BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yogyakarta merupakan salah satu kota besar yang ada di Indonesia. Banyaknya tempat wisata di sertai dengan suasana kota yang nyaman, membuat Yogyakarta menjadi salah satu pilihan kota untuk berwisata. Tidak hanya menjadi kota wisata, Yogyakarta juga terkenal memiliki julukan sebagai Kota Pelajar. Banyaknya sekolah-sekolah dan universitas ternama menarik minat para pelajar untuk menuntut ilmu di Yogyakarta. Menjadi salah satu tujuan wisata yang terkenal, tujuan untuk menuntut ilmu para pelajar, dan juga sebagai salah satu kota besar di Indonesia, tentu saja Yogyakarta harus memiliki prasarana jalan yang memadai untuk memberikan pelayanan yang aman dan nyaman bagi para penggunanya. Pertumbuhan kepemilikan kendaraan pribadi setiap tahunnya terus bertambah. Banyaknya kendaraan pribadi yang melintas di jalanan Yogyakarta, baik kendaraan pendatang maupun milik penduduk lokal menjadikan lalu lintas menjadi semakin padat. Semakin banyaknya jumlah kendaraan pribadi tersebut tidak dapat diimbangi oleh pertumbuhan jaringan jalan yang mengakibatkan kinerja ruas jalan semakin menurun dan semakin diperburuk dengan tingginya kegiatan di sepanjang jalan, seperti pembangunan pertokoan, pusat perbelanjaan, dan perumahan (Malkhamah, 2012). Semakin memburuknya kinerja ruas jalan menimbulkan dampak pada pemborosan waktu, peningkatan kecelakaan lalu lintas, dan peningkatan polusi udara serta suara. Kepadatan lalu lintas tentu saja menjadi salah satu masalah ditimbulkan oleh semakin banyaknya kendaraan pribadi. Kepadatan lalu lintas terjadi apabila jumlah kendaraan yang melintas pada suatu jalan melebihi dari kapasitas jalan tersebut. Kepadatan lalu lintas menyebabkan terjadinya kemacetan lalu lintas. Salah satu solusi untuk mengurangi kemacetan dan mengembalikan kinerja jalan adalah dengan mengurangi jumlah kendaraan yang ada. Apabila jumlah kendaraan yang melintas suatu jalan berkurang maka kemungkinan untuk terjadinya kemacetan menjadi lebih kecil. Salah satu cara untuk merekayasa jumlah pengguna jalan yaitu dengan mengalihkan pengguna jalan menggunakan angkutan umum. Penggunaan angkutan 1
2 umum menyebabkan efisiensi di berbagai bidang yang nantinya dapat menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan juga efisiensi infrastuktur yaitu berkurangnya kebutuhan ruang jalan (Malkamah, 2012). Direncanakan angkutan umum yang digunakan adalah trem. Trem adalah suatu moda transportasi berbentuk kereta yang memiliki rel khusus yang biasanya cocok untuk digunakan pada daerah perkotaan. Dengan dialihkannya pengguna kendaraan pribadi menjadi menggunakan trem ini, diharapkan terjadi peningkatan kinerja jalan sehingga tercipta suasana berkendara yang aman dan nyaman. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penulisan tugas akhir ini berdasarkan latar belakang yaitu: 1. Bagaimana kinerja ruas jalan pada kondisi tanpa trem di jam puncak berdasarkan analisis Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997? 2. Bagaimana kinerja ruas jalan pada kondisi ada trem (jalur trem dapat dilalui kendaraan lain) di jam puncak berdasarkan analisis MKJI 1997? 3. Bagaimana kinerja ruas jalan pada kondisi ada trem (jalur trem tidak dapat dilalui kendaraan lain) di jam puncak berdasarkan analisis MKJI 1997? 4. Bagaimana kinerja ruas jalan pada tahun 2015, 2020, 2025, dan 2030 untuk masingmasing kondisi jalan? 5. Berapa jumlah penumpang yang harus pindah ke angkutan umum agar kinerja ruas jalan kembali efektif (derajat kejenuhan 0,75)? 6. Bagaimana solusi peningkatan kinerja ruas jalan apabila ada pengurangan 50% arus lalu lintas akibat perpindahan ke angkutan umum trem? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian dalam penulisan tugas akhir ini adalah: 1. Melakukan analisis kinerja ruas jalan di jam puncak pada kondisi tanpa trem 2. Melakukan analisis kinerja ruas jalan di jam puncak pada kondisi ada trem (jalur trem dapat dilalui kendaraan lain) 3. Melakukan analisis kinerja ruas jalan di jam puncak pada kondisi ada trem (jalur trem tidak dapat dilalui kendaraan lain) 4. Melakukan analisis proyeksi kinerja ruas jalan pada tahun 2015, 2020, 2025, dan 2030 untuk masing-masing kondisi jalan
