BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) tahun 2010 menyebutkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 : PENDAHULUAN. SDKI tahun 2007 yaitu 228 kematian per kelahiran hidup. (1)

BAB I PENDAHULUAN. Ketidak cukupan asupan makanan, misalnya karena mual dan muntah atau kurang

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan permulaan suatu kehidupan baru. pertumbuhan janin pada seorang ibu. Ibu hamil merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari batas normal kelompok orang yang

BAB I PENDAHULUAN. defisiensi vitamin A, dan defisiensi yodium (Depkes RI, 2003).

BAB 1 PENDAHULUAN. kapasitas/kemampuan atau produktifitas kerja. Penyebab paling umum dari anemia

BAB I PENDAHULUAN. dan Afrika. Menurut World Health Organization (dalam Briawan, 2013), anemia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, menurut World Health Organization (WHO) (2013), prevalensi anemia

BAB I PENDAHULUAN. atau calon ibu merupakan kelompok rawan, karena membutuhkan gizi yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan baik, bayi tumbuh sehat sesuai yang diharapkan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya gangguan gizi antara lain anemia. Anemia pada kehamilan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi medis dimana kadar hemoglobin kurang dari

BAB I PENDAHULUAN. atau konsentrasi hemoglobin dibawah nilai batas normal, akibatnya dapat

BAB I PENDAHULUAN. (Suharno, 1993). Berdasarkan hasil penelitian WHO tahun 2008, diketahui bahwa

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Menurut Manuaba (2010),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Anemia merupakan suatu keadaan dimana kadar Hemoglobin (Hb) ambang menurut umur dan jenis kelamin (WHO, 2001).

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah gizi di Indonesia masih didominasi oleh masalah Kurang Energi

BAB 1 : PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat juga dipengaruhi oleh faktor ekonomi, pendidikan, lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.

BAB 1 : PENDAHULUAN. kurang vitamin A, Gangguan Akibat kurang Iodium (GAKI) dan kurang besi

BAB I PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya. manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kesehatan ibu merupakan salah satu tujuan Millenium Development

BAB 1 PENDAHULUAN. anemia pada masa kehamilan. (Tarwoto dan Wasnidar, 2007)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang diharapkan setiap pasangan

BAB I PENDAHULUAN. vitamin B12, yang kesemuanya berasal pada asupan yang tidak adekuat. Dari

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Anemia merupakan masalah gizi yang banyak terdapat di seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan mempunyai arti yang sangat penting bagi manusia, karena

BAB I PENDAHULUAN. melalui alat indra (Lukaningsih, 2010: 37). Dengan persepsi ibu hamil dapat

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan dikarenakan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi janin yang

BAB 1 PENDAHULUAN. partus lama karena inertia uteri, perdarahan post partum karena atonia. uteri, syok, infeksi (baik intrapartum atau post partum).

BAB I. antara asupan (intake dengan kebutuhan tubuh akan makanan dan. pengaruh interaksi penyakit (infeksi). Hasil Riset Kesehatan Dasar pada

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, masa remaja, dewasa sampai usia lanjut usia (Depkes, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. konsepsi, fertilisasi, nidasi, dan implantasi. Selama masa kehamilan, gizi ibu dan

BAB 1 PENDAHULUAN. negara berkembang, termasuk. Riskesdas, prevalensi anemia di Indonesia pada tahun 2007 adalah

BAB I PENDAHULUAN. sampai usia lanjut (Depkes RI, 2001). mineral. Menurut Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI 1998

BAB 1 PENDAHULUAN. karena itulah anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu indikator keberhasilan layanan kesehatan di suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. anemia masih tinggi, dibuktikan dengan data World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan gagalnya pertumbuhan,

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan fisiknya dan perkembangan kecerdasannya juga terhambat.

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan kehamilan yang dapat menyebabkan kematian (Dinana,

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting. dalam menentukan derajat kesehatan masyatakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan salah satu masa penting di dalam kehidupan. seorang wanita, selama kehamilan akan terjadi proses alamiah berupa

KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PANARUNG KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. hamil. Anemia pada ibu hamil yang disebut Potensial danger of mother and. intra partum maupun post partum (Manuaba, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat ( Public Health Problem) adalah anemia gizi.

