I. PENDAHULUAN. Kehidupan di dunia tidak terlepas dari perubahan-perubahan suatu lingkungan.

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Kehidupan di dunia tidak terlepas dari perubahan-perubahan suatu lingkungan.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

TANAMAN PENGHASIL PATI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) banyak ditanam di daerah beriklim panas

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. 1. Kaitan Antara Geografi Ekonomi Dengan Usaha Petani Singkong

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

I. PENDAHULUAN. bercocok tanam. Berdasarkan luas lahan dan keragaman agroekosistem, peluang

I. PENDAHULUAN. upaya pemenuhan kebutuhan hidupnya sangat erat kaitannya dengan pemanfaatan

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari keluarga

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan Sekampung Udik dalam Angka (2012), Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN. diandalkan karena sektor pertanian mampu memberikan pemasukan dalam

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

I. PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara agraris yang sebagian besar mata

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA FIKIR. Ikatan Geografi Indonesia (IGI) dalam Nursid Sumaatmadja, 1997:11).

II. TINJAUAN PUSTAKA. dari umbi. Ubi kayu atau ketela pohon merupakan tanaman perdu. Ubi kayu

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium

I. PENDAHULUAN. bahan baku pangan, dan bahan lain. Ketersediaan pangan yang cukup jumlahnya,

II.TINJAUAN PUSTAKA. berasal dari luar negeri yang beriklim sedang (sub tropis). Menurut sejarahnya, tanaman

I. PENDAHULUAN. nasional. Pembangunan pertanian memberikan sumbangsih yang cukup besar

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota

TINJAUAN PUSTAKA. yang semula berkembang dari buku di ujung mesokotil, kemudian set akar

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB.

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang agraris artinya pertanian memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. disegala bidang. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang

TEBU. (Saccharum officinarum L).

BAB I PENDAHULUAN. laut ini, salah satunya ialah digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung (Zea mays.l) keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays L.

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Timur. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012, tentang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Analisis Lingkungan Eksternal. Terigu adalah salah satu bahan pangan yang banyak dibutuhkan oleh

POLA USAHATANI PADI, UBI JALAR, DAN KATUK UNTUK MENGAKUMULASI MODAL DAN MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI

I. PENDAHULUAN. keharusannya memenuhi kebutuhan pangan penduduk. Berdasarkan Sensus

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) berasal dari negara Afrika.

TINJAUAN PUSTAKA. tersebut dinamakan akar adventif (Duljapar, 2000). Batang beruas-ruas dan berbuku-buku, tidak bercabang dan pada bagian

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara sampai

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan sumber bahan pangan ketiga di

Ekonomi Pertanian di Indonesia

PROSPEK TANAMAN PANGAN

BAB I PENDAHULUAN. fermentasi tercapai, sehingga harus segera dikonsumsi (Hidayat, 2006).

2014 EVALUASI KESESUAIAN LAHAN PERTANIAN UNTUK TANAMAN PANGAN DI KECAMATAN CIMAUNG KABUPATEN BANDUNG

I. PENDAHULUAN. Adalah penting bagi Indonesia untuk dapat mewujudkan ketahanan pangan

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan, karena didukung oleh sumber daya alam dan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. berusaha. Seiring dengan meningkatnya pembangunan nasional terutama dalam

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan substansi pokok dalam kehidupan manusia sehingga

PENDAHULUAN. singkong, ubi, talas dan lain-lainnya. Gandum berpotensi sebagai pengganti beras

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

I. PENDAHULUAN. yang memiliki potensi hijauan hasil limbah pertanian seperti padi, singkong, dan

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun

I. PENDAHULUAN. dianggap sebagai sumber kehidupan dan lapangan kerja, maka pertanian

BAB I PENDAHULUAN. pertanian menjadi daerah permukiman, industri, dan lain-lain. Menurut BPN

KL 4099 Tugas Akhir. Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari. Bab 2 GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sumberdaya alam pertanian, sumberdaya alam hasil hutan, sumberdaya alam laut,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

II. IKLIM, TANAH DAN WILAYAH PRODUKSI

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Posisi wilayah Kota Metro berada di tengah Provinsi Lampung, secara

I. PENDAHULUAN. terutama pangan dan energi dunia, termasuk Indonesia akan dihadapkan pada

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas

I. PENDAHULUAN. Ketergantungan terhadap bahan pangan impor sebagai akibat kebutuhan. giling (Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, 2015).