3 5. Melakukan analisis jumlah penumpang yang harus pindah ke angkutan umum trem 6. Mengusulkan solusi mengenai peningkatan kinerja ruas jalan apabila ada 50% arus lalu lintas akibat perpindahan moda ke angkutan umum trem. 1.4 Batasan Masalah Batasan masalah dalam penulisan tugas akhir ini adalah: 1. Lokasi penelitian dibatasi hanya pada: a. Ruas 1: Jalan Jendral Sudirman (Gramedia-KFC) b. Ruas 2: Jalan Jendral Sudirman (KFC-Tugu) c. Ruas 3: Jalan Diponegoro (Tugu-Pingit) 2. Pengambilan data arus lalu lintas dilakukan pada jam sibuk pagi di hari kerja setiap 15 menit selama 2 jam, yaitu pada pukul 06:00-08:00 WIB 3. Data yang diambil dari pelaksanaan survei lalu lintas adalah jumlah arus lalu lintas yang melalui ruas jalan yang ditinjau dan waktu tempuh kendaraan 4. Analisis kinerja ruas jalan mengacu pada dibagi menjadi 3 kondisi: a. Kondisi 1: Kondisi ruas jalan tanpa trem b. Kondisi 2: Kondisi ruas jalan ada trem (jalur trem dapat dilalui kendaraan lain) c. Kondisi 3: Kondisi ruas jalan ada trem (jalur trem tidak dapat dilalui kendaraan lain) 5. Penilaian kinerja ruas jalan didasarkan hanya pada nilai derajat kejenuhan (DS) 6. Perpindahan arus tidak memperhitungkan kapasitas penumpang yang dapat ditampung oleh trem 7. Karakteristik ruas jalan tanpa trem mengacu pada Kajian Rencana Pengembangan Tranportasi Perkeretaapian di Perkotaan Yogyakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta oleh Universitas Gadjah Mada, Direktorat Jendral Perkeretaapian Kementrian Perhubungan, Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta, PT.LEN INDUSTRI (Persero) dan PT. INDUSTRI KERETA API (Persero). 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian yang dapat diambil dalam penulisan tugas akhir ini adalah: 1. Dapat digunakan sebagai ilmu pengetahuan dan informasi bagi bidang pendidikan tentang pengaruh perencanaan angkutan umum trem terhadap kinerja suatu ruas jalan
4 2. Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi pihak dan instansi terkait mengenai pengadaan angkutan umum trem di Kota Yogyakarta 3. Dapat mendorong masyarakat untuk pertimbangan dalam penggunaan kendaraan pribadi dan mendukung perencanaan pengadaan angkutan umum trem sebagai salah satu solusi untuk mengatasi kepadatan lalu lintas yang telah dan akan terjadi. 1.6 Keaslian Penelitian Penelitian mengenai analisis kinerja ruas jalan sudah pernah dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu, tetapi terdapat perbedaan antara satu penelitian dengan yang lainnya. Beberapa penelitian-penelitian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya yaitu sebagai berikut: Amin (2006), Evaluasi Kinerja ruas jalan Malioboro. Jalan Malioboro merupakan salah satu pusat wisata di Kota Yogyakarta. Menjadi salah satu kawasan yang ramai dikunjungi keberadaan ruas jalan ini banyak menyebabkan terjadinya kemacetan. Dalam menganalisis ruas jalan ini, parameter yang digunakan Taufiq Al Amin yaitu derajat kejenuhan, analisis kecepatan-waktu perjalanan dan tundaan karena hentian kendaraan dan kepadatan lalu lintas. Umam (2008), Evaluasi Kinerja ruas jalan Dago, Kota Bandung. Pada penelitiannya Ikhdal Umam menganalisis Jalan Dago yang terkenal sebagai pusat perbelanjaan yang ramai dikunjungi dan menjadi salah satu pusat kemacetan di Kota Bandung. Analisis yang dilakukan yaitu mengenai kecepatan perjalanan, kecepatan jalan dan karakteristik aliran lalu lintas. Pranata (2010), Analisis Kinerja ruas jalan Perkotaan (Studi Kasus Jalan Kaliurang km 4,5-5,7 Yogyakarta). Jalan Kaliurang merupakan salah satu kawasan yang ramai dan padat dilalui kendaraan. Fadli Pranata menganalisis kinerja ruas jalan tersebut dengan beberapa parameter penting. Parameter tersebut adalah kapasitas, kecepatan arus bebas, waktu tempuh dan derajat kejenuhan. Pada tugas akhir, analisis yang penulis lalukan adalah mengenai kinerja ruas jalan-jalan yang ada di Yogyakarta yaitu Jalan Jendral Sudirman (Gramedia-KFC), Jalan Jendral Sudirman (KFC-Tugu) dan Jalan Diponegoro (Tugu-Pingit). Ada beberapa parameter kinerja ruas jalan yang akan dianalisis yaitu kecepatan arus bebas, kapasitas jalan, derajat
5 kejenuhan dan kecepatan kendaraan yang melewati ruas jalan tersebut pada kondisi ada trem dan tidak ada trem, serta proyeksi pada tahun mendatang dan perpindahan arus yang terjadi. Dapat dilihat dengan lebih jelas pada Tabel 1.1 mengenai perbedaan penelitian. No. Penulis Tahun Analisis Metode Analisis Lokasi 1. Taufiq Al Amin 2006 Menganalisis kinerja ruas dengan parameter derajat Ruas kejenuhan, analisis 2. Ikhdal Umam 3. Fadli Pranata 4. Wita Armanda Tabel 1.1 Perbedaan Penelitian kecepatan-waktu perjalanan dan tundaan karena hentian kendaraan dan kepadatan lalu lintas. 2008 Menganalisis kinerja ruas dengan parameter kecepatan perjalanan, kecepatan jalan, dan karakteristik aliran lalu lintas. 2010 Menganalisis kinerja ruas jalan dengan parameter kapasitas, kecepatan arus bebas, waktu tempuh dan derajat kejenuhan. 2015 Menganalisis kinerja ruas dengan parameter kapasitas, kecepatan arus bebas, derajat kejenuhan dan kecepatan kendaraan dengan kondisi jalan ada trem dan tidak ada trem serta proyeksi dan perpindahan arus. Jalan Malioboro, Yogyakarta Dago, Bandung Kaliurang, Yogyakarta Jendral Sudirman dan Jalan Diponegoro, Yogyakarta.