STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERAWATAN JENAZAH

dokumen-dokumen yang mirip
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PERAWATAN JENASAH

Nomer Station 1 Judul Station Perawatan Jenazah di RS Waktu yang

SPO PEMULASARAN JENAZAH. No. Revisi: 02. No. Dokumen: Halaman : 1/2. Diterbitkan Direktur, Tanggal Terbit : 01 Januari 2012

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR

UNIVERSAL PRECAUTIONS Oleh: dr. A. Fauzi

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI. Jl. Pajajaran No. 109 Jagabaya II Bandar Lampung Telp. (0721) , Fax (0721)

Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) merupakan salah satu bagian dari kewaspadaan standar.

PERAWATAN JENAZAH DALAM ASUHAN KEPERAWATAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kewaspadaan universal (Universal Precaution) adalah suatu tindakan

PENUNTUN SKILLS LAB BLOK 4.3 ELEKTIF Topik 2.A KESEHATAN INTERNASIONAL DAN KARANTINA

Buku Panduan Pendidikan Keterampilan Klinik 1 Keterampilan Sanitasi Tangan dan Penggunaan Sarung tangan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PERAWATAN KOLOSTOMI Pengertian Jenis jenis kolostomi Pendidikan pada pasien

6. Botol kecil steril untuk bahan pemeriksaan steril

INJEKSI SUB CUTAN (SC)

Lampiran 1 LEMBAR PERMINTAAN MENJADI RESPONDEN

PROSEDUR PEMBERIAN MEDIKASI (OBAT)

BAB I DEFINISI. APD adalah Alat Pelindung Diri.

PENCABUTAN IMPLANT. No Sikap dan Prilaku. 1. Menyambut klien dan memperkenalkan diri dengan ramah

SOP Tanda Tanda Vital

MEMASANG KATETER. A. PENGERTIAN Memasukkan selang karet atau plastik melalui uretra ke dalam kandung kemih untuk mengeluarkan urine.

PENCEGAHAN INFEKSI PADA PERAWATAN JENAZAH

SOP PERAWATAN LUKA GANGREN

Kegiatan Belajar TUJUAN. Pembelajaran Umum. Setelah mempelajari materi ini diharapkan Anda dapat mengaplikasikan prosedur mencuci tangan yang benar

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. (WHO, 2002). Infeksi nosokomial (IN) atau hospital acquired adalah

Lembar Persetujuan Menjadi Peserta Penelitian

LUKA BAKAR Halaman 1

DAFTAR TILIK PEMASANGAN IMPLAN JADENA. Beri nilai setiap langkah klinik dengan mengunakan kriteria sebadai berikut :

Karakteristik Responden. 2. Lama Bertugas / pengalaman bekerja. 3.Mengikuti pelatihan APN ( Asuhan persalinan Normal)

PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE ( NGT )

LINDUNGILAH KELUARGA ANDA DARI PENULARAN BATUK DAN FLU DENGAN ETIKA BATUK YANG BAIK DAN BENAR

Blok Gastroenterohepatologi Manual Keterampilan Prosedur Enema

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. persepsi sehingga ada respon untuk mewujudkan suatu tindakan.

DAFTAR TILIK PEMERIKSAAN SUHU

VULNUS LACERATUM. 1. Pengertian

Disampaikan pada Pertemuan Ilmiah Tahunan Nasional Ikatan Perawat Dialisis Indonesia (IPDI) Palembang, 17 Oktober 2014

PANDUAN CLINICAL SKILL LABORATORIUM INJEKSI INSULIN. Oleh. Tim Endokrin dan Metabolik

Panduan Identifikasi Pasien

Rumus untuk membuat larutan klorin 0,5% dari larutan konsentrat berbentuk cair :

Nama : Riadus Solihin.S.kep. Npm : VULVA HYGIENE STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

DAFTAR TILIK CUCI TANGAN MEDIS

LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN

Pengendalian infeksi

DAFTAR TILIK KETERAMPILAN PEMASANGAN IUD

PENUNTUN BELAJAR KETERAMPILAN KLINIK DAN KONSELING IMPLAN-2


LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN. Nama saya lailani Zahra, sedang menjalani pendidikan di Program D-IV Bidan

ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PANDUAN RUANG ISOLASI DI RUMAH SAKIT SAIFUL ANWAR MALANG

MODUL PRAKTIK KLINIK KETRAMPILAN DASAR KEBIDANAN

MENCUCI INSTRUMEN BEDAH No.Dokumen No.Revisi Halaman. Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh : Direktur RS

A. Informasi Fasilitas Kesehatan

Pengemasan dengan sterilisasi steam/gas. Sterilisasi dengan steam/gas. Pembungkus dapat ditembus oleh uap/gas Impermiabel bagi mikroba Tahan lama

