BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian. Pelaksanaan tugas jabatan notaris harus berpedoman pada kaidah hukum dan

dokumen-dokumen yang mirip
A. Latar Belakang Masalah Di ambang abad ke-21 ditandai dengan bertumbuhnya saling

BAB I PENDAHULUAN. tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar (UUD)

BAB I PENDAHULUAN. menjamin kepastian hukum bagi seluruh rakyat Indonesia. tersebut. Sebagai salah satu contoh, dalam hal kepemilikan tanah

PERUBAHAN KODE ETIK NOTARIS KONGRES LUAR BIASA IKATAN NOTARIS INDONESIA BANTEN, MEI 2015

BAB I PENDAHULUAN. ini, ada dua aturan yang wajib dipatuhi oleh seorang Notaris yaitu Undang-

BAB IV PENUTUP. 1. Peran organisasi profesi Notaris dalam melakukan pengawasan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. dan ahli dalam menyelesaikan setiap permasalahan-permasalahan hukum.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pilar-pilar utama dalam penegakan supremasi hukum dan atau. memberikan pelayanan bagi masyarakat dalam bidang hukum untuk

BAB I PENDAHULUAN. dengan perikatan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari dan juga usaha

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan pasal..., Ita Zaleha Saptaria, FH UI, ), hlm. 13.

BAB I PENDAHULUAN. dihadapkan pada masalah krisis keuangan global. Krisis ini berlanjut terus

BAB I PENDAHULUAN. unsur yang diatur dalam Pasal 1868 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. 1. Dibuat dalam bentuk ketentuan Undang-Undang;

BAB I PENDAHULUAN. notaris merupakan pejabat umum yang mendapatkan delegasi kewenangan. yang tidak memihak dan penasehat hukum yang tidak ada cacatnya

BAB III PENUTUP. sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Pelanggaran Kode Etik dan Undang-Undang Jabatan Notaris yang

BAB I PENDAHULUAN. robot-robot mekanis yang bergerak dalam tanpa jiwa, karena lekatnya etika pada

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus menjunjung tinggi Kode Etik Profesi Notaris sebagai rambu yang

BAB I PENDAHULUAN. bersamaan dengan berkembangnya perekonomian di Indonesia. Hal ini tentu saja

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia Tahun 2004 Nomor 117, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4432, Penjelasan umum.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap interaksi yang dilakukan manusia dengan sesamanya, tidak

BAB I PENDAHULUAN. padat ini termasuk salah satu kota besar di Indonesia, walau luasnya yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk Undang Undang yaitu Undang Undang Nomor 30 Tahun 2004

KODE ETIK IKATAN PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan sektor pelayanan jasa publik yang saat ini semakin berkembang,

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan hukum kepada masyarakat yang memerlukan perlindungan dan

BAB I PENDAHULUAN. negara. Untuk menjamin kepastian, ketertiban, dan perlindungan hukum

BAB I PENDAHULUAN. termasuk bidang hukum, mengingat urgensi yang tidak bisa dilepaskan. melegalkan perubahan-perubahan yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Peraturan Jabatan Notaris berisi

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengawasan majelis..., Yanti Jacline Jennifer Tobing, FH UI, Universitas Indonesia

2017, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG NOTARIS YANG MELAKUKAN KEGIATAN DI PASAR MODAL. BAB I KETENTUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai tujuan membangun negara yang sejahtera (Welfare State), akan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut juga termasuk mengatur hal-hal yang diantaranya hubungan antar

B A B V P E N U T U P

KODE ETIK NOTARIS IKATAN NOTARIS INDONESIA (I.N.I.) BAB I KETENTUAN UMUM

KODE ETIK NOTARIS IKATAN NOTARIS INDONESIA (I.N.I)

KODE ETIK IKATAN PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. jaminan kepastian hukum di bidang pertanahan, pertama-tama memerlukan