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sedang berkembang, dengan sektor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Gambar 1. Beberapa varietas talas Bogor

BAB I PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L] Merr.) merupakan tanaman komoditas pangan

II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian meter di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara agraris yang terletak di daerah tropis dengan luas

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Luas Areal Perkebunan Kopi Robusta Indonesia. hektar dengan luas lahan tanaman menghasilkan (TM) seluas 878.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

memenuhi kebutuhan warga negaranya. Kemampuan produksi pangan dalam negeri dari tahun ke tahun semakin terbatas. Agar kecukupan pangan nasional bisa

I. PENDAHULUAN. Ubikayu merupakan sumber bahan makanan ketiga setelah padi dan jagung.

I. PENDAHULUAN. yang dimiliki oleh suatu negara. Indonesia merupakan negara berkembang

I. PENDAHULUAN. merupakan kebutuhan dasar manusia. Ketahanan pangan adalah ketersediaan

BAWANG MERAH. Tanaman bawang merah menyukai daerah yang agak panas dengan suhu antara

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memanfaatkan lahan untuk melakukan aktivitas mulai dari

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan di dunia tidak terlepas dari perubahan-perubahan suatu lingkungan. Lingkungan fisik, lingkungan biologis serta lingkungan sosial manusia akan selalu berubah dari waktu ke waktu, atas terjadinya perubahan-perubahan. Jadi manusia bahkan seluruh organisme hidup di dunia perlu melakukan, penyesuaian agar mereka tetap dapat mempertahankan hidupnya, dalam arti kata mereka tetap bisa mempertahankan hidup yang diperlukannya. Setiap daerah memiliki potensi sumber daya yang berbeda, baik alam maupun manusia. Hal ini dapat mengkibatkan adanya hubungan atau keterkaitan antara daerah satu dengan daerah lainya. Bidang pertanian merupakan bidang yang sangat penting di Indonesia, oleh sebab itu pembangunan yang dilaksanakan di bidang ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian. Bidang pertanian merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan merupakan satu kesatuan dari pembangunan nasional. Salah satu hasil pertanian yang menunjukkan peningkatan produksi dan konsumsinya dari tahun ke tahun adalah beras, yang meruapakan bahan makanan pokok bagi sebagian masyarakat Indonesia. Selain usaha peningkatan produksi beras, pemerintah juga memperhatikan usaha peningkatan produksi tanaman

2 pangan lainnya termasuk ketela pohon atau singkong sebagai usaha alternative hasil pertanian. Singkong (Manihot esculenta) adalah salah satu produk pertanian yang populer di Indonesia karena produksinya yang cukup tinggi. Akan tetapi, hasil panen yang melimpah tersebut tidak sejalan dengan pemanfaatannya yang optimal. Ubi kayu dikonsumsi rakyat ketika bahan makanan pokok, yaitu beras, sudah tidak diharapkan. Sampai saat ini, ubi kayu masih dijadikan sebagai salah satu makanan pokok oleh golongan masyarakat yang kurang mampu. Sedangkan masyarakat golongan menengah ke atas umumnya mengonsumsi ubi kayu dalam berbagai bentuk olahannya. Padahal, singkong merupakan hasil pertanian pangan kedua setelah beras yang mampu menyediakan sumber karbohidrat dan kalori bagi menu rakyat serta keperluan industri (Kadarisman dan Sulaeman, 1991). Terdapat fakta di tengah masyarakat Indonesia bahwa tingkat ketergantungan masyarakat terhadap beras cukup tinggi (Koran Kampus,November 2011). Tingginya tingkat ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap beras sebagai bahan makanan pokok menimbulkan banyak masalah. Salah satu dampaknya adalah impor beras Indonesia yang semakin meningkat seiring dengan laju pertambahan penduduk. Peningkatan jumlah kebutuhan beras tersebut tidak disertai dengan peningkatan produksinya akibat lahan pertanian yang kian menyempit. Apabila hal ini terus terjadi, bukanlah tidak mungkin jika suatu saat Indonesia mengalami krisis beras, di mana harga beras melambung tinggi dan susah ditemui di pasaran.