PANDUAN CLINICAL SKILL LABORATORIUM SENAM KAKI DIABETIK. Oleh. Tim Endokrin dan Metabolik

- Memberi rasa nyaman pada klien. - Meningkatkan proses penyembuhan luka. Perawatan luka dilakukan jika luka kotor/luka basah

PENUNTUN PEMBELAJARAN ASPIRASI SUPRAPUBIK

PENUNTUN PEMBELAJARAN

Lampiran 2

Persalinan Normal. 60 Langkah. Asuhan Persalinan Kala dua tiga empat. Dikutip dari Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal

LAMPIRAN. Lampiran 1

MODUL KETERAMPILAN KLINIK ASUHAN KEBIDANAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. selama kunjungan antenatal atau pasca persalinan/bayi baru lahir atau saat

Universitas Sumatera Utara

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENGENDALIAN INFEKSI PADA HIPOSPADIA

FOMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN. Saya adalah mahasiswa Program Studi D IV Bidan Pendidik Fakultas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang terdapat di RS PKU Muhammadiyah Gamping memiliki berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR TILIK ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) PETUNJUK

DAFTAR ISI. 1.1 Latar belakang Definisi Pengelolaan Linen...5

MEMISAHKAN ALAT YANG BERSIH DAN ALAT YANG KOTOR, ALAT YANG MEMERLUKAN STERILISASI, ALAT YANG MEBUTUHKAN PERAWATAN YANG LEBIH LANJUT

PERSYARATAN PRAKTIK BIDAN

PROSEDUR STANDAR Tanggal Terbit : / /200

Pengertian : Tata cara serah terima pasien yang akan dioperasi antara perawat ruangan/ bangsal dan staf kamar operasi.

PRAKTIKUM 10 AUSKULTASI PARU, SUCTION OROFARINGEAL, PEMBERIAN NEBULIZER DAN PERAWATAN WSD

Perawatan Luka Post Operasi Sectio Caesarea. Fitri Yuliana, SST

TIM PRODI D-IV KEBIDANAN UNIVERSITAS UBUDIYAH INDONESIA

PETUNJUK PENGAMBILAN SAMPEL DNA SATWA LIAR. Petunjuk Penggunaan Kit (Alat Bantu) untuk Pengambilan Sampel DNA Satwa Liar

ROM (Range Of Motion)

60 Langkah Asuhan Persalinan Normal

1 PEMBERIAN NEBULIZER 1.1 Pengertian

Dilakukan. Komponen STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI

Tindakan keperawatan (Implementasi)

ASEPSIS SESUDAH TINDAKAN BEDAH MULUT

LAMPIRAN Lampiran 1. Surat Permohonan


Instrumen yaitu sesuatu yang dapat digunakan untuk mempermudah seseorang melakukan tugas atau mencapai tujuan secara efektif atau efisien (Suharsimi

PETUNJUK PERAWATAN TENSIMETER RAKSA (Sphigmomanometer Raksa) dan STETOSKOP

Aspirasi Vakum Manual (AVM)

SOP PERTOLONGAN PERSALINAN NORMAL

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

Untuk menjamin makanan aman

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 menyatakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MEMBERSIHKAN LANTAI RUANGAN


PANDUAN KEWASPADAAN UNIVERSAL PUSKESMAS KECAMATAN PASAR MINGGU

PEMASANGAN AKDR. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

KOP DINAS KESEHATAN KOTA DEPOK BERITA ACARA PEMERIKSAAN PRAKTIK BIDAN MANDIRI

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Transkripsi:

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERAWATAN JENAZAH 1. Pengertian Perawatan jenazah adalah perawatan pasien setelah meninggal, perawatan termasuk menyiapkan jenazah untuk diperlihatkan pada keluarga, transportasi ke kamar jenazah dan melakukan disposisi (penyerahan) barang-barang milik klien. 2. Indikasi Perawatan jenazah dimulai setelah dokter menyatakan kematian pasien. Jika pasien meninggal karena kekerasan atau dicurigai akibat kriminalitas, perawatan jenazah dilakukan setelah pemeriksaan medis lengkap melalui autopsi. 3. Tujuan a. Penghormatan terhadap jenazah b. Untuk mencegah terjadinya pembusukan pada jenazah c. Dengan menyuntikkan zat-zat tertentu pada jenazah untuk membunuh kuman seperti pemberian injeksi formalin murni, agak tidak meninggalkan luka dan membuat tubuh menjadi kaku. d. Menjalankan kewajiban hukum fardlu ain.(muslim) e. Jenazah dalam keadaan bersih 4. Sasaran Pasien yang sudah meninggal 5. Tenaga Dokter, Perawat, Bidan 6. Kelengkapan sarana a. Sarana Medis

