BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010:3). Metode

NARASI BENTUK-BENTUK TES KEBUGARAN JASMANI BAGI KARYAWAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian disesuaikan dengan masalah serta tujuan penelitian tersebut. Tujuan penelitian

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

LAMPIRAN 7. Prosedur Pelaksanaan Tes. Prosedur tes : pernafasan atau dapat pula untuk mengukur VO2 Max. kebutuhan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif adalah

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. tehnik penelitian membicarakan alat-alat yang akan digunakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. dan Kesehatan (FPOK) dan Gelanggang Olahraga Stadion Bumi Siliwangi

BAB III METODE PENELITIAN. keadaan sejernih mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti.

PROSEDUR PELAKSANAAN TES KONDISI FISIK DAN KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA. Tujuan : Tes ini bertujuan untuk mengukur daya tahan aerobic seseorang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jl.Sekolah pembangunan NO. 7A Medan Sunggal

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode adalah salah satu cara yang ditempuh dalam mencapai suatu

TES KEBUGARAN JASMANI BAGI ANAK USIA SEKOLAH LANJUTAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi Dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. tentunya disesuaikan dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei. Hal ini sesuai

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. yang ditempuh untuk mencapai tujuan. Tujuan penelitian adalah untuk

BAB III METODE PENELITIAN. membuktikan sesuatu atau untuk mencari sebuah jawaban.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. mencapai tujuan dari penelitian itu. Macam-macam penelitian dikemukakan oleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam suatu penelitian membutuhkan suatu metode yang sesuai untuk

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Rusli Lutan (2007:199) menjelaskan mengenai metode korelasional

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

untuk mengetahui hubungan antara kelincahan dan kekuatan power tahun. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian agar dapat menungkap jawaban yang diinginkan. Metode ini. dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,2012:2).

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Arikunto (2002: 160) metode penelitian adalah cara yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tahun 2014

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

III. METODE PENELITIAN. variabel satu dengan variabel yang lain. Sedangkan menurut Soekidjo

METODE PENELITIAN. perlakuan (treatment), seperti pendapat Thomas dan Nelson (1997:352).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:160) Metodologi penelitian adalah cara

BAB III METODE PENELITIAN. 2002: 108). Sedangkan menurut (Sudjana, 1996: 6) populasi adalah totalitas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. tujuan dengan sebaik mungkin dari usaha penelitian itu sendiri (Surachmad,

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian dari Fakultas

BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen tidak murni. Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Suharsimi Arikunto (2013 : 160) Metode penelitian adalah cara

METODE PENELITIAN. kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010 : 16). Metode penelitian merupakan hal yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskritif.

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Rusli Lutan (2007:199) menjelaskan mengenai metode korelasional

Petunjuk Pelaksanaan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia. 1) lintasan lurus, datar, tidak licin, berjarak 30 meter, dan mempunyai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam setiap penelitian diperlukan suatu metode. Penggunaan metode

BAB III METODE PENELITIAN. mengarah pada tujuan penelitian serta dapat dipertanggungjawabkan secara. pada ketepatan dalam penggunaan metode.

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 3. Petunjuk Pelaksanaan TKJI untuk Anak Usia Tahun. Tes ini bertujuan untuk mengukur kecepatan.

BAB III METODE PENELITIAN

PEMERIKSAAN KESEGARAN JASMANI ANAK USIA SEKOLAH LANJUTAN. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or NIP

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik komparatif dengan teknik

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data dalam penelitian ini, yaitu kemampuan renang gaya crawl untuk

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. berarti cara yang digunakan untuk mencapai tujuan, untuk mengatasi suatu

III. METODOLOGI PENELITIAN. yang akan digunakan dalam proses penelitiannya, sebab metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. jasmani metode interval training dengan tugas latihan lompat segi-6, lompat segi-4

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

TES PENGUKURAN KAPASITAS AEROBIK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimental, dimana

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Untuk memperoleh data atau keterangan yang dibutuhkan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. teknik pengumpulan datanya menggunakan tes dan pengukuran, sehingga

BAB III METODELOGI PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Sugiyono (2009:6)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang. Waktu penelitian dilaksanakan

LAMPIRAN 1 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI SAMPEL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan ditolak atau diterima,

PETUNJUK PELAKSANAAN BARROW MOTOR ABILITY TEST. a. Tujuan : Untuk mengukur komponen power otot tungkai

BAB III METODE PENELITIAN

PETUNJUK PELAKSANAAN TES PEMANDUAN BAKAT

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah atlet PPLP Panahan Jawa Barat sebanyak 12 orang atlet.

