ABORTUS INKOMPLIT DAN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DI RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU

dokumen-dokumen yang mirip
Pitriani, Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Abortus Inkomplit di Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Provinsi Riau 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLIT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAHARIFIN ACHMAD PEKANBARU TAHUN 2012

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Intra Uterine Fetal Death (IUFD)

Hubungan Umur dan Paritas Dengan Kejadian Abortus Di RSUD Kabupaten Rokan Hulu 2015

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN

FAKTOR RISIKO MATERNAL KEJADIAN ABORTUS (Studi Kasus di RSUD Dr. Soeselo Slawi Kabupaten Tegal) Maternal Risk Factors for Abortion

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi kesehatan dunia memperkirakan diseluruh dunia setiap hari

Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH

HUBUNGAN LINGKAR LENGAN ATAS (LILA) DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) DENGAN BERAT BAYI LAHIR

GAMBARAN UMUR IBU HAMIL YANG MENGALAMI ABORTUS DI RSUD SALATIGA TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI

Faktor Terjadinya Ketuban Pecah Dini pada Ibu Bersalin di Rumah Sakit Umum Daerah Rokan Hulu 2011

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya kehamilan merupakan hal yang paling membahagiakan bagi setiap

Popy Handayani, Fitria Primi Astuti, S.SiT., M.Kes, Cahyaningrum, S.SiT Program Studi DIII Kebidanan

ANALISIS FAKTOR RISIKO USIA KEHAMILAN DAN PARITAS TERHADAP KEJADIAN ABORTUS. La Ode Ali Imran Ahmad Universitas Haluoleo Kendari.

Yulrina Ardhiyanti, Faktor Ibu yang Berhubungan dengan Kejadian Persalinan Lama di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI RSUD ROKAN HULU TAHUN 2010

HUBUNGAN PREEKLAMSIA DAN PERDARAHAN ANTEPARTUM DENGAN KEJADIAN KEMATIAN JANIN DALAM RAHIM DI RUANG BERSALIN RSUD ULIN BANJARMASIN

HUBUNGAN ANEMIA DENGAN KEJADIAN ABORTUS DI RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL TAHUN NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR DOMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ABORTUS IMMINENS

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI DESA KONANG KECAMATAN KONANG KABUPATEN BANGKALAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI DESA KONANG KECAMATAN KONANG KABUPATEN BANGKALAN

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD R.A KARTINI JEPARA INTISARI

Relationships between Parity and Age of Pregnant Women with Infant Birth Weight in Puskesmas Kota Karang Bandar Lampung in 2012

HUBUNGAN ANEMIA DENGAN KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR DI RSU PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU TAHUN 2010

FAKTOR-FAKTOR PREDISPOSISI TERJADINYA ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS JETIS I BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2013

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DETEKSI DINI TANDA BAHAYA KEHAMILAN DESCRIPTION OF MOTHER KNOWLEDGE ABOUT EARLY DETECTION OF PREGNANCY RISK SIGN

KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN ABORTUS SPONTAN

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Preeklampsia Pada Ibu Bersalin di Ruangan Camar II RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau Tahun 2014

HUBUNGAN ANTARA USIA IBU DAN RIWAYAT ABORTUS DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLETUS DI RSB UMMI KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2015

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KADAR HB IBU HAMIL DI PUSKESMAS KECAMATAN SENEN TAHUN Nur Romdhona Putri Nabella.

KARAKTERISTIK IBU KAITANNYA DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH

BAB I PENDAHULUAN. melalui alat indra (Lukaningsih, 2010: 37). Dengan persepsi ibu hamil dapat

HUBUNGAN ANTARA ANEMIA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DAN PERDARAHAN POSTPARTUM

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG TABLET FE (STUDI DI PUSKESMAS BANGETAYU SEMARANG TAHUN 2013)

FAKTOR RISIKO KEJADIAN PREEKLAMPSIA BERAT PADA IBU HAMIL DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Ketidak cukupan asupan makanan, misalnya karena mual dan muntah atau kurang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN ABORTUS PADA IBU HAMIL DI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PEMERINTAH ACEH TAHUN 2013

GAMBARAN STATUS GIZI IBU HAMIL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD WONOSARI TAHUN 2014

TINJAUAN PUSTAKA Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Definisi Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

FAKTOR MATERNAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN BBLR

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AIR DINGIN KOTA PADANG TAHUN 2012

BAB I. sel darah normal pada kehamilan. (Varney,2007,p.623) sampai 89% dengan menetapkan kadar Hb 11gr% sebagai dasarnya.