BAB I PENDAHULUAN. yang relatif sangat bebas, termasuk untuk memilih jenis-jenis makanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya seperti Thailand, Malaysia

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) wanita dengan usia tahun

BAB I PENDAHULUAN. merah (eritrosit) yang terlalu sedikit, yang mana sel darah merah itu

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang menerangkan derajat kesehatan didalam suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. hemoglobin dalam sirkulasi darah. Anemia juga dapat didefinisikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. tahun Konsep pembangunan nasional harus berwawasan kesehatan, yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. cadangan besi kosong yang pada akhirnya mengakibatkan pembentukan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Salah satu penentu kualitas sumber daya manusia adalah gizi seimbang. Kekurangan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. defisiensi besi, etiologi anemia defisiensi besi pada kehamilan yaitu hemodilusi. 1

BAB I PENDAHULUAN. berbagai negara, dan masih menjadi masalah kesehatan utama di. dibandingkan dengan laki-laki muda karena wanita sering mengalami

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan Indonesia sehat 2010 adalah menerapkan pembangunan nasional

BAB 1 PENDAHULUAN. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) masih merupakan masalah di bidang

Bab 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. relatif tinggi yaitu 63,5% sedangkan di Amerika 6%. Kekurangan gizi dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Jangan buang waktu, tenaga dan biaya anda sia-sia. Solusi mencari KTI Kebidanan tercepat dan terlengkap di internet hanya di

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan. perkembangan kecerdasan, menurunkan produktivitas kerja, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Bayi (AKB). AKB menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Upaya untuk memperbaiki kesehatan ibu, bayi baru lahir, dan anak telah

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan. Dalam periode kehamilan ini ibu membutuhkan asupan makanan sumber energi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Anemia Gizi Besi (AGB) dan Kekurangan Energi Protein (KEP) di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan di Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. dewasa. Remaja adalah tahapan umur yang datang setelah masa anak anak

BAB 1 : PENDAHULUAN. terutama dalam masalah gizi. Gizi di Indonesia atau negara berkembang lain memiliki kasus

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dalam sintesa hemoglobin. Mengkonsumsi tablet Fe sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia (SDKI) tahun 2012 AKI di Indoensia mencapai 359 per jumlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Periode Kehamilan merupakan masa dimulainya konsepsi

BAB I PENDAHULUAN. penentu status kesejahteraan negara. Hal tersebut dikarenakan Angka Kematian

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang menjadi dambaan setiap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. serius di negara berkembang. Menurut laporan World Health Organization

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan salah satunya adalah penyakit infeksi. Masa balita juga merupakan masa kritis bagi

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia pada masa mendatang (Bobak, Lowdermik & Jensen, 2005). Upaya dalam kesehatan telah dipersiapkan yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuabaet al., 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. masa kehamilan. Anemia fisiologis merupakan istilah yang sering. walaupun massa eritrosit sendiri meningkat sekitar 25%, ini tetap

BAB I PENDAHULUAN. 2001). Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kejadian kematian ke dua (16%) di kawasan Asia (WHO, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat. makin besar dengan adanya anemia 51%, nifas 45%.

Transkripsi:

BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) tahun 2010 menyebutkan faktor utama yang menyebabkan kematian ibu adalah pendarahan yaitu sebesar 28%, eklampsia 24%, dan infeksi 11%. Selain itu, juga disebutkan bahwa penyebab terpenting kematian maternal di Indonesia adalah perdarahan yang mencapai angka 40-60%, infeksi sekitar 20-30% dan keracunan kehamilan sekitar 20-30%, sisanya sekitar 5% disebabkan penyakit lain yang memburuk saat kehamilan atau persalinan. (1) Penyebab pendarahan pada kehamilan diantaranya yaitu anemia. Anemia merupakan masalah utama gizi yang memiliki prevalensi paling tinggi di dunia dan menjangkit lebih dari 600 juta manusia dengan frekuensi yang cukup tinggi yaitu berkisar antara 10% sampai 35%. Hal ini berdampak negatif pada kelompok-kelompok yang rentan mengalami anemia (Wanita Usia Subur (WUS), ibu hamil, anak usia sekolah, dan remaja) yang dapat meningkatkan kesakitan dan kematian yang tinggi. Menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI), ibu hamil termasuk dalam kategori lebih berisiko untuk mengalami anemia dibanding kelompok lainnya. Oleh karena itu, World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa anemia termasuk (2, 3) dalam 10 masalah kesehatan terbesar di abad modern ini. WHO menyebutkan meskipun anemia sudah dikenal sebagai masalah gizi masyarakat selama bertahun-tahun, kemajuan di dalam penurunan angka kejadiannya masih dinilai sangat rendah. Hal ini sesuai dengan data yang diperoleh WHO dimana 20% dari 515.000 kematian

