BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI SISA MATERIAL PADA PROYEK GEDUNG DAN PERUMAHAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. gedung dan perumahan adalah sebagai berikut. Informasi gambar yang kurang/tidak jelas Kesalahan pemesanan, kelebihan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a di bumi yang dipindahkan, diolah ke suatu tempat untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab II STUDI PUSTAKA. Menurut Galvilan dan Bernold (Galvilan et al., 1994) penggunaan material dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V Hasil Pembahasan Kontraktor

ANALISA SISA MATERIAL KONSTRUKSI DAN PENANGANANNYA PADA PROYEK GEDUNG PENDIDIKAN PROFESI GURU UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA (177K)


BAB VII TINJAUAN KHUSUS OPTIMASI PEMBESIAN BORED PILE. Material merupakan komponen yang penting dalam menentukan

KAJIAN HUBUNGAN WASTE MATERIAL KONSTRUKSI DAN ORGANISASI PROYEK KONSTRUKSI. Yunita A. Messah *) ABSTRAK

KAJIAN PENGELOLAAN CONSTRUCTION WASTE DALAM KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG

IDENTIFIKASI SISA MATERIAL KONSTRUKSI DALAM UPAYA MEMENUHI BANGUNAN BERKELANJUTAN

ANALISA DAN EVALUASI SISA MATERIAL KONSTRUKSI: SUMBER PENYEBAB, KUANTITAS, DAN BIAYA

TANTANGAN DAN HAMBATAN PENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE CONSTRUCTION PADA KONTRAKTOR PERUMAHAN DI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB, USAHA MINIMALISASI DAN PROGRAM PERHITUNGAN SISA MATERIAL DINDING

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. tahapan tahapan tertentu dalam pengerjaannya. Berlangsungnya kemajuan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENGELOLAAN LIMBAH KONSTRUKSI PEKERJAAN BETON PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG TINGGI SKRIPSI

EVALUASI SISA MATERIAL PADA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN OUTER RINGROAD JEMBATAN MAHULU JALAN JAKARTA JALAN M.SAID PROVINSI KALIMANTAN TIMUR JURNAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka akan memuat teori dan hasil penelitian penelitian

IDENTIFIKASI MATERIAL WASTE PADA PROYEK KONSTRUKSI (Studi Kasus Ruko San Diego Pakuwon City Surabaya)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembangunan yang mantap sesuai dengan tujuan dan harapan harapan awal dengan

BAB II LANDASAN TEORI. pekerjaan, baik pekerjaan yang dilelangkan ataupun yang dikerjakan sendiri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dasarnya pekerjaan finishing ing adalah pekerjaan akhir dari sebuah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengadakan, menjadikan. Efisiensi dapat di rumuskan menurut suatu pengertian

Jln Ir Sutami 36 A, Surakarta ) 2) 3)

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK

Laporan Tugas Akhir M.Faiz Wirawan / Ferdia Chandra BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Publisher LTD, (1975), page Damodara U. Kini, Material Management : The Key Successful Project Management.

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB I SYARAT SYARAT PENAWARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. struktur yang paling utama dalam sebuah bangunan. Suatu struktur kolom

ANALISIS DAN EVALUASI SISA MATERIAL KONSTRUKSI MENGGUNAKAN METODE PARETO DAN FISHBONE DIAGRAM

BAB V PENGEMBANGAN DESAIN KOMPONEN DINDING PREFABRIKASI

BAB I PENDAHULUAN. proyek, termasuk menyiapkan dan menangani dokumen (Raharjo, 2007).

EBOOK PROPERTI POPULER

ANALISIS PERBANDINGAN WAKTU DAN BIAYA DALAM PENGGUNAAN BATA MERAH DENGAN M-PANEL

BAB 2 LANDASAN TEORI 2. 1 PENDAHULUAN

ANALISA PENYEBAB SISA MATERIAL KONSTRUKSI

BAB I PENDAHULUAN. dikehendaki, yang mengacaukan proses yang telah diatur dari suatu aktivitas dan

BAB V ANALISIS SISTEM MANAJEMEN MUTU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

\\ \upi\Direktori\E - FPTK\JUR. PEND.TEKNIK SIPIL\ ROCHANY NATAWIDJANA\25 FILE UNTUK UPI\BID PRICE.

