BAB III APLIKASI PENETAPAN HARGA GABAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM DAN INPRES NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG KEBIJAKAN PENGADAAN GABAH TERHADAP PENETAPAN HARGA OLEH TENGKULAK

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara agraris di dunia, dimana sektor

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menjadi komoditas pangan yang dapat mempengaruhi kebijakan politik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan negara agraris dimana pertanian memegang peranan

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Kandungan Nutrisi Serealia per 100 Gram

KAJIAN PENURUNAN KUALITAS GABAH-BERAS DILUAR KUALITAS PENDAHULUAN

SURVEI LUAS PANEN DAN LUAS LAHAN TANAMAN PANGAN 2015

BAB I PENDAHULUAN. sektor pertanian merupakan sektor yang mendasari kehidupan setiap

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Selama beberapa dekade terakhir sektor pertanian masih menjadi tumpuan

BAB III PETANI DAN HASIL PERTANIAN DESA BENDOHARJO. A. Monografi dan Demografi Desa Bendoharjo

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Banjararum terletak sekitar 26 km dari Puasat Pemerintahan Kabupaten Kulon

KAJIAN KEBIJAKAN PERBERASAN

I. PENDAHULUAN. Tanaman pangan yang antara lain terdiri atas padi, jagung, kedelai, kacang tanah,

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014)

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

I. PENDAHULUAN. sebagai penyedia pangan yang cukup bagi penduduknya dan pendukung

TINJAUAN HARGA PRODUSEN GABAH KALIMANTAN TENGAH 2013

VIII PENGENDALIAN PERSEDIAAN BERAS ORGANIK

STATISTIK HARGA PRODUSEN GABAH

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PERKEMBANGAN PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA 2010 DAN ANGKA RAMALAN I 2011)

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

LAMPIRAN: Surat No.: 0030/M.PPN/02/2011 tanggal 2 Februari 2011 B. PENJELASAN TENTANG KETAHANAN PANGAN

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki wilayah sangat luas. Selain itu

BAB III PELAKSANAAN JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN III 2010)

BAB III IMPLEMENTASI HUTANG PUPUK DENGAN GABAH DI DESA PUCUK KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO


PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA SEMENTARA TAHUN 2013)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

RATA-RATA HARGA GABAH (GKP) DI PETANI NAIK 1,32 PERSEN

KAJIAN KEBIJAKAN HPP GABAH

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA TETAP TAHUN 2015)

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015)

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

ppbab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN


BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

RATA-RATA HARGA GABAH (GKP) DI PETANI NAIK 10,59 PERSEN

ANALISIS TATANIAGA BERAS

BAB III DESKRIPSI PEMBAYARAN ZAKAT PERTANIAN MENUNGGU HASIL PANEN KEDUA DI DESA TANGGUNGHARJO KECAMATAN GROBOGAN KABUPATEN GROBOGAN

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian berperan penting dalam pembangunan ekonomi nasional.

ANGKA RAMALAN III (ARAM III) 2010 VS ANGKA TETAP (ATAP) 2009 PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA 2006 DAN ANGKA RAMALAN I 2007)

I. PENDAHULUAN. kemampuan daerah tersebut dalam swasembada pangan atau paling tidak

V. GAMBARAN UMUM. administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur.

BERITA RESMI STATISTIK

V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN

BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BAB III PRAKTEK GANTI RUGI DALAM JUAL BELI PADI TEBASAN DI DESA BRANGSONG KECAMATAN BRANGSONG KABUPATEN KENDAL

KEADAAN UMUM WILAYAH. Projotamansari singkatan dari Produktif-profesional, ijo royo royo, tertib, aman,

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA TETAP 2010 DAN ANGKA RAMALAN II 2011)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (ANGKA RAMALAN III 2008)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

BAB I PENDAHULUAN. mata pencaharian di bidang pertanian. Sektor pertanian pada setiap tahap

BAB III GAMBARAN UMUM DESA BATUR KECAMATAN GADING DAN PRAKTEK HUTANG PANENANAN KOPI BASAH. 1. Sejarah Desa Batur Kecamatan Gading

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Purbolinggo Kabupaten Lampung Timur.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA RAMALAN II TAHUN 2013)