Kasa/Verban secukupnya Sarung tangan bersih Pads Kapas secukupnya Plastik jenazah/pembungkus jenazah Plester penahan untuk menutup luka (bila ada luka) Bengkok 1 buah Troli b. Sarana Non Medis Pengganjal dagu Label identifikasi Tas plastik untuk tempat barang-barang klien Air dalam baskom Sabun Handuk Selimut mandi Kain kafan Daftar barang berharga Peniti Sisir Baju bersih Peralatan ganti balut (jika diperlukan) 7. Prosedur Tetap Pelayanan a. Mempersiapkan alat dan bahan b. Meyingsingkan lengan baju seragam yang panjang di atas siku. c. Melepaskan cincin, jam tangan dan gelang. d. Memakai sarung tangan

e. Perawatan jenazah 8. STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR a. Mempersiapkan alat dan bahan Memeriksa kembali Kasa/Verban, sarung tangan bersih, pads, kapas secukupnya, plastik jenazah/pembungkus jenazah, plester penahan untuk menutup luka (bila ada luka), bengkok 1 buah, diatas troli bagian atas. b. Bila menggunakan baju lengan panjang maka lengan baju dilipat sampai di atas siku. Menyingsingkan lengan baju yang panjang sampai atas mata siku lengan. c. Melepaskan cincin, jam tangan dan gelang. Jika menggunakan cincin, jam tangan lepaskan cincin dan jam tangan ke dalam saku. d. Memakai sarung tangan 1) Meletakkan sarung tangan steril pada posisi yang sedikit lebih tinggi dari tangan ± 15 cm dari ujung jari tangan jika tangan lurus disamping badan. 2) Membuka bungkus sarung tangan dengan hati-hati dan jaga agar tidak terkontaminasi. 3) Mengatur agar posisi jari sarung tangan mengarah ke depan pembungkus. 4) Mengidentifikasi sarung tangan kanan dan kiri. 5) Mengambil sarung tangan dominan dengan tangan nondominan (pegang pada bagian dalam pergelangan sarung tangan yang terlipat ). 6) Memasangkan sarung tangan pada tangan dominan, pastikan sarung tangan tidak menyentuh bagian yang tidak steril. 7) Dengan menggunakan tangan yang sudah terpasang sarung tangan, mengambil sarung tangan berikutnya dengan memasukan empat jari ke dalam lipatan sarung tangan yang terlipat pada bagian pergelangan. 8) Memasang sarung tangan pada tangan nondominan dengan hati-hati dengan tidak menyentuh bagian yang tidak steril. 9) Menarik sarung tangan kedua pada tangan yang non dominan. Jangan biarkan jari-jari tangan dominan menyentuh bagian tangan yang non dominan yang masih terbuka. 10) Menyesuaikan sarung tangan yang telah terpasang dengan merekatkan kedua tangan. 11) Melepas sarung tangan setelah selesai melakukan tindakan keperawatan dengan tangan dominan sehingga bagian dalam sarung tangan berada diluar. Kemudian genggam

sarung tangan yang sudah terlepas tadi dengan tangan nondominan, lalu lepas sarung tangan nondominan sehingga sarung tangan dominan yang digenggam tadi tergulung di dalam sarung tangan nondominan. 12) Meletakkan sarung tangan yang telah digunakan ke bengkok 13) Mencuci tangan seperti yang dilakukan diawal tindakan. e. Perawatan Jenasah 1) Siapkan alat yang diperlukan dan bawa kedalam ruangan 2) Atur lingkungan sekitar tempat tidur. Bila kematian terjadi pada unit multi bed, jaga privasi pasien yang lain, tutup koridor, cuci tangan. 3) Tinggikan tempat tidur untuk memudahkan kerja dan atur dalam posisi datar. 4) Tempatkan tubuh dalam posisi supinasi 5) Tutup mata, dapat menggunakan kapas yang secara perlahan ditutupkan pada kelopak mata dan plester jika mata tidak tertutup 6) Luruskan badan, dengan lengan menyilang tubuh pada pergelangan tangan dan menyilang abdomen. Atau telapak tangan menghadap kebawah. 7) Ambil gigi palsu jika diperlukan dan tutup mulut. Jika mulut tetap tidak mau tertutup, tempatkan gulungan handukdi bawah dagu agar mulut tertutup. Tempatkan bantal di bawah kepala. 8) Lepaskan perhiasan dan barang berharga dihadapan keluarga. Pada umumnya, semua cincin, gelang, kalung dll di lepas dan ditempatkan pada tas plastic tempat barang berharga. Termasuk kaca mata, kartu, surat, kunci, barang religi. Beri label identitas. 9) Jaga keamanan barang berharga klien. Ikuti peraturan RS untuk disposisi (penyerahan) barang barharga. Jangan meninggalkan barang berharga. Tempatkan dikantor perawat sampai dapat disimpan ditempat yang lebih aman atau diserahka pada keluarga. Jika memungkinkan, keluarga dianjurkan untuk membawa pulang semua barang milik milik klien sebelum klien meninggal. 10) Bersihkan badan. Dengan menggunakan air bersih, bersihkan area tubuh yang terdapat kotoran seperti darah, feces, atau muntahan. Jika kotoran terjadi pada area rectum, uretra atau vagina, letakan kassa untuk menutup tiap lubang dan rekatkan dengan plester untuk mencegah pengeluaran lebih lanjut. Setelah kematian, sfingter otot relaks, menyebabkan inkontinensia feces dan urin.

