BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka Perilaku keluarga dan peran serta setiap individu anggota keluarga akan membantu kita untuk mengerti tentang peranan wanita dalam rumah tangga maupun di luar rumah tangga. Pada struktur masyarakat yang turut berpengaruh peran wanita berbeda bagi setiap masyarakat (Hutajulu, 2004). Secara normatif struktur masyarakat yang patrilineal menggambarkan bahwa pria lah yang mempunyai kedudukan dan peranan yang menonjol dalam keluarga dan rumah tangga (baik di dalam maupun di luar rumah tangga). Wanita/istri didudukkan sebagai pekerja rumah tangga, dan pria/suami didudukkan sebagai pekerja pencari nafkah. Akan tetapi sering terlihat kenyataan tidak demikian halnya, bahkan banyak wanita di bidang pertanian, dalam kegiatan ekonomi di pasar-pasar atau merupakan tenaga kerja di pabrik sebagai tenaga kerja yang tidak terlatih (Hutajulu, 2004). Masalah pengambilan keputusan sering terjadi pada keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang sama-sama memegang peranan penting dalam rumah tangga. Profil keluarga yang lebih dominan suami menanamkan pada keluarga dengan nilai-nilai dan sikap tradisional terhadap peran perkawinan. Pendapatan yang lebih tinggi dari suami mengakibatkan suami mempunyai kekuatan finansial dalam keluarga, sebaliknya jika pendapatan suami sedikit, maka istri ikut berpartisipasi dalam pembuatan keputusan keluarga (Sutisna, 2004). Struktur sosial masyarakat yang membagi-bagi tugas antar pria dan wanita seringkali merugikan wanita. Wanita yang bekerja di dalam rumah tangga tidak
mendapatkan penghargaan secara ekonomi. Nilai wanita sebagai ibu adalah suatu nilai yang sacral yang penuh dengan pengabdian. Istilah peran rangkap tiga yang dimiliki wanita, yaitu : peran produktif (bekerja/mencari nafkah), peran reproduktif (menyiapkan semua keperluan keluarga untuk di dalam dan di luar rumah, keperluan suami dan anak), serta peran kemasyarakatan (arisan, gotong royong dan pengajian) (Daulay, 2007). Banyaknya peran yang dilakukan wanita membuat wanita itu semakin mandiri. Peran suami sebagai pencari nafkah keluarga lambat laun bergeser dengan banyaknya wanita yang bekerja di luar rumah tangga. Hilangnya fungsi suami tersebut diterjemahkan sebagai kehilangan tempat bergantung pendapatan keluarga, sedangkan kebutuhan keluarga semakin meningkat. Hal tersebut membuat wanita harus berpartisipasi dalam peningkatan pendapatan keluarga(suardiman, 2001). Wanita dari dahulu sudah bekerja, tetapi baru pada masyarakat industri modernlah mereka itu berhak memasuki pasaran, tenaga kerja sendiri dan untuk memperoleh pekerjaan tanpa bantuan dan perkenan para lelaki. Wanita telah diberikan kedudukan yang tinggi dalam segala jenis pekerjaan. Banyak kemungkinan, pada permulaan abad ini, sedikit sekali wanita bekerja kecuali mereka terdorong oleh karena kemiskinan. Sekarang ini, lebih banyak yang bekerja untuk menambah tingkat kehidupan keluarga atau karena mereka ingin bekerja (Goode W, 1991). Menurut Ihromi (1990) jumlah wanita yang memasuki sektor informal (pedagang sayur) tersebut sangat banyak. Hal ini disebabkan oleh berbagai kendala yang mereka hadapi, antara lain tingkat pendidikan rendah yang membuat
mereka tidak mampu memasuki pekerjaan di sektor formal. Adapun cirri-ciri sektor informal yang berkaitan dengan wanita yang bekerja sebagai pedagang sayur di pasar tradisional, yaitu : 1. Pola kegiatannya tidak teratur, baik dalam arti waktu maupun modal 2. Tidak tersentuh oleh peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah sehingga kegiatan ini dikategorikan liar 3. Modal, peralatan, perlengkapan, maupun omset biasanya kecil dan diusahakan atas hitungan harian 4. Tidak membutuhkan keahlian dan keterampilan khusus 5. Tidak menerapkan pembukuan dan tidak menerapkan akses pada sistem perkreditan 6. Umumnya tiap-tiap satuan usaha memperkerjakan tenaga dalam jumlah kecil dan kalangan keluarga 7. Umumnya terjadi pada kalangan berpenghasilan rendah Pasar bagi pedagang adalah tempat mereka menggantungkan hidupnya beserta keluarganya dengan kata lain pasar mempunyai peranan yang penting bagi pedagang khususnya pedagang kaki lima sejak dahulu hingga sekarang. Belum diketahui sejauh mana dan bagaimana proses dan wujud peranan pasar yang akan menimbulkan suatu perubahan di bidang ekonomi pedagang (Ikram, 1990). Ruang persaingan pedagang pasar tradisional kini juga mulai terbatas. Jika selama ini pasat tradisional dianggap unggul dalam memberikan harga relatif lebih rendah untuk banyak komoditas, dengan fasilitas berbelanja yang lebih baik. Keunggulan biaya rendah pedagang tradisional kini mulai terkikis. Pemberdayaan pedagang kecil ini dapat dilakukan dengan memperbaiki akses mereka dan