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian

KEBIJAKAN MENYANGGA ANJLOKNYA HARGA GABAH PADA PANEN RAYA BULAN FEBRUARI S/D APRIL 2007

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015)

BERITA RESMI STATISTIK

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pembangunan pertanian periode dilaksanakan melalui tiga

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km

BAB I PENDAHULUAN. pangan di mata dunia. Meski menduduki posisi ketiga sebagai negara penghasil

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA SUMATERA UTARA (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI DI PROVINSI SULAWESI SELATAN (ANGKA SEMENTARA 2014)

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAMUJU

KAJIAN HARGA PEMBELIAN PEMERINTAH (HPP) GABAH-BERAS : Kasus Propinsi Jawa Barat

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK

BAB III PRAKTIK TAKSIRAN DAN KOMPENSASI DALAM JUAL BELI PADI TEBASAN DI DESA POJOK WINONG KECAMATAN PENAWANGAN KABUPATEN GROBOGAN

PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN

BAB III PELAKSANAAN PEMBAYARAN HUTANG DENGAN MEMPEKERJAKAN DEBITUR STUDI KASUS DI DUSUN JERUK KIDUL DESA MABUNG KECAMATAN BARON KABUPATEN NGANJUK

PRODUKSI PADI dan PALAWIJA (ANGKA RAMALAN III TAHUN 2011)

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI GORONTALO PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI GORONTALO (ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015)

V. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT. Provinsi Jawa Barat, secara geografis, terletak pada posisi 5 o 50-7 o 50

BAB III PRAKTEK PENGUPAHAN SISTEM ROYONGAN DI DESA KLIRIS KECAMATAN BOJA KABUPATEN KENDAL. A. Demografi Desa Kliris Kecamatan Boja Kabupaten Kendal

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014)

PERKEMBANGAN PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II 2015)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (Angka Ramalan II Tahun 2014)

Transkripsi:

BAB III APLIKASI PENETAPAN HARGA GABAH A. Keadaan Umum Desa Lebak Adi 1. Letak Geografis Desa Lebak Adi merupakan salah satu dari 21 desa yang ada di Kecamatan Sugio Kabupaten Lamongan dengan batas wilayah sebagai berikut: a) Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Wanar Kecamatan Pucuk dan Desa Jubel Lor Kecamatan Sugio Kabupaten Lamongan. b) Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Pangkatrejo dan Desa Bedingin Kecamatan Sugio Kabupaten Lamongan. c) Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Karang Sambigalih Kecamatan Sugio Kabupaten Lamongan. d) Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Sugio dan Desa Jubel Kidul Kecamatan Sugio Kabupaten Lamongan. 63 Letak geografis Desa Lebak Adi dengan ukuran luas sekitar 392 Ha dan terdiri dari 4 Dusun, yang diantaranya: a) Dusun Lebak b) Dusun Balonggesing c) Dusun Meteseh d) Dusun Karanggeneng 63 Dokumen kecamatan, Kecamatan Sugio, 05 Januari 2017. 44

45 Letak Desa Lebak Adi dengan Kecamatan Sugio berjarak antara 2 km, yang dapat ditempuh dengan kendaraan bermotor ± 15 menit dan jarak ke kabupaten sekitar 17 km, yang dapat ditempuh dengan kendaraan bermotor ± 1,5 jam. 64 2. Keadaan Penduduk dan Sosial Ekonomi Desa Lebak Adi jika di lihat dari segi kependudukan bisa dikatakan dalam jumlah yang standar jika diukur dengan desanya, sedangkan jumlah penduduknya 3.355 dengan rincian sebagai berikut: 65 Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Desa Lebak Adi No. Jenis Kelamin Jumlah 1 Laki-Laki 1.682 2 Perempuan 1.673 Total 3.355 Berdasarkan data di atas, maka jumlah penduduk Desa Lebak Adi yang mempunyai jenis kelamin laki-laki dan perempuan masih lebih banyak perempuan, sedangkan dari warga negara asing tidak ada sama sekali. Mata pencaharian penduduk Desa Lebak Adi adalah sangatlah beraneka ragam, tidak jarang dari mereka yang menggantungkan 64 Ibid. 65 Kecamatan Sugio dalam Angka, (Lamongan: Badan Pusat Statistik Kabupaten Lamongan, 2016), 2.