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS UMBULHARJO II NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLIT DI RUANG KEBIDANAN RSUD MAYJEND. HM. RYACUDU KOTA BUMI

Kata Kunci: Hamil, Anemia

GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA BERDASARKAN KARAKTERISTIK PADA IBU HAMIL DI BPM NENENG MAHFUZAH, S.Si.T.,M.,M.Kes BANJARMASIN

HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA HAMIL DENGAN KEJADIAN BBLR DI RUMAH SAKIT DR. NOESMIR BATURAJA TAHUN 2014

Relationship of Age, Parity And Maternal Education With Intra Uterin Fetal Death In Maternity RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin In 2013

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Menurut Manuaba (2010),

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu proses alamiah oleh setiap wanita. Pada

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA TAHUN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN BAYI LAHIR. Nofi Yuliyati & Novita Nurhidayati Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali

PENELITIAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN TERHADAP HASIL LUARAN JANIN. Idawati*, Mugiati*

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

Anemia adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (HB) atau

III TAHUN Disusun Oleh WIWEN INDITA PROGRAM

Pelaksanaan Antenatal Care Berhubungan dengan Anemia pada Kehamilan Trimester III di Puskesmas Sedayu I Yogyakarta

HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI TABLET Fe DAN FREKUENSI ANTENATAL CARE (ANC) DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL DI DESA SENDANG PONOROGO NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI TERHADAP STATUS GIZI IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REJOSARI KELURAHAN REJOSARI PEKANBARU ABSTRAK

KONSELING GIZI IBU HAMIL OLEH TENAGA KESEHATAN (BIDAN, PETUGAS GIZI) TERHADAP KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS JOGONALAN I

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah kesehatan merupakan masalah penting yang tengah dihadapi oleh

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM PKU MUHAMMADIYAH BANTUL TAHUN 2016 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN KEJADIAN PRE EKLAMSIA DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT ISLAM KLATEN

HUBUNGAN ANTARA PARITAS DAN ANEMIA DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA PERIODE Lestrina *, Eny **

BAB I PENDAHULUAN. hamil normal adalah 280 hari dihitung dari hari pertama haid terakhir. Pada

Frekuensi Kunjungan ANC (Antenatal Care) Pada Ibu Hamil Trimester III

HUBUNGAN UMUR DENGAN KEJADIAN ABORTUS PADA IBU PRIMIGRAVIDA DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL TAHUN NASKAH PUBLIKASI

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Masa kehamilan merupakan masa yang dihitung sejak Hari Pertama

GAMBARAN UMUR DAN PARITAS IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLIT DI RUMAH SAKIT MUHAMADIYAH PALEMBANGTAHUN 2014

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG MANFAAT TABLET FE DI DESA CANDI, KECAMATAN AMPEL, KABUPATEN BOYOLALI

HUBUNGAN ANEMIA DAN USIA PADA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLIT DI RSAM BUKITTINGGI

Oleh : Aat Agustini ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. lahir dalam waktu yang cukup (Andriana, 2007). fisiologi, anatomi dan hormonal yang berbeda-beda. Salah satunya adalah

KETUBAN PECAH DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2011

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA

Nurlisis, Faktor Ibu yang Mempengaruhi Partus Abnormal di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau 2012

HUBUNGAN FAKTOR RESIKO IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN PARTUS LAMA DI RSIA NORFA HUSADA BANGKINANG TAHUN 2013

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Untuk Memenuhi Persyaratan. Memperoleh Gelar Sarjana Saint Terapan

Promotif, Vol.2 No.1 Okt 2012 Hal KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RUANGAN KASUARI RSU ANUTAPURA PALU

