BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan perusahaan karena going concern merupakan asumsi dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah 131 perusahaan pada tahun Banyaknya perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah dilakukan oleh Warnida (2012), Yaitu faktot faktor yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu sarana penting untuk. mengkomunikasikan informasi keuangan kepada pihak-pihak luar

BAB I PENDAHULUAN. memberikan indikasi kelangsungan usaha (going concern) perusahaan tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidupnya (going concern). Kelangsungan. melebihi suatu periode akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. asumsi dasar going concern. Opini audit going concern merupakan opini yang

BAB I PENDAHULUAN. tahun Dampak negatif dari krisis ekonomi dan politik tidak hanya dirasakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekitar tahun 2007, di Amerika Serikat terjadi krisis keuangan global

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyusun laporan keuangan suatu entitas sehingga jika suatu entitas


BAB I PENDAHULUAN. (going corcern) perusahaan tersebut. Kondisi keuangan perusahaan ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukan operasional perusahaan, sehingga agen lebih banyak. dalam Aiisiah 2012). Agen diberi wewenang oleh prinsipal untuk

BAB I PENDAHULUAN. (Riyatno, 2007). Untuk menghasilkan integritas yang baik atas suatu laporan

BAB I PENDAHULUAN. dalam laporan keuangan perusahaan karena going concern merupakan asumsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian. Masing-masing akan

BAB I PENDAHULUAN. Auditor eksternal akan menghasilkan opini audit. Going concern merupakan salah

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat diprediksi (Ariffandita dan Sudarno, 2012). auditor untuk mengeluarkan kembali opini audit going concern pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. tidak terbatas (Syahrul,2000). Asumsi going concern memiliki arti bahwa

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan manipulasi akuntansi. Peristiwa ini pernah terjadi pada beberapa

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak terjadinya krisis moneter yang berlanjut dengan krisis ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. Kelangsungan hidup perusahaan, menjadi sorotan penting bagi pihak-pihak

BAB V PENUTUP. sebelumnya maka kesimpulan pada penelitian ini adalah : audit going concern sehingga H 1 ditolak. Hal ini sesuai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bermasalah (Petronela, 2004 dalam Santosa dan Wedari 2007). Going concern. (Syahrul, 2000 dalam Rahman dan Siregar, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memberikan informasi kepada pihak yang berkepentingan seperti investor.

BAB I PENDAHULUAN. Going concern adalah kelangsungan hidup suatu badan usaha. Going

BAB I PENDAHULUAN. (going concern) usahanya melalui asumsi going concern. Tujuan dari keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Going concern adalah kelangsungan hidup suatu badan usaha dan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari keberadaan suatu entitas ketika didirikan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Audit adalah kegiatan pengumpulan dan evaluasi terhadap bukti-bukti yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diukur dengan Current Ratio, Debt to Equity dan Return on Investment terhadap

BAB I PENDAHULUAN. kapitalis global, turut merasakan pukulan berat dari keberlanjutan krisis ini.

BAB I PENDAHULUAN. Kelangsungan hidup perusahaan menjadi sorotan penting bagi pihak-pihak

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan sebagai penyedia laporan keuangan. Ketika mengaudit data. untuk memastikan apakah perusahaan dapat mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendapatan suatu negara merupakan hal yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dari pernyataan di atas menarik untuk ditelusuri mengapa asumsi going concern

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup usahanya. Going concern merupakan asumsi dasar dalam. manajemen untuk menstabilkan kondisi keuangan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. dibeberapa perusahaan melalui pembelian surat-surat berharga yang. yang dibutuhkan dengan menawarkan surat-surat berharga tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Peran laporan keuangan tidak hanya berlaku di internal suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kebangkrutan dikarenakan banyaknya perusahaan yang akhirnya. gulung tikar karena faktor keuangan yang tidak sehat.

BAB I PENDAHULUAN. erat dengan perusahaan yaitu sebagai salah satu stakeholder. Dalam

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan uraian-uraian teori, hasil penelitian, dan analisis baik secara

BAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang. Kelangsungan hidup usaha (going concern) dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat berpengaruh bagi kelangsungan hidup perusahaan itu sendiri (going

Dewi Ratna Sari Sri Wahyuni Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Purwokerto ABSTRACT

Eva Lestari / Pembimbing Dr. Sri Supadmini SE., MM

BAB I PENDAHULUAN. usaha dan menghasilkan keuntungan secara maksimal saja tapi sebuah perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang terjadi. Perkembangan yang terjadi membuat perusahaan satu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kasus ini melibatkan banyak pihak dan berdampak cukup luas. Tucker et al.

