BAB I PENDAHULUAN. (jasmani). Untuk melakukan itu semua diperlukan suatu proses yang. yang diakibatkan oleh belajar tersebut. 2

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 31 ayat 1 dan 3 menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi pendidikan di Indonesia telah dijabarkan dalam Undang-Undang. Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Firman Allah SWT. Dalam Surat Al-Mujaadilah [58:11]:

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal

BAB I PENDAHULUAN. individu, pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. terbelakang. Pendidikan harus benar-benar diarahkan untuk menghasilkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, persoalan

BAB I PENDAHULUAN. * Seluruh Teks dan terjemah Al-Qur`ān dalam skripsi ini dikutip dari Microsoft Word Menu Add-Ins

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. jati diri dan membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. secara eksak berbagai ide dan kesimpulan. 1 Matematika tidak lepas dari. sebagaimana yang ada dalam QS. Mujadilah ayat 11 :

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan. Terlihat juga dalam AL-Qur an surat Al-Anfaal ayat 22.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang diberi kewajiban oleh Allah Swt

BAB I PENDAHULUAN. Undang RI No. 20 Tahun 2003 pasal 3 yang merumuskan bahwa: mempengaruhi sumber daya manusia (SDM) suatu Negara.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup secara tepat dimasa akan datang atau dapat juga didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. manusia melalui transfer ilmu pengetahuan, keahlian dan nilai-nilai kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

BAB I PENDAHULUAN. Agama Islam sangat menganjurkan kepada manusia untuk selalu belajar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam ajaran agama Islam, umat Islam diperintahkan untuk semangat

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan. dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara 1

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Selain berperan penting dalam kehidupan manusia secara individu,

BAB I PENDAHULUAN. ini. Kenyataan ini menunjukkan bahwa manusia memerlukan pendidikan. Akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU

BAB I PENDAHULUAN. dan Teknologi (IPTEK) merupakan salah satu faktor penunjang yang penting

BAB I PENDAHULUAN. menemukan makna dan prinsip kerja yang ditempuh serta dari data yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok manusia dapat berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita)

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk. khusus memudahkan pencapaian tujuan yang lebih tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang fundamental dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berfikir secara kritis dan mandiri serta menyeluruh dalam

BAB I PENDAHULUAN. Islam memandang manusia sebagai makhluk yang termulia dan sempurna. Ia

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Memasuki era globalisasi persaingan semakin ketat sehingga secara tidak

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Berbagai kajian dan pengalaman menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads. Together (NHT) dengan Penilaian Portofolio terhadap Hasil Belajar

BAB 1 PENDAHULUAN. globalisasi yang melanda dunia termasuk bangsa Indonesia. Lewat perubahan itu,

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan berdasarkan pada kebutuhan dan perkembangan lingkungannya,

Akal Yang Menerima Al-Qur an, dan Akal adalah Hakim Yang Adil

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang mempunyai perbedaan berbagai macam adat istiadat, bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

Jawaban yang Tegas Dari Yang Maha Mengetahui dan Maha Merahmati

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya, sampai kapan dan dimanapun ia berada. sebagaimana sabda

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat besar untuk menciptakan masa

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengimbangi perkembangan tersebut dituntut adanya manusia-manusia

- د ر ج ات و ا ل ل ه ب م ا ت ع م ل ىن خ ب يز -١١ BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu aspek yang mendasar dalam usaha

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR:

BAB I PENDAHULUAN. potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengaruh kehidupan modern, wanita semakin hari semakin

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ditetapkan. Pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode

PERBEDAAN STRATEGI PEMBELAJARAN LIGHTENING THE LEARNING CLIMATE DAN EKSPOSITORI TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dasar untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan berupaya

BAB I PENDAHULUAN. media untuk menimba dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Belajar bisa. melalui pendidikan formal maupun nonformal.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dari sekolah, selain mengembangkan pribadinya. Pemberian

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan pemecahan masalah matematika pada siswa dapat. berbentuk uraian kita dapat melihat langkah-langkah yang dilakukan siswa

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia, dimana pendidikan memegang peranan penting dalam. pengembangan potensi dalam diri peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan penting sebagai wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. mendapat perhatian dan prioritas secara optimal dari pemerintah maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan pemerintah melalui kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan akhirat. Selain itu, menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap orang dan

