ABSTRAK. Kata kunci : Metode pembelajaran tutor sebaya meningkatkan hasil belajar siswa.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan intervasi yang paling utama bagi setiap

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata I ( S1 ) Program Studi Pendidikan Akuntansi

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER

YENY SURYA DEWI A 54B FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional di Indonesia telah ditetapkan

PEMBELAJARAN MELALUI DISKUSI KELOMPOK DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SKRIPSI

PENERAPAN STRATEGI COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S 1 Program Pendidikan Akuntansi

EFEKTIVITAS METODE TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 SRAGEN TAHUN AJARAN 2006/2007

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh SISWANTI A

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Disusun oleh: ASTRI MARHENI

NASKAH PUBLIKASI. Strata 1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: ATIK SETYAWAN NIM : A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

NASKAH PUBLIKASI. Oleh: EKO MARGIANTO A PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memenuhi derajat sarjana S-1 Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN. (tingkah laku) individu dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan. Tujuan

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Oleh : Siti Rusminah A

PENERAPAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA POWER POINT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MEDIA ABAKUS PADA SISWA KELAS III SDN 02 KARANG KARANGPANDAN TAHUN 2012/2013 SKRIPSI

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING

PENERAPAN METODE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA BANGUN DATAR KELAS V SEMESTER II DI SDN 2 CINGKRONG PURWODADI GROBOGAN

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN SAVI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 ANGGASWANGI GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar UMI CHASANAH A 54A100106

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Biologi

JURNAL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

PENERAPAN METODE BELAJAR TUNTAS (MASTERY LEARNING) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PAJANG III LAWEYAN SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN QUIZ TEAM PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KARTASURA 6 TAHUN AJARAN 2011 / 2012

Mutiah GuruSDN Tlogohaji IKec.SumberrejoKab. Bojonegoro

I. PENDAHULUAN. mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman

Naskah Publikasi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Pendidikan Guru Sekolah Dasar

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA MATERI EKOSISTEM MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN MAKE A MATCH

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI KEGIATAN EKONOMI INDONESIA DENGAN METODE TUTOR SEBAYA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 01 JATIKUWUNG KECAMATAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Oleh: Siti Halimah SD Negeri 01 Sembon, Karangrejo, Tulungagung

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENERAPAN METODE DISKUSI TIPE BUZZ GROUP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Akuntansi

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Matematika. Disusun oleh:

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika

PENERAPAN PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE

NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Diajukan oleh :

NASKAH PUBLIKASI. Oleh: FELLA ULYA FAHMA A PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER PADA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

VARIASI PENGATURAN TEMPAT DUDUK SISWA DALAM UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN MOTIVASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV DI SD NEGERI 1 SAWAHAN

PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK (PTK

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS JOYFUL LEARNING PADA SISWA KELAS IV SD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat

Kata kunci : Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Assisted Individualization (TAI), motivasi belajar, dan hasil belajar.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENCARI KATA DAN ISTILAH. Daryuni

JURNAL. Oleh: SUYATI NPM Dibimbing oleh : 1. Dra. Budhi Utami, M.Pd. 2. Dra. Dwi Ari Budiretnani, M.Pd.

UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KEEP ON LEARNING DENGAN PEMBERIAN TUGAS TERSTRUKTUR

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. pergaulan Pasar Bebas seperti GATT, WTO, AFTA dan pergaulan dunia yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. semakin tinggi pula tingkat keberhasilan pembelajaran. dasar untuk pengembangan materi lebih lanjut.

PENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SEKOLAH MENEGAH PERTAMA

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN SCRAMBLE SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN DAYA INGAT MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI 9 SRAGEN NASKAH PUBLIKASI

QUICK ON. Disusun Oleh:

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

Candra Hulopi SI Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo

PENINGKATAN KEBERANIAN DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE KOOPERATIF TIPE STAD (PTK

Edudikara, Vol 1 (2); 34-41,

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS DISCOVERY METHOD UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia yang mandiri, bertanggung jawab, kreatif, berilmu, sehat,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE PAIRED STORYTELLING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi sebagaian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA. KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju,

Efektivitas Penggunaan Metode Kooperatif Learning Model Jigsaw Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun oleh : ANNA NUR ELAWATI A.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proaktif (urun rembuk) dalam memecahkan masalah-masalah yang diberikan

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF MELALUI STRATEGI KNOW-WANT TO KNOW-LEARNED (KWL) PADA SISWA KELAS III MI MUHAMMADIYAH NGASEM