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK )

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton merupakan salah satu material yang banyak digunakan sebagai material

ANALISA WAKTU PENGECORAN PADA LANTAI EMPAT PROYEK GEDUNG SEKOLAH DI SURABAYA

ANALISIS PENANGANAN MATERIAL WASTE PADA PROYEK PERUMAHAN DI SURABAYA

STANDAR LATIHAN KERJA

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton merupakan material bangunan yang paling umum digunakan dalam

Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1

PERTEMUAN X LANTAI DAN TANGGA. Oleh : A.A.M

Jl. Ir. Sutami 36A, Surakarta 57126; Telp

ANALISIS SISA MATERIAL KONSTRUKSI PADA PROYEK GEDUNG UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

PENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE PADA RUMAH TINGGAL DARI SEGI MATERIAL

ANALISA SISA MATERIAL KONSTRUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE ANALYSIS

BAB V LAPORAN PROSES PENGAMATAN PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN RUKO SETIABUDHI - BANDUNG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. menangani proyek konstruksi di kawasan Daerah Kabupaten Badung, dapat diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kebutuhan bahan-bahan pendukungnya. Salah satu yang meningkat

PROPORSI BIAYA TIAP SATUAN PEKERJAAN STRUKTUR BETON BERTULANG PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI

PEMBOROSAN MATERIAL DAN TINDAKAN PENCEGAHANNYA: SURVAI PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG DI YOGYAKARTA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Crane konstruksi pertama kali diciptakan oleh orang Yunani kuno dan didukung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Pengetahuan Umum Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) diberikan sebagai dasar pemikiran lebih lanjut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI MENGENAI SISA MATERIAL PADA PROYEK GEDUNG DAN PERUMAHAN

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Oleh : Taufiq Junaedi ( )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi adalah jenis usaha jasa konstruksi yang

PROPORSI KOMPONEN BIAYA HARGA BAHAN, UPAH DAN ALAT PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada beberapa ahli yang mendefinisikan kata rework beberapa di antaranya

Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.10 Oktober 2016 ( ) ISSN:

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. alat - alat tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut.

KEMAJUAN PEKERJAAN & PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap kemajuan proyek, perlu adanya suatu laporan mengenai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. panjang dan di dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan.

1. Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (SNI ) 3. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI-1983)

STUDI PUSTAKA : ANALISA PENGARUH DESAIN TERHADAP DIRECT WASTE DAN INDIRECT WASTE YANG TERJADI PADA TAHAP KONSTRUKSI

Oleh : AGUSTINA DWI ATMAJI NRP DAHNIAR ADE AYU R NRP

BAB 3 STUDI LAPANGAN. Gambar 3.1 Kerangka pemikiran studi lapangan. pelaksanaannya segala sesuatu perlu direncanakan dengan tepat dan cermat.

PERBANDINGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUMAH M-PANEL DENGAN RUMAH KONVENSIONAL PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH TIPE 60/99 PONDOK PERMATA SUCI GRESIK

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi adalah jenis usaha jasa konstruksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Factors Influencing Contractor Performance in Indonesia: A Study of Non Value-Adding Activities

BAB V SYARAT-SYARAT PEKERJAAN PERSIAPAN

BAB I PENDAHULUAN. khususnya pembangunan infrastruktur dan properti yang membutuhkan material salah

TINJAUAN PUSTAKA. produk akhir bagi pihak pengguna jasa konstruksi (Formoso et al, 2002).

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sisa Material Menurut Construction Waste Management Guide, sisa material adalah benda yang tidak berbahaya berwujud yang berasal dari aktivitas pembangunan, penghancuran dan pembersihan dan dapat diberdayakan, digunakan atau diolah kembali (Resource Venture, 2005). Dasar perhitungan sisa material berasal dari perbandingan antara perencanaan material sebelum memulai pekerjaan dan sisa material saat menyelesaikan pekerjaan (Budiadi, 2008). Mengingat bahwa sisa material merupakan masalah yang penting pada industri konstruksi, sisa material didefinisikan sebagai kehilangan akibat dari berbagai sumber seperti material, waktu (tenaga kerja dan peralatan), dan produktifitas yang menghasilkan biaya direct dan indirect tetapi tidak menambahkan nilai yang menjadi sudut pandang konsumen (Formoso, 2002). Al-Moghany (2006), menekankan bahwa sisa material dapat diartikan sebagai segala jenis material yang berasal dari bagian alam di bumi yang dipindahkan, diolah ke suatu tempat untuk kemudian digunakan pada proses konstruksi baik pada suatu lokasi maupun antar lokasi konstruksi berbagai kemungkinan yang dapat timbul antara lain kerusakan, kelebihan, tidak terpakai, tidak sesuai dengan spesifikasi atau hasil dari proses konstruksi. 6