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran penuh terhadap hubungan hubungan dan tugas-tugas sosial. kebodohan, keterbelakangan dan kelemahan. 3

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam arti luas adalah segala pengalaman yang dilalui manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menumbuhkan dan. mengembangkan potensi dan kemampuan anak didik sesuai dengan nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. itu sendiri ada. Manusia pertama dalam pandangan Islam adalah Nabi Adam

: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM : X SEMUA KOMPETENSI KEAHLIAN

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan makhluk-makhluk yang lain, salah satunya manusia

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional merupakan pelaksanaan pendidikan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 pasal 3, yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Negara Indonesia sebagai negara yang berkembang, telah

BAB I PENDAHULUAN. Cipta, 1992), hlm Sriyono, Teknik Belajar Mengajar Dalam CBSA, (Jakarta: Rineka

BAB I PENDAHULUAN. pada masa lalu dan masa kini, tetapi sudah seharusnya merupakan proses yang. pentingnya pendidikan seperti pada ayat berikut ini:

BAB I PENDAHULUAN. depan. Jika kita sebagai bangsa, berhasil membangun dasar-dasar pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri.

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai derajat. Sarjana S-1. Oleh : NAMA : S U S A N T O NIM : A54A100093

memberikan gairah dan motivasi kepada para siswa. Sesuai dengan Undang dengan visi misi pendidikan nasional dan reformasi pendidikan menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. derajat dan kedudukan suatu negara tersebut menjadi lebih tinggi. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan diri tiap individu. Upaya untuk memperbaiki mutu pendidikan. kepribadian, maupun tanggung jawab sebagai warga Negara.

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghasilkan lulusan-lulusan yang dapat bersaing di zaman modern yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. berarti, bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu sangat

BAB I PENDAHULUAN. dasar. Di tingkat ini, dasar-dasar ilmu pengetahuan, watak, kepribadian, moral,

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan dalam masyarakat. Aspek perubahan meliputi: sosial, politik, ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam meningkatkan

Berkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, pertumbuhan ekonomi dan modernisasi disegala bidang. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tinggi. Pada lembaga-lembaga pendidikan tersebut mata pelajaran agama

Akidah Akhlak peserta didik kelas III-B dengan nilai t hitung > t tabel atau 3,395 > 2,030 pada taraf positif signifikan 5%, (2) Ada pengaruh yang

BAB I PENDAHULUAN. akan pentingnya pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Guru adalah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar,

BAB V PEMBAHASAN. SMPN 1 Sumbergempol pokok bahasan segiempat. Berikut adalah tabel. Tabel 5.1 Rekapitulasi Hasil Penelitian No Uraian Nilai Nilai

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan masyarakat adalah orang-orang dewasa, orang-orang yang. dan para pemimpin formal maupun informal.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang maju.pada Al-qur an surah ar-ra d ayat 11 Allah SWT berfirman:

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan kepada anak-anaknya dengan memberikan bimbingan, perintah,

BAB 1 PENDAHULUAN. rumusan fungsi dan tujuan pendidikan nasional seperti yang tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

BAB I PENDAHULUAN. Di antara berbagai program kegiatan pembangunan nasional, salah satunya

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai makhluk hidup manusia selalu ingin melakukan suatu kegiatan dalam hidupnya, baik yang bersifat psikis (rohani) maupun fisik (jasmani). Untuk melakukan itu semua diperlukan suatu proses yang dinamakan belajar. Belajar dapat diartikan sebagai usaha untuk memperoleh kepandaian atau ilmu. 1 Belajar merupakan suatu aktivitas psikis yang dilakukan oleh seseorang sehingga terjadi perubahan pola pikir dan perilaku yang diakibatkan oleh belajar tersebut. 2 Jadi, belajar merupakan aktivitas yang berproses, yang di dalamnya terjadi perubahan-perubahan secara bertahap antara satu dengan yang lainnya. Dalam pandangan Islam, belajar merupakan kewajiban bagi setiap orang yang beriman agar memperoleh ilmu pengetahuan dalam rangka meningkatkan derajat kehidupan mereka. Sesuai dengan firman Allah Swt yang tertera dalam surat Al Mujadalah ayat 11 yang berbunyi:... ي ر ف ع الل ه ال ذ ين آم ن وا م ن ك م و ال ذ ين أ وت وا ال ع ل م د ر ج ات و الل ه ب ا ت ع م ل ون خ ب ي ر 1 Anissatul Mufarokah, Strategi Dan Model-Model Pembelajaran, ( Tulungagung: Stain Tulungagung Press, 2013) Hal. 15. 2 Agus Zaenul Fitri, Manajemen Kurikulum Pendidikan Islam, (Bandung: Alfabeta, 2013) hal. 196. 1