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup (going concern) usahanya. Kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. lurus dengan risiko yang diperoleh. Return setiap jenis asset akan dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya kasus manipulasi data keuangan yang dilakukan oleh perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang penting bagi investor dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi. Dan

BAB I PENDAHULUAN. Dari waktu ke waktu perkembangan dunia usaha terus semakin meningkat yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang diambil oleh pengguna (user) akan selalu berpedoman pada

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tujuan perusahaan adalah dapat mempertahankan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan pada suatu periode akan melaporkan semua kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kelangsungan usaha (going concern) suatu perusahaan merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Industri bidang pengolahan sektor makanan dan minuman (foods and

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya perekonomian, memacu perusahaan untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Bursa Efek Indonesia sebagai salah satu pasar modal

BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian adalah kemampuan perusahaan-perusahaan di Indonesia dalam

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup usahanya (going concern). Dalam ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Sepuluh Besar Produsen Batubara Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 1997, membawa dampak buruk bagi going concern (kelangsungan

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis sudah semakin maju. Ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seorang kreditor memiliki kemampuan untuk menginvestasikan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat dengan

BAB I pengecualian (Unqualified Opinion), namun pada tahun 2001

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap investor pasti menginginkan investasi yang memberikan return yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, mengakibatkan permintaan akan laporan keuangan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Kelangsungan hidup perusahaan selalu dihubungkan dengan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. dipercaya sangat penting guna untuk pengambilan keputusan baik dari pihak

B A B I P E N D A H U L U A N 1 BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya skandal pelaporan keuangan dalam tahun-tahun belakangan ini

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan usaha atau disebut going concern. Dalam menyusun laporan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya maupun kinerja industri secara keseluruhan. Semua perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan posisi keuangan mempunyai arti yang sangat penting bagi

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. yang saling bertolak belakang. Selain profit yang tinggi salah satu yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. menjadi daya tarik bagi para investor, tidak hanya investor dalam negeri tetapi

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi kesulitan keuangan (financial distress) terjadi sebelum kebangkrutan,

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi di masa yang akan datang. (Jones, 2004). Tujuan kegiatan investasi

BAB I PENDAHULUAN. selisih antara harga beli dan harga jual saham, sedangkan yield merupakan cash. biasanya dalam bentuk deviden (Jones, 2002:124).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari variabel-variabel yang terdapat di dalam penelitian ini.

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh investor, kreditor, dan pengguna lainnya dalam menganalisis

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai

BAB I PENDAHULUAN. masalah keuangan (financial distress) yang dihadapi suatu perusahaan. Financial

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk memproduksi barang berkualitas tinggi dengan biaya rendah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai kekuatan rasio keuangan dalam memprediksi kondisi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Kelangsungan hidup perusahaan menjadi sorotan penting bagi pihak pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan terutama investor. Investor menanamkan modalnya untuk mendanai operasi perusahaan. Jika akan melakukan investasi pada suatu perusahaan, investor perlu mengetahui kondisi keuangan perusahaan terutama menyangkut tentang kelangsungan hidup (going concern) perusahaan tersebut. Kondisi keuangan ini tercermin terhadap laporan keuangan perusahaan karena going concern merupakan asumsi dalam pelaporan keuangan perusahaan.jika asumsi tersebut tidak terpenuhi maka entitas tersebut dapat dikatakan bermasalah (Wijaya, 2009). Investor akan melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan sebelum memutuskan untuk berinvestasi. Dalam hal ini, auditor sangat diandalkan dalam memberikan informasi yang baik bagi investor. ketika mengaudit data akuntansi, auditor berfokus pada penentuan apakah informasi yang dicatat itu mencerminkan dengan tepat peristiwa-peristiwa ekonomi yang terjadi selama periode akuntansi. Hasil akhir dari proses audit tersebut adalah laporan audit. Laporan ini merupakan hal yang sangat penting dalam penugasan audit dan assurance. Laporan audit berisi opini auditor dan menjadi sarana untuk mengkomunikasikan temuan-temuan auditor (Saputra, dalam Kristina 2012). 1