Rendah. Veronica Magdalena Pinontoan 1, Sandra G.J Tombokan 2, 1. RSUP.Prof.Dr.R.D.Kandou Manado 2,3, Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Manado

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU BERSALIN

BAB I PENDAHULUAN. pada ibu hamil disebut potensial danger to mother and child (potensial

Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian Infeksi Toksoplasma pada Ibu Hamil di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru Tahun

Jurnal Kesehatan Medika Saintika Volome 8 Nomor 1 jurnal.syedzasaintika.ac.id

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS BUMI EMAS KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN 2016

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III PADA KUNJUNGAN ANC DI STIKES MITRA HUSADA KARANGANYAR

HUBUNGAN PERSALINAN LAMA DENGAN KEJADIAN ATONIA UTERI DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA 2009

HUBUNGAN ANTARA KETERATURAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS JETIS II BANTUL YOGYAKARTA

Transkripsi:

ABORTUS INKOMPLIT DAN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DI RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU Yeyen Gumayesty Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat STIKes Hang Tuah Pekanbaru Jl. Mustafa Sari No 5 Tangkerang Selatan Pekanbaru Email: yeyenrangkuti@gmail.com ABSTRAK Abortus inkomplit adalah peristiwa pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu, dengan masih adanya sisa yang tertinggal dalam uterus. Tujuan penelitian mengetahui dan faktor-faktor yang berhubungan di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. Metode penelitian deskriptif kuantitaf dengan desain study case control untuk kasus adalah ibu hamil yang megalami abortus inkomplit dan kontrol adalah ibu hamil normal yang tidak mengalami abortus inkomplit dengan usia kehamilan 20 minggu di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. Sampel penelitian 140 responden, dengan responden kasus 70 orang dan responden kontrol 70 orang. Teknik pengambilan sampel adalah nonprobability sampling. Analisis univariat dan bivariat dengan uji Chi-square. Hasil penelitian variabel yang berhubungan signifikan yaitu: umur ibu (p-value: 0,004, OR: 2,969), paritas ibu (p-value 0,006, OR: 2,771), anemia (p-value 0,001,OR 3,842), jarak kehamilan (p-value 0,004, OR: 2,867); variabel berhubungan terbalik adalah riwayat abortus sebelumnya (p -value 0,062, OR: 2,010) dan riwayat penyakit ibu (p-value 0,416, OR: 1,518). Diharapkan RSUD Arifin Achmad Pekanbaru lebih meningkatkan pelayanan dan informasi terhadap pasien ibu hamil, khususnya ibu hamil yang mengalami abortus inkomplit serta memberikan informasi atau penyuluhan tentang jenis kontrasepsi guna menjarangkan kehamilan, mengatur jumlah anak, pemeriksaan ANC secara teratur, pola nutrisi dan informasi seputar kehamilan. Kata Kunci : Anemia, Abortus Inkomplit, RSUD Arifin Achmad ABSTRACT Incomplete abortion is a partial expenditure event of conception in pregnancy before 20 weeks, with still remaining residue in the uterus. The objective of the study was to know the incidence of incomplete abortion and related factors at RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. Quantitative descriptive research method with case study case control design for pregnant mother case of incomplete abortus and control abortus is normal pregnant woman not experiencing abortus incomplete with gestational age 20 weeks in RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. Research sample 140 respondents, with case respondents 70 people and respondents control 70 people. The sampling technique is nonprobability sampling. Univariate and bivariate analysis with Chi-square test. The result of research of the significant related variables are: maternal age (p-value: 0,004, OR: 2,969), maternal parity (p-value 0,006, OR: 2,771), anemia (p-value 0,001, OR 3,842), -value 0,004, OR: 2,867); Reversed reversed variables were previous abortion history (p-value 0.062, OR: 2.010) and maternal disease history (p-value 0.416, OR: 1.518). It is expected that RSUD Arifin Achmad Pekanbaru further improve the services and information to pregnant women, especially pregnant women who have incomplete abortion and also provide information or counseling about contraceptives to enumerate pregnancy, regulate number of children, regular ANC examination, nutrition pattern and information about pregnancy. Key words : Anemia, Abortion Inkomplit, RSUD Arifin Achmad 33

