BAB I PENDAHULUAN. salah satunya dalam bidang pendidikan. Sehubungan dengan hal tersebut,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB II KAJIAN TEORI. jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN PASCA SARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1. PENDAHULUAN. Madrasah, dalam konteks ini Institusi Pendidikan formal yang berbasis Agama

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. bidangnya. Pendidikan dalam pengertian bahasa disebut proses melatih dan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. profesional. Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003

KOMPETENSI KEPRIBADIAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN GURU PAI DI MTsS YASPENDI SUNGAI IYU. Skripsi.

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini secara berturut-turut di bahas mengenai latar belakang, fokus

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional.

BAB I PENDAHUL PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan pengembangan kekuatan daya nalar yang diperoleh dari

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan dalam pembukaan undangundangdasar

BAB I PENDAHULUAN. guru, siswa, orang tua, pengelola sekolah bahkan menjadi tujuan pemerintah.

Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA KEPALA SEKOLAH DALAM MENCAPAI VISI DAN MISI SEKOLAH DI SD NEGERI 03 PODODADI KARANGANYAR PEKALONGAN

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada sisi lain, arus. (SDM) yang berkualitas. Dalam suatu organisasi untuk menjalankan

KOMPETENSI GURU DAN PERANAN KEPALA SEKOLAH. Inom Nasution 1 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan yang memberikan kewenangan seluas-luasnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia di dalam penyelenggaraan pendidikan sangat penting. pengelolaan sumber daya manusia dapat berjalan sesuai dengan apa yang

BAB I PENDAHULUAN. Kepala sekolah selaku pemimpin secara langsung merupakan contoh nyata

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan data yang diambil penulis dilapangan menunjukkan keadaan serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

UMIYATI A

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan pendidikan harus kita optimalkan sedini mungkin. Soedijarto (dalam Tambak, 2013:3) mengemukakan: Pendidikan

I. PENDAHULUAN. menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan dengan. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Menurut

LANDASAN DAN TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA BERORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI SMK NEGERI 1 JATIBARANG KABUPATEN INDRAMAYU

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Keberhasilan suatu organisasi sangat tergantung pada kinerja Sumber

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan selalu mendapatkan sorotan tajam dari masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Kepala Sekolah pada suatu waktu dan guru-guru tetap menjalankan aktivitas

PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) DINAS PENDIDIKAN KOTA PROBOLINGGO Tahun

I. PENDAHULUAN. ini karena tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan akan

BAB I PENDAHULUAN. M, telah membawa perubahan besar pada kebijakan pengembangan sektor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Madrasah Tsanawiyah Kifayatul Achyar

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. sebelumnya, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang bermanfaat bagi lingkungan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

Oleh : Hepy S Pasambuna, Arwildayanto*, Arifin**

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mulyasa (2006:3) perwujudan masyarakat yang berkualitas

1.PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan masalah penting bagi setiap bangsa disetiap negara

BAB I PENDAHULUAN. Nasional pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. mengusahakan tercapainya pendidikan nasional. Sistem Pendidikan Nasional

BAB 1 PENDAHULUAN. Penataan sumber daya manusia perlu diupayakan secara bertahap dan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

URGENSI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPALA SEKOLAH DALAM UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME. Nurdin Hidayat STKIP-PGRI Bandar Lampung ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai suatu sistem memiliki komponen-komponen yang berkaitan satu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana yang diamanatkan oleh undang-undang, bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. alam, melainkan pada keunggulan sumberdaya manusianya. Perkembangan global

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tuti Rohayati, 2014

BABI PENDAHULUAN. Berbicara masalah pendidikan tidak terlepas dari mutu lulusan dan mutu

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan, baik secara pendidikan formal, non formal maupun

Penyusunan KTSP Berbasis Kurikulum 2013 Dokumen 1 BIMBINGAN TEKNIS PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 BAGI KEPALA SMP

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran. Guru memiliki kedudukan sebagai figur sentral dalam

I. PENDAHULUAN. Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan untuk mempertahankan nilai-nilai agama, kebudayaan nasional

BAB I PENDAHULUAN. berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN, FASILITAS DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU SMP NEGERI 2 NGARINGAN KABUPATEN GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BAB 1. Pendahuluan. Adolescent atau remaja, merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi dewasa.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PROGRAM KERJA KEPALA SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