3 Walaupun selama ini makanan pokok bangsa Indonesia masih bertumpu pada beras, tetapi singkong memiliki andil yang cukup besar dalam penyediaan karbohidrat pada pangan yang dikonsumsi. Tabor, 1988 (dalam Kadarisman dan Sulaeman, 1991) menyebutkan bahwa ubi kayu atau singkong merupakan sumber energi terbesar kedua setelah beras. Mengingat keunggulan dari singkong seperti yang telah dijelaskan, perlu dipikirkan pemanfaatan singkong lebih lanjut, ini sebagai bahan pangan. Sebagai kelompok tanaman penghasil karbohidrat, singkong mempunyai peranan yang amat penting di Indonesia dan mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan pada masa mendatang. Diharapakan adanya banyak upaya untuk mempopulerkan pemanfaatan ubi kayu secara bervariasi. Semua ini antara lain dimaksudkan untuk mendukung upaya diversifikasi pangan berdasar sumber daya nasional. Ubi kayu termasuk tanaman tropis dan dapat tumbuh pada daerah sekitar 30 LS. Dalam pertumbuhannya, ubi kayu membutuhkan iklim yang panas dan lembap. Produksi tertinggi singkong diperoleh pada ketinggian 150 m di atas permukaan laut dan pada suhu optimum 25-27 C. Pertumbuhan akan terhenti pada suhu di bawah 10 C dan pada ketinggian di atas 1500 m. Curah hujan yang dibutuhkan yaitu antara 500 dan 1000 mm per tahun (Kadarisman dan Sulaeman, 1991). Ubi kayu ( Manihot esculenta ),yang umumnya dikenal dengan nama singkong, ketela pohon, atau kasava, merupakan jenis tanaman pangan yang banyak dibudidayakan di ladang atau kebun. Ubi kayu termasuk jenis umbi akar yang berbentuk silinder ( lonjong ) dengan warna coklat gelap. Umbi ini memiliki diameter beberapa sentimeter dan panjang beberapa puluh sentimeter. Tanaman

4 ubi kayu mempunyai batang berkayu dan tumbuh tegak, serta beruas dan berbuku- buku. Ketinggiannya dapat mencapai 2-4 meter. Daunnya menjari dan hanya tumbuh pada akhir percabangan. Akar tanaman berubah menjadi umbi yang tersimpan di dalam tanah sampai kedalaman 50-100 meter. Bunga betina dan jantan tersusun pada ranting yang bebas, sedangkan buah berbentuk triangular dan mengandung tiga biji yang hidup dan dapat digunakan untuk memperbanyak tanaman (Grace, 1977 dalam Kadarisman dan Sulaeman, 1991). Umbi singkong terdiri dari kulit luar yang tipis berwarna cokelat gelap, kulit dalam yang tebal berwarna putih kemerahan dan daging umbi yang berwarna putih atau kuning. Panjang umbi dapat mencapai 30-120 cm, dengan diameter 4-15 cm, dan berat 1-8 kg atau lebih. Pada bagian tengah umbi terdapat serat memanjang. Daging umbi merupakan bagian yang dapat dimakan dan jumlahnya sekitar 75% berat umbi ( Adnyana et al. 1993 ). Berdasarkan warna daging umbi, singkong dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu singkong putih dan singkong kuning. Singkong putih mempunyai daging umbi berwarna putih, sedangka singkong kuning mempunyai daging umbi berwarna kuning ( Haryadi dan Sugiyono, 1991 ). Sebagai tanaman pangan, singkong merupakan salah satu tanaman yang melekat dengan petani Indonesia dalam waktu yang tidak lama setelah ubi kayu masuk ke Indonesia. Ubi kayu diperkirakan berasal dari Brazil kemudian menyebar ke Benua Afrika, India, Tiongkok, dan kahirnya masuk ke Indonesia (Kadarisman dan Sulaeman, 1991). Indonesia sendiri menempati posisi kedua dalam produksi