PENDAHULUAN Salah satu penyebab kematian ibu adalah abortus. Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) sebelum kehamilan berusia 20 minggu dan janin belum mampu untuk hidup diluar kandungan (Saifudin, 2002). Berdasarkan jenisnya abortus juga dibagi menjadi abortus imminens, abortus insipien, abortus inkomplit, abortus komplit, missed abortion dan abortus habitualis. Abortus inkomplit adalah peristiwa pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu, dengan masih adanya sisa yang tertinggal dalam uterus (Nugroho, 2010). Menurut data World Health Organisation (WHO) tahun 2009 dari 46 juta kelahiran pertahun terdapat 20 juta kejadian abortus di dunia, presentase kemungkinan terjadinya abortus cukup tinggi, sekitar 15-40% (abortus incomplete 15-25%, abortus imminens 8-16,2%, abortuscomplete 4-113,5% (Manuaba, 2002). Di Indonesia angka kejadian abortus diperkirakan sekitar 2%- 2,5% setiap tahunnya (Manuaba, 2010). Menurut Widyastuti (2007), Estimasi nasional menyatakan setiap tahun terjadi 2 juta kasus abortus di Indonesia, artinya terjadi 43 kasus abortus per 100 kelahiran hidup. Dari angka tersebut diatas angka menempati urutan paling atas yaitu sebesar 34 kasus (80%). Data yang diperoleh dari dinas kesehatan Provinsi Riau angka kematian ibu tahun 2012 disebabkan oleh perdarahan sebanyak 28% kasus, pre-eklamsia dan eklamsia 24% kasus, hipertensi dalam kehamilan sebanyak 20% kasus, infeksi 11% kasus, abortus 5% kasus dan penyakit lain seperti penyakit jantung, diabetes dan lainlain. Menurut Widyastuti (2011), perdarahan merupakan penyebab kematian yang utama pada ibu, karena sebagian besar perdarahan disebabkan oleh abortus yang tidak lengkap. Salah satu faktor penyebab kejadian abortus pada ibu adalah usia ibu saat hamil. Usia kehamilan yang aman adalah 20-35 tahun, yang ditinjau dari sudut kematian maternal, usia ibu saat hamil <20 tahun dan >35 tahun berisiko terjadinya abortus inkomplit. Paritas 0 masih kurangnya asuhan obstetric dan paritas diatas 3 fungsi reproduksi telah mengalami penurunan, selain itu jaringan rongga panggul dan otot melemah sehingga kemungkinan terjadinya abortus inkomplit menjadi lebih besar (Wiknjosastro, 2006). Anemia selama kehamilan menyebabkan terjadinya berat badan bayi lahir rendah, prematuritas, cacat mental bahkan kematian maternal dan perinatal. Faktor lain juga dapat berpengaruh terhadap abortus inkomplit seperti faktor jarak kehamilan ibu, riwayat abortus ibu, lokasi atau wilayah tempat tinggal, pemerksaan kehamilan dan penyakit infeksi lain juga bereperan dalam terjadinya abortus (Nugroho. 2010). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Pekanbaru terdapat angka tahun 2012 sebanyak 255 kasus dari 1658 jumlah kehamilan dengan presentase 15,3%, tahun 2013 sebanyak 128 kasus dari 913 jumlah kehamilan 34