ANGGARAN DASAR IKATAN NOTARIS INDONESIA HASIL KONGRES XIX IKATAN NOTARIS INDONESIA JAKARTA, 28 JANUARI 2006

BAB I PENDAHULUAN. Notaris/PPAT merupakan profesi hukum sekaligus sebagai suatu profesi

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris. menentukan bahwa dalam menjalankan tugas jabatannya, seorang

BAB I PENDAHULUAN. akan disebut dengan UUJNP, sedangkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

BAB 1 PENDAHULUAN. perbankan, pertanahan, kegiatan sosial, pasar modal, dan untuk kepastian

BAB I PENDAHULUAN. dilengkapi dengan kewenangan hukum untuk memberi pelayanan umum. bukti yang sempurna berkenaan dengan perbuatan hukum di bidang

PERUBAHAN ANGGARAN DASAR IKATAN NOTARIS INDONESIA KONGRES LUAR BIASA IKATAN NOTARIS INDONESIA BANTEN, MEI 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 27/POJK.04/2014 Tentang Perizinan Wakil Penjamin Emisi Efek dan Wakil Perantara Pedagang Efek

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Penjamin Emisi Efek adalah Pihak yang membuat kontr

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2018 TENTANG PERIZINAN WAKIL PENJAMIN EMISI EFEK DAN WAKIL PERANTARA PEDAGANG EFEK

BAB I PENDAHULUAN. bukti dalam ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. tetapi hakikat profesinya menuntut agar bukan nafkah hidup itulah yang

BAB I PENDAHULUAN. hukum dengan cita-cita sosial dan pandangan etis masyarakatnya. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. penting untuk dapat mempengaruhi pola perdagangan. Kemampuan

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 67 /POJK.04/2017 TENTANG NOTARIS YANG MELAKUKAN KEGIATAN DI PASAR MODAL

3. Peraturan Pemerintah...

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Tinjauan meengenai..., Dini Dwiyana, FH UI, Universitas Indonesia

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dan hakikat pembangunan nasional adalah untuk. menciptakan masyarakat yang adil dan makmur, sebagaimana tercantum

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia peraturan mengenai notaris dicantumkan dalam Reglement op het

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

LEMBARAN NEGARA PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG KODE ETIK BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

Direksi Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek SALINAN

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan strategi pembangunan hukum nasional. Profesionalitas dan

umum, ini dikuatkan lagi dengan akta yang dikeluarkan adalah alat bukti pemerintah dalam menjalankan jabatannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peranan hukum dalam mengatur kehidupan masyarakat sudah dikenal

BAB I PENDAHULUAN. hukum diungkapkan dengan sebuah asas hukum yang sangat terkenal dalam ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan masyarakat yang berpengaruh terhadap kehidupan sosial

KODE ETIK PSIKOLOGI MUKADIMAH

BAB III PEMBAHASAN. A. Akibat Hukum terhadap Jabatan Notaris yang Dinyatakan Pailit Menurut UUJN DAN UU Kepailitan.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG

BAB I PENDAHULUAN. untuk selanjutnya dalam penulisan ini disebut Undang-Undang Jabatan

BAB IV PENUTUP. terhadap protokol Notaris, pemeriksaan terhadap akta-akta yang

BAB III SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. autentik, yaitu dalam nilai pembuktian, akta autentik ini mempunyai

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia adalah negara hukum, pernyataan tersebut diatur

BAB I PENDAHULUAN. otentik guna tercapainya kepastian hukum. Peran Notaris dalam sektor. Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris, yaitu:

BAB V PENUTUP. 1) Kriteria-kriteria pelanggaran hukum dalam promosi produk digital yang

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06/PRT/M/2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. sosial, tidak akan lepas dari apa yang dinamakan dengan tanggung jawab.