maternal diseluruh dunia disebabkan oleh anemia. Selain itu, prevalensi kejadian anemia masih menunjukkan masalah kesehatan masyarakat dimana kejadian anemia di dunia menduduki urutan ketiga dengan prevalensi pada ibu hamil 74%. Di dunia terdapat 34% ibu hamil dengan anemia dimana 75% berada di negara sedang berkembang. Anemia yang sering terjadi pada negaranegara berkembang adalah anemia zat gizi besi yang merupakan masalah gizi mikro terbesar dan tersulit diatasi di seluruh dunia serta menyumbang 50-80% dari penyebab utama anemia di dunia. (2) WHO melaporkan bahwa terdapat 52% ibu hamil mengalami anemia di negara berkembang. Prevalensi anemia di Asia bervariasi seperti yang disebutkan WHO bahwa pada tahun 2007 prevalensi ibu hamil yang mengalami defisiensi besi di Filiphina berkisar 55%, Thailand 45%, Malaysia 30% dan Singapura 7%. Pada tahun 2008, data WHO menyatakan bahwa WUS di Asia Tenggara 45,7% dan di Afrika 47,5% dilaporkan menderita anemia. Sedangkn di Bangladesh, tercatat bahwa 26% kematian ibu disebabkan oleh anemia dan pendarahan setelah melahirkan. (2) Prevalensi anemia di Indonesia masih termasuk dalam kategori sedang, akan tetapi di beberapa daerah masih dijumpai prevalensi yang termasuk dalam kategori berat. Di Indonesia terdapat 63,5 % ibu hamil yang mengalami anemia. Berdasarkan data WHO pada tahun 2008, prevalensi anemia tahun 1993-2005 pada WUS di Indonesia mencapai 33,1%, angka ini lebih tinggi dibandingkan negara-negara Asia Tenggara lainnya, seperti Thailand (17,8%), Brunei (20,4%), Vietnam (24,3%), dan Malaysia (30,1%). Pada tahun 2010 angka kejadian anemia masih cukup tinggi yaitu sekitar 50-70 juta jiwa, anemia defisiensi besi (anemia yang disebabkan kurang zat besi) mencapai 20%-33%. Parahnya lagi 40,1% anemia dialami wanita hamil dengan batas bawah Hb 11 gr/dl. (4)

Data laporan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kejadian anemia pada ibu hamil yaitu 15,92 % pada tahun 2012, 18,43 % pada tahun 2013, dan 20,7 % pada tahun 2014. Data dari Buku Profil Kesehatan Kota Padang mencatat kasus kematian ibu pada tahun 2013 dan 2014 mengalami peningkatan dengan jumlah masingmasing 15 kasus dan 16 kasus dengan AKI pada tahun 2013 yang dilaporkan yaitu 84/100.000 kelahiran hidup dan pada tahun 2014 sebanyak 94/100.000 kelahiran hidup. Pendarahan merupakan penyebab tertinggi kematian ibu tersebut setelah eklampsia. Sedangkan prevalensi anemia pada ibu hamil yaitu 12,64 % pada tahun 2013 dan meningkat menjadi 13,5 % pada tahun 2014. Dari data Dinas Kesehatan Kota (DKK) Padang diketahui bahwa Puskesmas Ambacang menduduki prevalensi tertinggi di Kota Padang dari 22 puskesmas yang ada yaitu dengan angka kejadian pada tahun 2014 sebesar 29,5 % dan tahun 2015 sebesar 22,1 %. (5-8) Anemia adalah suatu keadaan kekurangan kadar Hb dalam darah yang terutama disebabkan oleh kekurangan zat gizi besi yang diperlukan untuk pembentukan Hb. Keadaan ini mengakibatkan darah tidak cukup mengikat dan mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Akibatnya akan terjadi kelelahan, kesulitan berpikir dan pada ibu hamil akan berdampak pada ibu dan janinnya, dampak yang timbul antara lain, kehamilan abortus, Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR), kelahiran prematur, Intra Uterine Growth Retardation (IUGR), power tenaga saat melahirkan lemah sehingga menyebabkan persalinan menjadi lama yang dapat meningkatkan angka infeksi pada ibu dan bayi, dan atonia uteri (penyebab terjadinya perdarahan pada saat melahirkan maupun setelah melahirkan). (4) Akibat dari kejadian anemia jika tidak diberi intervensi akan menyebabkan beberapa penyakit seperti gagal jantung kongestif, penyakit infeksi kuman, thalasemia, gangguan sistem imun, dan meningitis serta dapat menimbulkan kematian. Selain itu, juga terdapat dampak

