BAB I PENDAHULUAN. hlm. 1 2 Ibid, hlm. 2 3 Sukarno Wibowo, Dedi Supriadi, Ekonomi Mikro Islam, Pustaka Setia, Bandung, 2013, hlm.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1 Rachmad Syafei, Ilmu Usul Fiqh, Pustaka Setia, Bandung, 1999, hlm. 283.

BAB I PENDAHULUAN. mempermudah proses transaksi jual beli. Harga juga berpengaruh dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan negara agraris dimana pertanian memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan besar yang terjadi. Salah satunya yang menandai. perubahan orientasi masyarakat muslim dari urusan ibadah yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dunia maupun di akhirat. Secara garis besar ajaran Islam berisi kandungan-kandungan

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM DAN INPRES NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG KEBIJAKAN PENGADAAN GABAH TERHADAP PENETAPAN HARGA OLEH TENGKULAK

BAB I PENDAHULUAN. baik secara individu maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam kehidupan seharihari

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan interaksi. Dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS APLIKASI PEMBERIAN UPAH TANPA KONTRAK DI UD. SAMUDERA PRATAMA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di dunia yang masih

KETERGANTUNGAN PETANI CABAI PADA TENGKULAK DI DESA SUMBERBERAS KECAMATAN MUNCAR

BAB I PENDAHULUAN. sektor pertanian merupakan sektor yang mendasari kehidupan setiap

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN TERHADAP UPAH SISTEM TANDON DI TOKO RANDU SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK TRANSAKSI BISNIS DI PASAR SYARIAH AZ-ZAITUN 1 KUTISARI SELATAN TENGGILIS MEJOYO SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN UANG MUKA SEWA MOBIL PADA USAHA TRANSPORTASI MAJU JAYA DI BANYUATES SAMPANG MADURA

BAB I PENDAHULUAN. transfer barang dan jasa yang dimiliki oleh setiap objek ekonomi tersebut. Dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Selama beberapa dekade terakhir sektor pertanian masih menjadi tumpuan

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang membutuhkan modal yang besar tidak mungkin dipenuhi tanpa bantuan

BAB I PENDAHULUAN. lalu di Indonesia dengan konsep perbankan, baik yang berbentuk konvensional

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka mengatasi krisis tersebut. Melihat kenyataan tersebut banyak para ahli

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTIM JUAL BELI HASIL PERKEBUNAN TEMBAKAU DI DESA RAJUN KECAMATAN PASONGSONGAN KABUPATEN SUMENEP

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENARIKAN PERSENAN TANAH PERSILAN OLEH POLISI HUTAN DI DESA TENGGIRING KECAMATAN SAMBENG KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Wawancara Kamituwo desa Golan Tepus. Pada tanggal 9 Maret 2016

BAB I PENDAHULUAN. bagi pembangunan, juga sebagai upaya untuk memeratakan hasil-hasil. pembangunan yang telah dicapai. Di sektor-sektor penting dalam

BAB IV METODE FULL COSTING DALAM PENETAPAN HARGA JUAL PADA USAHA KERUPUK RAMBAK DWIJOYO

BAB I PENDAHULUAN. memiliki sepeda motor yang di jual di beberapa showroom, baik secara tunai

BAB I PENDAHULUAN. menetapkan perbankan syariah sebagai salah satu pilar penyangga dual-banking

BAB I PENDAHULUAN. besar pada ekonomi para petani. Salah satu daerah pemasok beras terbesar

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan agar tidak berpindah ke perusahaan lain (Susanto, 2008:59). nyata dari sektor perbankan (Lupiyoadi dan Hamdani, 2009).

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Suparmono, Pengantar Ekonomika Makro, UPP AMP YKPN, Yogyakarta, 2002, hlm. 10.