Transkripsi:

BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Tentang metode deskriptif dijelaskan oleh Arikunto (1998:57) bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status gejala menurut apa adanya saat penelitian diadakan. Pendapat lain tentang metode deskriptif dikemukakan oleh Surakhmad (1989:139) menjelaskan sebagai berikut : Penyelidikan tertuju pada permasalahan yang ada pada masa sekarang... Metode penyelidikan deskriptif lebih merupakan istilah umum yang mencakup teknik deskriptif. Di antaranya ialah penyelidikan yang menuturkan, menganalisa dan mengklasifikasikan penyelidikan dengan teknik survei, dengan teknik interview, angket, observasi atau dengan tes. Lebih lanjut, Surakhmad (1990:104) juga menerangkan ciri-ciri dari penelitian deskriptif sebagai berikut : 1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang. 2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa. Kutipan-kutipan diatas menegaskan bahwa metode deskriptif bersifat menjelaskan keadaan seadanya, senyatanya yang terjadi dilapangan. Metode deskriptif jelas berhubungan dengan kondisi saat penelitian terjadi dan terlepas dari segala macam perlakuan khusus yang mungkin diterapkan pada populasi atau sampel. Pada penelitian ini, tujuan utamanya adalah mencari data dan gambaran 55

profil antropometrik dan kebugaran jasmani siswa SSB, sifat metode deskriptif yang bersifat kekinian (yaitu terpusat pada kondisi saat penelitian diadakan) dan keterlepasannya dari perlakuan khusus (treatment) sangat sesuai. Pendeskripsian profil antropometrik dan kebugaran jasmani menuntut keadaan atau kondisi sekarang, yaitu saat penelitian tengah diselenggarakan. Selain itu, tidak dibutuhkan adanya pemberian perlakuan khusus atas sampel karena tidak ada korelasi ataupun sebab-akibat yang ingin diteliti dengan mendetil. Dengan demikian, metode deskriptif dinilai sesuai untuk penelitian ini. B. Populasi dan Sampel Dalam menyusun sampai dengan menganalisis data sehingga mendapatkan gambaran sesuai dengan yang diharapkan maka diperlukan sumber data. Pada umumnya sumber data dalam penelitian disebut populasi dan sampel penelitian. Arikunto (1998:115) menjelaskan populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Selain Arikunto, Rusli Lutan (2001:5.25) mengemukakan bahwa populasi adalah kelompok yang lebih besar dari mana sampel itu diambil dan peneliti menggeneralisasikan temuannya. Yang dimaksud menggeneralisasikan adalah mengangkat kesimpulan penelitian. Sampel adalah kumpulan individu yang sama yang mempunyai karakteristik yang sama dengan populasi penelitian darimana data atau informasi itu diperoleh. Sesuai yang dikemukakan oleh Rusli Lutan (2001:5.1) bahwa sampel adalah kelompok yang digunakan dalam penelitian dimana data atau informasi itu diperoleh. Kemudian Arikunto (1998:117) mengemukakan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. 56