jangka panjang yang akan mempengaruhi tingkat kesehatan bayi sebagai penerus bangsa dan negara di masa yang akan datang. (4) Di Indonesia, sebagian besar anemia disebabkan oleh kekurangan zat besi Fe sehingga disebut anemia kekurangan zat besi atau Anemia Gizi Besi (AGB). Zat besi (Fe) adalah salah atau unsur gizi yang merupakan komponen pembentuk hemoglobin (Hb) atau sel darah merah. Program Penanganan Masalah Anemia oleh Mothercare Indonesia menyebutkan bahwa Anemia Gizi Besi disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu pola makanan sehari-hari. Asupan zat gizi besi dipengaruhi oleh pola makanan yang dapat memacu (enhancer factor) penyerapan zat gizi besi seperti vitamin C, vitamin A, dan protein. Selain itu, penyerapan zat gizi besi juga dipengaruhi oleh pola makanan yang dapat menghambat (inhibitor factor) penyerapan zat gizi besi di dalam tubuh seperti teh dan kopi. (9) Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Lia di Kota Bandung, diketahui bahwa faktor pola makan mempengaruhi kejadian anemia. Penelitian pada tahun 2014 yang dilakukan oleh Eliani dkk didapatkan bahwa kejadian anemia pada ibu hamil dengan kategori anemia sedang sebanyak 27,5%, dan anemia berat sebanyak 5,0%. Menurut penelitian tersebut, hal ini disebabkan karena kurangnya asupan zat besi dari makanan sehari-hari dan ibu hamil tidak mengkonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) secara rutin. Penelitian I Made juga berkesimpulan sama, bahwa salah satu tindakan preventif kejadian anemia pada ibu hamil yaitu dengan mengatur makanan yang membantu penyerapan zat gizi besi dan mengurangi makanan penghambat penyerapan zat gizi besi. Vitamin C merupakan salah satu makanan yang dapat memacu penyerapan zat gizi besi, hal ini dibuktikan oleh penelitian Bulkis dkk, yang menyimpulkan bahwa ada hubungan yang