7 Menurut Garas et. al., (2001) sisa material adalah sesuatu yang tidak terpakai/terbuang/tidak efisien hasil atau akibat dari peralatan, material, tenaga kerja, atau biaya dalam jumlah cukup besar yang dipertimbangkan dalam proses pembangunan. Kegagalan menggunakan dan menjaga sistem manajemen yang sesuai untuk material konstruksi akan berakibat buruk bagi kemajuan dan segi finansial pelaksanaan pekerjaan antara lain mencakup : (1) tidak tersedianya bahan pada saat diperlukan, (2) material yang digunakan rusak, (3) material yang tersedia tidak memenuhi persyaratan sesuai dengan spesifikasi (Ervianto, 2004) 2.2 Jenis Penggunaan dan Sisa Material 2.2.1 Jenis penggunaan material Menurut Gavilan and Bernold (1994) Penggunaan material dalam proses konstruksi digolongkan dalam dua bagian besar 1. Consumable material, merupakan material konstruksi yang pada akhirnya akan menjadi bagian dari struktur fisik bangunan, misalnya semen, pasir, batu pecah, batu bata, baja tulangan, keramik, cat dan lain-lain. 2. Non consumable material, merupakan material penunjang dalam proses konstruksi, bukan merupakan bagian dari fisik bangunan, biasanya material ini bisa dipakai ulang dan pada proyek yang akan menjadi sisa material juga, misalnya perancah, bekisting dan dinding penahan sementara.

8 aliran material non-consumable aliran material consumable Pilihan alur di luar pembuangan material Pilihan alur dalam sisa material Sumber : Gavilan and Bernold, 1994, Journal of Construction Engineering and Management, Vol 120, No.3, pp 536-552 Gambar 2.1 Gambaran Umum Proses Material Konstruksi di Lapangan Alur penggunaan consumable material mulai sejak pengiriman ke lokasi, proses konstruksi sampai pada posisinya yang terakhir akan berakhir pada salah satu dari keempat posisi yaitu (1) struktur fisik, (2) kelebihan material,

9 (3) pemakaian ulang pada proyek yang lain, (4) sisa material. Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.1, kelebihan sangat sering terjadi, bagaimanapun juga berakhir menjadi sisa, oleh karena dua pilihan lain yaitu dijual lagi atau disimpan, sehingga bukan hal yang kurang dipertimbangkan. Selain itu pemasok material kebanyakan tidak akan membeli balik material tersebut bila kondisi barang sudah dalam keadaan rusak. Menurut Gambar 2.1, antara jenis consumable dan nonconsumable material, keduanya dapat menuju ke sisa setelah proses konstruksi selesai. Kesimpulannnya, bagan tersebut menunjukkan contoh gambaran dasar tentang aliran material, namun tidak disebutkan alasan material menjurus ke bagian sisa. Hal inilah yang disebut sumber penyebab. Pengenalan sumber penyebab, merupakan langkah pertama dalam mengurangi jumlah sisa material yang dihasilkan dari proses konstruksi (Gavilan and Bernold, 1994). 2.2.2 Jenis sisa material Keberadaan sisa material konstruksi, menurut Intan et al., (2005), terus terjadi sejalan dengan proses pembangunan yang dilaksanakan. Jenis sisa material dapat dikategorikan menjadi dua bagian yaitu: 1. Demolition waste adalah sisa material yang timbul dari hasil pembongkaran proses renovasi atau penghancuran bangunan lama 2. Construction waste adalah sisa material konstruksi yang berasal dari proses pembangunan atau renovasi bangunan. Sisa material tersebut tidak dapat dipakai lagi sesuai dengan fungsi semula. Sisa material ini bisa terdiri dari beton, batu bata, plesteran, kayu, pipa dan lain-lain