2 Artinya: Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. 3 Berdasarkan firman Allah tersebut, sebagai manusia hidup di dunia wajib untuk belajar agar mempunyai ilmu pengetahuan yang luas. Orang yang berilmu pengetahuan akan ditinggikan derajatnya oleh Allah Swt, sehingga ilmu pengetahuan yang diperoleh akan bermanfaat untuk dirinya sendiri dan orang lain. Ilmu pengetahuan dapat diperoleh secara maksimal oleh seseorang apabila ia bersungguh-sungguh belajar dalam dunia pendidikan, baik belajar dalam pendidikan formal maupun non formal. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. 4 Proses belajar akan terjadi bila ada perubahan perilaku (kognitif, afektif dan psikomotorik) pada peserta didik. Perubahan perilaku akan terjadi bila ada motivasi belajar pada pesrta didik. Sedangkan motivasi akan muncul pada peserta didik bila peserta didik merasa butuh terhadap apa yang akan dipelajari, dan ia merasa butuh karena ia tahu bahwa yang ia pelajari itu penting dan berguna dalam kehidupannya kelak. 3 M. Arwani Amin, Al- Qur an Al Quddus Dan Terjemahnya,(Kudus: Cv. Mubarokatan Thoyyibah, 2014) hal.542 4 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang mempengaruhinya. (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2003), hal. 1

3 Dalam Kegiatan belajar mengajar, guru masih menggunakan paradigma pembelajaran lama dalam arti komunikasi dalam pembelajaran matematika cenderung satu arah umumnya dari guru ke siswa, guru lebih mendominasi pembelajaran (teacher-centered) maka pembelajaran cenderung monoton sehingga mengakibatkan peserta didik (siswa) merasa jenuh dan pasif. 5 Oleh karena itu dalam membelajarkan matematika kepada siswa, guru hendaknya lebih memilih berbagai variasi pendekatan, strategi belajar yang dapat memahami bagaimana belajar, berfikir dan memotivasi diri sendiri (self-motivation), dan metode yang sesuai dengan situasi sehingga tujuan pembelajaran yang direncanakan akan tercapai. Dalam proses belajar mengajar, sebaiknya guru tidak selalu menggunakan metode ceramah karena dengan metode ini hanya memberikan pemahaman pembelajaram matematika dalam bentuk jadi yang mengakibatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep dan teori matematika sangat lemah. Dalam upaya meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa, diharapkan guru tidak hanya menjadi pendidik, namun menjadi fasilitator dan motivator yang memberikan petunjuk dan pengetahuan jika sewaktu-waktu dibutuhkan oleh siswa. Proses pembelajaran di dalam kelas pada umumnya kurang mendapat perhatian dari orang tua dan pemerintah, yang menjadi prioritas terpenting adalah hasil UN (ujian nasional). Proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas tidak ada yang mengetahui kecuali guru itu sendiri. Akibatnya guru 5 Anissatul Mufarokah, Strategi...Hal. 18-19.