5 umbi kayu setelah Brazil. Hal ini menunjukkan tanaman umbi kayu mudah ditanam dengan kondisi iklim di daerah Indonesia. Tanaman singkong berdasarkan pemanfaatannya dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu : ubi, daun, dan batang. Perlu diketahui bahwa meskipun singkong diperkirakan berasal dari Brasil, namun dapat tumbuh dan populer di Indonesia, karena tanaman ini memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan tanaman lainnya karena : 1. Singkong dapat tumbuh pada lahan kering dan kurang subur. 2. Daya tahan terhadap penyakit umumnya relatif tinggi. 3. Masa panennya tidak diburu waktu, sehingga dapat diolah menjadi beragam makanan utama maupun makanan ringan. 4. Selain itu, singkong adalah penghasil kalori yang efisien, artinya tanaman singkong mempunyai kemampuan dalam menghasilkan kalori yang produktif dan efisien di daerah tropis. Tabel 1 : Efisiensi Beberapa Jenis Tanaman Dalam Menghasilkan Kalori Jenis Tanaman Kalori/Hari Singkong 250 Padi 176 Gandum 110 Jagung 200 Sorgum 114 Sumber : Soenarjo (1988) Dari Tabel 1 dapat disimpulkan bahwa singkong mampu menghasilkan kalori 66,66% lebih tinggi daripada rata-rata tanaman biji-bijian tersebut di atas. Hal ini dikarenakan yaitu : 1. Daya adaptasi luas, sebagai tanaman tropis singkong mempunyai daya adaptasi dan penyebaran yang sangat luas. Tanaman ini juga dapat tumbuh di dataran tinggi maupun di dataran rendah sampai ketinggian 10 m di atas

6 permukaan laut, juga di daerah hujan 500 m sampai daerah basah dengan 5000 mm per tahun sepanjang tergenang. 2. Bentuk dan tipe tanaman yang baik. Singkong merupakan tanaman yang ideal, tanaman ini tidak perlu penyangga untuk buahnya sehingga kemungkinan rebah tidak ada dan kalaupun ada dapat ditekan. Propinsi Lampung merupakan suatu daerah yang mempunyai potensi yang cukup besar bagi penyediaan singkong keadaan ini tercermin dari hasil singkong yang tiap tahunnnya meningkat. Salah satu daerah Lampung yang mempunyai potensi tersebut yaitu petani singkong di Desa Lambu Kibang Kecamatan Kibang Budi Jaya Kabupaten Tulang Bawang Barat. Usaha Perkebunan singkong ini terletak di Desa Lambu Kibang Kecamatan Kibang Budi Jaya Kabupaten Tulang Bawang Barat. Desa Lambu Kibang Kecamatan Kibang Budi Jaya Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak antara 04 0 10-42 LS dan 104 0 55-105 0 10BT (Monografi Desa Lambu Kibang). Lokasi pusat kebun dapat dicapai + 6 jam dengan menggunakan roda empat dari Kota Bandar Lampung. Secara umum, topografi areal yang ditanami di perkebunan singkong di Desa Lambu Kibang Kecamatan Kibang Budi Jaya Kabupaten Tulang Bawang Barat merupakan daerah topografis berombak sampai bergelombang dengan kemiringan antara 8%-15%, dan ketinggian antara 300 m 500 m di atas permukaan laut. Curah hujan di daerah tersebut berkisar antara 57-229 mm/bulan. Kelembapan udara optimal berkisar antara 60-65%. Sedangkan topografi tanahnya datar serta mudah diolah, berstruktur lemah, dan gembur. Hal ini sesuai dengan kebutuhan