BAB I PENDAHULUAN. syariah dianggap sangat penting khususnya dalam pengembangan sistem ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia, (diakses pada 15 November 2015). 3

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU PERLINDUNGAN KONSUMEN NOMOR 8 TAHUN 1999 TERHADAP JUAL BELI BARANG REKONDISI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah Negara kepulauan yang sebagian besar penduduknya

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi Syariah (AS), Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), dan Unit Simpan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lebih lagi menyangkut lembaga perekonomian umat Islam. Hal ini karena agama

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN SISTEM LOSS / PROFIT SHARING PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DI KOPERASI SERBA USAHA SEJAHTERA BERSAMA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pemenuhan secara etika tidak hanya profit yang menjadi tujuan

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan sehari-hari setiap individu memiliki kepentingan

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. lain, supaya mereka tolong-menolong, tukar-menukar keperluan dalam segala urusan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara agraris di dunia, dimana sektor

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN HAKIM PENGADILAN NEGERI LAMONGAN DALAM PERKARA TINDAK PIDANA PEMERASAN YANG DILAKUKAN OLEH ANAK

Dan juga dalam Q.S An-Nisa;

BAB I PENDAHULUAN. dan keadaan, mengangkat dan menghilangkan segala beban umat. Hukum

BAB I PENDAHULUAN. diwajibkan antara satu sama lain untuk saling tolong menolong karena untuk. sendiri, adakalanya meminta bantuan orang lain.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENALTI PADA PENGAMBILAN SIMPANAN MUDHARABAH BERJANGKA (DEPOSITO) SEBELUM JATUH TEMPO DI BMT SYIRKAH

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkannya seorang individu harus menukarnya dengan barang atau jasa yang

ija>rah merupakan salah satu kegiatan muamalah dalam memenuhi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki wilayah sangat luas. Selain itu

BAB IV ANALISIS DATA. Yogyakarta, 2008, hlm Dimyauddin Djuwaini, Pengantar fiqh Muamalah, Gema Insani,

BAB IV. pembiayaan-pembiayaan pada nasabah. Prinsip-prinsip tersebut diperlukan

PERSAINGAN BISNIS RITEL ANTARA INDOMARET DAN ALFAMART DALAM PERSPEKTIF MARKETING MIX (STUDI KASUS DI GENUK KOTA SEMARANG) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap manusia harus memenuhi kebutuhannya, guna kelangsungan hidup.

BAB I PENDAHULUAN. dirinya sendiri sehingga mampu memenuhi kebutuhan dan memperbaiki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. merupakan salah satu keunggulan bangsa Indonesia. Pada hakikatnya

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG KEBIJAKAN PENGADAAN GABAH/BERAS DAN PENYALURAN BERAS OLEH PEMERINTAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV ANALISA HUKUM ISLAM TERHADAP SETATUS UANG MUKA YANG HANGUS DALAM PRAKTEK JUAL BELI ANAKAN BURUNG LOVE PONOROGO

I. PENDAHULUAN. dan sumber devisa negara, pendorong pengembangan wilayah dan sekaligus

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang memerlukan dana (investee) dan dengan pihak yang kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. bank-bank konvensional yang membuka sistem baru dengan membuka bank. berpengaruh dalam kegiatan ekonomi di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antara satu manusia dengan manusia yang lain. Didalam

BAB V PEMBAHASAN. ketahui hasil nya adalah sebagai berikut: Indonesia pada Periode Tahun

BAB I PENDAHULUAN. 2001, hlm Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah: dari Teori ke Praktik, Gema Insani, Jakarta,

BAB I PENDAHULUAN. Adanya kebutuhan hidup manusia merupakan sesuatu alami (fitrah) yang

BAB IV PENUTUP. Setelah melalui uraian teori dan analisis, maka dalam penelitian diperoleh

Jakarta, 2000, hlm Hendrojogi, Koperasi: Azas-Azas, Teori, dan Praktik, Ed. 3, Cet. 4, PT. Grafindo Persada,

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain disebut muamalat. 1. dibenarkan (syara ). Jual beli pada dasarnya dibolehkan oleh ajaran Islam.