dengan presentase 14%, tahun 2014 sebanyak 130 kasus dari 1025 jumlah kehamilan dengan presentase 12,6%. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini deskriptif kuantitatif dengan menggunakan desain study case control. Kasus adalah ibu hamil yang mengalami abortus inkomplit dan kontrol adaah ibu hamil normal yang tidak mengalami abortus inkomplit dengan usia kehamilan 20 minggu di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru Tahun 2014. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 140 yang terdiri dari 70 kasus dan 70 kontrol. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yaitu kasus dan kontrol yang sama-sama diambil dari sumber data yaitu rekam medik di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. Analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan uji Chi-Square. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dari uji bivariat terhadap 6 variabel, terdapat 4 variabel yang Tabel 1 Hasil Analisis Univariat mempunyai hubungan yang signifikan dengan kejadian abortus inkomplit, yaitu Umur Ibu (0,004), Paritas (0,006), Anemia (0,001), dan Jarak kehamilan (0,004) dan variabel Riwayat Abortus Sebelumnya dan Riwayat Penyakit Ibu tidak mempunyai hubungan yang bermakna secara statistik. Berdasarkan nilai OR maka Umur ibu <20 dan >35 tahun lebih berisiko 2,969 kali mengalami dibandingkan dengan Umur Ibu 20-35 tahun (95% CI 1,474-5,978). Paritas 0 dan >3 lebih berisiko 2,771 kali mengalami kejadian abortus inkomplit dibandingkan dengan paritas 1-3 (95% CI 1,3-5,550). Anemia dengan kadar Hb <11gr% lebih berisiko 3,842 kali mengalami dibandingkan dengan tidak anemia dengan Hb 11gr% (95% CI 1,761-8,3). Jarak kehamilan <2 tahun lebih berisiko 2,867 kali mengalami dibandingkan dengan jarak kehamilan 2 tahun (95% CI 1,444-5,693) (lihat tabel 2). No Variabel Kasus Kontrol Total n1 % n2 % N % 1 Umur ibu Berisiko (<20 &>35 tahun) Tidak berisiko (20-35 tahun) 50 20 71,4 28,6 32 82 58 58,5 41,5 2 Paritas ibu Berisiko (0 dan >3 anak) Tidak berisiko (1-3 anak) 49 21 70 30 32 81 59 57,8 42,2 3 Anemia Berisiko (<11gr%) Tidak berisiko ( 11gr%) 31 39 4 Jarak Kehamilan Berisiko (<2 tahun) 43 61,4 25 35,7 68 48,6 44,3 55,7 12 58 17,1 82,9 43 97 30,7 69,3 35

Tidak Berisiko ( 2 tahun) 27,6 45 64,3 72 51,4 5 Riwayat Abortus Sebelumnya Berisiko (pernah abortus) Tidak Berisiko (tidak pernah abortus) 32 6 Riwayat penyakit Ibu Berisiko (ada) Tidak Berisiko (Tidak ada) 18 52 25,7 74,3 13 57 18,6 81,4 31 109 22,2 77,8 Tabel 2 Resume Analisis Bivariat 26 44 37,1 62,9 No Variabel OR P Value 95% CI 1 Umur ibu 2,969 0,004 1,474-5,978 2 Paritas 2,771 0,006 1,3-5,550 3 Anemia 3,842 0,001 1,761-8,3 4 Jarak kehamilan 2,867 0,004 1,444-5,693 5 Riwayat abortus sebelumnya 2,010 0,062 1,023-3,949 6 Riwayat penyakit ibu 1,518 0,416 0,678-3,399 64 76 PEMBAHASAN Variabel Independen yang Berhubungan dengan Kejadian Abortus Inkomplit Umur Ibu Menurut pendapat Prawirohardjo (2005) menyatakan bahwa umur ibu 20-35 tahun merupakan umur paling aman ditinjau dari sudut kematian maternal. Kematian maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada umur di bawah 20 tahun ternyata 2-5 kali lebih besar dari pada kematian maternal yang terjadi pada umur 20-35 tahun. Kematian meningkat kembali pada umur lebih dari 35 tahun. Hal ini disebabkan karena pada wanita muda <20 tahun sel telur yang belum sempurna sehingga dikhawatirkan terjadi kecacatan fisik pada bayi. Kekurangan gizi juga berisiko mengalami abortus, sebab janin membutuhkan nutrisi yang cukup untuk pertumbuhan dan perkembangannya sedangkan ibu juga dalam masa pertumbuhan sebagai pematangan organ reproduksi, sehingga asupan nutrisi tidak tercukupi. Ketidakmampuan organ reproduksi pada usia <20 tahun untuk proses kehamilan dan melahirkan sertamenurunnya hormon HCG pada awal ke/hamilan juga menyebabkan terjadinya abortus. Setelah umur>35 tahun sebagian wanita digolongkan pada kehamilan berisiko tinggi karena organ reproduksi mengalami kemunduran, dimana alat reproduksi tidak sebagus layaknya normal, gangguan immunologis dan gangguan sirkulasi juga terdapat pengaruhnya dalam menerima benih kehamilan. Paritas Paritas ibu dengan jumlah anak 1 dan >3 orang dapat menimbulkan berbagai masalah baik bagi ibu maupun bayi yang dilahirkan, salah satunya adalah kejadian abortus 36