BAB I PENDAHULUAN. maupun kewajiban sebagai warga negara yang baik. Untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. dengan kualitas, relevansi, dan efisiensi pendidikan. pendidikan diarahkan kepada pencapaian tujuan-tujuan tertentu yang disebut

IMPLEMENTASI STRATEGI GO TO YOUR POST UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Sebagai Persyaratan Tugas Akhir Program Sarjana S-1 PGSD Universitas Muhammadiyah Surakarta. Oleh: ATIKA NUR RAHMAWATI

A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING (PTK

Transkripsi:

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL JURNAL PENYESUAIAN MELALUI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TUTOR SEBAYA PADA SISWA KELAS X AKUNTANSI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BATIK 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : APRILIA ADI UTAMI A 210080011 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

ABSTRAK PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL JURNAL PENYESUAIAN MELALUI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TUTOR SEBAYA PADA SISWA KELAS X AKUNTANSI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BATIK 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 Aprilia Adi Utami, A 210080011, Jurusan Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012, 123 halaman. Dalam melakukan proses pembelajaran guru dapat memilih dan menggunakan beberapa metode mengajar. Tujuan penelitian ini adalah 1) Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam menyelesaikan materi jurnal penyesuaian, 2) Untuk mengetahui pemahaman siswa tentang materi jurnal penyesuaian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindak kelas. Upaya pemecahan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan langkah langkah sebagai berikut : (1) Perencanaan tindakan, (2) Pelaksanaan tindakan, (3) Pengamatan dan (4) Refleksi. Teknik pengumpulan data yaitu observasi dan dokumentasi. Analisis data dari penelitian ini dengan cara deskripsi kualitatif yaitu dengan cara menganalisis data perkembangan siswa dari siklus I sampai siklus II. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode pembelajaran tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa pokok bahasan jurnal penyesuaian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum tindakan didapat hasil belajar siswa yang dinyatakan tuntas sebesar 27,9 % atau 12 siswa dan yang dinyatakan belum tuntas sebesar 72,1 % atau 31 siswa, pada siklus I meningkat yang dinyatakan tuntas sebesar 51,2 % atau 22 siswa dan 48,8 % attar 21 siswa dinyatakan belum tuntas, dan pada siklus II juga meningkat menjadi 79,1 % atau 34 siswa dinyatakan tuntas dan 20,9 % atau 9 siswa dinyatakan belum tuntas. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan metode pembelajaran tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa sebesar 34 siswa atau 79,1 %. Kata kunci : Metode pembelajaran tutor sebaya meningkatkan hasil belajar siswa. 1

PENDAHULUAN Pendidikan merupakan intervasi yang paling utama bagi setiap bangsa. Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka upaya meningkatkan tujuan nasional. Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan anak bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakat dan bangsa. Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan tersebut maka setiap warga Negara memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan. Menurut Sukmadinata (2009:24) mendefinisikan bahwa Pendidikan merupakan kegiatan mengoptimalkan potensi, kecakapan dan karakteristik pribadi peserta didik. Kegiatan pendidikan diarahkan kepada pencapaian tujuan-tujuan tertentu yang disebut tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan minimal diarahkan kepada pencapaian empat sasaran yaitu, (1) Pengembangan segi-segi kepribadian, (2) Pengembangan kemampuan kemasyarakatan, (3) Pengembangan kemampuan melanjutkan studi, dan (4) Pengembangan kecakapan dan kesiapan untuk bekerja. Pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan yang mencakup tiga aspek di atas, yaitu aspek kognitif, aspek afektif, aspek psikomotorik sehingga dapat mengikuti bahkan menjadi pelopor pembaharuan dalam pendidikan. Salah satu upaya pembaharuan di bidang pendidikan adalah pembaharuan strategi atau meningkatkan relevansi metode mengajar. Seorang siswa dinyatakan telah belajar apabila telah terjadi perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan yang dikehendaki sebagai hasil belajar mencakup aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek pikomotorik. Aspek kognitif berkenaan dengan panguasaan pengetahuan baru atau penambahan pengetahuan yang telah ada, aspek afektif berkenaan dengan pengembangan sikap dan minat baru atau penyempurnaan sikap dan minat yang telah dimiliki, sedangkan aspek psikomotorik berhubungan dengan penguasaan keterampilan bam atau 2