10 Sisa material dalam industri konstruksi telah menjadi subjek penelitian seluruh dunia dalam tahun-tahun terakhir ini. Penelitian-penelitian tersebut difokuskan pada kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh sisa material (Al- Moghany, 2006). Menurut Formoso et al., (2002) Construction waste dapat digolongkan ke dalam dua kategori berdasarkan tipenya 1. Direct waste adalah sisa material yang timbul di proyek karena rusak, hilang dan tidak dapat digunakan lagi 2. Indirect waste adalah sisa material yang terjadi di proyek karena volume pemakaian melebihi volume yang direncanakan, sehingga tidak terjadi sisa material secara fisik di lapangan dan mempengaruhi biaya secara tersembunyi (hidden cost). 2.3 Sumber dan Penyebab Sisa Material Menurut Garas et al., (2001) Penyebab terjadinya sisa material digolongkan menjadi dua komponen yaitu pemborosan waktu dan sisa material. Sisa material diakibatkan oleh beberapa faktor yaitu (1) kelebihan pesanan (2) kelebihan produksi, (3) kesalahan dalam penanganan, (4) kesalahan dalam metode penyimpanan material, (5) kerusakan atau cacat dari pabrik, (6) pencurian dan perusakan oknum luar proyek. Hasil penelitian Bossink dan Brouwsers dalam Intan et al., (2005) menyimpulkan sumber dan faktor penyebab berdasarkan kategori yang telah dibuat oleh Gavilan dan Bernold dapat ditunjukan pada Tabel 2. 1

11 Desain Tabel 2.1. Sumber dan Penyebab Terjadinya Sisa Material Konstruksi Sumber Pengadaan Penanganan Pelaksanaan Residual Lain-Lain Penyebab - Kesalahan dalam dokumen kontrak - Ketidaklengkapan dokumen kontrak - Perubahan desain - Memilih spesifikasi produk - Memilih produk yang berkualitas rendah - Kurang memperhatikan ukuran dari produk yang digunakan - Desainer tidak mengenal dengan baik jenis-jenis produk yang lain - Pendetailan gambar yang rumit - Informasi gambar yang kurang - Kurang koordinasi dengan kontraktor dan kurang berpengalaman mengenai konstruksi - Kesalahan pemesanan, kelebihan, kekurangan, dsb - Pesanan tidak dapat dilakukan dalam jumlah kecil - Pemasok mengirim barang tidak sesuai dengan spesifikasi - Pembelian material yang tidak sesuai dengan spesifikasi - Kemasan yang kurang baik, menyebabkan terjadi kerusakan dalam perjalanan - Material tidak dikemas dengan baik - Material yang terkirim dalam keadaan tidak padat/kurang - Membuang/melempar material - Penanganan material yang tidak hati-hati pada saat pembongkaran untuk dimasukkan dalam gudang - Penyimpanan material yang tidak benar menyebabkan kerusakan - Kerusakan material akibat transportasi ke atau di lokasi proyek - Kesalahan yang diakibatkan oleh tenaga kerja - Peralatan yang tidak berfungsi dengan baik - Cuaca yang buruk - Kecelakaan pekerja di lapangan - Metode untuk menempatkan pondasi - Jumlah material yang dibutuhkan tidak diketahui karena perencanaan yang tidak sempurna - Informasi tipe dan ukuran material yang akan digunakan terlambat disamapaikan kepada kontraktor - Kecerobohan dalam mencampur mengolah dan kesalahan dalam penggunaan material sehingga perlu diganti - Pengukuran di lapangan tidak akurat sehingga terjadi kelebihan volume - Sisa pemotongan material tidak dapat dipakai lagi - Kesalahan pada saat memotong material - Kesalahan pemesanan barang karena tidak sesuai spesifikasi - Kemasan - Sisa material karena proses pemakaian - Kehilangan akibat pencurian - Buruknya pengontrolan material di proyek dan perencanaan manajemen terhadap sisa material Sumber : Civil Engineering Dimension, Maret 2005