11) Rapikan rambut dengan sisir rambut. 12) Rawat drainage dan tube yang lain. Jika akan dilakukan autopsi, tube pada umumnya dibiarkan pada badan, ambil botol drainage atau bag dari tube dan tekuk tube, ketika dilakukan autopsi, tube diambil. Pastikan balon sudah dikempiskan sehingga tidak melukai jaringan tubuh selama pengambilan. 13) Ganti balutan bila ada balutan. Balutan yang koyor harus diganti dengan yang bersih. Bekas plester dihilangkan dengan bensin atau larutan yang lain yang sesuai dengan peraturan RS. 14) Pakaikan pakaian yang bersih untuk diperlihatkan pada keluarga. Jika keluarga meminta untuk melihat jenazah, tempatkan pada posisi tidur, supinasi, mata tertutup, lengan menyilang di abdomen. Rapikan tempat tidur kembali. 15) Beri label identifikasi pada jenazah. Label identitas dengan nama, umur, dan jenis kelamin, tanggal, no RS, nomor kamar dan nama dokter. Sesuai dengan peraturan RS, ikatan label identitas pada pergelangan tangan atau pergelangan kaki atau plester label pada dada depan pasien. 16) Letakan jenazah pada kain kafan sesuai dengan peraturan RS. Ikatkan kasa/verban atau pengikat yang lain dibawah dagu dan sekitar kepala untuk menjaga agar dagu tetap tertutup. Kemudian, ikat pergelangan tangan bersama menyilangkan diatas abdomen untuk menjaga lengan dari jatuh dari brankar ketika jenazah diangkut ke kamar jenazah. Letakan jenazah pada kain kafan. Lipat bagian 1 sudut kebawah menutup kepala, diikuti bagian sudut ke 2 keatas menutup kaki. Lipat bagian sudut 3 dan 4. Peniti atau plester diperlukan untuk menjaga kain kafan pada tempatnya. 17) Beri label pada bagian luar. Tandai identifikasi di penitikan pada bagian luar kain kafan. 18) Pindahkan jenazah ke kamar jenasah. Pindahkan jenazah secara perlahan ke brankar. Tutup jenazah dengan kain. Kemudian ikat dengan pengikat brankar pada bagian dada dan lutut. Pengikat untuk mencegah jenazah jatuh, tapi tidak boleh terlalu kuat sehingga dapat menyebabkan lecet. 19) Bereskan dan bersihkan kamar pasien.

20) Dokumentasikan prosedur. Pada catatan perawatan, catat waktu dan tanggal jenazah diantar kekamar jenazah. Lakukan pencatatan apakah barang berharga disimpan atau diserahkan pada keluarga. Hal yang diperhatikan : 1. Berikan barang-barang milik klien pada keluarga klien atau bawa barang tersebut kekamar jenazah. Jika perhiasan atau uang diberikan pada keluarga, pastikan ada petugas/ perawat lain yang menemani. Minta tanda tangan dari anggota keluarga yang sudah dewasa untuk verifikasi penerimaan barang-barang berharga atau status dimana perhiasan masih ada pasien. 2. Berikan support emosional kepada keluarga yang ditinggalkan dan teman dan kepada klien lain yang sekamar. 3. Mengangkat jenazah dilakukan secara perlahan untuk mencegah lecet dan kerusakan kulit. 4. Segera mencuci kulit dan permukaan lain dengan air mengalir bila terkena darah atau cairan tubuh lain. 5. Dilarang memanipulasi alat suntik atau menyarungkan jarum suntik ke tutupnya. Buang semua alat atau benda tajam dalam wadah yang tahan tusukan. 6. Semua permukaan yang terkena percikan atau tumpahan darah atau cairan tubuh lainnya segera dibersihkan dengan cairan klorin 0,5%. 7. Semua peralatan yang akan digunakan kembali harus diproses dengan urutan : dekontaminasi, pembersihan, desinfeksi, atau sterilisasi. 8. Sampah dan bahan terkontaminasi lainnya ditempatkan dalam kantong plastik. 9. Pembuangan sampah dan bahan yang tercemar sesuai pengolah sampah medis.