penyempurnaan keterampilan yang dimiliki, ketiga aspek tersebut dikenal dalam dunia pendidikan sebagai indikator keberhasilan belajar. Pendukung keberhasilan belajar adalah kesiapan belajar. Kesiapan belajar adalah kondisi-kondisi yang mendahului kegiatan belajar mengajar itu sendiri. Kesiapan belajar terhadap apa yang akan diajarkan oleh guru pada pertemuan nantinya dapat berdampak pada prestasi siswa itu sendiri. Faktor dalam lain yang menunjang keberhasilan belajar siswa adalah keaktifan siswa di kelas. Kegagalan dan keberhasilan sangat bergantung pada siswa karena individu mempunyai sifat dan karakter yang berbeda. Makin aktif siswa dalam proses belajar mengajar, baik mandiri maupun di sekolah makin baik tercapai prestasi belajarnya. Strategi mengajar dianggap relevan jika mampu mengantarkan siswa mencapai tujuan pendidikan melalui pembelajaran. Strategi mengajar merupakan cara yang digunakan oleh guru dalam mengajarkan materi pelajaran dengan memusatkan perhatian pada situasi belajar untuk mencapai tujuan. Strategi mengajar yang baik adalah strategi yang menuntut keaktifan siswa dalam berfikir dan bertindak secara berdikari dan kreatif dalam mengembangkan materi yang sudah dikuasai. Sekolah memiliki banyak potensi yang dapat dimanfaatkan untuk menunjang keberhasilan suatu program pembelajaran. Potensi yang ada di sekolah, yaitu semua sumber-sumber (sumber-sumber belajar) yang dapat mempengaruhi hasil dari proses belajar dan pembelajaran. Sistem tutor sebaya dilakukan atas dasar bahwa ada sekelompok siswa yang lebih mudah bertanya, lebih terbuka dengan teman sendiri dibandingkan dengan gurunya. Disiplin diri yang diberikan siswa dengan didasari oleh motivasi yang positif dari internal dan eksternal siswa baik yang prestasinya tinggi (si Tutor) maupun siswa yang yang prestasinya rendah (si Mentor) demi terciptanya suatu kondisi yang tepat bagi siswa untuk secara maksimal menerima bahan ajaran, sehingga tugas yang diberikan seorang guru tidak dianggap sebagai suatu keterpaksaan/beban oleh siswa melainkan sebagai suatu kebutuhan yang harus dipenuhi. Kelebihan lain sistem tutor sebaya dapat meminimalisir kesenjangan yang terjadi antara siswa yang prestasinya rendah dengan siswa yang prestasinya lebih 3

tinggi dalam suatu kelas. Selanjutnya siswa termotivasi dalam menyelesaikan tugas dan motivasi itu diharapkan tumbuh dari terciptanya hubungan yang saling menentukan dan membutuhkan antara guru, siswa yang prestasinya dalam pelajaran akuntansi khususnya jurnal penyesuaian tergolong tinggi dan siswa yang prestasinya rendah. Dampak semuanya ini, seorang guru dituntut untuk mempersiapkan, memaksimalkan kemampuannya tanpa harus menjadi informatory (pemberi informasi) saja tetapi guru juga berfungsi sebagai mediator, komunikator, fasilitator dan tutor sehingga guru mampu memberikan tugas yang sesuai dengan tingkat kematangan siswa yang pada akhirnya dapat memotivasi siswa dalam peningkatan prestasi belajar. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan pada tanggal 9 Januari 2012 menunjukkan bahwa kebanyakan siswa Sekolah Menengah Kejuruan Batik 1 Surakarta beranggapan sama, bahwa Akuntansi adalah mata pelajaran sulit, sukar dipahami terutama jika sudah menyangkut penyelesaian soal-soal pada materi pokok jurnal penyesuaian. Hal ini dapat diketahui dari hasil wawancara dengan beberapa siswa kelas X Akuntansi sebagai berikut: 1) Banyak siswa yang sudah menganggap Akuntansi sulit dipahami khususnya jurnal penyesuaian ; 2) Ada siswa tidak bisa tetapi mereka takut bertanya ; 3) Kebanyakan siswa hanya belajar bila ada PR atau ulangan, bahkan seringkali beberapa siswa mengerjakan PR di sekolahan dengan mencontoh temannya. Dalam proses pembelajaran di kelas X Akuntansi yang terjadi, ternyata sebagian siswa belum memahami materi yang telah diajarkan oleh guru. Padahal setiap kali guru selesai menerangkan materi guru selalu bertanya kepada siswa mengenai kejelasan materi yang telah disampaikan tetapi tidak ada siswa yang bertanya. Namun saat diberi latihan soal siswa kesulitan dan tidak bisa mengerjakan. Selain itu guru dalam proses belajar mengajar menggunakan metode ceramah yang menyebabkan kesulitan dalam memahami materi yang disampaikan dan mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru. Tabel Prosentase Hasil Belajar Pada Kondisi Awal Keterangan Prosentase Tuntas 27,9% ( 12 Siswa ) Belum Tuntas 72,1% ( 31 Siswa ) 4

