BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembuatan Waduk Bener merupakan sebuah rencana awal yang akan difungsikan untuk keperluan irigasi, penyediaan air baku, dan pembangkit listrik tenaga air. Waduk Bener ini berada di Sungai Bogowonto yang memasuki wilayah administrasi Kabupaten Purworejo. Sebagai waduk yang akan mencakup Daerah Irigasi yang cukup luas seperti Daerah Irigasi Guntur, Loning Kragilan, Bandung dan lain sebagainya, hendaknya bangunan ini harus memiliki pertimbangan yang sangat matang dalam pengerjaannya mengingat bahwa kawasan DAS Bogowonto sendiri memiliki luas 605,91 km2 dengan potensi air sebesar 9.694,56 lt/dt. Sebagai bangunan yang dibangun dengan biaya yang sangat tinggi, maka sebagian besar bendungan harus memiliki syarat, yaitu: 1. Volume dan variasinya harus dapat memenuhi seluruh kebutuhan yang direncanakan seperti untuk irigasi, tenaga listrik, pengendalian banjir, penggelonoran, sanitasi dan rekreasi. 2. Seluruh tubuh bendungan harus aman terhadap beban statik dan beban dinamika air, angin, gempa, bebas dari bocoran sampai batas tertentu dan tetap utuh tegak mesti terjadi banjir yang sangat besar (bendungan tidak diperkenankan runtuh meskipun terjadi banjir yang sangat besar. 3. Bangunan pelimpah (spillway) harus mampu melewatkan debit banjir rencana, karena bangunan ini merupakan kunci pengaman sebuah bendungan. Bangunan ini tidak boleh menyebabkan overtopping sebuah bendungan, apabila sampai 1
menyebabkan overtopping maka bendungan urugan batu (rockfill dam) atau bendungan urugan tanah (earthfill dam) bisa mengalami keruntuhan dalam sekejap. Guna menunjang pekerjaan perencanaan Bendungan Bener, maka perlu diuji dalam bentuk pemodelan. Pemodelan sendiri ada tiga macam (Luknanto, 2005) yaitu : 1. Model Analogi Pemodelan Analogi adalah pemodelan dengan menganalogikan replica tiruan dari bangunan/ kejadian tersebut dengan fenomena/ peristiwa alam lain yang kemudian dibuat model fisiknya. 2. Model Fisik Pemodelan fisik adalah pemodelan dengan menirukan domain atau ruang dimana fenomena atau perisiwa alam tersebut terjadi. Kecocokan pemodelan ini tergantung dari seberapa mungkin kesebangunan/ geometris dari alam dapat ditirukan dengan model. Bangunan pelimpah (spillway) biasanya menggunakan pemodelan ini. 3. Model Matematik Pemodelan matematik dibangun dengan menggunakan formula matematis yang terikat dengan fenomena alam dan melakukan penyelesaian dengan formula tersebut, lalu dibuat model fisiknya. Pada Bangunan Pelimpah pada Bendungan Bener ini digunakan model fisik yang sesuai dengan domain di lapangan dengan harapan dapat mengetahui berbagai karakteristik hidraulik seperti pola aliran, keandalan fungsi bangunan pelimpah, pola aliran di saluran peluncur, unjuk kerja bangunan peredam energy, serta gerusan di hilur bangunan pelimpah. Kajian tersebut menggunakan beberapa kala ulang baik dengan debit tahunan, banjir kala ulang, maupun debit maksimal. 2
Dari pemodelan ini, diharapkan dapat member masukan pada hasil rancangan bendungan sehingga mendapai hasil rancangan yang maksimal. B. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian adalah membandingkan hasil analisis hidraulis pada bangunan pelimpah di Waduk Bener dengan pengukuran pada model agar dapat mendapat hasil maksimal dalam perencanaan agar dapat mengendalikan elevasi muka air yang terjadi terutama pada bangunan pelimpah. C. LINGKUP PENELITIAN Lingkup penelitian pada penelitian ini adalah profil air yang ada pada bangunan pelimpah yang terdiri dari mercu pelimpah, bangunan pelimpah, bangunan transisi serta saluran peluncur. Mercu pelimpah yang ada berupa pelimpah tipe Ogee dan bangunan pelimpah yang dipakai adalah pelimpah samping. Sedangkan, hasil akhir yang didapatkan adalah berupa perbandingan hasil pengukuran dengan hasil analisis dengan hasil pengukuran yang ada. D. GAMBARAN UMUM Rencana Waduk Bener terletak di Sungai Bogowonto yang terletak di wilayah administrasi Purworejo (Gambar 1.1). Waduk Bener ini dirancang untuk mencukupi kebutuhan air Daerah Irigasi Guntur, Daerah Irigasi Loning Kragilan, Daerah Irigasi Bandung, Daerah Irigasi Bandung Sudagaran, Daerah Irigasi Kedungputri, Daerah Irigasi Siwatu, dan Daerah Irigasi Boro. Sungai Bogowonto berhulu di daerah Kedu dan bermuara di Pantai Selatan Samudra Indonesia. Sebelah timur Daerah Aliran Sungai (DAS) berbatasan dengan DAS Serang di kawasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan si sebelah barat berbatasan dengan DAS Cokroyasan Pemodelan pada bangunan pelimpah bendungan pada Waduk Bener ini dibuat dengan bahan acrylic dengan skala 1:100. Bangunan pelimpah merupakan pelimpah samping yang terdiri dari mercu peluap dengan tipe Ogee, saluran peluncur, kolam olak, dan bangunan peredam energi. 3
4
Gambar 1.1 Lokasi DAS Bogowonto (Sumber: bbws-so.net) E. METODE PELAKSANAAN Pada kajian hidraulis bangunan peluap bendung ini, dilakukan metode pelaksanaan yang dirangkum dalam bagan pada Gambar 1.2. Pada tahap awal, yaitu dengan melakukan survey lokasi penelitian yaitu pada Laboratorium Hidraulika, Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada dan mengumpulkan data data sekunder yang dibutuhkan. Data tersebut dikaji dan dianalisis sehingga mendapatkan model yang tepat. Model tersebut di bangun dan dilakukan kalibrasi sehingga mendapatkan hasil yang akurat pada pengukuran kedalaman yang ada pada beberapa titik yang dipilih. Setelah mendapatkan hasil pada pengujian, bandingkan dengan hasil analisis agar ketinggian air pada titik yang ditinjau. Untuk lebih jelasnya, bagan disajikan dalam Gambar 1.2. 5
Gambar 1.2. Metode Penelitian 6