-1- SALINANSALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 17 /SEOJK.04/2016 TENTANG

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 50 /SEOJK.04/2016 PENGAKUAN TERHADAP ASOSIASI MANAJER INVESTASI

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Manajer Investasi adalah Pihak yang kegiatan usahan

BAB I PENDAHULUAN. tertulis untuk berbagai kegiatan ekonomi dan sosial di masyarakat. Notaris

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG NOTARIS YANG MELAKUKAN KEGIATAN DI PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembang dikarenakan berkembangnya globalisasi kehidupan. Segala

Makalah Kejahatan E-Commerce "Kasus Penipuan Online" Nama : Indra Gunawan BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 11/Menhut-II/2011 TENTANG PEDOMAN KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN KEHUTANAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 25/POJK.04/2014 TENTANG PERIZINAN WAKIL MANAJER INVESTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKERJAAN PEREKAM MEDIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1980 TENTANG TINDAK PIDANA SUAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. pemecahan permasalahan dalam pengambilan setiap keputusan. Hukum. akan mendapatkan sanksi dari eksternal power.

KOMISI PENGAWAS HAJI INDONESIA هيئة املراقبة لتنظيم احلج اإلندونيسي THE SUPERVISORY COMMISSION FOR THE INDONESIAN PILGRIMAGES KODE ETIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi yang memudahkan kegiatan kehidupan manusia ini sangat

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.116 /SEOJK.04/ TENTANG PENGAKUAN TERHADAP ASOSIASI WAKIL MANAJER INVESTASI

BAB I PENDAHULUAN. tugas, fungsi dan kewenangan Notaris. Mereka belum bisa membedakan tugas mana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum. 1. Hal itu

KOMISI YUDISIAL: Norma Etika Yang Dipositifkan dan Metode Kerjannya

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Pelaksanaan tugas jabatan notaris harus berpedoman pada kaidah hukum dan kaidah moral, kaidah hukum yang berlaku saat ini bagi notaris adalah Undang- Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris dengan perubahan dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris, sedangkan kaidah moral yang secara khusus mengatur tentang profesi notaris adalah Kode Etik Notaris yang ditentukan oleh Perkumpulan Ikatan Notaris Indonesia. Ketentuan kewajiban dan larangan bagi notaris diatur dalam Undang-Undang Jabatan Notaris dan Kode Etik Notaris, hal ini untuk menjaga kehormatan dan keluhuran martabat jabatan notaris dalam menjalankan tugas jabatannya, namun dalam praktek di lapangan masih terjadi pelanggaran yang dilakukan oleh notaris, pelanggaran tersebut antara lain adalah publikasi atau promosi notaris melalui media elektronik. Larangan tersebut diatur dalam Pasal 4 ayat (3) Kode Etik Notaris.

2 Bentuk-bentuk larangan promosi notaris di media elektronik yang termasuk pelanggaran terhadap Kode Etik Notaris dan Undang-Undang Jabatan Notaris adalah 1 : a) Mencantumkan nama dan jabatan di media internet, baik melalui alamat situs atau website-nya maupun dalam suatu blog di media internet. Hal ini dapat dianalogikan dengan pencantuman nama dan jabatan notaris pada kartu ucapan berduka cita atau dalam bentuk karangan bunga yang merupakan pelanggaran terhadap Kode Etik Notaris, terlebih lagi dalam hal pencantuman nama dan jabatan notaris di media elektronik (internet) yang dapat diketahui seluruh warga dunia. b) Memberikan informasi di media elektronik (internet) yang bersifat mengarah pada kantor seorang notaris. Setelah dilakukan penelitian, baik di dalam blog seorang notaris atau dalam website-nya dapat diketahui beberapa hal yang bersifat memberikan informasi yang mengarah pada kantor seorang notaris, seperti mencantumkan nama, alamat, serta nomor telepon kantor notaris. c) Mempergunakan bahasa-bahasa iklan dengan mencantumkan nama dan jabatan notaris dengan tujuan untuk mendorong atau membujuk agar orang lain memilih notaris yang bersangkutan. Sanksi bagi notaris yang melakukan pelanggaran terhadap larangan promosi notaris di media elektronik belum pernah diterapkan, hal ini disebabkan belum efektifnya pengawasan terhadap notaris. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, peneliti akan mengkaji masalah penegakan Kode Etik Notaris terhadap larangan promosi melalui media elektronik sehingga masih ditemukan pelanggaran tersebut. Media elektronik, antara lain internet telah menjadi sarana yang diperhitungkan untuk iklan dan promosi. Pengguna internet dapat melihat apa yang ditawarkan 1 Lihat Mursyid Hidayat, 2009, Larangan Promosi Notaris di Media Elektronik (Internet) dalam Kaitannya dengan Kode Etik Notaris dan UU Jabatan Notaris, Tesis, Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum UGM, Yogyakarta.