46 hidupnya untuk memenuhi kebutuhan setiap harinya. Adapun jenis mata pencaharian tersebut diantaranya: 66 Tabel 1.2 Mata Pencaharian Pokok Penduduk Desa Lebak Adi No. Jenis Pekerjaan Jumlah 1. Petani 1955 2. Jasa/Perdagangan 80 3. Industri 9 4. PNS 15 5. TNI/POLRI 6 6. Dokter 1 7. Bidan 2 8. Matri Kesehatan 4 Berdasarkan pada tabel di atas, maka mayoritas mata pencaharian dari masyarakat Desa Lebak Adi adalah sebagai petani. Mata pencaharian petani ini menjadi prioritas utama. Jadi, kalau kita melihat dari segi ekonominya, masyarakat Desa Lebak Adi Kecamatan Sugio Kabupaten Lamongan bisa dikatakan sedikit lemah, karena mayoritas sumber penghasilan hanya dengan cara bertani. 66 Sudjai, Wawancara, Lamongan, 03 Januari 2017.

47 3. Potensi Pertanian Potensi Pertanian yang sangat terkenal dari hasil sektor pertanian di Desa Lebak Adi Kecamatan Sugio Kabupaten Lamongan yaitu padi, jagung, kacang hijau dan kedelai. Bahkan, sektor pertanian tersebut jika dalam bidang ekonomi masyarakat Produk Domestik Bruto (PDB) terhitung mencapai Rp. 1. 839.000.000,-. Hal itu di dukung dari luasnya lahan persawahan yang ada di desa tersebut, adapun luas lahan pertanian di Kecamatan Sugio sebesar 6.199 Ha (65.65%) dari luas wilayah Kecamatan Sugio. Kecamatan Sugio masuk dalam peringkat pertama kecamatan dengan produksi padi terbesar pada tahun 2015 di Kabupaten Lamongan dengan produksi padi sebesar 81,5 ribu ton.sedangkan dari total luah lahan sawah 6.199 Ha yang ada di Kecamatan Sugio, luas lahan sawah di Desa Lebak Adi yakni sebesar 268 Ha dengan rincian sebagai berikut: 67 Tabel 2.1 Luas Lahan Sawah Desa Lebak Adi menurut Jenis Pengairan (Ha) No. Jenis Penggunaan Luas 1. Tanah Sawah 268 2. Tadah Hujan 198 Setengah Teknis 28 Pengairan Non PU 42 67 Kecamatan Sugio dalam Angka..., 3.

48 Tabel 2.2 Luas Panen, Produksi dan Produktifitas Pertanian Desa Lebak Adi No. Hasil Panen Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) GKG Rata-rata Produksi (Ton/Ha) 1. Padi 549,00 3.793,59 6,91 2. Jagung 216,00 1.289,52 5,97 3. Kedelai 110,00 211,20 1,90 4. Kacang Hijau 66,00 86,00 1,30 B. Penetapan Harga Gabah oleh Tengkulak di Desa Lebak Adi Kecamatan Sugio Desa Lebak Adi adalah sebuah desa dengan penduduknya mayoritas bermata pencaharian sebagai petani, sedangkan yang menjadi komoditas utama dari pertanian tersebut yaitu padi, terbukti dari rata-rata produksi padi di tahun 2015 sebanyak 6,9 Ton/Ha. Mayoritas dari bermata pencaharian petani padi maka secara tidak langsung terdapat beberapa pihak yang mencoba mencari keuntungan dikalangan para petani di Desa Lebak Adi, yakni disebut dengan tengkulak. Dan dari keempat dusun yang ada di Desa Lebak Adi, rata-rata terdapat tengkulaknya. Tengkulak biasanya yang membeli hasil panen padi dari para petani dengan harga tertentu. 68 68 Imron Bahroni, Wawancara, Lamongan, 04 Januari 2017.