Mengingat jumlah sampel yang banyak sehingga tidak memungkinkan untuk diteliti seluruhnya. Di kota Bandung saja, ada hampir 40 klub Sekolah Sepakbola (SSB) dan ada ratusan bahkan ribuan anak yang tergabung dalam Sekolah Sepakbola (SSB) tersebut yang memenuhi kualifikasi kelompok sampel penelitian. Maka, metode yang digunakan peneliti dalam pengembilan sampel adalah simple rondom sampling, dimana setiap anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih. Seperti yang dikemukakan Rusli Lutan (2001:5.7) bahwa sampel random sederhana merupakan salah satu metode dimana setiap anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih. Semakin besar sampel random maka semakin memungkinkan mewakili populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SSB IPI GS (Geger Sunten) Bandung sedangkan sampel penelitiannya adalah 30 siswa SSB IPI GS (Geger Sunten) Bandung yang berusia 11-15 tahun. Alasan peneliti mengambil jumlah sampel yang tidak banyak adalah disebabkan karena pertimbangan waktu, tenaga dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh. C. Desain Penelitian Menurut Arikunto (2006:51.), desain penelitian adalah rencana atau rancangan yang dibuat oleh peneliti, sebagai ancar-ancar kegiatan yang akan dilaksanakan. Penelitian ini pada dasarnya berupaya mendeskripsikan karakteristik antropometrik dan kebugaran jasmani siswa SSB yang berusia 11-15 tahun. Penelitian lebih menyerupai pemetaan data hasil pengukuran dan hasil tes. 57

Adapun langkah-langkah yang ditempuh penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Menentukan populasi penelitian. 2. Melakukan survei terhadap objek populasi penelitian. 3. Menentukan sampel dari populasi penelitian. 4. Memulai melakukan pengukuran antropometrik dan kemudian melakukan tes kebugaran jasmani yang menggunakan tes lari multi tahap (bleep test). 5. Mencatat data hasil pengukuran dan tes ke dalam format test. 6. Mengumpulkan format test untuk diolah secara statistik. 7. Menarik kesimpulan dari hasil pengolahan data secara statistik. 58

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini : Menentukan Populasi Sampel Siswa SSB Tes Pengukuran Antropometrik Tes Kebugaran Jasmani (Bleep Test) Data Analisis Data Kesimpulan Gambar 3.1 Alur yang di tempuh Peneliti 59

D. Instrumen Penelitian Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian, perlu digunakan alat sebagai pengukuran yang biasa disebut dengan instrumen. Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan dalam penelitian terutama berkaitan dengan proses pengumpulan data. Arikunto (1998:151) menjelaskan bahwa instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Dalam penelitian ini, pengumpulan data dikerjakan dengan melakukan serangkaian pengukuran dan tes. Pengukuran yang dilakukan adalah pengukuran antropometrik yaitu pengukuran tinggi badan, berat badan, panjang lengan, panjang tungkai, lebar dada dan lingkar lengan sedangkan tes yang dilakukan adalah tes kebugaran jasmani yaitu tes lari multi tahap (bleep test) untuk mengukur kapasitas aerobik yaitu mengukur tingkat efisiensi fungsi jantung dan paru-paru, yang ditunjukan melalui pengukuran pengambilan oksigen maksimum. Untuk lebih jelasnya tentang instrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini, di uraikan sebagai berikut ini. Cara-cara pengukuran dan alat pengumpulan data diuraikan dibawah ini : 1. Pengukuran antropometrik a. Pengukuran tinggi badan Alat yang dibutuhkan : alat pengukur tinggi badan (body-chartmeter). Satuan ukur yang dipakai centimeter. 60

Cara pengukuran : - Peserta tes berdiri tegak menghadap lurus kedepan dan tidak boleh memakai alas kaki. - Posisi kepala harus tegak, mata sejajar dengan telinga. - Posisi bahu tegak dan tidak condong kedepan maupun ditarik kebelakang. - Kepala, bahu, sikut, pinggul dan tumit menempel ke dinding. - Poserta tes diukur dengan menggunakan tabel pengukur tinggi badan. b. Pengukuran berat badan Alat yang dibutuhkan : timbangan badan; alat ini biasa dipergunakan oleh instansi kesehatan masyarakat seperti puskesmas dan rumah sakit umum. Satuan ukur yang dipakai kilogram. Cara pengukuran : - Peserta tes hanya diperkenankan mengenakan celana latihan sepakbola serta kaus dalam. - Sebelum naik ke timbangan, alas kaki harus dilepas. - Saat penimbangan, peserta tes harus berdiri tegak, tidak bersandar atau bertopang pada sesuatu, serta tidak membawa atau mengenakan apapun yang dapat mempengaruhi berat tubuhnya. 61