4 tidak tertantang melakukan persiapan mengajar dengan baik dan memikirkan metode mengajar yang bervariasi. Padahal metode mengajar di kelas sangat diperlukan karena siswa-siswa di kelas pastilah mempunyai ragam karakter yang berbeda-beda. Berbagai model pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru pada umumnya untuk membantu siswa agar mampu memahami dan mengerti apa yang dipelajarinya. Para siswa di dalam kelas biasanya mempunyai kemampuan yang heterogen antara satu dengan yang lain. Sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa, salah satu model pembelajaran yang menjadi alternatif adalah dengan menggunakan atau menerapkan model pembelajaran kooperatif. Dengan adanya model pembelajaran kooperatif, di dalam kelas terjadi interaksi siswa dalam kelompok, setiap anggota kelompok dan tiap siswa lebih berani bertanya satu sama lain serta meningkatkan motivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran. Terdapat beberapa penelitian yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together (NHT) yang hasilnya menunjukkan bahwa model pembelajaran tersebut sangat baik diterapkan di kelas. Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa untuk meningkatkan penguasaan akademik. 6 Tujuan dari NHT adalah memberi kesempatan hal.97. 6 M. Fathurrohman dan Sulistyorini, Belajar dan Pembelajaran,(Yogyakarta:Teras,2012),

5 kepada siswa untuk saling berbagi gagasan dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. 7 Kelebihan dari NHT adalah sebagai berikut: setiap siswa dapat mempersiapkan materi sebelum pembelajaran, dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh, siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai, terjadi interaksi secara intens antar siswa dalam menjawab soal, tidak ada siswa yang mendominasi dalam kelompok karena ada nomor yang membatasi. 8 Untuk itu peneliti ingin menggunakan metode belajar numbered heads together (NHT) yang kiranya dapat membuat siswa untuk lebih menggunakan pengetahuannya sendiri tanpa tergantung dengan peran pengajar. Dalam hal ini pengajar hanya akan menjadi fasilitator dalam pembelajaran siswa. Banyak cara untuk menjadikan siswa dapat membangun pengetahuannya sendiri melalui berbagai model pembelajaran. Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif, diharapkan siswa termotivasi untuk belajar dan dapat memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa serta membagikan ide-ide dalam mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu teknik ini juga mendorong siswa untuk meningkatkan kerjasama mereka. 9 Sehingga dapat melatih siswa untuk belajar berkolaborasi dan kerjasama dalam kelompok. 7 Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran Dan Pembelajaran, (Yogyakarta:Pustaka Belajar Offset, 2013), Hal. 203 8 Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam kurikulum 2013. (Yogyakarta: Ar Ruzz Media, 2014) hal. 108 9 Isjoni, Coopertive Learning: efektifitas pembelajaran kelompok. (Bandung: Alfabeta, 2012) hal. 78

6 Hal ini telah di dukung oleh hasil penelitian terdahulu oleh Kurniawan tentang pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together (NHT) terhadap hasil belajar matematika materi pokok kubus dan balok siswa kelas VIII SMPN 1 Boyolangu Tulungagung. Berdasarkan penelitian tersebut disimpulkan bahwa ada perbedaaan hasil belajar matematika siswa dalam pembelajaran yang menggunakan metode NHT dengan siswa yang menggunakan metode pembelajaran konvensional. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan penggunaan metode NHT terhadap hasil belajar matematika kelas VIII SMP Negeri 1 Boyolangu Tulungagung. 10 Penelitian tersebut merupakan jenis penelitian eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Dalam penelitian tersebut digunakan satu variabel bebas, yaitu model pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT. Untuk melaksanakan penelitian, peneliti melakukan observasi langsung ke SMPN 1 Sumbergempol untuk melihat proses pembelajaran disana. Peneliti memilih SMPN 1 Sumbergempol karena peneliti melihat bahwa proses pembelajaran di sekolah tersebut masih menggunakan model pembelajaran konvensional. Sehingga peneliti berminat untuk mengadakan penelitian di SMPN 1 Sumbergempol dengan menggunakan model pembelajaran yang berbeda, yaitu model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Di dalam Al Qur an juga telah dijelaskan perintah untuk melakukan diskusi atau musyawarah. Selain itu, perintah untuk melakukan diskusi atau 10 Candra Kurniawan, Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipa Numbered Heads Together (NHT) Terhadap hasil belajar matematika materi pokok Kubus dan Balok siswa kelas VIII SMPN 01 Boyolangu Tulungagung, Skripsi. (Tulungagung, TMT STAIN, 2011)