49 Kehadiran dari para tengkulak dikalangan petani bisa juga sebagai alternatif bagi para petani yang ingin menjual hasil pertaniannya secara cepat terutama gabah dalam keadaan basah. 1. Faktor yang melatar belakangi Penetapan Harga Gabah oleh Tengkulak Penetapan harga yang dilakukan oleh para tengkulak di Desa Lebak Adi Kecamatan Sugio Kabupaten Lamongan, tentu sudah melalui pertimbangan yang matang dari setiap tengkulaknya, dimana terdapat beberapa faktor yang melatar belakangi terjadinya penetapan harga terhadap gabah dari hasil panen petani, yakni: a. Kondisi Pasar Dalam menetapkan harga gabah para tengkulak di Desa Lebak Adi Kecamatan Sugio Kabupaten Lamongan salah satu caranya yaitu melihat harga beras yang berlaku di pasar pada saat itu. Harga beras di pasar sangat menentukan harga pembelian gabah di kalangan tengkulak karena mereka mempertimbangkan biaya dalam pengolahan gabah menjadi beras. b. Persaingan Harga Buatan Penetapan harga gabah oleh para tengkulak di Desa Lebak Adi tentu tidak jarang berbeda harga di antara satu tengkulak dengan tengkulak lain, hal ini menyebabkan tidak stabilnya harga gabah dikalangan petani dan tengkulak. Adanya persaingan harga buatan oleh tengkulak ini dijadikan sebagai strategi khusus dalam menarik petani agar menjual hasil panennya ke mereka. Selain itu, harga dari mitra

50 kerja masing-masing tengkulak berpengaruh besar dalam usaha penentuan harga. c. Curah Hujan saat Musim Panen Tengkulak dalam upaya mempertimbangkan dan mengetahui kulitas gabah dari petani mereka akan berpatokan pada curah hujan menjelang dan saat musim panen tiba. Musim penghujan sangat berpengaruh terhadap kualitas dari hasil gabah petani. Semakin tinggi curah hujan menjelang dan saat musim panen maka semakin rendah kualitas gabah petani, begitupun sebaliknya. Sehingga, tinggi rendahnya curah hujan akan berdampak pada kandungan air yang ada dalam gabah tersebut. 69 Curah hujan di Kecamatan Sugio mempunyai tingkat curah hujan yang lumayan tinggi saat 6 bulan awal tahun dan bulan Desember, sebagaimana dalam rincian sebagai berikut: 70 69 Andi Setiawan, Wawancara, Lamongan, 04 Januari 2017. 70 Potensi hujan, (Lamongan: Dinas PU Pengairan Kabupaten Lamongan, 2016), 6.

51 Tabel 3.1 Jumlah Hari Hujan, Curah Hujan dan Rata-Rata di Kecamatan Sugio No. Bulan Hari Hujan Curah Hujan (mm) Rata-Rata Curah Hujan (mm) 1. Januari 15 373 25 2. Februari 18 542 30 3. Maret 14 171 12 4. April 16 315 20 5. Mei 4 218 55 6. Juni 2 54 27 7. Juli 0 0 0 8. Agustus 0 0 0 9. September 0 0 0 10. Oktober 0 0 0 11. Nopember 4 55 14 12. Desember 21 437 21 Rata-Rata 8 180 23 Dari faktor-faktor di ataslah usaha penentuan atau penetapan harga gabah yang dilakukan oleh para tengkulak di Desa Lebak Adi Kecamatan Sugio Lamongan berjalan sesuai dengan target yang sudah diprediksikan sebelumnya. Selain itu tidak sepenuhnya seorang tengkulak dalam menjalankan usahanya cuma ingin mendapatkan keuntungan semata,

