1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Pelaksanaan tugas jabatan notaris harus berpedoman pada kaidah hukum dan kaidah moral, kaidah hukum yang berlaku saat ini bagi notaris adalah Undang- Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris dengan perubahan dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris, sedangkan kaidah moral yang secara khusus mengatur tentang profesi notaris adalah Kode Etik Notaris yang ditentukan oleh Perkumpulan Ikatan Notaris Indonesia. Ketentuan kewajiban dan larangan bagi notaris diatur dalam Undang-Undang Jabatan Notaris dan Kode Etik Notaris, hal ini untuk menjaga kehormatan dan keluhuran martabat jabatan notaris dalam menjalankan tugas jabatannya, namun dalam praktek di lapangan masih terjadi pelanggaran yang dilakukan oleh notaris, pelanggaran tersebut antara lain adalah publikasi atau promosi notaris melalui media elektronik. Larangan tersebut diatur dalam Pasal 4 ayat (3) Kode Etik Notaris.
2 Bentuk-bentuk larangan promosi notaris di media elektronik yang termasuk pelanggaran terhadap Kode Etik Notaris dan Undang-Undang Jabatan Notaris adalah 1 : a) Mencantumkan nama dan jabatan di media internet, baik melalui alamat situs atau website-nya maupun dalam suatu blog di media internet. Hal ini dapat dianalogikan dengan pencantuman nama dan jabatan notaris pada kartu ucapan berduka cita atau dalam bentuk karangan bunga yang merupakan pelanggaran terhadap Kode Etik Notaris, terlebih lagi dalam hal pencantuman nama dan jabatan notaris di media elektronik (internet) yang dapat diketahui seluruh warga dunia. b) Memberikan informasi di media elektronik (internet) yang bersifat mengarah pada kantor seorang notaris. Setelah dilakukan penelitian, baik di dalam blog seorang notaris atau dalam website-nya dapat diketahui beberapa hal yang bersifat memberikan informasi yang mengarah pada kantor seorang notaris, seperti mencantumkan nama, alamat, serta nomor telepon kantor notaris. c) Mempergunakan bahasa-bahasa iklan dengan mencantumkan nama dan jabatan notaris dengan tujuan untuk mendorong atau membujuk agar orang lain memilih notaris yang bersangkutan. Sanksi bagi notaris yang melakukan pelanggaran terhadap larangan promosi notaris di media elektronik belum pernah diterapkan, hal ini disebabkan belum efektifnya pengawasan terhadap notaris. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, peneliti akan mengkaji masalah penegakan Kode Etik Notaris terhadap larangan promosi melalui media elektronik sehingga masih ditemukan pelanggaran tersebut. Media elektronik, antara lain internet telah menjadi sarana yang diperhitungkan untuk iklan dan promosi. Pengguna internet dapat melihat apa yang ditawarkan 1 Lihat Mursyid Hidayat, 2009, Larangan Promosi Notaris di Media Elektronik (Internet) dalam Kaitannya dengan Kode Etik Notaris dan UU Jabatan Notaris, Tesis, Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum UGM, Yogyakarta.
3 pemilik situs atau website yang berada di Indonesia atau di negara lain di seluruh dunia dalam waktu bersamaan. Internet dapat menjangkau seluruh penjuru dunia dan tersedia selama 24 jam sehari. Situs web merupakan identitas produsen di internet, semacam kartu nama atau brosur elektronik interaktif yang dapat dengan mudah diperbaharui isi maupun tampilannya. 2 Berdasarkan uraian tersebut jelas bahwa promosi notaris melalui media elektronik dalam hal ini internet merupakan pelanggaran terhadap larangan yang ditentukan dalam Pasal 4 ayat (3) Kode Etik Notaris, karena tampak seolah menyebarkan semacam kartu nama atau brosur elektronik yang berisikan identitas dari notaris yang membuat website atas jabatannya. Notaris dalam menjalankan profesi dibatasi oleh Kode Etik Notaris dan Undang- Undang Jabatan Notaris yang wajib ditaati. Apabila tidak ditaati maka notaris dapat dikenakan sanksi oleh badan atau lembaga yang berwenang untuk itu, untuk memaksakan berlakunya Kode Etik Notaris dan Undang-Undang Jabatan Notaris dibentuk suatu dewan atau majelis yang bertugas mengawasi tindakan-tindakan yang dilakukan oleh notaris dalam menjalankan jabatan profesinya sehari-hari. Meskipun telah ada dewan atau majelis yang mengawasi masih ditemui juga notaris melakukan tindakan-tindakan yang dilarang dalam Kode Etik Notaris dan Undang-Undang Jabatan Notaris. 2 Lihat Morrisan, 2010, Periklanan:Komunikasi Pemasaran Terpadu, Kencana, Jakarta, hlm.320.