Dalam model pembelajaran tutor sebaya yang menjadi tutor tidak harus yang paling pandai tetapi yang tuntas terhadap bahan pelajaran yang sedang dibahas dan memiliki hubungan emosional yang baik, bersahabat dan menunjang situasi pemberian bimbingan ( tutoring ). Peran seorang guru hanya menjadi fasilitator, motivasi dan pengelolaan kelas yang dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan setiap siswa bebas mengemukakan dan mengkomunikasi idenya dengan siswa lain. Untuk itu maka peneliti mencoba menerapkan model pembelajaran, baru yaitu model pembelajaran kooperatif dengan tutor sebaya, yang nantinya diharapkan akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa terutama dalam menyelesaikan soal-soal pada materi pokok jurnal penyesuaian. Penelitian ini mempunyai perumusan masalahannya yaitu Adakah peningkatan hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal-soal jurnal penyesuaian melalui implementasi pembelajaran kooperatif dengan tutor sebaya pada siswa kelas X Akuntansi SMK BATIK 1 SURAKARTA tahun ajaran 2011/2012. Dalam kegiatan penelitian ini penulis mempunyai tujuan sebagai berikut : 1) Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam menyelesaikan materi jurnal penyesuaian; 2) Untuk mengetahui pemahaman siswa tentang materi jurnal penyesuaian. LANDASAN TEORI Menurut Moeslichatoen yang dikutip oleh Hadis (2006:60), Belajar dapat diartikan sebagai proses yang membuat terjadinya proses belajar dan perubahan itu sendiri dihasilkan dari usaha dalam proses belajar. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk proses belajar secara keseluruhan dan perubahan itu sendiri yang dihasilkan pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungan proses belajar. Ciri-ciri belajar menurut Djamarah ( 2002:15) yaitu: 1) Belajar adalah perubahan yang terjadi secara sadar ; 2) Perubahan dalam belajar bersifat fungsional; 3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan akti; 4) Perubahan dalam belajar tidak bersifat sementara; 5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah; 6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku. Menurut Slameto (2003:27-28), 5

prinsip-prinsip belajar yang perlu diketahui antara lain : a) prasayat yang diperlukan untuk belajar; b) sesuai hakikat; c) belajar adalah proses kontinyuitas. Menurut Slameto ( 2003:12), faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah sebagai berikut: 1) faktor intern ( faktor jasmaniah, faktor psikologi, faktor kelelahan ) ; 2) faktor ekstern ( Faktor keluarga, faktor sekolah, faktor masyarakat). Menurut Mudjiono ( 2006 ), mendefinisikan bahwa Hasil belajar merupakan perubahan yang terjadi setelah proses belajar mengajar dan proses managemen dalam kurun waktu tertentu. Menurut Darsono ( 2000:7 ), faktorfaktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu: 1) faktor Internal ( kecerdasan. Motivasi, sikap, bakat, keadaan fisik dan psikis siswa); 2) Faktor eksternal ( Guru, faktor keluarga, faktor sumber belajar. Menurut Sugiyanto ( 2007:10 ) mendefinisikan bahwa Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang saling silih asuh untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahan pahaman yang dapat menimbulkan permusuhan, sebagai latihan hidup di masyarakat. Model pembelajar kooperatif adalah model pembelajaran yang menempatkan siswa belajar bersama-sama dalam kelompok yang beranggotakan tiga sampai lima siswa dengan tingkat kemampuan attar jenis kelamin attar latar belakang yang berbeda. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang menitikberatkan pada pembentukan kelompok kecil siswa untuk bekerjasama dan saling membantu dalam mencapai ketuntasan belajar bersama. Menurut Ischak dan Warji dalam Suherman (2003:276) berpendapat bahwa Tutor sebaya adalah sekelompok siswa yang telah tuntas terhadap bahan pelajaran, memberi bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami bahan pelajaran yang dipelajarinya. Mengingat bahwa siswa adalah unsur pokok dalam pelajaran yang pada akhirnya dapat mengubah tingkah lakunya sesuai dengan yang diharapkan. Model ini dilakukan dengan cara memberdayakan kemampuan siswa yang memiliki daya serap yang tinggi, siswa tersebut mengajarkan materi atau latihan 6

