Perkembangan Sosioemosi Remaja

dokumen-dokumen yang mirip
materi tambahan dari diskusi kelas PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN oleh Dr. Triana Noor Edwina D.S., M.Si Fakultas Psikologi Mercu Buana Yogyakarta

Disusun oleh Ari Pratiwi, M.Psi., Psikolog & Unita Werdi Rahajeng, M.Psi., Psikolog

Selamat Membaca dan Memahami Materi Perkembangan Kepribadian Rentang Perkembangan Manusia II

Perkembangan Sepanjang Hayat

Teori Perkembangan Psikososial. Oleh : Yulia Ayriza

PROFIL REMAJA. Aspek Karakteristik Implikasi Pendidikan/Bimbingan. kematangan seksual secara signifikan yang memiliki

PERKEMBANGAN KOGNITIF (INTELEKTUAL) (PIAGET) Tahap operasional formal (operasi = kegiatan- kegiatan mental tentang berbagai gagasan) Dapat berpikir lo

BAB I PENDAHULUAN. Masa ini menimbulkan perubahan-perubahan baik itu secara fisik maupun

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara majemuk yang terdiri atas berbagai macam

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

B A B I PENDAHULUAN. di sepanjang rentang hidup. Salah satu tahap perkembangan manusia

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan

Peers and Friends. Santi e. Purnamasari, M.Si. UMBY

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penjelasan Konsep Teoritis. identitas ( identity vs identity confusion). Menurut Kroger (dalam Papalia, 2004)

oleh Dr Triana Noor Edwina, M.Si Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana Yogyakarta

PSIKOLOGI SEPANJANG HAYAT

Perkembangan Sepanjang Hayat

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting di dalam suatu kehidupan. manusia. Teori Erikson memberikan pandangan perkembangan mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi dari masa anak menuju masa dewasa, dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi perkembangan psikologis individu. Pengalaman-pengalaman

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak dapat hidup seorang diri karena manusia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut terbentang dari masa bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa, hingga masa

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi antara masa kanak-kanak dengan masa

BAB I PENDAHULUAN. dapat diabaikan dalam kehidupan manusia. Namun demikian, orang tua masih

BAB 1 PENDAHULUAN. pengaruhi oleh kematangan emosi baik dari suami maupun istri. dengan tanggungjawab dan pemenuhan peran masing-masing pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan adanya perubahan-perubahan fisik, kognitif, dan psikososial

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SELF-ESTEEM PADA COSPLAYER REMAJA DI JAKARTA USIA TAHUN ASTARI WIDYANTI ANGGARINI

MAKALAH. Gaya Berpakaian Remaja. Langgersari Elsari Novianti

dasar peran 1. Kepercayaan dasar >< Ketidakpercayaan

BAB I PENDAHULUAN. hingga masa awal dewasa, dimulai pada saat terjadinya kematangan seksual.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadikan individu lebih baik karena secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perubahan-perubahan baik dalam segi ekonomi, politik, maupun sosial

Perkembangan Sepanjang Hayat

BAB I PENDAHULUAN. Setiap warga negara Indonesia harus berperan serta secara positif untuk mencapai

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. menjalin relasi sosial. Kebutuhan individu untuk. membangun relasi sosial meningkat seiring bertambahnya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan layanan bimbingan dan konseling di sekolah adalah memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa perpindahan dari anak-anak ke remaja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah self-esteem yang dalam bahasa Indonesia disebut dengan. harga diri, coba dijabarkan oleh beberapa tokoh kedalam suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Identity Achievement. (Kartono dan Gulo, 2003). Panuju dan Umami (2005) menjelaskan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang,

BAB II LANDASAN TEORI. Keintiman berasal dari bahasa latin intimus yang artinya terdalam. Erikson

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya maupun mengenai diri mereka sendiri. dirinya sendiri dan pada late childhood semakin berkembang pesat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PERIODISASI MASA REMAJA DAN CIRI KHASNYA; PUBERTAS, REMAJA AWAL DAN REMAJA AKHIR

