaolin) untuk membentuk formulasi insektisida baru yang diharapkan dapat mencegah insektisida ini dari degradasi awal dan penguapan oleh matahari sebelrnn mencapai sasaran (hmna). Penglepasan fonnula insektisida ini dapat dikendalikan dad menjadi maksimal pacta serangan hama meningkat, sehingga pallen yang dihasilkan lebih baik. HENDIG WINARNO Kenapa serangan lebih berkurang pacta musim hujan dibanding kemarau? Saran: Lebih baik data yang ditulis dalam angka dilampirkan dalam bentuk grafik. SYAHRIR Hal ini disebabkan karena larva dari hama disiram hujan, sehingga menjadi mati. Terima kasih alas sarannya dan akan digunakan pada waktu yang akan datang. HARYONOSUBAGYO Apa tujuan penggunaan fonnulasi terkendali dimetoat, aoakah terhadap basil kedele atau yang lannya? 2. Apa yang menyebabkan perbedaan serangan pada musim hujan darullusim panas? ULFAT. SYAHRIR 1. Tujuan penggunaan formulasi terkendali : a. Supaya basil pertanian didapat lebih banyak, karena kita import kedele:i: 70 % sampai tabun 1998. b. Mengurangi pencemaran lingkungan karena pemakaian hanya sekali saja sampai pallen. c. Menguntungkan dati segi ekonomis, dibandingkan dengan formulasi yang biasa dipakai petani, biasanya menggunakan insektisida setiap 10 hari sampai serangan berkurang. 2. Karena ada hujan, larva hama yang terbentuk disiram dad mati. WIN AR TI AND A Y ANI 1. Apa acta perbedaan basil pacta empat varietas? 2. Kenapa basil dengan formulasi terkendali agak rendah dibandingkan dengan fonnulasi insektisida yang digunakan petani? ULFA T. SY AHRIR 1. Perbedaan hampir tidak acta. 2. Pacta penelitian ini kita me1akukan uji dari fonnu1asi terkenda1i yang dibuat dad se1anjutnya akan dikembangkan dengan perbaikan pembuatan fonnuiasi terkenda1i ini. Tetapi petani menggunakan intektisida se1ang 10 hari sampai serangan hama tidak acta (panen), sedangkan kami menggunakan fonnu1asi terkenda1i ini sekali saja sampai pallen.
Penelilian don Pengembangan Aplikasi lsotop don Radiasi, /998 DISKUSI SUT ARMAN 1. Apakah yang dimaksud dengan atmosfer nitrogen? 2. Mengapa campuran tersebut harus ditambah Ph2IPF 6' karena menu rut pengetahuan say a fotoinisiat()r digunakan pacta mesin ultraviolet? Mohon penjelasan. Atmosfer nitrogen lnaksudnya proses berlangsung dalam keadaan dilingkungi oleh gas nitrogen denganjalan mengalirkan gas nitrogen, yaitu pada proses "curing" lapisan dad pada saat pengukuran kestabilan termal dengan TGA. Fotoinisiator Ph2IPF 6 dipakai pada penelitian ini untuk membandingkan sifat termal lapisan basil "curing" dengan mekanisme polimerisasi rndikal dad polimerisasi kationik. Tanpa fotoinisiator, mekanisme melalui polimerisasi radika.i, sedangkan mekanisme melalui polimerisasi kationik jika ditambah fotoinisiator. Fotoinisiator kationik dapat digunakan dengan radiasi berkas elektron karena menurunkan dosis yang diperlukan Ulltuk "curing". MARGA UT AMA 1. Mengapa T 10 yang dibandingkan, bukannya T 0. Apa dasar pemikirannya? Mohon penjelasan. 2. Biasanya dengan mengetahui T 0 akan dapat dihitung waktu pamh (setengah kellilangan berat). Apakah waktu kehilangan berat diteliti 1 T.o dan To dipelajari berdasarkan teori dari CHIANG dad CHIANG, pustaka (). To suhu yang paling penting untuk menentukan kestabilan termal karena menunjukkan kestabilan termal kopolimer yang merupakan komponen terbesar dalam campuran tersebut. 2. Penelitian ini lebih menekankan pada kestabilan tennal terhadap perubahan suhu. Dapat juga pengukuran dilakukan dengan kestabilan tennal pada subu konstan (pengukuran isotermal). RAHA YU Ch. 1. Apakah basil penelitian Anda ini sudah diaplikasikan ke industri sebagai bahan pelapis pennukaan? 2. Desain penelitian yang sarna, apakah bisa digunakan oligomer dad vinil eter produksi lokal, supaya lebih ekonomis? Contohnya di Jepang. I. Penelitian ini sudah diaplikasikan oleh beberapa industri kertas dad plastik, tetapi tidak terlalu banyak dad bahan pelapis ini lebih cocok untuk pelapisan bahan yang lentur (fleksibel). 2. Dengan desain penelitian yang sarna, oligomer dad monomer vi nil eter akan lebih ekonomis jika menggunakan produksi loka!, tetapi sepengetahuan kami bel urn ada produksi lokal. GATOT TRIMUL Y ADI Dari basil penelitian Anda, jika akan diaplikasikan ke substrat apa yang terbaik, kayu, logam, atau kertas, atau dapat dipergunakan dengan baik untuk semua substrat? SUGIARTODANU Senyawa vinil eter lebill tepat untuk ballan-bahan yang fleksibel, misalnya kulit, kertas, plastik, dll. Jika dicampur dengan akrilat senyawa vinil eter menghasilkan lapisan dengan sifat diantara sifat senyawa akrilat (keras, kuat, dan tallan terhadap bahan kimia) dan sifat vinil eter (ulet dan lentur). Salah satu sifat yang menonjol vinil eter adalah adesi yang baik terhadap logam karena kontraksi bahan tersebut relatif kecil dibandin~ senyawa akrilat.