karena sebagian kehamilan paritas >3 anak merupakan kehamilan yang tidak direncanakan, sehingga memungkinkan terjadinya abortus. Karena wanita yang pernah hamil dan melahirkan empat kali akan mengalami kelemahan pada dinding rahim, sehingga kekuatan rahim untuk menjadi tempat pertumbuhan dan perkembangan bayi berkurang dan akhirnya menyebabkan abortus (Prawirohardjo, 2005). Pada paritas 0 (primipara) terjadinya abortus dapat disebabkan oleh kurangnya asuhan kebidanan yang baik selama kehamilanyaitu dengan memeriksakan kehamilan secara teratur minimal 4 kali selama kehamilan terutama untuk ibu primipara harus dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh baik mengenai kondisi ibu ataupun janin untuk mengetahui perkembangan kehamilan, tingkat kesehatan kandungan, kondisi janin dan bahkan penyakit atau kelainan pada kandungan sehingga dapat dilakukan penanganan secara dini. Pada paritas >3 anak disebabkan oleh menurunnya fungsi alat reproduksi dalam menerima hasil konsepsi, seperti melemahnya dinding rahim sehingga rahim tidak berfungsi dengan baik sebagai tempat pertumbuhan dan perkembangan janin. Dan untuk ibu yang memiliki paritas >3 agar dapat mencegah kehamilan denganmenggunakan KONTAP (Kontrasepsi Mantap) dan mengikut sertakan suami menggunakan STERIL. Anemia Anemia pada ibu hamil adalah suatu keadaan yang menunjukkan kadar hemoglobin (HB) didalam darah lebih rendah dari nilai normal yaitu 11gr%. Kehamilan memerlukan tambahan zat besi untuk meningkatkan jumlah sel darah merah janin dan plasenta. Pengaruh anemia terhadap kehamilan dapat mengakibatkan abortus, persalina prematur dan perdarahan antepartum (Prawirohardjo, 2009). Anemia pada saat hamil dapat memberikan efek yang buruk baik bagi ibu maupun janin. Anemia dapat mempengaruhi terjadinya abortus, IUFD(Intra Uterin Fetal Death) yaitu kematian janin dalam kandungan, Stillbirth prematur, cacat bawaan dan cadangan zat besi kurang. Agar ibu hamil trimester pertama melakukan pemeriksaan Hb untuk mengetahui kadar hemoglobin didalam darahnya, serta rutin mengkonsumsi tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan dan menganjurkan ibu makan makanan yang bergizi. Jarak Kehamilan Ibu yang mempunyai jarak kehamilan < 2 tahun lebih berisiko menyebabkan abortus inkomplit dari pada ibu yang mempunyai jarak kehamilan 2 tahun. Dengan jarak anak yang terlalu dekat rahim ibu belum kembali ke keadaan semula (Manuaba, 2009). Jarak kehamilan yang terlalu dekat berpotensial mengakibatkan abortus inkomplit, karena alat reproduksi yang belum pulih sempurna. Hal ini perlu direkomendasikan kepada ibu hamil agar mengatur jarak kehamilan 2 tahun sesuai dengan 4 TERLALU (Terlalu muda, terlalu tua, terlalu dekat dan terlalu banyak), serta menganjurkan ibu untuk berkb sehingga jarak anak tidak terlalu dekat dan anak mendapatkan ASI 2 tahun penuh, dan alat reproduksi 37