PENGARUH SIKAP BELAJAR SISWA DAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SMP MUHAMMADIYAH 10 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2008/2009

BAB II GAMBARAN UMUM SMAK ST. AUGUSTINUS NGANJUK

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari kualitas pendidikan itu sendiri. Banyak

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Nasional No. 20/2003, bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Setelah diadakan penelitian mendalam tentang kepemimpinan Kepala

MANAJEMEN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN SDM GURU DAN KARYAWAN DI SDIT HIDAYATURRAHMAN MASARAN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011

No kementeriannya diatur dalam undang-undang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Pas

I. PENDAHULUAN. pelayanan pokok aparatur terhadap masyarakat, yaitu melindungi segenap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan. Oleh karena itu setiap tenaga

TAHUN 2005 NOMOR 15 SERI D NOMOR 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu unsur penting dalam kegiatan pendidikan di madrasah adalah guru.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai dimensi dalam kehidupan mulai dari politik, sosial, budaya, dan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENGULAS KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH. DI ERA OTONOMI Oleh: Dr. H. Yoyon Bahtiar Irianto, M.Pd. (FIP-UPI)

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam esensi pendidikan sesuai yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 20

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini perkembangan dalam berbagai bidang kehidupan demikian cepatnya, salah satunya dalam bidang pendidikan. Sehubungan dengan hal tersebut, khususnya di Indonesia, sangatlah diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang unggul, mempunyai daya saing, dan dapat diandalkan. Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan bagi warga negaranya, pemerintah Indonesia giat melakukan berbagai macam kegiatan dan menyediakan segala fasilitas pendukungnya termasuk memberlakukan Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen. Seperti yang disampaikan dalam penjelasan umum atas Undang-Undang No. 14 tahun 2005, Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 menyatakan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Untuk mewujudkan tujuan nasional tersebut, pendidikan merupakan faktor yang sangat menentukan. Selanjutnya, Pasal 31 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan bahwa (1) Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan; (2) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya; (3) Pemerintah mengusahakan dan 1

menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta ahlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan Undang-Undang; (4) Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20 % (dua puluh persen) dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional; dan (5) Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia. Salah satu amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 tersebut kemudian diatur lebih lanjut dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang memiliki visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga Negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Sumber daya manusia yang unggul dan mampu bersaing merupakan persyaratan utama bagi terwujudnya suatu bangsa yang maju. Betapapun besarnya sumber daya alam (SDA) serta modal sarana prasarana yang tersedia, pada akhirnya di tangan SDM yang handal sajalah tujuan pembangunan bangsa dapat tercapai. Boleh dikatakan, suatu bangsa tidak akan dapat mencapai kemajuan secara maksimal tanpa adanya suatu sistem pendidikan yang baik. 2

Pendidikan adalah modal dasar untuk menciptakan SDM yang unggul dan berkualitas. Dunia pendidikan yang utama adalah sekolah. Sekolah merupakan salah satu lembaga alternatif pelayanan pendidikan. Sekolah sebagai suatu lembaga tentunya memiliki visi, misi, strategi, dan tujuan kelembagaan. Untuk mengemban misi, mewujudkan visi, melakukan strategi yang tepat, dan mencapai tujuannya, sekolah memerlukan tenaga profesional, tata kerja organisasi dan sumber-sumber yang mendukung baik finansial maupun non finansial. Sekolah sebagai suatu sistem memiliki komponen-komponen yang berkaitan satu sama lain serta berkontribusi pada pencapaian tujuan. Komponen-komponen tersebut adalah siswa, kurikulum, bahan pengajaran, guru, kepala sekolah, tenaga kependidikan lainnya, lingkungan, sarana, fasilitas, proses pembelajaran dan hasil yang dicapai. Semua komponen tersebut harus berkembang sesuai dengan tuntutan zaman serta mengikuti perubahan lingkungan yang terjadi di sekitarnya. Untuk berkembang tentunya harus ada proses perubahan yang mengiringinya. Perubahan yang terjadi pada lembaga sekolah harus meliputi seluruh komponen yang ada di dalamnya. Guru merupakan salah satu SDM yang berada di sekolah. Kinerja guru di sekolah mempunyai peranan penting dalam pencapaian tujuan sekolah yang secara langsung akan dirasakan oleh para siswa atau orang tua mereka. Berbagai usaha telah dilakukan untuk mencapai kinerja guru yang lebih baik. Perhatian pemerintah terhadap pendidikan sudah disosialisasikan, anggaran pendidikan yang diamanatkan Undang-Undang 20 % sudah mulai dilaksanakan. Maka kinerja guru tentunya akan menjadi perhatian semua pihak. Guru harus benar-benar kompeten 3