kepada teman-temannya yang belum paham. Model ini banyak sekali manfaatnya baik dari sisi siswa yang berperan sebagai tutor maupun bagi siswa yang diajarkan. Peran guru adalah mengawasi kelancaran pelaksanaan metode ini dengan memberi pengarahan dan lain-lain. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tutor sebaya sebagai berikut: 1) Beberapa siswa yang pandai disuruh mempelajari suatu topik; 2) Guru memberi penjelasan umum tentang topik yang akan dibahas; 3) Kelas dibagi kedalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 5-6 orang siswa dan kelompok yang berbentuk adalah kelompok yang heterogen; 4) Siswa yang pandai disebarkan ke setiap kelompok untuk memberi bantuannya; 5) Guru membimbing siswa yang perlu mendapat bimbingan khusus; 6) Jika ada siswa yang lebih paham memberitahu siswa yang kurang paham dan jika ada masalah yang tidak dapat terpecahkan siswa meminta bantuan kepada guru; 7) Guru mengadakan evaluasi. Penelitian tindakan kelas adalah sebuah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan jalan merancang, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya guru sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Dalam pembelajaran dengan metode tutor sebaya memberikan manfaat bagi siswa untuk bekerja sama dan menjalin komunikasi dengan sesama teman untuk memecahkan masalah. Bertolak dari kerangka pemikiran di atas diduga bahwa ada pengaruh peningkatan hasil belajar dengan menggunakan metode tutor sebaya. Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, penelitian memiliki gambaran skema yang jelas dalam penelitian yang akan dilakukan sebagai berikut : Kondisi Awal Guru belum mengunakan metode pembelajaran yang tepat, sehingga hasil belajar siswa kurang. Langkah Tindakan Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan metode tutor sebaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran. Kondisi Akhir Dengan menggunakan metode tutor sebaya, hasil belajar siswa akan semakin meningkat. Gambar. 1. Kerangka Pemikiran 7

Menurut Sugiyono (2010:96), Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan penelitian dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Dengan demikian hipotesis yang akan diajukan oleh peneliti adalah sebagai berikut : Ada peningkatan hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal-soal jurnal penyesuaian melalui implementasi pembelajaran kooperatif dengan tutor sebaya kelas X Akuntansi SMK Batik 1 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012. METODE PENELITIAN Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas X Akuntansi SMK Batik 1 Surakarta tahun ajaran 2011/2012. Waktu penelitian dilaksanakan selama semester genap tahun ajaran 2011/2012 pada bulan Januari sampai selesai. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X Akuntansi SMK Batik 1 Surakarta tahun ajaran 2011/2012. Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yaitu mengenai upaya untuk mengembangkan metode tutor sebaya dalam meningkatkan hasil belajar yang dilakukan melalui kerjasama kolaborasi antara guru akuntansi, Kepala sekolah dan peneliti. Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu upaya guru atau peneliti dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki keadaan yang kurang memuaskan dan atau untuk meningkatkan mutu pembelajaran dikelas. Penelitian tindakan kelas merupakan tindakan pemecahan masalah yang dimulai dari : a) perencanaan, b) pelaksanaan, c) observasi, d) refleksi dan e) evaluasi yang telah disusun, dilakukan observasi dan evaluasi yang hasilnya digunakan sebagai masukan untuk melakukan refleksi. Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini peneliti berperan sebagai guru yang menyampaikan materi pelajaran rencana pelaksanaan pembelajaran dan prosedur yang sudah ditentukan. Apabila dalam pelaksanaan siklus penelitian ini hasil akhirnya kurang mencapai kriteria ketuntasan maka dilanjutkan dengan pelaksanaan siklus selanjutnya. Penelitian tindakan kelas yang dimaksudkan untuk menerapkan metode tutor sebaya dalam pembelajaran akuntansi berdasarkan pengalaman secara 8

