BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang isi Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang tercantum dalam Perda Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pola Dasar Pembangunan Daerah Jawa Barat, yaitu Dengan Iman dan Taqwa Jawa Barat sebagai Provinsi Termaju di Indonesia dan Mitra Terdepan Ibukota Negara Tahun 2010. Pemerintah Provinsi Jawa Barat memiliki tekad yang kuat untuk mewujudkan hal tersebut sehingga mencanangkan visi Akselerasi Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Guna Mendukung Pencapaian Visi Jawa Barat 2010. Dalam rangka mewujudkan visi akselerasi tersebut, Pemerintah Provinsi Jawa Barat menetapkan beberapa misi, diantaranya yaitu : meningkatkan kualitas dan produktivitas SDM, mengembangkan struktur perekonomian regional yang tangguh, dan meningkatkan implementasi pembangunan berkelanjutan. Adapun tujuan dari visi dan misi tersebut diantaranya adalah mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi, dan menjadi provinsi termaju dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebesar 80 pada tahun 2010. Hal ini mengindikasikan adanya keseriusan dari pemerintah Jawa Barat dalam membangun daerahnya yang dititik beratkan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Sementara itu, IPM terdiri atas tiga komponen, yaitu indeks harapan hidup, indeks pendidikan dan indeks daya beli. Dari ketiga komponen tersebut hanya komponen ketiga saja yang langsung menyangkut kegiatan ekonomi. Sedangkan PDRB Kabupaten/Kota Di Jawa Barat 2004-2006 1
kedua indeks yang lainnya tergantung dari bagaimana hasil pembangunan ekonomi tersebut digunakan dalam pembangunan selanjutnya. Berdasarkan hal tersebut, maka pelaksanaan pembangunan harus diarahkan pada bidang-bidang yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Khusus di bidang ekonomi, pembangunan harus lebih ditingkatkan secara bersamaan antara pertumbuhan ekonomi dengan upaya pemerataan pendapatan, sehingga akan meningkatkan daya beli secara merata dalam memenuhi segala kebutuhan masyarakat. Tingkat inflasi dan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) atau BI rate merupakan salah satu indikator makro ekonomi untuk melihat keberhasilan pembangunan ekonomi. Dua indikator makro ekonomi tersebut menggambarkan secara nyata bagaimana daya beli masyarakat dan perkembangan sektor riil. Hal ini pada akhirnya mempengaruhi Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE). Selama tahun 2006, nampaknya pembangunan perekonomian cukup berhasil. Hal ini dapat tercermin dari indikator-indikator makro ekonomi sebagai berikut : Pertama, tingkat inflasi yang terus menurun, secara keseluruhan inflasi 2006 sekitar 6% atau di bawah sasaran yang ditetapkan sebesar 8%. Kedua, penurunan BI rate selama tahun 2006 terjadi delapan kali sebesar 300 basis poin dari 12,75 % menjadi 9,75%; dan ketiga, nilai tukar rupiah bergerak stabil dengan kecenderungan menguat, hingga Desember Rp 9.000- / US$. Keberhasilan lain yang dicapai adalah indek harga saham di Bursa Efek Jakarta yang menembus level 1.700 serta mencatat kinerja terbaik ketiga di Asia, dan nilai ekspor Indonesia yang terus meningkat ("PR" 12/12/06). Kondisi ekonomi makro tersebut tentunya sangat berpengaruh positif bagi Jawa Barat. Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi Jawa Barat pada kurun waktu tahun 2005 sampai 2006 mampu meningkat sebesar 0,39 poin, yaitu pada tahun 2006 LPE Jawa Barat mencapai 6,01 persen sedangkan tahun 2005 sebesar 5,62 persen. 2 PDRB Kabupaten/Kota Di Jawa Barat 2004-2006