BAB IV. Analisis Hukum Islam Terhadap Penjualan Obat Generik Melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET) Pada Tiga Apotek di Surabaya

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PENGALIHAN NAMA ATAS HARTA WARIS SEBAB AHLI WARIS TIDAK PUNYA ANAK

STATISTIK HARGA PRODUSEN GABAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1 Universitas Indonesia

BAB III TINJAUAN TEORITIS TENTANG PERAN STRATEGIS UED

BAB I PENDAHULUAN. muamalah Islam dalam suatu transaksi atau dalam suatu bisnis. 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI GETAH KARET DI LINGKUNGAN UJUNG LOMBANG KELURAHAN LANGGA PAYUNG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PEMOTONGAN HARGA JUAL BELI BESI TUA DAN GRAM BESI DI PT. FAJAR HARAPAN CILINCING JAKARTA UTARA

BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan Islam sekarang ini telah dikenal luas di belahan dunia

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TERHADAP PENGAMBILAN KEUNTUNGAN PADA PENJUALAN ONDERDIL DI BENGKEL PAKIS SURABAYA

BAB IV ANALISIS DATA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT NASABAH MUSLIM DAN NON MUSLIM TERHADAP TRANSAKSI PEMBIAYAAN PADA PERBANKAN SYARIAH. Oleh: Ikin Ainul Yakin

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KONTRAK OPSI SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SURABAYA

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis peran pembiayaan syariah terhadap Peningkatan Perekonomian

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN TABUNGAN PAKET LEBARAN DI KJKS BMT-UGT SIDOGIRI CABANG SURABAYA

BAB IV PENENTUAN HARGA TEMBAKAU DI PAMEKASAN. 1. Analisis Penentuan Harga Tembakau di Pamekasan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA PASAL 1320 TERHADAP JUAL BELI HANDPHONE BLACK MARKET DI MAJID CELL

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Membahas perspektif ekonomi Islam, ada satu titik awal yang harus kita perhatikan, yaitu ekonomi dalam Islam sesungguhnya bermuara kepada akidah Islam, yang bersumber dari syariatnya. Islam sebagai agama Allah mengatur kehidupan manusia baik kehidupan di dunia maupun akhirat. Perekonomian adalah bagian dari kehidupan manusia, maka tentulah hal ini ada dalam sumber yang mutlak yaitu al-qur an dan as-sunah, yang menjadi panduan dalam menjalani kehidupan. 1 Ekonomi Islam secara mendasar berbeda dari sitem ekonomi yang lain dalam hal tujuan, bentuk dan coraknya. Sistem tersebut berusaha memecahkan masalah ekonomi dengan jalan tengah antara pola yang ekstrem yaitu kapitalis dan komunis. Singkatnya, ekonomi Islam adalah sistem ekonomi yang berdasar pada al-qur an dan hadis yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia di dunia dan akhirat (al- falah). 2 Salah satu yang diatur dalam ekonomi Islam adalah konsep penentuan harga yang seharusnya dilakukan oleh kekuatan-kekuatan pasar, yaitu kekuatan permintaan dan penawaran. Dalam konsep Islam, pertemuan permintaan dan penawaran harus terjadi secara rela sama rela. Artinya tidak ada pihak yang terpaksa melakukan transaksi pada tingkat harga tertentu. Keadaan rela sama rela merupakan kebalikan dari keadaan aniaya, yaitu keadaan yang salah satu pihak senang di atas kesedihan pihak lain. 3 Oleh karena itu, perlu ada standar harga dalm bisnis, yaitu prinsip transaksi bisnis harus dilakukan pada harga yang adil, sebab hal itu merupakan cerminan dari komitmen syariat Islam terhadap keadilan yang 1 Nurul Huda, et.al, Ekonomi Makro Islam Pendekatan Teoritis, Kencana, jakarta, 2014, hlm. 1 2 Ibid, hlm. 2 3 Sukarno Wibowo, Dedi Supriadi, Ekonomi Mikro Islam, Pustaka Setia, Bandung, 2013, hlm. 221 1