membantu dalam mengefisienkan rantai pemasaran untuk mendapatkan barang dagangannya (Albert, 2007). 2.2. Landasan Teori Peranan atau peran adalah pola perilakuan yang dikaitkan dengan status atau kedudukan. Setiap manusia yang menjadi warga suatu masyarakat senantiasa mempunyai status atau kedudukan dan peranan. Peranan ini dapat diibaratkan dengan peran yang ada dalam suatu sandiwara yang para pemainnya mendapatkan tugas untuk memainkan sebagian atau seluruh bagian cerita yang menjadi tema sandiwara tersebut (Soekanto, 1981). Sebagai wanita yang telah menikah mempunyai peran dalam keluarga inti sebagai istri, sebagai pengurus rumah tangga dan sebagai pencari nafkah. Pada umumnya dirasakan sebagai tugas utama dari seorang wanita yang terkait dalam gambaran perkawinan. Dalam tiga peran tersebut, wanita memberikan diri sepenuhnya demi kesejatraan bagi keluarganya. Banyak wanita merasa tidak puas dalam ketiga peran di atas dan sering keadaan ekonomi keluarganya menuntut untuk bekerja di luar, atau mencari suatu kegiatan yang menambah penghasilan keluarganya (Moenandar, 1985). Peran wanita pedagang sayur adalah sebagai pengambil keputusan dalam keluarga, perdagangan (Usaha berdagang sayuran di pasar tradisional) dan pendapatan keluarga. Sajogyo pada tahun 1983 berpendapat bahwa pengambilan keputusan dalam keluarga ada empat bagian, yaitu : 1. Tingkat keputusan dihubungkan dengan bidang perdagangan, terdiri atas penentuan besarnya modal yang digunakan, lokasi berdagang,
mengatur/mempersiapkan barang dagangan, membeli sayur, cara berdagang, jenis komoditi, membersihkan tempat berdagang dan menentukan harga barang dagangan 2. Tingkat keputusan dihubungkan dengan pengeluaran dalam kebutuhan pokok, terdiri atas makanan, biaya pendidikan dan perawatan kesehatan 3. Tingkat keputusan dihubungkan dengan pembentukan keluarga yang terdiri atas : jumlah anak, pembagian kerja anak-anak dan pengawasan anak 4. Tingkat keputusan dalam rumah tangga dihubungkan dengan kegiatan sosial sesuai yang ada dengan kemasyarakatan terdiri atas arisan, keagamaan dan gotong royong Pengambilan keputusan dalam bidang produktif (usaha dagang) yaitu berkaitan dengan penetapan pasar, lokasi tempat berjualan, jenis komoditi yang akan di jual, saluran pemasaran, harga, masalah penjualan, penawaran dan persaingan antar pedagang (Syamsi, 1989). Menurut Sajogyo (1983) beberapa pola pengambilan keputusan, yaitu : 1. Keputusan istri sendiri 2. Keputusan bersama, istri dominan 3. Keputusan setara (seimbang) 4. Keputusan bersama, suami dominan 5. Keputusan suami sendiri Ada beberapa bentuk struktur rumah tangga yang mendorong wanita mencari pekerjaan berupah, yaitu rumah tangga yang dikepalai oleh wanita akibat perceraian atau meninggal, wanita dari keluarga miskin sebagai pencari nafkah
utama, dan wanita muda belum menikah dari keluarga inti yang bekerja untuk membantu meringankan beban keluarga. Wanita-wanita tersebut bekerja bukan sebagai pencari nafkah utama dalam rumah tangga, tetapi mereka bekerja tidak hanya untuk dirinya sendiri dengan harapan meringankan beban ekonomi keluarga, meningkatkan taraf hidup, pemenuhan kebutuhan hidup, dan perbaikan ekonomi keluarga (Suardiman, 2001). Menurut Soekartawi (1995) pendapatan bersih adalah selisih total pendapatan tunai dengan total pengeluaran. Pendapatan bersih suatu usaha dinyatakan dalam bentuk jumlah rupiah. Pendapatan bersih adalah penerimaan dikurangi biaya produksi. Penerimaan adalah perkalian antara jumlah produk yang dijual dengan harga jual. Pernyataan ini dapat dirumuskan sebagai berikut : TR = P y x Y Keterangan : TR P y Y = Total Penerimaan = Harga = Jumlah Produk yang Terjual Menurut Rini (2002) mamfaat bekerja bagi wanita adalah : 1. Mendukung ekonomi rumah tangga 2. Meningkatkan harga diri dan pemantapan identitas 3. Relasi positif dan sehat terhadap keluarga 4. Pemenuhan kebutuhan sosial, berbagai perasaan, pandangan dan solusi 5. Peningkatan ketrampilan dan kompentensi yang disesuaikan dengan tuntutan tanggung jawab, tuntutan keterampilan dan kompetensi