2 Krisis keuangan yang melanda Indoneasia membawa dampak buruk bagi kelangsungan hidup entitas bisnis.perekonomian mengalami keterpurukan, sehingga banyak perusahaan yang gulung tikar tidak bisa meneruskan usahanya. Keberadaan entitas bisnis merupakan ciri dari sebuah lingkungan ekonomi, yang dalam jangka panjang bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup (going concern). Kelangsungan hidup usaha selalu dihubungkan dengan kemampuan manajemen dalam mengelola perusahaan agar tetap hidup. Going concern dipakai sebagai asumsi dalam pelaporan keuangan sepanjang tidak terbukti adanya informasi yang menunjukan hal berlawanan (Kuswardi 2012). Kelangsungan hidup suatu perusahan sangat penting bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan terutama investor dan lain- lain. Ketika akan melakukan investasi pada suatu perusahaan, inverstor perlu diketahui kondisi tentang keuangan suatu perusahaan terutama yang menyangkut kelangsungan hidup (going concern) perusahaan tersebut. Jika kondisi keuangan perusahaan tercermin dalam laporan keuangan perusahaan karena going concern perusahaan tidak dipenuhi maka entitas tersebut dikatakan bermasalah dalam pelaporan keuangan perusahaan (Warnida, 2011). Dalam penelitian Santosa dan Wedari (2007) terdapat lima variabel independen yang dianggap mempengaruhi penerimaan opini audit going concern yaitu kondisi keuangan perusahaan, opini audit tahun sebelumnya, pertumbuhan perusahaan, dan ukuran perusahaan, sedangkan menurut penelitian Prapitorini dan Januarti (2007).

3 Penelitian ini memilih variabel independen antara lain pertumbuhan perusahan, likuiditas, dan solvabilitas likuiditas. Penelitian ini dimaksudkan untuk melanjutkan penelitian terdahulu dengan variabel independen yang hampir sama namun perusahaan yang menjadi objek penelitian disesuaikan dengan situasi saat ini. Dengan adanya going concern maka suatu badan usaha dianggap mampu mempertahankan usahanya dalam jangka waktu panjang dan dan tidak akan dilikuidasi dalam jangka waktu pendek. Auditor mengeluarkan opini audit going concern untuk memastikan apakah perusahaan mampu mempertahankan kelangsungan usahanya atau tidak dapat mempertahankannya. Opini audit going concern sangat berguna bagi investor untuk mendapatkan keputusan investasi. Terkait dengan pentingnya opini audit yang dikeluarkan oleh auditor, maka auditor harus bertanggung jawab utuk mengeluarkan opini audit going concern yang konsisten dengan kondisi yang sebenarnya. Ada beberapa faktor yang dapat dikaji sebagai faktor yang berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern, yaitu pertumbuhan perusahaan, likuiditas dan solvabilitas suatu perusahaan. Rasio likuiditas merupakan gambaran kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek yang dibebankan kepada kreditor jangka pendek (Warnida, 2011). Untuk mengukur kemampuan likuiditas perusahaan biasanya digunakan dengan angka rasio modal kerja, current ratio dan Quick Ratio.Current ratio adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban

4 jangka pendeknya kepada kreditor dalam membandingkan antara total aktiva lancer dan hutang lancar suatu perusahaan. Perusahaan dengan rasio pertumbuhan penjualan yang positif memberikan indikasi bahwa perusahaan lebih mampu untuk mempertahan kelangsungan hidupnya dan kemungkinan perusahaan terhadap kebangkrutan kecil. Oleh karena itu, semakin tinggi rasio pertumbuhan penjualan perusahaan, maka akan semakin kecil kemungkinan auditor untuk membuktikan opini audit going concern. Sementara perusahaan dengan rasio pertumbuhan penjualan negatif mengindikasikan kecenderungan yang lebih besar kearah kebangkrutan sehingga apabila manajemen tidak mengambil tindakan perbaikan, perusahaan kemungkinan tidak akan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya (Aiisiah, 2012). Pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan asset perusahaan. Pertumbuhan perusahaan yang cepat maka semakin besar kebutuhan dana untuk ekspansi. Semakin besar kebutuhan untuk pembiayaan mendatang maka semakin besar keinginan perusahaan untuk menahan laba.jadi perusahaan yang sedang tumbuh sebaiknya tidak membagikan laba sebagai deviden tetapi lebih baik digunakan untuk ekspansi.potensi pertubuhan ini dapat diukur dari besarnya biaya penelitian dan pengembangan. Semakin besar R&D cost-nya maka berarti ada prospek perusahan untuk tumbuh (Sartono 2001 dalam Arma, 2013). Rasio solvabilitas perusahan menggambarkan kemampuan yang dimiliki perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya dengan pengertian