2 menyeluruh. Harga harus mencerminkan manfaat bagi pembeli dan penjual secara adil, yaitu penjual memperoleh keuntungan yang normal dan pembeli memperoleh manfaat yang setara dengan harga yang dibayarnya. 4 Termasuk keadilan harga di sini adalah tidak memaksa orang untuk membeli dengan harga tertentu. Jika pasar berjalan dengan normal, maka tidak boleh ada monopoli di dalamnya, tidak boleh ada permainan harga, dan tidak boleh ada dominasi kaum kuat terhadap kaum lemah. Dalam Al-Qur an berikut ini orang-orang dinasehati untuk melakukan hubungan bisnis yang menguntungkan kedua belah pihak dan tidak diperbolehkan merampas harta orang lain dengan cara-cara yang tidak adil dan melanggar hukum. 5 Wahai orang-orang yang beriman! janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. (An Nisaa : 29) 6 Ayat diatas dengan jelas menunjukkan bahwa semua transaksi yang bermaksud mengeksploitasi adalah dilarang, juga transaksi yang bermaksud mengambil keuntungan berlebihan terhadap pihak lain. Jangan bunuh dirimu adalah peringatan keras bahwa seserorang yang dengan cara curang mengambil harta orang lain, sesungguhnya telah membawa dirinya sendiri kepada kehancuran, karena kejahatan itu benar-benar menghancurkan aturan masyarakat yang pada akan mengancam dirinya sendiri. 7 4 Ibid, hlm. 212 5 Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Dana Bakti Wakaf, Yogyakarta, 1996, hlm 186 6 Surat an-nisa ayat 29, Al-Qur an Tajwid dan Terjemahnya, kementrian Agama RI, Yayasan Penyelenggara Penerjemah/Penafsir Al-Qur an, hlm. 83 7 Afzalur Rahman, Op.Cit, hlm. 187

3 Penentuan harga juga merambah pada sektor pertanian, khususnya dalam hal penentuan harga gabah atau padi. Penentuan harga dalam sektor apapun harus berkeadilan, sehingga tidak ada pihak-pihak yang dirugikan. Di Indonesia sendiri dikenal sebagai negara agraris yaitu negara yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Khususnya di kawasan pedesaan pertanian merupakan kegiatan mata pencaharian yang paling utama bagi penduduknya, dalam arti luas yaitu meliputi pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan dan perikanan, termasuk pengelolaan sumberdaya alamnya. Mengingat pentingnya faktor pertanian bagi keberadaan desa maka hal ini menjadi peran pemerintah sendiri dalam hal penentuan harga gabah yaitu dengan memberikan kebijakan tentang harga gabah, yang berupa harga dasar atau harga lantai ( floor price) dan harga tertinggi atau harga atap (ceiling price). Harga dasar yang ditentukan pemerintah untuk menjaga harga pasar pada saat panen tidak turun jauh kebawah dari yang seharusnya diterima oleh produsen dan diupayakan agar harga pasar minimal sama dengan harga dasar. Sebaliknya harga atap (harga maksimum) tetap diperlukan khususnya pada musim-musim paceklik, saat produksi terbatas. 8 Dengan demikian sebenarnya pemerintah memberikan patokan harga dengan tujuan melidungi produsen dalam hal ini adalah petani gabah dari tekanan pasar yang tidak berfungsi sempurna. 9 Kebijakan pemerintah dituangkan dalam INPRES Pasal 1 No. 5 oleh presiden Joko Widodo yang sekiranya berisi tentang kebijakan pengadaan gabah/beras melalui pembelian gabah/beras dalam negeri dengan ketentuan harga pembelian pemerintah yang berbunyi Harga pembelian gabah kering panen dalam negeri dengan kualitas kadar air maksimum 25% dan kadar hampa/kotoran 10% adalah Rp3.700,- perkilogram dipetani. 10 Meskipun pemerintah telah memberikan patokan harga untuk melindungi petani, namun hal tersebut belum menjadi solusi bagi para 8 Soekarwati, Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian, Rajawali, Jakarta, 1987, hlm. 170. 9 Ibid, hlm. 171. 10 INPRES Pasal 1 No 5 Tahun 2015 Tentang Kebijakan Harga Gabah (23 November 2016)