52 namun ingin menjadi jembatan dan membantu petani agar komoditas yang dihasilkan bisa bersaing di pasar dengan kualitasnya masing-masing. Aku dadi tengkulak mulai tahun 1987 mas, dadi nek di itung wes oleh 29 tahun. Meskipun alasanku dadi tengkulak perkoro seneng dodolan tapi awale biyen aku duwe gagasan kepiye petani nang deso iki gak kewohan ngedol gabah karo pengen ngangkat rego gabah petani deso kene nang pasar (saya menjadi tengkulak sejak tahun 1987 mas, jadi kalau di hitung sudah 29 tahun. Meskipun alasan menjadi tengkulak dikarenakan senang berjualan tapi awalnya saya dulu punya gagasan bagaimana caranya agar petani di desa ini tidak kesusahan menjual gabah dan ingin mengangkat harga gabah petani disini ke pasar). 71 2. Praktek Penetapan Harga Gabah oleh Tengkulak Penetapan harga gabah yang dilakukan oleh para tengkulak di Desa Lebak Adi Kecamatan Sugio Kabupaten Lamongan merupakan suatu usaha dari para tengkulak dalam menjembatani para petani untuk menyalurkan hasil panen mereka dan sebagai wadah untuk melaksanakan jual beli gabah di desa tersebut. Strategi penetapan harga gabah yang dilakukan yaitu dengan membuat harga buatan dikalangan tengkulak sehingga terdapat perbedaan harga dan menjadikan tidak stabilnya harga yang berlaku di kalangan petani. Para tengkulak cenderung memiliki penetapan harga sendirisendiri seiring dengan harga beras di pasar dan distributor yang menjadi langganannya sebagai wadah penjualan gabah oleh tengkulak. Dalam usaha mendapatkan atau membeli gabah dari petani, para tengkulak di Desa Lebak Adi, memilih untuk berkeliling ke sawah-sawah satu minggu sebelum masa panen raya tiba, hal ini bertujuan untuk 71 Manto, Wawancara, Lamongan, 04 Januari 2017.

53 melihat potensi hasil panen padi dan dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan harga gabah ke petani. Sehingga tak jarang juga para tengkulak pada saat itu sambil menginformasikan harga gabah buatannya. Saat masa panen raya tiba, tengkulak mulai mendatangi pemilik sawah dan bermaksud ingin membeli hasil panen padi petani dengan harga buatannya tersebut, seperti halnya yang harga gabah yang ditentukan oleh tengkulak pada bulan februari 2016 yaitu: a. Harga Gabah Kering Giling (GKG) dengan kadar air maksimum 14% dan kadar hampa/kotoran maksimum 3% = Rp. 4.300-4.700,-/kg b. Harga Gabah Kering Panen (GKP) dengan kualitas kadar air maksimum 25% dan kadar hampa/kotoran maksimum 10% = Rp.3.100 3.900,-/kg Menurut bapak Nuralik 72, salah satu tengkulak di Desa Lebak Adi, harga yang ditetapkan oleh para tengkulak tersebut menjadi harga yang berlaku di kalangan petani. Dalam menentukan suatu harga para tengkulak akan sangat mempertimbangkan dari musim atau keadaan cuaca pada saat panen raya, apabila panen disaat musim penghujan maka semakin rendah harga yang di buat oleh tengkulak. Karena, musim sangat mempengaruhi kualitas dari gabah. Selain itu, harga buatan dari pemasok (mitra kerja) setiap tengkulak juga menjadi bahan pertimbangan, karena ke mereka nanti hasil 72 Nuralik, Wawancara, Lamongan, 05 Januari 2017.

54 pembelian gabah dari petani akan di jual. Sehingga dalam masa panen raya, bapak Nuralik membagi kualifikasi dalam 3 harga, fluktuasi harga tersebut berdasarkan kualitas padi yang disebabkan oleh faktor curah hujan dan pertimbangan dari harga buatan mitra kerjanya, yakni: a. Minggu pertama : Rp. 4.700 per kilo (GKG) dan Rp. 3.500 per kilo (GKP). b. Minggu kedua : Rp. 4.500 per kilo (GKG) dan Rp. 3.300 per kilo (GKP). c. Minggu ketiga dan seterusnya : Rp. 4.300 per kilo (GKG) dan Rp. 3.400 per kilo (GKP). 73 Penurunan harga dari setiap minggu yang terjadi pada musim panen yang bertepatan di bulan Februari tersebut, di sebabkan karena curah hujan yang tinggi dari minggu ke 2 bulan Januari hingga februari sehingga menyebabkan kualitas dari gabah rendah dan berpengaruh kepada harga gabah. Kadar air yang ada dalam kandungan gabah akan mempengaruhi harga pembelian oleh tengkulak, karena jika kadar air dalam gabah terlalu tinggi biasanya keadaan gabah akan sedikit berwarna hitam dan hal tersebut akan mempengaruhi kualitas dari beras yang di hasilkan. Sedangkan menurut bapak Edi, penetapan harga gabah yang berbedabeda diantara para tengkulak mayoritas disebabkan oleh harga yang ditentukan oleh pemasok (mitra kerja) yang akan menjadi wadah bagi para tengkulak untuk menjual hasil pembelian gabah dari petani. Karena, 73 Ibid.