langsung dikelas dan secara operasional menurut Arikunto ( 2010:17-23 ) model penelitian tindakan kelas ini mencakup empat tahap yang terdiri dari: a) Perencanaan, b) Pelaksanaan, c) observasi dan d) refleksi. Adapun model penelitian tindakan kelas sebagai berikut : Perencanaan Refleksi SIKLUS I Pengamatan Pelaksanaan Refleksi Perencanaan SIKLUS II Pelaksanaan Pengamatan? Gambar Siklus Prosedur Penelitian Penjelasan langkah-langkah tindakan diatas sebagai berikut :1) Siklus I : a) Perencanaan adalah langkah yang dilakukan oleh guru ketika akan memulai tindakannya, selanjutnya dilakukan persiapan tindakan pembelajaran yang terdiri dari Identifikasi Masalah dan Perencanaan Solusi Masalah; b) Pelaksanaan Tindakan yaitu Tindakan dilaksanakan oleh peneliti yag bertindak sebagai guru berdasarkan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya; c) Pengamatan adalah proses mencermati jalannya pelaksanaan tindakan. Penelitian mengamati segala kegiatan guru dan siswa di dalam kelas dan mencatatnya dalam pedoman pengamatan yang telah dibuat; d) Refleksi atau dikenal dengan peristiwa renungan adalah langkah mengingat kembali kegiatan yang sudah lampau yang dilakukan oleh guru maupun siswa. Hasil refleksi tersebut digunakan untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya dalam upaya mencapai tujuan; 2) Siklus II: a) Perencanaan yaitu perencanaan tindakan ini mengacu pada hasil tindakan yang telah dilaksanakan sebagai solusi pemecahan masalah, selanjutnya disusun langkah-langkah persiapan tindakan pembelajaran pada siklus II sebagai berikut : Identifikasi masalah dan Perencanaan solusi masalah; b) Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada pertemuan berikutnya setelah siklus I selesai dilaksanakan. Peneliti bertindak sebagai guru berdasarkan perencanaan yang telah 9

dibuat sebelumnya; c) Pengamatan ini dilaksanakan untuk melihat jalannya pelaksanaan tindakan yang didasarkan pada pelaksanaan siklus I, semua proses jalannya pembelajaran dan peningkatan keaktifan dalam proses pembelajaran; d) Refleksi pada siklus II dilakukan setelah semua proses pembelajaran selesai dilaksanakan. Permasalahan-permasalahan yang ada dikaji dan dicarikan solusinya. Hasil refleksi digunakan untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya dalam upaya mencapai tujuan. Langkah selanjutnya dimungkinkan untuk dilaksankan jika tarjet belum tercapai. Teknik pengumpulan data adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan dapat diolah menjadi satu data yang dapat disajikan sesuai dengan masalah yang dihadapi dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini untuk memperoleh datanya melalui observasi dan dokumentasi yang masing-masing diuraikan sebagai berikut : 1) Observasi Menurut Arikunto (2007:127), Observasi adalah kegiatan pengamatan ( pengambilan data ) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan yang telah mencapai sasaran. Observasi dilakukan untuk mengamati pelaksanaan dan perkembangan pembelajaran akuntansi khususnya dalam menyelesaikan soal-soal jurnal penyesuaian yang dilakukan oleh para siswa; 2) Dokumentasi Menurut Arikunto (2008:158), Dokumentasi adalah mencari dan mengumpulkan data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen, rapot, agenda dan sebagainya. Dokumentasi yang digunakan untuk memperoleh data di sekolah dan identitas siswa antara lain nama siswa dan nomor induk siswa, transkip nilai dan mengambil gambar atau foto dalam proses belajar saat penelitian dilakukan. Pada penelitian tindakan kelas ini data dianalisis sejak tindakan pembelajaran dilakukan dan dikembangkan selama proses refleksi sampai proses penyusunan laporan untuk kesinambungan dan kedalaman pembelajaran data penelitian ini digunakan analisis interaktif. Data yang dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan analisis interaktif yang terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan pengambilan kesimpulan dilakukan dalam bentuk interaktif dengan pengumpulan data sebagai suatu proses siklus tersebut dapat digambarkan seperti dibawah ini : 10