3 pemilik situs atau website yang berada di Indonesia atau di negara lain di seluruh dunia dalam waktu bersamaan. Internet dapat menjangkau seluruh penjuru dunia dan tersedia selama 24 jam sehari. Situs web merupakan identitas produsen di internet, semacam kartu nama atau brosur elektronik interaktif yang dapat dengan mudah diperbaharui isi maupun tampilannya. 2 Berdasarkan uraian tersebut jelas bahwa promosi notaris melalui media elektronik dalam hal ini internet merupakan pelanggaran terhadap larangan yang ditentukan dalam Pasal 4 ayat (3) Kode Etik Notaris, karena tampak seolah menyebarkan semacam kartu nama atau brosur elektronik yang berisikan identitas dari notaris yang membuat website atas jabatannya. Notaris dalam menjalankan profesi dibatasi oleh Kode Etik Notaris dan Undang- Undang Jabatan Notaris yang wajib ditaati. Apabila tidak ditaati maka notaris dapat dikenakan sanksi oleh badan atau lembaga yang berwenang untuk itu, untuk memaksakan berlakunya Kode Etik Notaris dan Undang-Undang Jabatan Notaris dibentuk suatu dewan atau majelis yang bertugas mengawasi tindakan-tindakan yang dilakukan oleh notaris dalam menjalankan jabatan profesinya sehari-hari. Meskipun telah ada dewan atau majelis yang mengawasi masih ditemui juga notaris melakukan tindakan-tindakan yang dilarang dalam Kode Etik Notaris dan Undang-Undang Jabatan Notaris. 2 Lihat Morrisan, 2010, Periklanan:Komunikasi Pemasaran Terpadu, Kencana, Jakarta, hlm.320.

4 Berlatar dari pelanggaran terhadap larangan promosi notaris melalui media elektronik yang masih dapat ditemui dalam pelaksanaan tugas jabatan notaris khususnya di Kota Yogyakarta, seperti yang ditemukan dalam internet Notaris Kota Yogyakarta berinisial WW 3 dan Notaris berinisial TSJ 4 yang mempunyai website sendiri berisi hal yang mengarah menunjukkan alamat kantor yang bersangkutan, maka dari sinilah pengkajian penegakan Kode Etik Notaris di Kota Yogyakarta terhadap pelanggaran larangan tersebut. Berdasarkan pertimbangan peneliti, maka penelitian dilakukan di daerah Kota Yogyakarta karena permasalahan dan responden mengenai penegakan Kode Etik Notaris terhadap larangan promosi melalui media elektronik ada di Kota Yogyakarta. Pemaparan diatas merupakan alasan untuk merumuskan permasalahan dalam tesis berjudul Penegakan Kode Etik Notaris Terhadap Larangan Promosi Melalui Media Elektronik di Kota Yogyakarta. B. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan uraian dalam latar belakang yang telah di paparkan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 3 https://foursquare.com/v/notaris-wahyu-wiryono/4d9e69009bf0a35ded0cfb0a, diakses tanggal 1 Oktober 2013. 4 http://www.notaristabithasrijeany.com/, diakses tanggal 1 Oktober 2013.