4 Berlatar dari pelanggaran terhadap larangan promosi notaris melalui media elektronik yang masih dapat ditemui dalam pelaksanaan tugas jabatan notaris khususnya di Kota Yogyakarta, seperti yang ditemukan dalam internet Notaris Kota Yogyakarta berinisial WW 3 dan Notaris berinisial TSJ 4 yang mempunyai website sendiri berisi hal yang mengarah menunjukkan alamat kantor yang bersangkutan, maka dari sinilah pengkajian penegakan Kode Etik Notaris di Kota Yogyakarta terhadap pelanggaran larangan tersebut. Berdasarkan pertimbangan peneliti, maka penelitian dilakukan di daerah Kota Yogyakarta karena permasalahan dan responden mengenai penegakan Kode Etik Notaris terhadap larangan promosi melalui media elektronik ada di Kota Yogyakarta. Pemaparan diatas merupakan alasan untuk merumuskan permasalahan dalam tesis berjudul Penegakan Kode Etik Notaris Terhadap Larangan Promosi Melalui Media Elektronik di Kota Yogyakarta. B. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan uraian dalam latar belakang yang telah di paparkan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 3 https://foursquare.com/v/notaris-wahyu-wiryono/4d9e69009bf0a35ded0cfb0a, diakses tanggal 1 Oktober 2013. 4 http://www.notaristabithasrijeany.com/, diakses tanggal 1 Oktober 2013.
5 1. Bagaimana penegakan Kode Etik Notaris terhadap larangan promosi melalui media elektronik di Kota Yogyakarta? 2. Apa faktor pendukung dan penghambat penegakan Kode Etik Notaris terhadap larangan promosi melalui media elektronik di Kota Yogyakarta? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengkaji penegakan Kode Etik Notaris terhadap larangan promosi melalui media elektronik di Kota Yogyakarta. 2. Untuk mengkaji faktor pendukung dan penghambat penegakan Kode Etik Notaris terhadap larangan promosi melalui media elektronik di Kota Yogyakarta. D. Faedah Penelitian Faedah yang diharapkan dari penelitian ini, yaitu; 1. Secara Teoritis, bermanfaat bagi ilmu kenotariatan khususnya dan hukum pada umumnya. 2. Secara Praktis, bermanfaat bagi masyarakat, khususnya notaris, dan para praktisi hukum lain serta profesional yang berkaitan dengan judul penelitian ini.
6 E. Keaslian Penelitian Sepanjang pengetahuan peneliti permasalahan yang dibahas belum pernah diteliti oleh peneliti terdahulu. Adapun penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari penelitian sebelumnya sehingga dengan objek yang serupa tetapi tidak terdapat kesamaan didalamnya, karena permasalahan atas objek yang serupa berbeda. Pada penelitian ini, mempermasalahkan penegakan Kode Etik Notaris terhadap larangan promosi melalui media elektronik dan faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam penegakan Kode Etik Notaris. Hasil penelitian terdahulu sebagai bahan pertimbangan dalam melaksanakan penelitian. Adapun hasil penelitian tesis sebelumnya adalah: Larangan Promosi Notaris di Media Elektronik (internet) dalam Kaitannya dengan Kode Etik dan Undang-Undang Jabatan Notaris ditulis oleh Hidayat Mursyid/2009. Rumusan Masalah Penelitian: 1. Apa saja bentuk-bentuk larangan promosi notaris di media elektronik (internet) yang termasuk pelanggaran terhadap Kode Etik Notaris dan Undang-Undang Jabatan Notaris? 2. Bagaimanakah sanksi terhadap larangan promosi notaris di media elektronik (internet) yang termasuk pelanggaran Kode Etik Notaris dan Undang-Undang Jabatan Notaris? Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah : 1. Bentuk larangan promosi notaris di media elektronik (internet) yang termasuk pelanggaran terhadap Kode Etik Notaris dan Undang-Undang Jabatan Notaris adalah sebagai berikut :
7 a) Mencantumkan nama dan jabatan di media internet, baik melalui alamat situs atau website-nya maupun dalam suatu blog di media internet. Hal ini dapat dianalogikan dengan pencantuman nama dan jabatan notaris pada kartu ucapan berduka cita atau dalam bentuk karangan bunga yang merupakan pelanggaran terhadap Kode Etik Notaris, terlebih lagi dalam hal pencantuman nama dan jabatan notaris di media elektronik (internet) yang dapat diketahui seluruh warga dunia. b) Memberikan informasi di media elektronik (internet) yang bersifat mengarah pada kantor seorang notaris. Setelah dilakukan penelitian, baik di dalam blog seorang notaris atau dalam website-nya dapat diketahui beberapa hal yang bersifat memberikan informasi yang mengarah pada kantor seorang notaris, seperti mencantumkan nama, alamat, serta nomor telepon kantor notaris. c) Mempergunakan bahasa-bahasa iklan dengan mencantumkan nama dan jabatan notaris dengan tujuan untuk mendorong atau membujuk agar orang lain memilih notaris yang bersangkutan. 2. Pengaturan sanksi terhadap pelanggaran diatur dalam Kode Etik Notaris Pasal 6 ayat (1), namun sejauh ini belum ada penerapan sanksi terhadap pelanggaran larangan promosi notaris di media elektronik (internet) sebagaimana diatur dalam Pasal 6 ayat (1) Kode Etik Notaris.
8 Berdasarkan rumusan dan penelitian yang telah dilakukan dalam penelitian tersebut maka penelitian yang dilakukan saat ini berbeda dengan penelitian sebelumnya. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian lanjutan dari penelitian sebelumnya.