5 bahwa perusahaan tersebut tidak akanmengalami gulung tikar dengan waktu pendek. Rasio digunakan untuk mengukur solvabilitas rasio perusahaan dan dua yaitu debt to total assets dengan cara membandingkan total utang dan total asset yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi rasio solvabilitas, maka perusahaan dikatakan mampu memenuhi kewajiban keuangannya, menurut Warnida (2011), mengatakan bahwa rasio solvabilitas berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Menurut Kuswari (2012), mengatakan bahwa rasio solvabilitas memiliki arah positif dan berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern sedangkan menurut Wibisono (2013) mengatakan bahwa rasio solvabilitas (leverage) tidak berpengaru terhadap penerimaan audit going concern. Pertumbuhan perusahaan mengindikasikan kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan usahanya (Ruydyawan dan Badera, 2009). Pertumbuhan perusahaan dapat dilihat dari seberapa baik perusahaan mempertahankan posisi ekonominya dalam industri maupun kegiatan ekonominya (Setyo et. al. 2006 dalam Kartika 2012) perusahaan yang mempunyai pertumbuhan laba yang tinggi cenderung memiliki laporan sewajarnya, sehingga potensi untuk mendapatkan opini yang baik akan lebih besar. Opini audit going cocern di Indonesia masih menjadi obyek penelitian yang penting dan menarik dilakukan karena mengingat bahwa opini audit going concern suatu badan usaha yang merupakan salah satu hal yang mendasari para investor dalam pengambilan keputusan investasi dan juga para kreditor dalam meminjamkan dananya dalam tujuan untuk memperoleh laba dari aktivitas entitas tersebut. Selain itu opini audit going concern sering dihubungkan dengan

6 kemampuan manajemen perusahaan untuk lebih mempertahankan kelangsungan hidup usahanya. Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya serta adanya tidakadanya keseragaman hasil penelitian audit going concern, peneliti ingin meneliti kembali faktor-faktor yang mepengaruhi opini audit going concern. Penelitian yang akan dilakukan kali ini mengacu pada penelitian yang telah dilakukan oleh Warnida (2012), Yaitu faktot faktor yang mempengaruhi penerimaan opini audit going concern yang terdaftar di BEI Tahun 2012-2014. Variabel yang digunakan Warnida yaitu Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Price Earning Ratio Dan Ukuran Perusahaan. Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Warnida (2012) adalah terletak pada periode tahun penelitian yaitu 2012-2014, dan variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pertumbuhan perusahaan, likuiditas dan solvabilitas. Obyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sektor perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia periode 2012 sampai 2014. Adapun alasan memilih perusahaan manufaktur adalah karena perusahaan manufaktur ber sub sektor industri sehingga dapat mencerminkan reaksi pasar modal secara keseluruhan. disamping itu perusahaan manufaktur sangat rentan terhadap perkembangan ekonomi internasional dan memiliki persaingan bisnis yang kuat. Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh pertumbuhan perusahaan, likuditas dan solvabilitas terehadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012-2014. Hasil penelitian ini juga diharapkan untuk menjadi sumber informasi bagi peneliti-peneliti sejenis dimasa yang akan datang.

7 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka rumusan masalah yang ingin dibahas dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif terhadap penerimaan opini audit goinng concern pada perusahaan manufaktur? 2. Apakah likuiditas berpengaruh negatif terhadap penerimaan opini audit going concern pada peruasahaan manufaktur? 3. Apakah solvabilitas berpengaruh positif terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur? 1.3 Batasan Masalah Agar penelitian ini dilakukan tidak terlalu banyak faktor yang mempengaruhi penerimaan opini audit going concern perusahaan, oleh sebab itu perlu ada pembatasan penelitian yang meliputi : 1. Penelitian ini hanya menggunakan sampel pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012-2014. 2. Penelitian ini dibatasi pada faktor-faktor yang mempengaruhi opini audit going concern meliputi pertumbuhan perusahaan, likuiditas, dan solvabilitas terhadap penerimaan audit going concern.. 1.4 Tujuan Penelitian Dari latar belakang pada perumusan masalah yang ada diatas, maka tujuan yang dapat didapat dari penelitian ini adalah :

8 1. Untuk menemukan bukti empiris pengaruh negatif pertumbuhan perusahaan terhadap opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. 2. Untuk menemukan bukti empiris pengaruh negatif rasio likuiditas terhadap penerimaan opini audit going concern pada peruasahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. 3. Untuk menemukan bukti empiris pengaruh positif rasio solvabilitas terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. 1.5 Manfaat Penelitian Adapun penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan informasi mengenai penerimaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. 1. Bagi investor atau bagi para pengambil keputusan Memperoleh informasi yang lebih jelas untuk menilai kinerja dan potensi suatu perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang dijadikan pertimbangan dalam membuat keputusan berinvestasi oleh inverstor untuk melihat prospek keberlangsungan sebuah perusahaan dimasa yang akan datang. 2. Bagi Akademik Dapat digunakan sebagai bahan pedoman dan pertimbangan sebagai referensi dalam penelitian sejenis pada waktu yang akan datang dan dapat

9 dijadikan sumber bacaan yang dapat menambah wawasan baru sebagai sumber pengetahuan. 3. Bagi Perusahaan Dengan adanya penelitian ini, diharapkan agar perusahaan mampu meningkatkan kinerja perusahaan dan untuk mencapai tujuan perusahaan dan memperoleh hasil yang diharapkan sehingga dapat menarik investor untuk menanamkan modalnya.