7 musyawarah merupakan salah satu tanda orang beriman. Firman Allah terkandung dalam surat Asy-Syura ayat 38 yang berbunyi: و ال ذ ين اس ت ج اب وا ل ر ه ب م و أ ق ام وا الص الة و أ م ر ه م ش ور ى ب ي ن ه م و م ا ر ز ق ن اه م ي ن ف ق و ن Artinya: Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan salat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka, dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka. 11 Berdasarkan uraian surat Asy-Syura ayat 38 diatas bahwa orang-orang yang bermusyawarah untuk mengambil keputusan dalam segala urusannya maka mereka termasuk orang-orang yang mentaati perintah Allah. Begitu pula dengan kegiatan pembelajaran di kelas dengan model pembelajaran kooperatif berarti model pembelajaran tersebut sudah sesuai dengan ajaran Islam. Dengan model pembelajaran kooperatif, siswa-siswa di dalam kelas membentuk kelompok dan berdiskusi (bermusyawarah) bersama untuk mengambil keputusan jawaban yang tepat. Berdasarkan penjelasan mengenai masalah-masalah yang telah diuraikan di atas, kiranya peneliti menemukan suatu model pembelajaran yang tepat untuk digunakan, yaitu model pembelajaran Koopertif tipe NHT (numbered heads together). Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengkaji permasalahan tersebut dengan memberi judul Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) 11 M. Arwani Amin, Al- Qur an...hal.486.

8 Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMPN 1 Sumbergempol Tulungagung Materi Segiempat Tahun Ajaran 2015/2016. B. Rumusan Masalah Berdasarkan penjabaran dari latar belakang tersebut, maka dapat disimpulkan rumusan-rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together (NHT) berpengaruh terhadap motivasi siswa kelas VII di SMPN 1 Sumbergempol? 2. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together (NHT) berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII di SMPN 1 Sumbergempol? 3. Berapakah besar pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together (NHT) terhadap motivasi dan hasil belajar matematika siswa kelas VII SMPN 1 Sumbergempol? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together (NHT) terhadap motivasi siswa kelas VII di SMPN 1 Sumbergempol.

9 2. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together (NHT) terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII di SMPN1 Sumbergempol? 3. Untuk mengetahui besar pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together (NHT) terhadap motivasi dan hasil belajar matematika siswa kelas VII di SMPN 1 Sumbergempol? D. Hipotesis Penelitian Hipotesis penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together (NHT) berpengaruh terhadap motivasi dan hasil belajar matematika siswa kelas VII di SMPN 1 Sumbergempol. E. Manfaat Penelitian Dalam penelitian ini ada beberapa manfaat yang bisa didapatkan, antara lain: 1. Secara teoritis, penelitian ini akan menguji tentang pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together (NHT) berpengaruh terhadap motivasi dan hasil belajar matematika siswa kelas VII di SMPN 1 Sumbergempol. Sehingga diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan yang ada kaitannya dengan masalah upaya peningkatan proses pembelajaran.

10 2. Secara praktis, dari penelitian ini akan bermanfaat bagi : a. Peneliti Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman dan pengetahuan tentang pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together (NHT) baik dalam bidang penulisan maupun penelitian. b. Guru Bagi guru, penelitian ini diharapkan bisa menjadi masukan tentang berbagai kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together (NHT) c. Guru Matematika Bagi guru matematika, penelitian ini diharapkan mampu memberi informasi dan gambaran dalam menentukan pilihan model pembelajaran matematika yang tepat. d. Siswa Sebagai variasi dalam belajar dan membantu siswa menumbuhkan rasa keingin tahuan melalui pemikiran sendiri. e. Sekolah Sebagai masukan dan menentukan acuan dan kebijakan dalam membantu meningkatkan hasil belajar matematika.

11 F. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian 1. Ruang Lingkup Variabel-variabel yang akan dibahas dalam penelitian yang berjudul Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe NHT (numbered heads together) berpengaruh terhadap motivasi dan hasil belajar matematika siswa kelas VII di SMPN 1 Sumbergempol adalah variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Adapun rincian dari variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut: a. Variabel bebas: penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT numbered heads together). b. Variabel terikat: motivasi dan hasil belajar matematika. 2. Keterbatasan Penelitian Ruang lingkup penelitian sebagaimana diatas, maka selanjutnya peneliti membatasinya agar tidak terjadi pelebaran pembahasan. Adapun batasan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Penelitian ini terbatas pada lingkungan sekolah SMPN 1 Sumbergempol Tulungagung. b. Objek dari penelitian ini adalah motivasi dan hasil belajar matematika siswa kelas VII SMPN 1 Sumbergempol c. Subjek dari penelitian ini adalah siswa-siswi SMPN 1 Sumbergempol kelas VII.