4 petani, bahkan terdapat isu permasalahan bahwa para petani harus terjebak ke dalam sistem pemasaran dan permodalan yang menguntungkan satu pihak (dalam hal ini para tengkulak), hubungan antara tengkulak dan petani adalah saling ketergantungan, para petani membutuhkan tengkulak untuk pemodalan dan pemasaran, sedangkan tengkulak membutuhkan petani untuk membeli hasil panen, dan kemudian dijualnya kembali. Selain dalam hal modal para petani juga kesulitan dalam pemasaran hasil penennya. Oleh karena itu para petani membutuhkan tengkulak untuk memasarkan hasil panennya, karena tengkulak memiliki akses pasar yang lebih luas. Keadaan ini semakin membuat petani bergantung pada tengkulak. Hubungan tersebut mempengaruhi harga gabah itu sendiri, tengkulak menginginkan para petani yang meminjam modal padanya agar menjual gabah dengan harga yang ditentukan tengkulak, yang terkadang harga tersebut dirasa petani sangat rendah. Dari uraian diatas peneliti menangkap permasalahan penentuan harga, pada sektor pertanian yaitu di desa Wonoketingal Karanganyar Demak. Para petani di desa tersebut mengeluhkan tentang harga gabah yang tidak stabil karena penentuan harga gabah oleh tengkulak yang dirasa tidak sebanding dengan kerja keras para petani. Dari hasil observasi awal peneliti menemukan bahwa di desa tersebut mayoritas penduduk bekerja sebagai petani gabah, dengan jumlah sekitar 435 kk menjadi petani baik itu sawah milik sendiri atau dari sewa dengan luas lahan rata rata 1 hektar. 11 Penghasilan para petani di desa tersebut rata-rata Rp11.700.000,-/tahun penghasilan tersebut belum termasuk pengurangan ongkos yang dikeluarkan petani dalam menggarap sawahnya yaitu sekitar Rp3.300.000,-. 12 Berbagai kesulitan pemenuhan kebutuhan yang dialami oleh petani di desa tersebut dalam memperoleh modal untuk kelangsungan produksi pertaniannya menjadikan petani harus meminjam modal dari tengkulak. 11 Wawancara kepala desa Bapak Mudlofir (20 Desember 2016) 12 Wawancara petani Abdul Latief (20 Desember 2016)

5 Mereka memilih meminjam dari pihak tengkulak karena mudah dan cepat mendapatkan uang tunai tanpa bunga jika dibandingkan meminjam pada pihak bank yang proses lama dan berbunga. Pinjaman atau bantuan keperluan produksi pertanian petani yang bersumber dari para tengkulak ini akhirnya menjadikan suatu hubungan yang berlangsung lama dan terusmenerus. Sehingga setelah musim panen para petani tidak dapat memilih tengkulak mana yang akan membeli hasil panennya selain dari tengkulak yang sudah memberikannya modal. Dalam transaksi antara tengkulak dan petani, keduanya tidak memerlukan tawar menawar yang panjang. Peneliti menemukan bahwa tengkulak di desa tersebut rata-rata menentukan harga gabah sekitar Rp3.700,- /kilogram sampai dengan Rp4.000,-/kilogram harga, ini didapat dari wawancara awal dengan dua tengkulak di desa Wonoketingal Karanganyar Demak. 13 Tengkulak beralasan naik turunnya harga gabah dikarenakan kualitas hasil panen rendah, dan juga kenaikan biaya kendaraan menuju pasar, namun petani tetap menerima harga yang sudah ditentukan karena mereka sudah percaya pada tengkulak, apalagi mereka jugalah yang memberikan modal. Ketertarikan peneliti dalam permasalahan penentuan harga gabah oleh tengkulak adalah ingin lebih mengetahui lebih jauh bagaimana sebenarnya penentuan harga oleh tengkulak. Terlepas dari isu-isu bahwa tengkulak adalah pihak yang paling diuntungkan, dan petani adalah pihak yang dirugikan, sebagai peneliti yang bersifat netral yaitu tidak memihak salah satu pihak dan harus lebih jauh menganalisis apakah penentuan harga oleh tengkulak tersebut telah adil sesuai dengan pandangan ekonomi Islam, dengan pertimbangan untung rugi kedua pihak atau sebaliknya merugikan salah satu pihak yaitu petani. 13 Wawancara Ibu Solikhah dan Bp. Ismail (19 November 2016)