PERKEMBANGAN REMAJA. Oleh: Resnia Novitasari, S.Psi., M.A. Tim Pengajar Psikologi Perkembangan Prodi Psikologi FPSB Universitas Islam Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. lembaga kesejahteraan sosial yang mempunyai kewajiban untuk memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode penting dalam rentang kehidupan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini menguraikan teori teori yang berkaitan dengan pola asuh orang tua, remaja, narkoba, kerangka berpikir dan hipotesis

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah pernikahan adalah lembaga yang memungkinkan seorang laki-laki dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

KOMUNIKASI EFEKTIF ANTARA ORANG TUA DAN REMAJA MENGENAI TEMAN BERGAUL REMAJA. Dra. Muniroh A, M. Pd Afra Hafny Noer, S. Psi, M. Sc

BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Masalah Jelia Karlina Rachmawati, 2014

MIDDLE LATE CHILDHOOD (Masa Kanak-kanak Tengah Akhir) Psikologi Perkembangan 2 Unita Werdi Rahajeng

Remaja Utama Oleh Mohammad Fauzil Adhim

PERKEMBANGAN SOSIO-EMOSIONAL PADA MASA DEWASA AWAL

BAB I PENDAHULUAN. dapat hidup sendiri tanpa berhubungan dengan lingkungannya atau dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. masa ke masa. Santrok (2007) mendefinisikan masa remaja adalah periode transisi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. manusia pun yang dapat hidup sendiri tanpa membutuhkan kehadiran manusia lain

COPING REMAJA AKHIR TERHADAP PERILAKU SELINGKUH AYAH

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN ASERTIVITAS PADA REMAJA DI SMA ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG. Rheza Yustar Afif ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Salah satu tugas perkembangan siswa yaitu mencapai hubungan baru dan yang

KELUARGA DAN PERKEMBANGAN ANAK BALITA. Dr. Ir. Herien Puspitawati, M.Sc., M.SC

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan segala usia (Soedijarto,2008). Di Indonesia, pendidikan terdiri

PERKEMBANGAN SOSIAL REMAJA

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan dalam kehidupan manusia. Perkembangan adalah perubahanperubahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dasar perilaku perkembangan sikap dan nilai kehidupan dari keluarga. Salah

PSIKOLOGI SOSIAL. Diri sosial (social self)

2014 EFEKTIVITAS KONSELING TEMAN SEBAYA UNTUK MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN SISWA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 2 Tinjauan Pustaka

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2 Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. jangka waktunya berbeda bagi setiap orang tergantung faktor sosial dan budaya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Devi Eryanti, 2013

BAB II LANDASAN TEORI. yang terbentuk melalui pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari interaksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. melalui tahap intimacy vs isolation. Pada tahap ini, individu berusaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. Di era yang serba maju dan modern ini, banyak sekali perusahaanperusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Homoseksual berasal dari bahasa Mesir yaitu homo yang artinya

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. proses pertumbuhan dan perkembangan. Individu pada masa remaja mulai

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang sangat kompleks. Banyak hal yang

HUBUNGAN BODY IMAGE DENGAN PERILAKU DIET BERLEBIHAN PADA REMAJA WANITA YANG BERPROFESI SEBAGAI PEMAIN SINETRON

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan keadaan yang nyaman dalam perut ibunya. Dalam kondisi ini,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. setiap anak. Akan tetapi, pada kenyataannya tidak semua anak dapat merasakan

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Transkripsi:

Perkembangan Sosioemosi Remaja PSIKOLOGI PERKEMBANGAN Unita Werdi Rahajeng www.unita.lecture.ub.ac.id

Self Bagaimana remaja memahami dirinya??? 1. Abstrak dan idealistik menyertakan konsep tentang dirinya dan konsep ideal-self 2. Terdiferensiasi memahami bahwa dirinya memiliki ragam karakteristik sesuai dengan konteks tertentu 3. Kontrakdisi efek dari diferensiasi sehingga seakan-akan ia memiliki karakteristik-karakteristik yang saling bertolak belakang 4. Barometric self konsep diri yang dinamis dan mudah berubah 5. Perbandingan sosial mengevaluasi diri untuk mendefinisikan diri