Pengumpulan Data Penyajian data Reduksi Data Penarikan Kesimpulan Gambar Komponen Dalam Analisis Data ( Sugiyono 2008:29) Penjelasan komponen analisis data diatas sebagai berikut : 1) Pengumpulan Data yaitu kegiatan pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah pertama, menentukan subyek penelitian, langkah yang ke dua adalah mengadakan tatap muka langsung anatara peneliti dengan subyek penelitian dilanjutkan dengan observasi dan penelaah dokumen; 2) Reduksi adalah suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mpengorganisasikan data sehingga pada akhirnya dapat ditarik kesimpulan.; 3) Penyajian Data yaitu berupa sekumpulan informasi dalam bentuk teks naratif yang disusun, diatur, disingkat dalam kategori-kategori sehingga mudah dipahami yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan; 4) Penarikan Kesimpulan yaitu Penarikan kesimpulan ini dilakukan secara bertahap dari kesimpulan makna tiap kategori disimpulkan sementara, kemudian dilakukan penyimpulan dengan cara berdiskusi dengan mitra kaloborasi. Verifikasi adalah sebagai pemikiran kembali yang dilakukan oleh penganalisis tentang apa yang ditulis dan juga tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan. Data yang telah diseleksi dapat diambil kesimpulannya. Menurut Uno (2007:71), Instrument adalah suatu alat yang digunakan untuk mengambil data atau informasi. Instrument digunakan untuk mengatur kemampuan dalam aspek kognitif atau pengetahuan. Menurut Uno (2007:71-72) ada dua jenis instrumen penelitian yaitu: 1) Instrumen tes; 2) Instrumen non tes Dalam penelitian ini instrument yang digunakan adalah berupa observasi untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soalsoal jurnal penyesuaian dan penelitian ini termasuk penelitian kualitatif. Dalam penelitian ini indikator pencapaian yang diinginkan adalah peningkatan hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal-soal jurnal penyesuaian melalui metode 11

tutor sebaya pada kelas X Akuntansi SMK Batik I Surakarta Tahun ajaran 2011/2012 dapat meningkat minimal 75%. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan pada siswa kelas X Akuntansi 1 SMK Batik 1 Surakarta terdiri atas dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Setiap siklus terdiri atas empat tahapan yang meliputi: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) pengamatan/observasi, dan 4) refleksi. Hasil penelitian tindakan kelas dari siklus I sampai dengan siklus II dapat dijelaskan seperti dibawah ini: Sebelum pelaksanaan siklus, peneliti mengadakan observasi untuk mengetahui kondisi awal siswa. Berdasarkan hasil observasi diperoleh data bahwa hasil belajar siswa hanya sebesar 27,9 % dari 43 siswa. Hal ini disebabkan karena adanya faktor intern yang ada pada diri siswa misalnya, ketika guru sedang menjelaskan materi siswa tidak memperhatikan, ramai sendiri, apabila disuruh mengerjakan latihan soal soal ada siswa yang tidak mengerjakan sendiri dan hanya menyontek hasil pekerjaan teman. Dengan melihat permasalahan itu, peneliti bersama guru mata pelajaran Akuntansi kelas X Akuntansi 1 SMK Batik 1 Surakarta sepakat menerapkan metode Tutor Sebaya dalam proses pembelajaran. Setelah metode Tutor sebaya diterapkan dalam pembelajaran pada siklus I hasil belajar siswa meningkat menjadi sebesar 51,2 % dihitung dari rata rata setiap indikator hasil belajar. Respon siswa terhadap metode Tutor sebaya ditandai dengan adanya keaktifan siswa yang meliputi, kesiapan siswa sebanyak 60,5 %, kedisiplinan siswa sebanyak 46,5 %, kemampua bertanya sebesar 53,5 %, kemampuan menjawab pertanyaan sebesar 55,8 %, dan keaktifan berpendapat sebesar 67,4 %. Hasil penelitian tindakan pada siklus I belum optimal dan belum memenuhi hipotesis tindakan, maka peneliti mengadakan revisi dan evaluasi agar memperoleh hasil yang optimal dengan memperbaiki kekurangan dalam penelitian, misalnya menciptakan suassana pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan, memberikan motivasi kepada siswa agar siswa tidak merasa 12

bosan dalam mengikuti pelajaran. Setelah rancangan siklus diperbaiki, peneliti melaksanakan siklus II, dalam pelaksanaan tindakan siklus II ini terjadi peningkatan hasil belajar siswa sebesar 79,1 % yang sesuai dengan indikator pencapaian. Selain itu hasil respon siswa terhadap metode Tutor sebaya yang meliputi kesiapan siswa sebanyak 65,1 %, kedisiplinan siswa sebanyak 55,8 %, kemampua bertanya sebesar 58,1 %, kemampuan menjawab pertanyaan sebesar 62,8 %, dan keaktifan berpendapat sebesar 79,1 %. Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II mengenai penggunaan metode Tutor sebaya dalam pembelajaran Akuntansi materi jurnal penyesuaian telah dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini: Gambar. 1 Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa Prosentase 90.0% 80.0% 70.0% 60.0% 50.0% 40.0% 30.0% 20.0% 10.0% 0.0% Prasiklus Siklus I Siklus II Selain itu respon siswa terhadap metode Tutor sebaya juga mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini: Prosentase 90.0% 80.0% 70.0% 60.0% 50.0% 40.0% 30.0% 20.0% 10.0% 0.0% Gambar. 2 Grafik Respon Terhadap Metode Pembelajaran Tutor Sebaya Prasiklus Siklus I Siklus II Kesiapan Siswa Kedisiplinan Siswa Kemampuan bertanya Kemampuan menjawab pertanyaan keaktifan berpendapat 13