Sumber pendapatan yang diperoleh wanita adalah dari usaha berdagang sayur-mayur di pasar tradisional terhadap total pendapatan keluarga. Penerimaan dari usaha berdagang sayur-mayur tidak menentu, terkadang habis terjual dan terkadang tidak. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pendapatan, yaitu : modal, umur, jumlah tanggungan keluarga dan pendidikan formal(suardiman,2001). 2.3. Kerangka Pemikiran Banyak hal yang tidak disadari oleh masyarakat bahwa sebenarnya wanita telah memberikan kontribusi yang besar dalam urusan rumah tangga, terutama dalam hal pengelolaan keuangan keluarga. Baik seorang ibu yang bekerja ataupun yang tidak bekerja memiliki peranan yang sama di dalamnya. Pada era globalisasi ini hak kuasa penuh laki-laki atas wanita sudah tidak berlaku lagi. Khususnya di Indonesia hampir 50% penduduk Indonesia adalah wanita yang notabene 50% pembangunan di Indonesia harus dijalankan oleh wanita sadar akan kedudukannya. Hari ini wanita bekerja tidak hannya sebagai sampingan tetapi sudah menjadi sebuah keharusan. Sebuah keadaan faktual dan aktual bahwa banyak wanita yang bekerja dibidang pertanian, industri, jasa dan perdagangan. Penelitian ini dilakukan pada keluarga pedagang sayur yang terdiri dari suami (laki-laki) dan wanita (istri). Objek yang diteliti adalah wanita (istri) yang bekerja sebagai pedagang sayur di Pasar Tradisional Pasar Sore Padang Bulan Kecamatan Medan Baru. Wanita pedagang sayur mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan pendapatan keluarga. Faktor-faktor yang
mempengaruhi pendapatan wanita pedagan sayur adalah : modal, umur, jumlah tanggungan keluarga, lokasi berdagang dan pendidikan formal. Sebuah keluarga dimungkinkan tidak dapat mencukupi kepentingan serta kebutuhan keluarganya apabila tidak memiliki manajamen dan pengaturan keuangan yang baik dalam menggunakan penghasilan yang didapat. Sehingga sebuah keluarga yang berkulitas merupakan sebuah bentuk sinergitas suami (lakilaki) dan istri (wanita) dalam mencari pendapatan keluarga. Hal di atas menunjukkan bahwa peran seorang wanita harus dapat lebih dilibatkan dan diintegrasikan di dalam pengambilan keputusan. Karena wanita juga mempunyai peran yang sama dalam membentuk keluarga yang berkualitas. Tetapi banyak masalah yang terjadi ketika pengambilan keputusan dilakukan dalam keluarga. Hal di atas memperlihatkan bahwa masyarakat masih menganut budaya patrilineal yang menganggap bahwa pengambilan keputusan hannya menjadi milik suami (laki-laki). Oleh karena itu peneliti terdorong untuk mengetahui peran wanita pedagang sayur dalam pengambilan keputusan di tengah kondisi yang paradoks. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan di dalam keluarga, yaitu : umur, pengalaman berkeluarga, pendidikan formal dan besar pendapatan untuk keluarganya. Dari penjelasan yang singkat di atas maka dapat di buat skema kerangka pemikiran sebagai berikut :
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Keluarga Wanita Pedagang Sayur Faktor-faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi : 1. Modal 2. Lokasi Berdagang 3. Umur 4. Jumlah Tangungan 5. Pendidikan Formal Peran Wanita Pedagang Sayur Dalam Kelauarga Faktor-faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi : 1. Umur 2. Pengalaman Bekeluarga 3. Pendapatan 4. Pendidikan Formal Berdagang Sayuran Pendapatan Wanita Pedagang Sayur Pendapatan Anggota Keluarga Lainnya Pengambilan Keputusan Keluarga Pendapatan Keluarga Keterangan Menyatakan Pengaruh Menyatakan Hubungan
2.4. Hipotesis Penelitian Sesuai dengan identifikasi masalah, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut : 1. Peran wanita pedagang sayur di daerah penelitian terhadap pendapatan keluarga adalah tinggi 2. Faktor sosial ekonomi (modal, lokasi berdagang, umur, jumlah tanggungan keluarga dan pendidikan formal) berpengaruh terhadap pendapatan wanita pedagang sayur di daerah penelitian 3. Peran wanita pedagang sayur di daerah penelitian dalam pengambilan keputusan keluarga adalah tinggi 4. Faktor sosial ekonomi wanita pedagang sayuran (umur, pengalaman berkeluarga, pendidikan formal dan besar pendapatan) berpengaruh dalam pengambilan keputusan dalam keluarga di daerah penelitian