SHIN HAIDO VOLCANO ERUPTS Penerbit myowndramastory
Volcano Erupts Oleh: Shin Haido Copyright 2013 by Shin Haido Penerbit myowndramastory http://myowndramastory.blogspot.com drama.story@yahoo.com Desain Sampul: Photo by Google, Desain oleh Shin Haido Diterbitkan melalui: www.nulisbuku.com 2
Ucapan Terimakasih: Kepada semua pembaca setia myowndramastory yang telah membeli novel ini maupun yang memberi dukungan tanpa kenal lelah dan terus mengikuti blog kami dengan setia. Kepada Pitza Lovers, semoga kisah cinta mereka selalu menyala dan hidup dalam hati kalian para penggemarnya. Mereka akan selalu hidup dan berbahagia di dalam sana selama kalian mengenangnya. 3
4
Thousand Times Tragic Punishment Where Love Meets Its Destinies, Tragedies and A Sweet Eternal Ending VE Chapter 1 Ingat.. Jangan pernah menyusahkan paman itu, kalau dia berkunjung kesini baik-baiklah padanya, agar dia menyukaimu. Mengerti kan sayang? Iya, ma.. Aku mengerti.. Tapi siapa paman itu? Kenapa dia belakangan sering kesini? tanya bocah kecil lugu itu pada ibunya. Dia hanya seorang paman yang baik hati.. Ayo masuk ke kamarmu, sudah waktunya tidur. Dengan senyum misterius si ibu meninggalkan anaknya untuk menemui si paman yang sedang menunggunya di ruang tamu. Dia sudah tidur? tanya laki-laki berusia awal empat puluhan itu pada ibu si anak. Dia sedang mengendurkan dasi kemejanya saat si ibu meletakan secangkir kopi untuknya. Sudah, sebentar lagi dia pasti terlelap. Si ibu duduk di samping si paman, mereka saling tersenyum. Maafkan aku, sudah lama aku tidak kesini. Pekerjaan di kantor sangat menyita waktuku, belum lagi anak keduaku baru saja lahir. Aku tidak bisa menghabiskan banyak waktu bersama kalian, kata laki-laki itu meminta maaf. Dia menyesap kopinya dengan nikmat. Jangan berkata begitu, saya tahu anda sangat sibuk. Bisa mampir kesini hari ini, saya sudah bahagia... Aku bersalah pada kalian, maafkan. Aku berjanji lain kali akan lebih baik. Oh ya, bagaimana dengan uang bulananmu? Apakah masih cukup? Besok aku berencana mengirim sedikit uang, untuk sekolah si kecil. Setelah dia tamat SD, meski mendapat beasiswa pasti akan memerlukan banyak uang untuk membeli alat-alat sekolah, kan? Jangan, tidak usah. Uang yang anda berikan terakhir masih cukup, saya tidak enak menerima bantuan anda terus. Bahkan anda membuatkan tabungan untuk si kecil. Saya malu... 5
Shh..shh.. Kenapa kau masih memanggilku dengan anda? Hanya karena kau pernah menjadi pegawaiku lalu kau harus memanggilku seperti itu terus-terusan? Kita adalah keluarga, aku mencintaimu dan si kecil.. Jangan pernah menganggap dirimu kurang dari itu, ya... Si paman mengecup kening wanita di sampingnya, usianya yang berjarak sepuluh tahun tak terlalu kontras, laki-laki itu memiliki wajah putih bersih terawat, wajah seorang blasteran Indonesia. Dia termasuk tampan dan masih segar bugar meski usianya sudah memasuki kepala empat. 6 Kopi buatanmu memang paling enak di dunia, selorohnya. Tuan.. Anda membuat saya malu.. Saya tak akan pernah bisa memanggil anda selain ini. Saya tidak pantas. Laki-laki itu menghela nafasnya, telah berkali-kali ia meminta si wanita untuk memanggil namanya, namun tak pernah diturutinya. Dengan enggan laki-laki itu meletakan cangkirnya di atas meja. Ti.. Sudah berapa lama kita saling mengenal? Bahkan kita sudah seperti sekarang ini? Kau tidak tahu betapa besar arti dirimu dalam hidupku, kau lah tempatku mengadu dan berkeluh kesah selama ini. Tempatku melepaskan segala penat dan frustasiku yang tak bisa dihadapi oleh keluargaku. Kau lah satu-satunya wanita yang pernah mengerti aku, yang pernah mencintaiku dengan tulus. Yang pernah aku cintai sedalam ini. Aku mencintaimu Ti.. Aku akan menikahimu, meski hanya sebagai istri kedua, karena hanya itu yang bisa aku berikan padamu. Tapi aku tak ingin kau bertemu dengan keluarga besarku, aku tak ingin mereka menghancurkanmu. Aku tak bisa melihatmu menderita, Ti. Bersabarlah.. Sebentar lagi semua akan membaik dan aku akan mengajakmu ke catatan sipil. Kita akan resmi menjadi suami istri, Ti. Kau dengar itu? Kau akan menjadi istriku, aku akan menjadi suamimu. Dan si kecil.. dalam rapor sekolahnya akhirnya akan tercantumkan namaku. Nama yang pantas disandangnya, anak perempuanku yang manis, yang sangat pintar seperti bapaknya, yang secantik ibunya. Kalian adalah belahan jiwaku. Kalian pantas dan berharga bagiku. Si ibu menangis, dia gembira namun sekaligus sedih. Jalan hidupnya yang terlunta-lunta dengan seorang anak perempuannya selama ini akhirnya mulai mendapat sedikit kebahagiaan. Hidup sebagai seorang singel parent bagi anaknya membuatnya tegar dalam menghadapi segala cobaan. Diusir dan dikucilkan dari rumah keluarganya karena mengandung seorang bayi tanpa suami, yang