Dengan demikian hipotesis tindakan dengan indikator pencapaian 75 % telah terbukti benar adanya karena dengan menggunakan metode Tutor Sebaya dalam proses pembelajaran Akuntansi materi jurnal penyesuaian kelas X Akuntansi 1 SMK Batik 1 Surakarta tahun ajaran 2011/2012 dapat meningkatkan hasil belajar siswa sebesar 79,1%. KESIMPULAN Berdasarkan hasil dari penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan sebanyak 2 siklus dengan menggunakan metode pembelajaran aktif melalui Tutor Sebaya dalam pembelajaran dengan materi jurnal penyesuaian diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1) Keaktifan Belajar Siswa kelas X Akuntansi 1 SMK Batik 1 Surakarta dalam mengikuti pembelajaran akuntansi materi jurnal penyesuaian mengalami peningkatan. Dimana diperoleh prosentase keaktifan siswa dari siklus I yang meliputi kesiapan siswa sebanyak 60,5 %, kedisiplinan siswa sebanyak 46,5 %, kemampuan bertanya sebesar 53,5 %, kemampuan menjawab pertanyaan sebesar 55,8 %, dan keaktifan berpendapat sebesar 67,4 %, sedangkan pada siklus II yang meliputi kesiapan siswa sebanyak 65,1 %, kedisiplinan siswa sebanyak 55,8 %, kemampuan bertanya sebesar 58,1 %, kemampuan menjawab pertanyaan sebesar 62,8 %, dan keaktifan berpendapat sebesar 79,1 %. Hasil tersebut menunjukkan bahwa dengan metode Tutor Sebaya dapat meningkat; 2) Hasil Belajar Siswa kelas X Akuntansi 1 SMK Batik 1 Surakarta mengalami peningkatan pada mata pelajaran Akuntansi materi jurnal penyesuaian. Peningkatan hasil belajar tersebut berlangsung secara bertahap dari setiap siklusnya dari siklus I siswa yang tuntas belajar sebesar 51,2 %, sedangkan siklus II siswa yang tuntas belajarnya sebesar 79,1 %. Dengan demikian bahwa dengan penerapan metode pembelajaran aktif Tutor Sebaya materi jurnal penyesuaian mengalami peningkatan. 14

DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2010. Penelitian Tindakan. Yogyakarta: Aditya Media. Darsono, Max dkk. 2000. Pelajar dan Pembelajaran. Semarang : IKIP Semarang Pers. Djamarah, Syaiful Bahri dkk. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Sinar Grafik. Kusuma, Arie Yuliska. 2011. Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Dengan model Pembelajaran Jigsaw Dan Tutor Sebaya Ditinjau Dari Hasil Belajar Pada Pokok Bahasan Persegi Dan Persegi Panjang ( Pada siswa Kelas VII SMP Al- Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011). UMS. Mudjiono, Dimyati. 2006. Belajar Dan pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Priyogo, Adi. 2011. Penerapan Strategi Pembelajaran Active Learning Dengan Pendekatan Tutor Sebaya Berdasarkan Hasil UASBN Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika siswa ( PTK Pembelajaran Matematika Dikelas VI SDN Banaran 02 Grogol Sukoharjo). Skripsi thesisi. UMS Silberman, Mel. 2009. Active Learning. Yogyakarta: Pustaka Insani Madani. Slameto. 2003. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV. Alfabeta. Uno, Hamzah,B. 2007. Model Pembelajaran ( Menciptakan Proses Belajar- Mengajar Yang Kreatif Dan Efektif ). Jakarta: Bumi Aksara. http://dassuwanda-.wordpress.com/2008/04/18/pengelolaan-pembelajaran-tutorsebaya/ diakses tanggal 10 Januari 2012. http://kep-katro.blogspot.com/2011/10/skripsi-ptk-penerapan-metode-tutor.html diakses tanggal 21 Februari 2012 15