Self Esteem Remaja Dikenal juga sebagai self-worth or self-image Jika menyangkut kompetensi pada suatu domain disebut sebagai Self-concept

Behavioral Indicators of Self Esteem

Self-Esteem Across Life-Span

Self Esteem Remaja Studi Susan Harter tentang profil self-esteeem pada remaja Menyangkut persepsi remaja tentang : a. Scholastic competence b. Athletic competence c. Social acceptance d. Physical appearance e. Behavioral conduct f. Close friendship g. Romantic appeal and job competence h. Global self-worth http://www.encyclopedia.com/topic/self-concept.aspx

Physical appearence merupakan salah satu komponen yang berperan penting dalam self-esteem remaja

Mendukung Self Esteem Remaja 1. Mengidentifikasikan penyebab rendahnya selfesteem dan domain kompetensi yang dianggap penting bagi remaja 2. Menyediakan dukungan emosional dan penerimaan sosial 3. Mendukung prestasi 4. Membantu coping remaja dalam menghadapi permasalahannya

Who am I? What am I all about? What am I going to do with my life? What is different about me? How can I make it on my own?

Identity vs Identity Confusion https://www.youtube.com/watch?v=70ydo6cexyy Konsep yang diajukan oleh Erik Erikson Menemukan siapa dirinya, apa yang terjadi dalam dirinya, dan bagaimana arah hidupnya Proses yang dinamis sehingga remaja terlibat dalam krisis James Marcia mengembangkan konsep ini menjadi 4 status identitas berdasarkan komitmen dan krisis

Identifikasi Status Identitas (James Marcia)

Karakteristik Status Identitas Status Diffusion Foreclosure Moratorium Achievement Karakteristik Tidak mempertimbangkan berbagai alternative, pemikiran yang dangkal, kurang yakin dengan dirinya, tidak memiliki tujuan hidup Tidak memiliki kesempatan eksplorasi, dogmatis ketika pendapatnya ditentang, dekat, patuh dan cenderung mengikuti sosok superior Berjuang menentuakan arah hidup, lincah namun masih ada kekhawatiran, ada kemungkinan untuk dapat menemukan tujuan hidupnya dengan mandiri Lebih matang dan kompeten untuk membuat keputusan hidup, mandiri dan yakin dengan dirinya, Mampu membangun hubungan intim yang sehat dengan lingkunan

Domain Identitas Identitas dapat menyangkut berbagai domain, antara lain: Vocational/career identity Political identity Religious identity Relationship identity Achievement, intellectual identity Sexual identity Cultural/ethnic identity Interest Personality Physical identity

Emosi Remaja Masa awal remaja frekuensi naik turun emosi tinggi (Rosenblum & Lewis, 2003) moodiness Bagi sebagian remaja, emosi negatif yang intens dapat menggambarkan terjadinya permasalahan yang serius Salah satu yang berpengaruh adalah faktor kematangan pada otak (prefrontal cortex) belum berkembang optimal dan adaptasi perubahan hormon yang ekstrem Remaja identik dengan risk-taker dan perilaku yang gegabah Fakta penyebab kematian terbesar pada remaja adalah kecelakaan dan bunuh diri Cekidot!! 1. http://www.ted.com/talks/sarah_jayne_blakemore_the_mysterious_workings_of_the_adolescent_brain?lan guage=en 2. https://edge.org/conversation/sarah_jayne_blakemore-the-adolescent-brain

Orang Tua Sebagai Manajer Remaja Memonitor hubungan sosial remaja As social initiators and arrangers (Parke & Buriel, 2006). Ibu memiliki andil lebih besar memainkan peran manajer dalam pengasuhan Monitoring supervisi pilhan dalam seting sosial, aktivitas, dan persahabatan dan usaha-usaha akademis Kesediaan remaja untuk membuka diri terkait dengan sikap responsif orang tua pengasuhan orang tua otoritatif

Konflik Orang tua dan Remaja Kebanyakan dikarenakan oleh stereotipe Kebanyakan remaja dan orang tuanya memiliki kesamaan pandangan tentang nilai-nilai kerja keras, prestasi dan aspirasi karir (Gecas & Seff, 1990) Kebanyakan orang tua dan remaja memiliki kepercayaan religius dan politis sama Konflik banyak terjadi di masa awal remaja (Allison & Schultz, 2004; Smetana, 2008b). Sekitar 20% keluarga, orang tua dan remaja terlibat dalam konflik yang yang panjang, intens, berulang, dan kurang sehat (Montemayor, 1982).