12 Al-Moghany (2006), menyatakan bahwa penyebab utama sisa material pada proses konstruksi di Indonesia dengan Australia dapat dijelaskan pada Tabel 2.2 Tabel 2.2 Penyebab Sisa Material di Indonesia dan Australia Indonesia Australia Perubahan desain Perubahan desain Kurangnya kemampuan dan ketrampilan Buruknya perencanaan Pengambilan keputusan yang lambat Buruknya pengelolaan lapangan Kurangnya koordinasi antara pihak yang terlibat dalam proyek Lambatnya perbaikan gambar Buruknya perencanaan dan penjadwalan proyek Ketidakjelasan dalam penyampaian informasi gambar lokasi Keterlambatan pengiriman material ke lokasi Spesifikasi yang tidak jelas Pemilihan metode konstruksi yang kurang tepat Cuaca Sumber : Al-Moghany, 2006, A Thesis for the Degree of Master of Science in Construction Management Tabel 2.3 Sumber Sisa Material Pada Lokasi Pembangunan Menurut Penelitian di Daerah Barat Daya Nigeria Sumber Respon %Respon Salah penggunaan 6 8 Tidak adanya manajemen material 8 11 Dari pembongkaran dan renovasi gedung (demolition waste) 10 14 Conversion waste 14 20 Pencurian 15 21 Kecerobohan 16 23 Penyimpangan 17 24 Kesalahan spesifikasi 21 30 Pengangkutan di lokasi 22 31 Pengangkutan dan pengiriman ke lokasi 27 38 Penyimpanan di lokasi 29 40 Sumber : American Journal of Applied Sciences 2, 2005

13 Tabel 2.4 Prosentase Sisa Material Proyek Perumahan Pekerjaan Material Sisa (%) Pembetonan Beton 3-5 Cetakan/bekisting Papan kayu 5 Pembesian Tulangan 3-5 Pasangan bata Batu bata 6 Dinding dibangun tanpa mortar Agregat halus 5 Acian dinding Semen 7 Acian lantai Semen 1 Plesteran dinding Adukan plesteran 2 Plesteran langit-langit Adukan plesteran 2 Pemasangan penutup lantai Ubin/keramik 6 Pemasanagan penutup dinding Ubin/keramik 8 Pemasangan perabot kamar mandi Perlengkapan sanitair 2 Pemasangan perlengkapan dapur Perlengkapan dapur 1 Sumber : Al-Moghany, 2006, A Thesis for the Degree of Master of Science in Construction Management Tabel 2.5 Prosentase Sisa Material Proyek Gedung Pekerjaan Material Sisa (%) Pembetonan Beton 4-5 Cetakan/bekisting Papan kayu 15 Pembesian Tulangan 1-8 Pasangan bata Batu bata 4-8 Dinding dibangun tanpa mortar Agregat halus 6-10 Acian dinding Semen 4-20 Acian lantai Semen 4-20 Plesteran dinding Adukan plesteran 4-20 Plesteran langit-langit Adukan plesteran 4-20 Pemasangan penutup lantai Ubin/keramik 4-10 Pemasanagan penutup dinding Ubin/keramik 4-10 Sumber : Al-Moghany, 2006, A Thesis for the Degree of Master of Science in Construction Management

14 2.4 Cara Meminimalisasi Sisa Material Konstruksi Usaha penanggulangan maupun pengurangan sisa material konstruksi dapat dilakukan dengan berbagai metode. Beberapa negara maju mulai melakukan penelitian cara penanggulangan dengan metode daur ulang (recycling), studi dampak dari pembakaran (incineration), penggunaan kembali (reuse) (Intan et al., 2005). Menghindari pemborosan material maksudnya yaitu berupa tindakan atau proses seleksi atau pemilihan material yang tepat sesuai kebutuhan dalam upaya mengurangi pemborosan. Pemakaian ulang dan daur ulang dimaksudkan agar dapat mengurangi volume sisa material terbuang dan dapat berdampak bagi lingkungan (Al-Moghany, 2006). Menurut Intan et al., (2005) cara penanggulangan sisa material yang mungkin dilakukan di Indonesia adalah melalui manajemen material untuk meminimalisasi sisa material yang terjadi, hal ini karena pertimbangan segi biaya, teknologi yang masih sederhana, dan juga sekaligus wawasan ramah lingkungan. Manajemen material didefinisikan sebagai suatu pendekatan organisasional untuk menyelesaikan permasalahan material yang memerlukan kombinasi kemampuan manajerial dan teknis (Ervianto, 2004). Untuk menjamin manajemen bahan yang benar, setiap proses berikut ini harus benar-benar dilaksanakan secara efektif. Kegagalan dalam menjalankan satu proses atau lebih akan menyebabkan kegagalan menyeluruh dari manajemen material dan akan menghasilkan sebuah proyek konstruksi yang mahal. Adapun proses dalam manajemen bahan adalah sebagai berikut (Ervianto, 2004)