dan optimal di bidangnya. Kinerja guru yang optimal dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Sekolah Kristen Gamaliel adalah salah satu sekolah di Bandung yang ikut memberikan perhatian mendalam terhadap dunia pendidikan. Sekolah ini berdiri pada tahun 1984 dan saat ini telah melayani pendidikan dari tingkat TK sampai dengan SMA. Sekolah Kristen Gamaliel memposisikan diri sebagai sekolah Kristen yang berdasarkan keilmuan dengan biaya terjangkau tetapi terus memberikan pelayanan yang maksimal dalam menghasilkan lulusan yang berkualitas dan dapat diandalkan. Hal-hal di sekolah yang saat ini masih belum maksimal dalam pelaksanaannya sedang terus diperbaiki dan dikembangkan termasuk diantaranya kinerja dari para guru. Menurut Mulyasa (2009 : 98) kepala sekolah sedikitnya mempunyai peran dan fungsi sebagai Edukator, Manajer, Administrator, Supervisor, Leader, Inovator dan Motivator (EMASLIM). Kepala sekolah sebagai pimpinan harus mampu memberikan petunjuk dan pengawasan, meningkatkan kemauan tenaga kependidikan, membuka komunikasi dua arah, dan mendelegasikan tugas. Wahjosumijo (2002 : 10) mengemukakan bahwa kepala sekolah sebagai leader harus memiliki karakter yang khusus yang mencakup kepribadian, keahlian dasar, pengalaman dan pengetahuan professional, serta pengetahuan administrasi dan pengawasan. 4

Kemampuan yang harus diwujudkan kepala sekolah sebagai pimpinan dapat dianalisis dari kepribadian, pengetahuan terhadap kependidikan, visi dan misi sekolah, kemampuan mengambil keputusan, dan kemampuan berkomunikasi. Kepribadian kepala sekolah sebagai leader akan tercermin dalam sifat-sifat : 1) jujur, 2) percaya diri, 3) tanggung jawab, 4) berani mengambil resiko dan keputusan, 5) berjiwa besar, 6) emosi yang stabil, 7) teladan. Implementasi kemampuan yang harus dimiliki kepala sekolah terwujud dalam pelaksanaan tugas-tugasnya antara lain menyusun perencanaan, mengorganisasikan kegiatan, mengarahkan kegiatan, mengkoordinasikan kegiatan, melaksanakan pengawasan, melakukan evaluasi terhadap kegiatan, menentukan kebijaksanaan, mengadakan rapat, mengambil keputusan, mengatur pembelajaran dan mengadakan hubungan masyarakat. Selain itu tugas menyelenggarakan administrasi antara lain menyusun perencaan, pengorganisasian, pengarahan keuangan, penyusunan kurikulum, penanganan kesiswaan, sarana prasarana, kepegawaian, dan lain-lain. Melihat tugas kepala sekolah yang begitu banyak, maka seorang kepala sekolah dituntut memiliki kemampuan manajerial. Jika tidak, maka tidak akan dapat mengelola sekolah dan suasana sekolah menjadi tidak kondusif. Sebagai pemimpin suatu instansi pendidikan, kepala sekolah harus menjadi motor penggerak bagi berjalannya proses pendidikan juga selalu berupaya mencurahkan kemampuannya dalam menjalankan tugasnya untuk mencapai tujuan. Kemampuan yang harus dimiliki seorang pemimpin dalam hal ini kepala sekolah adalah memiliki kepribadian yang menjadi teladan bagi bawahannya, 5