7 tanaman singkong yang memerlukan tanah gembur dan kaya akan humus. Tujuan pengolahan tanah agar singkong berkembang pesat dan tumbuh leluasa. Jumlah penduduk di Desa Lambu Kibang tahun 2011 sebanyak 4597 jiwa. Penduduk Desa Lambu Kibang pada umunya bermata pencaharian sebagai petani, jenis tanaman yang diusahakan oleh petani meliputi tanaman padi, singkong, kelapa sawit, jagung, dan lain-lain. Jumlah penduduk Desa Lambu Kibang jenis tanaman yang diusahakan sebagian besar bertani padi sebanyak 153 kepala rumah tangga, singkong sebanyak 251 kepala rumah tangga, kelapa sawit 52 kepala rumah tangga, jagung 19 kepala rumah tangga dan lain-lain sejumlah 21 kepala rumah tangga (Data monografi tahun 2011). Perkebunan singkong dipengaruhi oleh pemilikan tanah, luas lahan yang digarap serta kemampuan petani dalam tanam singkong yang dapat menunjang dalam usaha perkebunan singkong. Kepemilikan lahan garapan petani singkong di Desa Lambu Kibang berasal dari warisan keluarga dan hasil membeli sendiri lahan singkong yang sudah ada. Luas lahan pertanian garapan adalah jumlah tanah dari sawah, tegalan, perkebunan yang digarap selama satu tahun yang dihitung dalam satuan hektar (ha). Luas atau sempitnya lahan sangat berpengaruh terhadap produktivitas dan tingkat pendapatan petani, semakin luas lahan tingkat pendapatan akan semakin besar (Sayogyo, 1987). Petani singkong memiliki luas lahan pertanian sempit (>0,5 ha), luas lahan pertanian sedang (0,5-2 ha), dan luas lahan pertanian luas (> 2 ha).

8 Pendapatan petani banyak dipengaruhi berbagai faktor internal yang berasal dari pihak pekerja, jumlah tenaga kerja dalam keluarga, dan kemampuan ekonomi. Sedangkan faktor eksternal adalah kondisi tanah yang dipakai pada usaha perkebunan, tingkat kesuburan tanah, tingkat harga jual, luas daerah pemasaran, serta faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dari perkebunan singkong (Haryadi dan Sugiyono, 1991). Diantara berbagai faktor produksi dari usaha pertanian produksi singkong tersebut diperkirakan terdapat faktor produksi yang sangat menentukan dalam usaha di bidang perkebunan yang meliputi lahan, modal, pupuk, tenaga kerja serta upah (Haryadi dan Sugiyono, 1991). Usaha dibidang pertanian merupakan kegiatan yang mencakup kehidupan masyarakat yaitu di bidang ekonomi, sosial, budaya, dan lainnya yang menyangkut masalah kemasayarakat yang mana bidang tersebut dapat dipakai sebagai obyek penelitian. Sistem perekonomian merupakan sistem hubung dalam masyarakat yang menentukan alokasi sumber-sumber ekonomi yang langka serta berhubungan dengan produksi, distribusi, dan pertukaran (Reading, 1997 :131). Pengertian kondisi ekonomi secara keseluruhan merupakan keadaan baik atau lancar dan tersendatnya perjalanan ekonomi, sebagaimana dikutip dalam Kamus Besar Indonesia (2002:721). Jika didefinisikan secara bebas kondisi ekonomi dalam pembahasan ini untuk melihat bagaimana pengaruh usaha singkong terhadap kehidupan ekonomi petani singkong yang dilihat dari jumlah pendapatan,

9 pengeluaran, tingkat kesejahteraan, dan istilah-istilah ekonomi lainnya yang relevan dengan permasalahan yang dibahas. Keberadaan petani singkong di Desa Lambu Kibang diharapkan mampu menumbuhkan pembangunan pertanian itu sendiri, sehingga dapat menyerap tenaga kerja, meratakan pembangunan daerah dan memajukan perekonomian masyarakat. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk mengkaji tentang Deskripsi Petani Singkong Di Desa Lambu Kibang Kecamatan Kibang Budi Jaya Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2012. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka penulis mengidenfikasikan masalah yang berkaitan dengan Deskripsi Petani Singkong Di Desa Lambu Kibang Kecamatan Kibang Budi Jaya Kabupaten Tulang Bawang BaratTahun 2012 yaitu : 1. Apakah jenis singkong yang dibudidayakan oleh petani di Desa Lambu Kibang? 2. Berapakah rata-rata luas lahan tanaman setiap responden di Desa Lambu Kibang? 3. Berapakah jumlah produksi singkong rata-rata setiap responden di Desa Lambu Kibang? 4. Bagaimanakah pemasaran hasil produksi singkong setiap responden di Desa Lambu Kibang? 5. Berapakah biaya produksi rata-rata setiap responden dalam satu kali tanam/panen di Desa Lambu Kibang?