15 1. Pemilihan bahan 2. Pemilihan pemasok bahan 3. Pembelian bahan 4. Pengiriman bahan 5. Penerimaan bahan 6. Penyimpanan bahan 7. Pengeluaran bahan 8. Menjaga tingkat persediaan Tabel 2.6 Metode Meminimalisasi Sisa Material Di Lokasi Proyek Menurut Penelitian di Barat Daya Nigeria Meminimalisasi Sisa Material di Lokasi Proyek Pemantauan terhadap material yang diterima dan mencegah kerusakan Pengawasan dan pemantauan yang ketat oleh pihak ahli Peningkatan keamanan pada pagi dan malam hari Perencanaan yang matang sebelum pelaksanaan proyek Material dikirim berdasarkan spesifikasi dan detail gambar yang ada pada faktur pemesanan Pengubahan penggunaan sisa material untuk manfaat lainnya Memberikan semangat bagi para pekerja agar lebih giat bekerja Penyediaan fasilitas penyimpanan material/gudang yang baik dan memadai Sumber : American Journal of Applied Sciences 2, 2005

16 Tabel 2.7 Metode Meminimalisasi Sisa Material dengan Penyimpanan dan Penanganan Material Menurut Penelitian di Barat Daya Nigeria Meminimalisasi Sisa Material dengan Penyimpanan dan Penanganan Material Material yang rentan seharusnya disimpan secara terpisah Pengawasan dan penanganan material dilakukan oleh pihak yang ahli/berpengalaman Material ditumpuk pada tempat datar dengan sedikit atau tanpa jalan lewat Menaruh/menumpuk material diantara penahan/peredam goncangan Menurunkan muatan material secara hati-hati Material di simpan/dimasukkan dalam kemasan khusus selama pengangkutan untuk mencegah kerusakan barang Material disarankan jauh dari jalur yang ramai, orang lewat, dan pekerja Mengikuti petunjuk/pedoman penggunaan dari pabrik Hanya mengijinkan penanganan tunggal Material di simpan pada pusat penyimpanan/gudang dan diangkut langsung ke lokasi bila diperlukan Sumber : American Journal of Applied Sciences 2, 2005 2.5 Manfaat Meminimalisasi Sisa Material Konstruksi 2.5.1 Manfaat dari segi biaya Manfaat/keuntungan dari segi biaya adalah (Al-Moghany, 2006) 1. Mengurangi biaya pengangkutan untuk sisa material. Hal ini termasuk pengangkutan dari dan ke lokasi terhadap tempat pembuangan. 2. Mengurangi biaya sisa material. 3. Mengurangi biaya pembelian material baru ketika mempertimbangkan untuk menggunakan ulang dan daur ulang sisa material. 4. Tingkat pengembalian dapat tercapai dengan menjual material sisa untuk pemakaian ulang dan daur ulang.

17 5. Manfaat dalam jangka panjang melalui optimasi perencanaan/konsep bangunan, yaitu dengan menghindari terjadinya pengeluaran berlebihan dari kerusakan dan pembuatan bangunan baru. 2.5.2 Manfaat bagi lingkungan Al-Moghany (2006), menjelaskan bahwa meminimalisasi sisa material dapat bermanfaat bagi lingkungan antara lain : 1. Mengurangi jumlah sisa material 2. Pemberdayaan sisa material tepat guna 3. Pengurangan jumlah sisa material yang ditimbun dalam tanah 4. Mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan akibat pembuangan, polusi. 5. Mengurangi penggunaan kendaraan pengangkut sisa material (polusi akibat asap kendaraan, penggunaan energi yang berlebihan dan kebisingan) 2.5.3 Manfaat Lainnya Keuntungan atau manfaat lainnya dari minimalisasi sisa material menurut Al-Moghany (2006), adalah 1. Meningkatkan kenyamanan di lokasi 2. Meningkatkan efisiensi pekerjaan 3. Menambah citra baik bagi perusahaan/pelaku konstruksi