signifikan antara asupan vitamin C dengan status Hb pada ibu hamil. Selain itu, frekuensi konsumsi sumber zat besi nonhem, frekuensi konsumsi sumber pelancar zat besi dan frekuensi konsumsi penghambat zat besi juga mempunyai hubungan yang siginifikan dengan status Hb ibu hamil. Vitamin A juga merupakan faktor yang dapat memacu penyerapan zat gizi besi, hal ini sesuai dengan penelitian Sofi yang menyimpulkan terdapat hubungan yang siginifikan antara asupan Vitamin A dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Penelitian yang dilakukan oleh Eliani dkk pada tahun 2014 berkesimpulan bahwa protein juga memiliki hubungan yang signifikan terhadap kejadian anemia pada ibu hamil dengan nilai p = 0,001. Penelitian Yudi menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara konsumsi teh dengan kejadian anemia. Berkesimpulan sama, penelitian Bulkis dkk menyatakan bahwa konsumsi penghambat zat besi (teh, kopi, bayam) mempunyai hubungan yang signifikan dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Berdasarkan uraian di atas, terlihat bahwa prevalensi kejadian anemia di dunia, Asia Tenggara, Indonesia dan Kota Padang masih tinggi dan perlu diperhatikan dengan serius untuk mencegah dampak yang tidak diinginkan. Dari data awal dan hasil penelitian sebelumnya diketahui bahwa pola konsumsi zat yang memacu dan menghambat penyerapan zat gizi besi berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti Hubungan Pola Konsumsi Faktor Pemacu dan Penghambat Penyerapan Zat Gizi Besi dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang tahun 2016. 1.2 Perumusan Masalah Rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan pola konsumsi faktor pemacu dan penghambat penyerapan zat gizi besi dengan kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Ambacang tahun 2016?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan pola konsumsi faktor pemacu dan penghambat penyerapan zat gizi besi dengan kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Ambacang tahun 2016. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengetahui distribusi frekuensi karakteristik ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Ambacang tahun 2016 2. Mengetahui disribusi rata-rata konsumsi faktor pemacu penyerapan zat gizi besi (vitamin C, vitamin A, dan protein) pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Ambacang tahun 2016 3. Mengetahui disribusi rata-rata konsumsi faktor penghambat penyerapan zat gizi besi (teh dan kopi) pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Ambacang tahun 2016 4. Mengetahui hubungan pola konsumsi faktor pemacu penyerapan zat gizi besi (vitamin C, vitamin A, dan protein) dengan kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Ambacang tahun 2016 5. Mengetahui hubungan pola konsumsi faktor penghambat penyerapan zat gizi besi (teh dan kopi) dengan kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Ambacang tahun 2016 6. Mengetahui faktor pemacu penyerapan zat gizi besi (vitamin C, vitamin A, dan protein) dan faktor penghambat penyerapan zat gizi besi (teh dan kopi) yang paling berkonstribusi pada kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Ambacang tahun 2016.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis 1. Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat a. Untuk penambahan literatur tentang anemia pada ibu hamil b. Untuk pengembangan ilmu kesehatan masyarakat mengenai hubungan pola konsumsi faktor pemacu dan penghambat penyerapan zat gizi besi dengan kejadian anemia pada ibu hamil 2. Bagi peneliti a. Untuk menambah pengetahuan peneliti dalam menemukan hubungan pola konsumsi faktor pemacu dan penghambat penyerapan zat gizi besi dengan kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Ambacang tahun 2016 b. Untuk menambah wawasan dan meningkatkan kemampuan peneliti dan mengimplementasikan ilmu yang diperoleh di perkuliahan dalam suatu penelitian di lapangan c. Untuk memberikan kesempatan lebih pada peneliti dalam mempersiapkan, mengumpulkan, mengolah, menganalisis, dan menginformasikan data yang diperoleh 3. Bagi peneliti selanjutnya Sebagai bahan tambahan referensi dan sumbangan pikiran bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut. 1.4.2 Manfaat Praktis 1. Bagi Dinas Kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi dan masukan bagi pemegang program yang berkaitan dengan anemia pada ibu hamil dalam mengetahui hubungan pola konsumsi faktor pemacu dan penghambat penyerapan zat gizi besi dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Dengan demikian pengambilan keputusan dapat menyusun rencana strategis yang tepat sebagai upaya menurunkan kejadian anemia pada ibu hamil di Indonesia dan di Kota Padang khususnya 2. Bagi Puskesmas di Kota Padang Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi pihak Puskesmas dalam penyelenggaraan kesehatan ibu, terutama dalam menentukan langkah penanggulangan dan pencegahan yang tepat kejadian anemia pada ibu hamil di Kota Padang 3. Bagi Masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi tambahan mengenai hubungan pola konsumsi faktor pemacu dan penghambat penyerapan zat gizi besi dengan kejadian anemia pada ibu hamil sehingga masyarakat lebih meningkatkan kesadaran dan lebih memperhatikan gaya hidup dalam memelihara kesehatan, khususnya dalam masalah anemia pada ibu hamil. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah hubungan pola konsumsi faktor pemacu dan penghambat penyerapan zat gizi besi dengan kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Ambacang tahun 2016. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus tahun 2016 yang berlokasi di wilayah kerja Puskesmas Ambacang Kota Padang.