55 rata-rata masing-masing tengkulak di Desa Lebak Adi memiliki pemasok gabah yang berbeda-beda. Penetapan harga dari pemasok, sebenarnya juga dipengaruhi dari harga yang ditetapkan para kontraktor yang menampung penjualan dari para pemasok. Adapun dalam penetapan harga gabah, bapak Edi juga juga membagi dalam 2 kualifikasi harga berdasarkan harga dari para mitra kerjanya tersebut: 74 a. Minggu pertama : Rp. 4.500 per kilo (GKG) dan Rp. 3.500 per kilo (GKP) b. Minggu kedua dan seterusnya : Rp. 4.300 per kilo (GKG) dan Rp. 3.200 per kilo (GKP) Fluktuasi harga tersebut, dipengaruhi oleh pembelian dari para pemasok harga dan kontraktor yang menjadi rekan kerjasamanya, sehingga hal tersebut dipertimbangkan sebagai acuan utama dalam membeli gabah dari para petani di Desa Lebak Adi. Dengan demikian, adapun alur atau rantai pendistribusian gabah adalah sebagai berikut: 1.PETANI 2.TENGKULAK 3.PEMASOK 5.DOLOG/BULOG 4.KONTRAKTOR Dari kerangka alur atau rantai pendistribusian gabah di Desa Lebak Adi di atas, maka dapat di pahami dengan sebagai berikut: a. Petani bertindak sebagai produsen menjual gabahnya ke tengkulak. 74 Edi, Wawancara, Lamongan, 05 Januari 2017.

56 b. Tengkulak menjual gabah hasil pembelian dari petani ke pemasok (distributor gabah ke penggilingan). c. Kemudian pemasok mendistribusikan gabah tersebut ke kontraktor (KUD dan para pengusaha penggilingan padi). d. Selanjutnya, kontraktor mendistribusian gabah ke DOLOG maupun BULOG Lamongan. Pada alur pendistribusian di atas, para tengkulak dan kontraktor sebelumnya melakukan penekanan harga gabah dari petani dengan beralasan terhadap kualitas dengan harga buatannya di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP). 3. Alasan Petani menjual Gabah ke Tengkulak Seiring dengan penekanan para tengkulak dengan penetapan harga gabah tersebut, para petani tidak bisa berbuat banyak maupun berpikir lebih panjang lagi untuk menjual hasil panen mereka, 75 hal itu dikarenakan: a. Himpitan Ekonomi Mayoritas dari penduduk Desa Lebak Adi yang bermata pencaharian dengan mengandalkan hasil pertanian dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, menjadikan mereka tidak mampu berbuat banyak dalam menerima penetapan harga buatan dari para tengkulak terhadap hasil panen gabah. 75 Aji Setiawan, Wawancara, Lamongan, 04 Januari 2017.

57 Menurut bapak Monasan, salah satu petani yang menjual Gabah Kering Panen (GKP) seharga Rp. 3.300 per kilo kepada tengkulak, para petani mau tidak mau harus menjual gabahnya dengan harga buatan dari para tengkulak, dengan begitu akan segera mendapatkan uang dari hasil penjualan gabah tersebut. Hal itu dikarenakan banyak kebutuhan lain yang harus dipenuhi sehingga mereka hanya pasrah terhadap permainan harga yang dilakukan oleh para tengkulak. 76 b. Lebih Efisien Menurut bapak Noraji, salah seorang petani di Desa Lebak Adi, para petani di desa tersebut lebih senang menjual hasil panennya ke tengkulak, dikarenakan bahwasanya mereka menganggap adanya tengkulak di tengah-tengah petani desa tersebut merupakan rezeki tersendiri, karena petani tidak perlu datang ke BULOG untuk menjual hasil panen, sehingga para petani bisa lebih irit biaya produksi dan terkadang bisa mendapat harga yang sedikit lebih tinggi walaupun tidak stabil sehingga lebih efisien. Di banding dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang diterapkan di Perum BULOG Lamongan, untuk Gabah Kering Giling (GKG) miliknya berani di beli oleh tengkulak seharga Rp. 4.700,-/kg, sebaliknya di Perum BULOG Lamongan sesuai HPP Rp. 4.650,-/kg dan itu belum di potong biaya transportasi pengiriman ke BULOG. 77 76 Monasan, Wawancara, Lamongan, 05 Januari 2017. 77 Noraji, Wawancara, Lamongan, 05 Januari 2017.