Resiko Konflik Remaja Orang Tua Konflik orang tua-remaja yang berkepanjangan membawa resiko antara lain: Minggat Kenakalan Remaja School dropout (DO) Kehamilan dan pernikahan dini Keanggotaan pada kelompok kultus Penyalahgunaan obat terlarang (Brook & others, 1990).

SIBLING Umumnya persaingan antar saudara (sibling rivalvry) mereda di masa remaja. Saudara seringkali berperan sebagai teman

Variasi Dalam Keluarga Orang tua bercerai Step Families: tinggal bersama orang tua angkat atau orang tua menikah kembali Orang tua bekerja latchkey adolescence (bawa kunci dan di rumah tanpa pengawasan orang tua) Orang tua lesbi atau gay sudahkah di Indonesia..?? Hal yang menarik untuk diteliti dalam konteks budaya Indonesia

PEER GROUP

KONFORMITAS PADA PEER Kecenderungan remaja melakuakan konformitas dengan kelompok sebayanya Konformitas muncul ketika individu meniru sikap atau tingkah laku orang lain karena tekanan nyata atau hal yang ia bayangkan Fenomena remaja yang nonkonformis mengetahui apa yang diharapkan oleh orang-orang sekitarnya dan dengan sengaja memilih perilaku yang berlawanan

PEER PRESURE Which adolescents are most likely to conform? (Cohen & Prinstein, 2006; Prinstein, 2007; Prinstein & Dodge, 2008) Remaja yang tidak memiliki keyakinan atas identitas sosialnya Self-esteem rendah Kecemasan sosial tinggi

POPULARITAS REMAJA Neglected menerima sedikit perhatian dari teman sebaya Rejected tidak disukai teman sebaya Popular teman sebaya berlomba-lomba mendekatinya Kontroversial respon ekstrim dari teman sebaya

Faktor Mempengaruhi Interaksi Remaja dengan Peer 1. Social Cognition bagaimana remaja memahami lingkungan sosialnya 2. Emotion remaja yang moody dan cenderung memiliki emosi negatif kurang disukai. Remaja yang sering menampilkan emosi positif cenderung disukai

Pertemanan dan Loneliness Cenderung memilih teman yang memiliki kesamaan (gender, usia, minat, achievement, academic orientation, dsb) Ada beberapa remaja yang berteman dengan remaja yang lebih tua (mixed age relationship) Bagi beberapa orang, loneliness adalah kondisi yang kronis Chronic loneliness berkaitan dengan hendaya fisik dan kesehatan mental (Karnick, 2008).

Kelompok Remaja Cliques memiliki hubungan yang lekat, ukuran kecil, menghabiskan banyak waktu luang bersama Crowd memiliki kesamaan minat/orientasi, ukuran besar, kurang lekat dibandingkan cliques Youth organization kelompok yang terstruktur, memiliki visi misi dan orientasi, memiliki minat dan cita-cita yang sama, keanggotaan formal

KENCAN Fenomena baru muncul sekitar 1920-an Fungsi kencan sebagai mate-selection yang berada di bawah monitoring orang tua Bagaimana kencan remaja dari masa ke masa.? Bagaimana kencan remaja dari berbagai konteks sosiobudaya?

Dating and Romantic Relationships Memiliki sedikitnya 8 fungsi (Paul & White, 1990): Rekreasi Status dan pencapaian/prestasi Proses sosialisasi Mempelajari intimasi Sexual experimentation and exploration. Membangun hubungan dan individu berjenis kelamin lain Pembentukan identitas Sarana memilih pasangan