5 1. Bagaimana penegakan Kode Etik Notaris terhadap larangan promosi melalui media elektronik di Kota Yogyakarta? 2. Apa faktor pendukung dan penghambat penegakan Kode Etik Notaris terhadap larangan promosi melalui media elektronik di Kota Yogyakarta? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengkaji penegakan Kode Etik Notaris terhadap larangan promosi melalui media elektronik di Kota Yogyakarta. 2. Untuk mengkaji faktor pendukung dan penghambat penegakan Kode Etik Notaris terhadap larangan promosi melalui media elektronik di Kota Yogyakarta. D. Faedah Penelitian Faedah yang diharapkan dari penelitian ini, yaitu; 1. Secara Teoritis, bermanfaat bagi ilmu kenotariatan khususnya dan hukum pada umumnya. 2. Secara Praktis, bermanfaat bagi masyarakat, khususnya notaris, dan para praktisi hukum lain serta profesional yang berkaitan dengan judul penelitian ini.

6 E. Keaslian Penelitian Sepanjang pengetahuan peneliti permasalahan yang dibahas belum pernah diteliti oleh peneliti terdahulu. Adapun penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari penelitian sebelumnya sehingga dengan objek yang serupa tetapi tidak terdapat kesamaan didalamnya, karena permasalahan atas objek yang serupa berbeda. Pada penelitian ini, mempermasalahkan penegakan Kode Etik Notaris terhadap larangan promosi melalui media elektronik dan faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam penegakan Kode Etik Notaris. Hasil penelitian terdahulu sebagai bahan pertimbangan dalam melaksanakan penelitian. Adapun hasil penelitian tesis sebelumnya adalah: Larangan Promosi Notaris di Media Elektronik (internet) dalam Kaitannya dengan Kode Etik dan Undang-Undang Jabatan Notaris ditulis oleh Hidayat Mursyid/2009. Rumusan Masalah Penelitian: 1. Apa saja bentuk-bentuk larangan promosi notaris di media elektronik (internet) yang termasuk pelanggaran terhadap Kode Etik Notaris dan Undang-Undang Jabatan Notaris? 2. Bagaimanakah sanksi terhadap larangan promosi notaris di media elektronik (internet) yang termasuk pelanggaran Kode Etik Notaris dan Undang-Undang Jabatan Notaris? Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah : 1. Bentuk larangan promosi notaris di media elektronik (internet) yang termasuk pelanggaran terhadap Kode Etik Notaris dan Undang-Undang Jabatan Notaris adalah sebagai berikut :

7 a) Mencantumkan nama dan jabatan di media internet, baik melalui alamat situs atau website-nya maupun dalam suatu blog di media internet. Hal ini dapat dianalogikan dengan pencantuman nama dan jabatan notaris pada kartu ucapan berduka cita atau dalam bentuk karangan bunga yang merupakan pelanggaran terhadap Kode Etik Notaris, terlebih lagi dalam hal pencantuman nama dan jabatan notaris di media elektronik (internet) yang dapat diketahui seluruh warga dunia. b) Memberikan informasi di media elektronik (internet) yang bersifat mengarah pada kantor seorang notaris. Setelah dilakukan penelitian, baik di dalam blog seorang notaris atau dalam website-nya dapat diketahui beberapa hal yang bersifat memberikan informasi yang mengarah pada kantor seorang notaris, seperti mencantumkan nama, alamat, serta nomor telepon kantor notaris. c) Mempergunakan bahasa-bahasa iklan dengan mencantumkan nama dan jabatan notaris dengan tujuan untuk mendorong atau membujuk agar orang lain memilih notaris yang bersangkutan. 2. Pengaturan sanksi terhadap pelanggaran diatur dalam Kode Etik Notaris Pasal 6 ayat (1), namun sejauh ini belum ada penerapan sanksi terhadap pelanggaran larangan promosi notaris di media elektronik (internet) sebagaimana diatur dalam Pasal 6 ayat (1) Kode Etik Notaris.

8 Berdasarkan rumusan dan penelitian yang telah dilakukan dalam penelitian tersebut maka penelitian yang dilakukan saat ini berbeda dengan penelitian sebelumnya. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian lanjutan dari penelitian sebelumnya.