sudah dapat kembali pulih kekeadaan semula. Variabel yang Berhubungan Terbalik dengan Abortus Inkomplit Riwayat Abortus Sebelumnya Menurut Prawirohardjo (2005), setelah 1 kali abortus spontan memiliki resiko 15% untuk mengalami keguguran lagi, sedangkan bila pernah mengalami keguguran sebanyak 2 kali resikonya meningkat menjadi 25%. Dan jika terjadi secara berturut-turut sebanyak 3 kali maka resikonnya meningkat menjadi 30-45%. Kejadian abortus diduga mempunyai efek terhadap kehamilan berikutnya, baik menimbulkan penyulit dalam kehamilan atau pada hasil kehamilan tersebut. Resiko keguguran lebih bnyak dialami pada wanita yang memiliki dua atau lebih riwayat keguguran secara berturut-turut. Riwayat Penyakit Ibu Penyakit secara langsung mempengaruhi pertumbuhan janin dalam kandungan melalui plasenta yaitu penyakit infeksi seperti, typhus abdominalis, malaria, syphilis, toksin, bakteri, virus atau plasenta modium sehingga menyebabkan kematian janin dan terjadi abortus (Wiknjosastro, 2005). KESIMPULAN DAN SARAN Variabel yang berhubungan sebab akibat dengan kejadian abortus inkomplit yaitu Umur Ibu, Paritas, Anemia dan Jarak Kehamilan. Umur ibu <20 dan >35 tahun memiliki hubungan yang signifikan terhadap dengan nilai p = 0,004 (OR =2,969 ; 95% CI = 1,474-5,978). Paritas 0 dan >3 memiliki hubungan yang signifikan terhadap dengan nilai p = 0,006 (OR = 2,771; 95% CI = 1,3-5,550). Anemia dengan kadar Hb <11gr% memiliki hubungan yang signifikan terhadap dengan nilai p = 0,001 (OR = 3,842; 95% CI = 1,761-8,3). Jarak kehamilan <2 tahun memiliki hubungan yang signifikan terhadap kejadian abortus inkomplit dengan nilai p = 0,004 (OR = 2,867; 95% CI = 1,444-5,693). Riwayat abortus sebelumnya dan Riwayat Penyakit Ibu tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap. Diharapkan bagi RSUD Arifin Achmad Pekanbaru lebih meningkatkan pelayanan dan informasi terhadap pasien ibu hamil, khususnya ibu hamil yang mengalami abortus inkomplit. Memberikan informasi atau penyuluhan tentang berbagai macam kontrasepsi guna menjarangkan kehamilan dan mengatur jumlah anak, pemeriksaan ANC secara teratur, pola nutrisi, dan informasi seputar kehamilan. REFERENSI Dinkes Riau. (2012). Angka Kematian Ibu. Riau.www.depkes.go.id. Diakses pada tanggal 28 Januari 2015. Manuaba. (2002). Kapita Selekta Penatalaksaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB. Jakarta : EGC. Manuaba. (2007). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.

Manuaba. (2009). Memahami Kesehatan Wanita Edisi 2. Jakarta : Buku Kedokteran (EGC). Nugroho, S. (2010). Catatan Kuliah Ginekologi dan Obstetri. Yogyakarta : Nuha Medika. Prawirohardjo, S. (2006). Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP- SP. Prawirohardjo, S. (2009). Ilmu Kandungan. Jakarta : YBP- SP. RSUD Arifin Achmad. (2014). Jumlah Ibu Hamil dan Abortus Inkomplit Tahun 2014. Rekam Medik Provinsi Riau. Saifudin, Abdul Bahri. (2002). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal Edisi Pertama. Jakarta : YBP-SP. Widyastuti, Y. Dkk. 2006. Faktor- Faktor yang Behubungan dengan Kejadian Abortus di Instlasi Rawat Inap Kebidanan RSUD Dr. Mohammad Hosein. Palembang.http://www.litban g.depkes.go.id/hubungan%ab ortus.htm. Diakses pada tanggal 8 Februari 2015. Wiknjosastro, H. (2005). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Pustaka Populer Obor. 39