bahkan tak mau dia sebutkan nama ayah si bayi itu, karena dia tidak ingin menghancurkan keluarga dari laki-laki yang menghamilinya tanpa sengaja. Sebuah gairah yang timbul dari seringnya mereka melewatkan malam-malam lembur berdua dalam kantor yang sepi, membereskan pekerjaan bertumpuk-tumpuk yang tak ada habisnya, saat secara tak sengaja tubuh mereka bersentuhan, getar-getar listrik itu menjalari tubuh mereka dan menghantam keduanya dengan arus gairah yang tak terbendung. Laki-laki itu seharusnya bisa mengontrol gairahnya, namun tidak. Rupanya selama ini dia telah memendam perasaan dan gairahnya pada pegawainya itu. Situasi dan suasana yang mendukung membawanya ke dalam gairah yang menuntut pelepasan tanpa kompromi. Malam itu si wanita, ibu si anak telah direnggut kesuciannya oleh boss nya dan mereka menyesali apa yang telah terjadi malam itu. Saat si ibu mengetahui dirinya hamil, pemandangan keluarga bahagia boss nya terpampang nyata di depan matanya. Sebuah keluarga dengan seorang anak yang nampak begitu gembira turun dari mobil mereka untuk masuk ke dalam kantor perusahaan. Si ibu tidak sampai hati memisahkan keluarga itu dan menjadi wanita penghancur rumah tangga orang lain, akhirnya dia memutuskan mengundurkan diri dan pergi dari perusahaan itu, jauh-jauh hingga laki-laki itu tak pernah dapat menemukannya lagi. Hingga enam bulan yang lalu, saat laki-laki itu sedang menunggu rekan bisnisnya di sebuah Coffee Shop dan ingatannya yang tak pernah kandas akan si wanita, mampu mengenali sosok wanita itu meski dari kejauhan. Melupakan pertemuan bisnisnya, laki-laki itu mengikuti arah si wanita hingga berhenti di sebuah rumah kontrakan mungil dan seorang anak perempuan kecil berusia delapan tahun menyambut si wanita dengan suka cita. Anak kecil yang mengingatkannya pada wajah ibu kandungnya sendiri, pada senyumannya sendiri saat dia berkaca di dalam cermin, pada mata kebiruannya karena memiliki darah keturunan Belanda, darahnya sendiri. Anak kecil itu adalah anaknya, dan dia mengetahuinya seketika. Dari balik kemudinya, laki-laki itu menangkupkan wajahnya. Membayangkan segala kesusahan yang dia berikan pada hidup wanita 7
yang dicintainya dan pada anak perempuannya. Dia ingin memiliki seorang anak perempuan, dan disinilah dia, duduk dibalik kemudi mobil mewahnya, menatap dari kejauhan senyum anak kandungnya, senyum yang mungkin tak akan pernah ditujukan kepadanya bila dia tidak mendekati mereka. Siapa namanya? tanya si laki-laki saat menginjakan kakinya di rumah itu, sebulan kemudian. Tiga puluh hari yang panjang bagi usahanya mendekati ibu dari anak perempuannya. Tiga puluh hari yang menyesakkan hati mereka karena banyaknya penolakan, ancaman dan pengharapan. Tiga puluh hari yang berbahaya karena gairah lama yang hidup kembali, menggebu-gebu dan membara lebih besar dari sembilan tahun yang lalu. Elizabeth, seperti ratu Inggris. Aku memanggilnya Liz, Liza. Elizabeth.. Nama yang sangat indah, kelak dia akan menjadi seorang Lady yang anggun nan rupawan. Elizabeth Suteja Van Der Wilhem. Setelah menyesap tetes kopi terakhirnya, laki-laki itu merengkuh tubuh wanita yang dicintainya dan membopongnya masuk ke dalam kamar bagai sepasang pengantin baru. Mereka melewati malam itu dalam desahan nafas saling sahut menyahut dan gairah yang panas membara. Gairah berbahaya yang membawa mereka semakin dalam mereguk nikmat percintaan sepasang manusia. Nanti siang aku akan men-transfer uang pada rekening Liza, hingga dua minggu kemudian aku harus ke luar negeri. Aku akan sangat merindukan kalian, aku akan menelphonemu dari Inggris, ya. Secepatnya setelah itu, kita akan menikah. Dan Liza.. anak kecil itu akan memanggilku ayah.. Akhirnya aku bisa mengakui Liza pada dunia. Ti.. Bagaimana aku harus berterima kasih padamu? Telah menghadirkan gadis kecil ini ke dunia, buah hati kita. Kebanggaanku. Mereka berpelukan dibalik selimut, fajar mulai menyingsing namun mereka belum berniat untuk melepaskan pelukan mereka. Seolah begitu berat berpisah untuk yang kesekian kalinya. Laki-laki itu tidak mungkin tinggal di rumah ini, keluarganya akan curiga dan menyelidiki keberadaannya. Hal terakhir yang dia inginkan adalah keluarganya mengetahui tentang wanita ini dan anak mereka. Dia tidak ingin membuat gempar keluarga besarnya di Indonesia ataupun di Belanda dan Inggris. 8