10 6. Berapakah rata-rata pendapatan bersih yang diperoleh responden dalam satu kali panen di Desa Lambu Kibang? 7. Apakah penghasilan dari bertani singkong mampu mencukupi kebutuhan pokok minimum keluarga responden di Desa Lambu Kibang? C. Rumusan Masalah Rumusan masalah pada penelitian ini adalah : 1. Jenis tanaman singkong apakah yang diusahakan oleh petani singkong di Desa Lambu Kibang? 2. Berapakah rata-rata luas lahan tanaman setiap responden di Desa Lambu Kibang? 3. Berapakah jumlah produksi singkong rata-rata setiap responden di Desa Lambu Kibang? 4. Bagaimanakah pemasaran hasil produksi singkong setiap responden di Desa Lambu Kibang? 5. Berapakah biaya produksi rata-rata setiap responden dalam satu kali tanam/panen di Desa Lambu Kibang? 6. Berapakah rata-rata pendapatan bersih yang diperoleh responden dalam satu kali panen di Desa Lambu Kibang? 7. Apakah penghasilan dari bertani singkong mampu mencukupi kebutuhan pokok minimum keluarga responden di Desa Lambu Kibang?

11 D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : Untuk memperoleh informasi tentang petani singkong meliputi : 1) Jenis singkong yang di budidayakan, 2) luas lahan tanaman, 3) Jumlah produksi, 4) Pemasaran, 5) Biaya untuk produksi dalam satu kali tanam, 6) Pendapatan bersih, 7) jumlah tanggungan keluarga dan pemenuhan kebutuhan pokok minimum keluarga petani singkong di Desa Lambu Kibang Kecamatan Kibang Budi Jaya Kabupaten Tulang bawang Barat Tahun 2012 E. Kegunaan Penelitian 1. Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. 2. Untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh di perguruan tinggi khususnya yang berhubungan dengan kajian Geografi Ekonomi. 3. Untuk dijadikan sebagai bahan referensi bagi penelitian sejenis. F. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian yang dilakukan adalah : 1. Ruang lingkup subyek, yaitu petani singkong di Desa Lambu Kibang Kecamatan Kibang Budi Jaya Kabupaten Tulang Bawang Barat. 2. Ruang lingkup obyek penelitian adalah Budidaya singkong yang diusahakan petani luas lahan garapan, produksi pertanian, pemasaran, biaya produksi, dalam satu kali produksi yang dikeluarkan petani singkong, pendapatan bersih

12 serta pemenuhan pokok minimum setiap petani singkong di Desa Lambu Kibang Kecamatan Kibang Budi Jaya Kabupaten Tulang Bawang Barat.. 3. Ruang lingkup tempat, yaitu usaha singkong di Desa Lambu Kibang Kecamatan Kibang Budi Jaya Kabupaten Tulang Bawang Barat. 5. Ruang lingkup ilmu adalah geografi Ekonomi Geografi ekonomi adalah cabang geografi manusia yang bidang studinya struktur keruangan aktifitas ekonomi. Dengan demikian titik berat studinya adalah aspek keruangan struktur ekonomi manusia yang termasuk di dalamnya bidang pertanian, industry, perdangan, transportasi, komunikasi, dan lain sebagainya (Nursid Sumaatmaja, 1988:54). Alasan digunakan Geografi Ekonomi sebagai ruang limgkup ilmu, karena topik kajian dalam penetian ini karena penelitian ini mengkaji tentang petani singkong di Desa Lambu Kibang Kecamatan Kibang Budi Jaya Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2012.