kemampuan memotivasi, pengambilan keputusan, komunikasi dan pendelegasian wewenang. Dalam kasus pada Sekolah Kristen Gamaliel Bandung yang sedang terus berusaha untuk memperbaiki diri dan lebih meningkatkan kinerja guru, banyak hal yang perlu ditingkatkan. Melalui jajak pendapat yang telah dilakukan kepada para siswa didapatkan data bahwa tidak sedikit di antara para siswa yang mengeluhkan perilaku para guru ketika mereka mengajar di dalam kelas. Mulai dari semangat para guru ketika mengajar sampai kepada proses penyampaian materi yang diajarkan. Akibatnya banyak di antara para siswa yang tidak maksimal dalam menerima pelajaran-pelajaran yang disampaikan. Kinerja guru yang tidak maksimal ini secara tidak langsung berhubungan dengan gaya kepemimpinan kepala sekolah dan lingkungan kerja. Jajak pendapat dilakukan terhadap 27 siswa SMP dan 27 siswa SMA (putra dan putri secara acak) mewakili tingkat-tingkat yang lainnya. Hasil jajak pendapat bentuk kinerja guru yang tidak maksimal menurut para siswa ditampilkan pada tabel di bawah ini. Setiap siswa diperbolehkan untuk menyampaikan lebih dari 1 pendapat. 6

Tabel 1.1 Hasil Jajak Pendapat Bentuk Kinerja Guru Yang Tidak Maksimal Menurut Para Siswa NO BENTUK KINERJA GURU JUMLAH SISWA YANG TIDAK MAKSIMAL MENURUT SISWA YANG MENYAMPAIKAN PROSENTASE 1 Cara mengajar kurang dimengerti 19 20,2 % 2 Mengajar tidak tenang ( terburu 14 15,0 % buru ) 3 Emosi berlebihan 11 11,7 % 4 Tidak mau repot dalam mengajar 10 10,6 % padahal hal tersebut merupakan kewajiban guru 5 Kurang membuat siswa semangat 18 19,1 % dalam belajar 6 Sebagian guru kurang menguasai 2 2,1 % materi 7 Kurang serius dalam mengajar 9 9,6 % 8 Tidak mau menjadi pendengar 3 3,2 % yang baik 9 Pengelolaan waktu terhadap siswa 6 6,4 % dalam proses belajar mengajar kurang baik 10 Penguasaan kelas kurang baik 2 2,1 % TOTAL 94 100 % Sumber : Jajak Pendapat Yang Diikuti 54 Siswa-Siswi SMPK dan SMAK Gamaliel 7

Gambar 1.1 Diagram Batang Jajak Pendapat Selain itu tingkat kehadiran guru dan ketepatan waktu ketika hadir di sekolah yang kurang baik menjadi permasalahan lain yang perlu mendapatkan perhatian. Ketidakhadiran guru dan keterlambatan ketika hadir di sekolah jelas membuat para siswa dan orang tua kecewa apalagi jika terjadi berulangkali. Siswa pun secara tidak langsung akan dirugikan karena target penyampaian materi menjadi tidak tercapai. Data ketidakhadiran guru-guru di tingkat SMP dan SMA dalam kurun waktu 6 bulan terakhir dapat dilihat pada dua tabel di bawah ini. 8

Tabel 1.2 Prosentasi Ketidakhadiran Guru SMP No Ket Bulan Rata- Maret April Mei Juni Agust Sept Rata 1 Hari kerja Efektif 25 25 22 17 25 25 2 Jumlah guru tidak hadir 17,1% 22,9% 20,0% 11,4% 24,2% 21,2% 19,5% Sumber : Tata Usaha SMP Kristen Gamaliel Gambar 1.2 Diagram Batang Prosentasi Ketidakhadiran Guru SMP 9

Tabel 1.3 Prosentasi Ketidakhadiran Guru SMA No Ket Bulan Rata- Maret April Mei Juni Agust Sept Rata 1 Hari kerja Efektif 25 25 22 17 25 25 2 Jumlah guru tidak hadir 25,7% 17,1% 11,4% 0,00% 18,4% 13,2% 14,3% Sumber : Tata Usaha SMA Kristen Gamaliel Gambar 1.3 Diagram Batang Prosentase Ketidakhadiran Guru SMA 10