6 Oleh karena itu peneliti berniat untuk membahasnya dalam bentuk skripsi dengan mengambil judul Analsis penentuan harga gabah oleh tengkulak menurut pandangan ekonomi Islam (studi kasus di desa Wonoketingal Karanganyar Demak) B. Fokus Penelitian Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas dan menyeluruh mengenai pembahasan skripsi ini, serta untuk menghindari agar pembahasan tidak menyimpang dari permsalahan yang diangkat maka untuk itu peneliti perlu memberikan batasan fokus penelitian untuk mencari tahu apakah penentuan harga yang ditentukan oleh tengkulak merupakan harga yang adil menurut pandangan ekonomi Islam. C. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah maka penyusun merumuskan pokok masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana penentuan harga yang dilakukan oleh tengkulak pada petani di desa Wonoketingal Karanganyar Demak? 2. Bagaimana penentuan harga gabah oleh tengkulak di desa Wonoketingal Karanganyar Demak menurut pandangan ekonomi Islam? D. Tujuan Penulis Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab pokok masalah di atas, yaitu: 1. Untuk mengetahui proses penentuan harga gabah oleh tengkulak pada petani di desa Wonoketingal Karanganyar Demak. 2. Untuk mengetahui penentuan harga gabah oleh tengkulak pada petani di desa Wonoketingal Karanganyar Demak menurut pandangan ekonomi Islam.

7 E. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Teoritis a. Sebagai referensi akademis terkait dengan permasalahan penentuan harga. b. Untuk bahan pertimbangan dalam mengambil dan menentukan tema penelitian selanjutnya. 2. Praktis Pembahasan ini diharapkan berguna bagi a. Masyarakat (Petani dan Tengkulak) Manfaat praktis dari penelitian ini bagi masyarakat khususnya petani dan para tengkulak adalah dapat memberikan pemahaman secara jelas bagi masyarakat tentang permasalahan ekonomi khususnya penentuan harga gabah dan sebagai pertimbangan oleh tengkulak dalam proses penentuan harga gabah yang sesuai dengan ekonomi Islam di desa Wonoketingal Karanganyar Demak. b. Pembaca pada umumnya untuk menambah pengetahuan dalam hal penentuan harga gabah oleh tengkulak menurut pandangan ekonomi Islam. F. Sistematika Penulisan Skripsi yang penulis susun terdiri dari tiga bagian yang merupakan rangkaian dari beberapa bab, yaitu : 1. Bagian Muka Halaman judul, halaman nota pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi dan daftar tabel.

8 2. Bagian Isi Bab I Pendahuluan Pada bab pendahuluan akan dibahas hal-hal yang meliputi latar belakang, fokus penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. Bab II Kajian Teori Pada bab ini berisi tentang deskripsi pustaka, hasil penelitian terdahulu dan kerangka berfikir. Pertama adalah Deskripsi pustaka yang membahas tiga poin diantaranya, poin pertama konsep harga menurut Pandangan Ekonomi Islam, yang terkandung di dalamnya yaitu pengertian, fungsi, tujuan, pembentukan harga, dan faktor-faktor yang mempengaruhi harga. Poin kedua mengenai tengkulak yang terkandung di dalamnya adalah pengertian, peran dan prosedur kerja tengkulak dalam menentukan harga. Dan Poin ketiga mengenai Gabah yang terkandung didalamnya yaitu pengertian, dan kebijakan harga gabah. Kedua, Penelitian terdahulu yang membahas mengenai hasil penelitian terdahulu dan perbandingan dengan penelitian terdahulu dengan peneliti sekarang. Ketiga, berisi kerangka berfikir. Bab III Metode penelitian Pada bab ketiga ini berisi tentang metode yang digunakan dalam menjawab rumusan masalah di antaranya jenis dan pendekatan penelitian, sumber data, lokasi penelitian, teknik pengumpulan data, uji keabsahan data dan analisis data. Bab IV Analisis dan Pembahasan Dalam bab ini berisi tentang gambaran umum objek penelitian, gambaran umum pertanian di Desa Wonoketingal, dan gambaran umum tengkulak di Desa Wonoketingal,

9 Bab V Penutup Bab ini berisi rangkuman hasil penelitian yang ditarik kesimpulan dari pembahasan dan analisis data, keterbatasan penelitian, dan saran berisi perbaikan yang berkaitan dengan penelitian. 3. Bagian Akhir Bagian ini berisikan buku-buku yang digunakan sebagai rujukan dalam penelitian skripsi dan lampiran-lampiran yang mendukung isi skripsi.