12 d. Penelitian ini dilaksanakan selama kegiatan belajar mengajar matematika pada materi segiempat. e. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe nunbered heads together (NHT). G. Penegasan Istilah 1. Definisi secara Operasional Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe NHT (numbered heads together) terhadap motivasi dan Hasil belajar matematika siswa. Dalam hal ini motivasi senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa. Semakin tepat motivasi yang di berikan, maka semakin berhasil pula dalam pembelajaran tersebut. 12 Sedangkan hasil belajar adalah perubahan tingkah laku akibat belajar, perubahan tersebut disebabkan karena dia mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar mengajar. 13 Sehingga suatu proses pembelajaran dikatakan berjalan sesuai dengan tujuan yang diinginkan apabila hasil belajar siswa meningkat. Dalam penelitian ini, peneliti melaksanakan observasi terhadap kegiatan guru pada saat pembelajaran berlangsung. Semula pada pertemuan pertama penelitian, peneliti masih melaksanakan pembelajaran 12 Sardiman, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007) hal. 84-85 13 Dr. Purwanto, M.Pd. Evaluasi Hasil Belajar. (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009) hal. 46

13 seperti biasa yakni masih menggunakan metode pembelajaran konvensional dan belum menggunakan metode pembelajaran kooperatif. Selama kegiatan pembelajaran siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran, merasa bosan dan kurang fokus dalam pembelajaran berlangsung. Setelah peneliti selesai menjelaskan materi ajar kemudian guru memberikan latihan soal yang merupakan test awal untuk mengetahui kemampuan siswa sebelum diberikannya metode pembelajaran kooperatif. Hari kedua sampai hari terakhir penelitian, peneliti menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe NHT (numbered heads together) yang mengajak siswa untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar dan dapat bersosialisasi serta dapat memecahkan masalah yang dihadapi secara bersama sama dengan kelompoknya. Setelah selesai pembelajaran guru memberikan tes akhir berupa post test yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diberikannya metode pembelajaran kooperatif tipe NHT (numbered heads together). Untuk melihat ada tidaknya pengaruh terhadap motivasi belajar siswa menggunakan penyebaran angket. Sedangkan untuk melihat hasil belajar yang dicapai setelah pembelajaran diberikan post test.

14 2. Definisi secara Konseptual a. Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang,benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang. 14 b. Model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah rangkaian belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompokkelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dirumuskan. 15 c. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT (numbered heads together) adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. 16 H. Sistematika Skripsi Sistematika skripsi ini terbagi menjadi 3 bagian, yaitu : Bagian awal, terdiri dari: Halaman judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan, motto, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran, dan abstrak. 14 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), Hal.47 15 Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktifistik, (Jakarta:Pretasi Pustaka, 2007), Hal. 62. 16 M.Fathurrohman dan Sulistyorini, Belajar dan Pembelajaran, (Teras:Yogyakarta,2012), hal.96

15 Bagian inti, terdiri dari 6 (enam) bab dan masing-masing memiliki subbab antara lain: BAB I merupakan pendahuluan yang memuat latar belakang masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, kegunaan penelitian, ruang lingkup dan keterbatasan penelitian, definisi operasional, serta sistematika skripsi. BAB II sebagai pijakan dalam penelitian merupakan landasan teori dari skripsi yang membahas tentang belajar dengan bahasan pengertian belajar, belajar matematika, proses mengajar dan belajar matematika, BAB III terdiri dari jenis penelitian, populasi, sampling dan sampel penelitian, variabel penelitian, data dan sumbernya, metode dan instrumen pengumpulan data dan teknik analisis data. BAB IV merupakan laporan hasil penelitian penyajian data dan analisis data. BAB V merupakan pembahasan yang menjawab dari rumusan masalah yang didukung dengan teori terdahulu. BAB VI sebagai bab akhir dan penutup yang memuat kesimpulan dan saran-saran. Bagian komplemen, pada bagian ini memuat daftar pustaka dan lampiran-lampiran.