Jika kita memperhatikan tabel di atas, prosentase jumlah guru yang tidak hadir dalam setiap bulannya sebagian besar di bawah 25%. Sekilas tampaknya bukan merupakan masalah besar tetapi sesungguhnya hal tersebut dapat membawa pengaruh yang buruk bagi para siswa. Siswa menjadi terlantar karena gurunya absen. Apalagi kalau ditambah dengan perilaku guru yang tidak hadir di sekolah karena malas atau kurang bertanggung jawab. Proses pembelajaran secara langsung akan terhambat sehingga akibatnya para siswa tidak akan mendapatkan ilmu secara optimal. Dari jumlah keseluruhan ketidakhadiran guru-guru di SMP dan SMA selama kurun waktu 6 bulan tersebut diperoleh data bahwa sebanyak 98 % alasan ketidakhadiran guru dapat diterima dengan pemberitahuan sebelumnya sedangkan sisanya sebanyak 2 % tidak dapat diterima karena alasan yang tidak masuk akal. Pada tahap inilah peran kepemimpinan kepala sekolah diperlukan. Kepala sekolah harus bertindak tegas terhadap pelanggaran yang terjadi, agar semua komponen yang ada dalam sekolah memberikan pelayanan yang optimal kepada para siswa. Perilaku para guru tersebut bukan tidak mungkin disebabkan oleh berbagai hal yang tidak nyaman yang dirasakan oleh mereka sehingga mempengaruhi kinerja mereka di sekolah. Dalam keseharian di sekolah, para guru sangat membutuhkan sosok pemimpin yang mau melayani, dapat menjalankan servant leadership, dan dapat mendukung mereka dalam tugas tanggung jawab yang menjadi kewajiban mereka sebagai guru serta mampu memberikan solusi ketika mereka menemui satu atau sejumlah permasalahan yang dihadapi di sekolah. 11

Selain itu, untuk meningkatkan kinerja guru, lingkungan kerja pun merupakan salah satu faktor yang harus menjadi perhatian, karena faktor lingkungan kerja sangat mempengaruhi kinerja guru. Lingkungan kerja adalah: Segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibenarkan (Tesis Nur Haryani, 2006). Lingkungan kerja menjadi faktor yang sangat menentukan terhadap kinerja guru mulai dari fasilitas yang mereka dapatkan dari pihak yayasan sampai kepada lingkungan sekolah yang ada di sekeliling mereka yang tentunya harus aman dan nyaman. Dengan lingkungan kerja yang baik dan mendukung terhadap proses belajar mengajar di sekolah, kinerja para guru pun akan semakin meningkat pula. Sebaliknya apabila lingkungan kerja tidak mendukung, kinerja guru pun tidak akan maksimal. Sehubungan dengan uraian di atas maka masalah faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru perlu dibuktikan dengan mengadakan penelitian. Oleh karena itu, penulis membuat judul penelitian Pengaruh Servant Leadership dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Guru-Guru di Sekolah Kristen Gamaliel Bandung. 12

1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut: 1) Bagaimana servant leadership kepala sekolah di Sekolah Kristen Gamaliel Bandung? 2) Bagaimana lingkungan kerja di Sekolah Kristen Gamaliel Bandung? 3) Bagaimana kinerja guru-guru di Sekolah Kristen Gamaliel Bandung? 4) Bagaimana pengaruh servant leadership dan lingkungan kerja baik secara parsial maupun simultan terhadap kinerja guru-guru di Sekolah Kristen Gamaliel Bandung? 1.3. Tujuan Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui servant leadership kepala sekolah di Sekolah Kristen Gamaliel Bandung. 2) Untuk mengetahui lingkungan kerja di Sekolah Kristen Gamaliel Bandung. 3) Untuk mengetahui kinerja guru-guru di Sekolah Kristen Gamaliel Bandung. 4) Untuk mengetahui pengaruh servant leadership dan lingkungan kerja baik secara parsial maupun simultan terhadap kinerja guru-guru di Sekolah Kristen Gamaliel Bandung. 13

1.4. Manfaat Penelitian Penelitian yang dilakukan akan memberi manfaat sebagai berikut : 1) Memberi masukan pada guru pada umumnya dan yayasan pada khususnya. 2) Dengan penelitian ini semoga bermanfaat sebagai bahan informasi dan referensi bagi peneliti selanjutnya. 3) Bagi pembaca untuk menambah ilmu pengetahuan. 14