58 c. Perum BULOG Lamongan tidak Terjun ke Lapangan Menurut bapak Matsahid, rata-rata para petani di Desa Lebak Adi menjual gabahnya ke para tengkulak dikarenakan pihak Perum BULOG Lamongan belum pernah sekalipun terjun ke desa ini, sehingga para tengkulak bisa leluasa dengan permainan harganya tersebut. Jika, Perum BULOG Lamongan datang dan mengadakan sosialisai kepada para petani sebelum masa panen raya serta datang lebih awal saat masa panen, maka tidak dimungkinkan para petani di desa ini akan menjual hasil gabahnya ke pihak Perum BULOG Lamongan sehingga bisa menekan maraknya para tengkulak di tengah-tengah petani di Desa Lebak Adi. 78 4. Dampak Penetapan Harga Gabah oleh Tengkulak Penetapan harga gabah yang dilakukan oleh para tengkulak di Desa Lebak Adi Kecamatan Sugio Kabupaten Lamongan tentu memberikan dampak tersendiri terhadap kepentingan para tengkulak, petani dan upaya kebijakan pengadaan gabah/beras dan penyaluran beras oleh pemerintah melalui Perum BULOG Kabupaten Lamongan. Adapun dampaknya yaitu: a) Dampak Positif Dari pelaksanaan penetapan harga yang dilakukan oleh para tengkulak yang sebagai pelaku usaha pertama, maka akan mendapatkan sebuah keuntungan. Karena patokan harga yang 78 Matsahid, Wawancara, Lamongan, 05 Januari 2017.

59 ditentukan oleh para tengkulak tersebut sebelumnya sudah melewati beberapa pertimbangan agar mereka mendapat keuntungan yang lebih dari hasil penjualan gabah itu. Selain itu, para tengkulak juga merasa telah membantu para petani dalam usaha meningkatkan harga gabah mereka di pasaran dan mempermudah mereka dalam menjual hasil panen komoditas tersebut. b) Dampak Negatif Sedangkan untuk dampak negatif dari penetapan harga yang dilakukan oleh tengkulak tersebut, para petani merasa dirugikan oleh tindakan penetapan harga gabah secara sepihak dan harga buatan dari para tengkulak. Para petani merasa harga yang ditetapkan oleh para tengkulak sering kali jauh dari harapan mereka dan sering berubahubah secara tidak jelas dalam kurung waktu tertentu. Perubahan harga tersebut, membuat petani merasa bahwa telah ada bentuk permainan harga yang dilakukan oleh para tengkulak yang dalam hal ini mereka sudah membuat suatu jaringan tersendiri dalam melancarkan aksinya di lingkungan para petani. Namun, mau tidak mau petani terpaksa menjual gabahnya ke para tengkulak, karena desakan kebutuhan ekonomi yang menuntutnya untuk segera mendapatkan uang secepatnya. Sedangkan dampak negatif penetapan harga oleh tengkulak terhadap upaya kebijakan pengadaan gabah/beras dan penyaluran beras oleh pemerintah, yang dalam hal ini melalui Perum BULOG

60 Kabupaten Lamongan, mengakibatkan sulitnya untuk tetap menjaga kestabilan harga gabah dan melindungi tingkat pendapatan petani, dikarenakan tengkulak tidak berpegangan pada HPP dalam Inpres. Dengan demikian, maka program SERGAP (serap gabah petani) yang dicanangkan oleh Perum BULOG Lamongan sebagai upaya preventif, akan sulit terlaksana meskipun pihak BULOG sudah turun langsung ke para petani, karena mereka mempertimbangkan harga yang ditawarkan oleh para tengkulak. Selain itu, hubungan antara para tengkulak dan petani yang sangat erat juga berpengaruh besar dalam langkah BULOG untuk menstabilkan harga gabah di kalangan tengkulak dan berdampak terhadap harga beras pasar. 79 79 Damin Hartono Rustam, Wawancara, Lamongan, 11 Januari 2017.