Trend laju pertumbuhan ekonomi Jawa Barat dari waktu ke waktu menunjukkan kecenderungan adanya kenaikan terus menerus. Hal tersebut dapat dilihat dari LPE Jawa Barat tahun 2002 mencapai 3,76 persen, tahun 2003 mencapai 4,67 persen, dan tahun 2004 mencapai 4,77 persen. Berdasarkan hal tersebut, meskipun bergerak relatif kecil, kinerja perekonomian Jawa Barat selalu menunjukkan eksistensinya dengan pertumbuhannya yang positif. Menguatnya nilai mata uang Rupiah, ternyata memberikan keuntungan bagi kinerja perekonomian sektoral, terutama yang menggunakan bahan baku impor dalam proses produksinya. Sektor yang mengalami peningkatan tertinggi dalam kinerjanya selama tahun 2006 adalah sektor industri dengan pertumbuhan sebesar 8,51 %. Sementara itu perkembangan indikator makro perekonomian Indonesia yang cenderung membaik ternyata tidak mampu meningkatkan kinerja sektor riil secara keseluruhan, terutama pertanian, pertambangan dan penggalian serta keuangan. Hal ini dapat dilihat dari kinerja sektor-sektor tersebut yang relatif kecil. Bahkan kinerja perbankan cenderung menurun dengan pertumbuhannya yang mencapai angka -10,92 persen. Melihat kondisi kinerja perekonomian di Jawa Barat tersebut, diperlukan antisipasi perbaikan untuk membangkitkan sektor riil. Salah satu upaya untuk itu adalah dengan menciptakan iklim investasi yang kondusif sehingga mampu meningkatkan minat investor untuk menanamkan modalnya di Jawa Barat. Disamping itu, juga sangat diperlukan untuk meningkatkan produktivitas dengan memperbesar anggaran untuk sektor pendidikan dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia Jawa Barat selaku pelaku dan pengguna pembangunan perekonomian Jawa Barat. Untuk mengukur sejauh mana keberhasilan kinerja perekonomian Jawa Barat, maka dibuat indikator makro yang biasa digunakan sebagai penilaian kinerja perekonomian. Indikator makro tersebut diantaranya adalah Produk Domestik PDRB Kabupaten/Kota Di Jawa Barat 2004-2006 3
Regional Bruto (PDRB). PDRB ini dapat menggambarkan pertumbuhan ekonomi dalam kurun waktu tertentu dan juga dapat menggambarkan struktur ekonominya serta dapat pula menggambarkan analisisnya terhadap kinerja sektor perekonomian. 1.2. Maksud dan Tujuan Tujuan utama dalam perencanaan pembangunan ekonomi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Secara luas, interpretasi kesejahteraan masyarakat adalah peningkatan kualitas hidup, pembagian distribusi pendapatan yang merata, perluasan kesempatan kerja, dan pergeseran aktivitas sektoral perekonomian. Untuk menggambarkan kesejahteraan masyarakat, diperlukan data yang spesifik. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu data statistik yang digunakan dalam sistem evaluasi dan perencanaan ekonomi makro suatu wilayah. Suatu catatan penting yang perlu diketahui, konsepsi dan definisi PDRB secara teoritis merupakan penerapan konsepsi dan definisi PDB atau PNB di suatu wilayah. Dari paparan sebelumnya, dapat diinterpretasikan bahwa maksud/tujuan dari pembuatan publikasi PDRB ini adalah : 1. untuk menyediakan data ekonomi makro bagi perencanaan dan evaluasi pembangunan. 2. untuk menggambarkan derajat kesejahteraan masyarakat 3. untuk memperlihatkan pergeseran aktivitas perekonomian masyarakat. Usaha untuk meraih tujuan pembangunan ekonomi tersebut dapat dilakukan dengan berbagai strategi, antara lain dengan meningkatkan kinerja sektor sekunder dan tersier tanpa meninggalkan sektor primer dan menggenjot ekspor ke luar negeri. 4 PDRB Kabupaten/Kota Di Jawa Barat 2004-2006
1.3. Cakupan Penelitian Dalam pembuatan publikasi PDRB ini memiliki tiga cakupan penelitian, diantaranya cakupan waktu penelitian, wilayah penelitian dan materi penelitian. Adapun cakupan waktu penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah selama tiga tahun berturut-turut yaitu dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 dengan menggunakan tahun dasar 2000. Kemudian wilayah penelitian yang digunakan yaitu seluruh kabupaten dan kota yang ada di provinsi Jawa Barat yang terdiri dari 17 kabupaten dan 9 kota. Sedangkan materi penelitiannya adalah data-data PDRB yang disusun berdasarkan lapangan usaha. PDRB Kabupaten/Kota Di Jawa Barat 2004-2006 5