c. Pengukuran panjang lengan Alat yang dibutuhkan : meteran plastik yang lazim dipergunakan penjahit. Satuan ukur yang dipakai centimeter. Cara pengukuran : Prosedur pengukuran panjang lengan relatif sederhana. Peserta tes hanya perlu mengangkat salah satu lengan mereka lurus 90 0 ke samping (lurus bahu). Pada keadaan terentang, pengukuran dengan meteran dilakukan. Bagian yang diukur meliputi panjang lengan dari pangkal lengan hingga ujung jari tengah. d. Pengukuran panjang tungkai Alat yang dibutuhkan : meteran plastik. Satuan ukur yang dipakai centimeter. Cara pengukuran : - Peserta tes melepaskan alas kaki yang dikenakan. - Posisi tubuh tegak, kaki lurus dan rapat. Peserta tes tidak bersandar. - Pengukuran dilakukan dari sisi sebelah kiri atau kanan kaki, bukan dari depan. Pengukuran dilakukan mulai dari pinggul hingga telapak kaki. e. Pengukuran lebar dada Alat yang dibutuhkan : benang kasur, meteran plastik. Satuan ukur yang dipakai centimeter. 62

Cara pengukuran : - Posisi tubuh tegak tidak condong kedepan, bahu lurus tidak ditarik kebelakang. - Peserta berada dalam keadaan santai dan mampu melakukan pernafasan biasa (tidak terengah-engah, tidak menarik nafas panjang dan tidak menahan nafas). - Lebar dada diukur pada permukaan susu dengan menggunakan benang kasur. Sesuadah itu, baru benang kasur diukurkan kedalam meteran. f. Pengukuran lingkar lengan atas Alat yang dibutuhkan : benang kasur, meteran atau Body-chartmeter. Satuan ukur yang dipakai centimeter. Cara pengukuran : - Benang dipergunakan untuk mengukur dengan menautkan ujung benang dengan titik dimana seluruh permukaan lingkar lengan atas telah terlalui lilitan benang. Penggunaan benang dimaksudkan untuk mencapai akurasi yang lebih baik karena umumnya lingkar lengan peserta masih kecil dan agak sulit diukur bila langsung mempergunakan meteran plastik yang keras. Lingkar lengan atas yang diukur berada tepat di antara pangkal lengan atas dan sikut. - Kondisi lengan pada saat pengukuran bebas asal tidak melakukan aktivitas apapun (diam). 63

- Lengan bawah harus lurus. - Sesuai pengukuran dengan benang, benang diakurasikan dengan meteran untuk dicatat hasil ukurannya. 2. Tes kebugaran jasmani a. Tes lari multi tahap (Bleep test) (Cholil, H., 2007 : Petunjuk Pelaksanaan Bleep Test) b. Tujuan : untuk mengukur tingkat efisiensi fungsi jantung dan paru-paru, yang ditunjukan melalui pengukuran ambilan oksigen maksimum (Maximum Oxygen Uptake). c. Alat atau fasilitas yang dibutuhkan : Lintasan lari yang datar tidak licin dengan panjang 20 meter. Meteran Tape recorder dengan kaset atau CD. Stop watch Corong sebagai pembatas jarak Kapur atau pita untuk membuat tanda garis start atau finish Formulir pencatatan hasil. d. Petugas : Pengukur jarak Petugas digaris start Pengawas lintasan Pencatat skor 64

e. Pelaksanaan tes : Mengukur jarak sepanjang 20 meter dan beri tanda pada kedua ujung dengan menggunakan corong sebagai tanda jarak. Siapkan kaset, sebelum tes dimulai periksalah kecepatan kaset. Peserta disarankan melakukan peregangan dulu. Hidupkan tape recordernya. Setelah ada bunyi TULALIT, maka peserta mulai melakukan lari kecil layaknya melakukan jogging. Peserta berlari sampai garis akhir jarak 20 meter yang sudah ditandai sampai terdengar sinyal bunyi TUT (1 balikan), setelah itu mulai berlari kembali ketempat start sampai terdengar sinyal bunyi TUT berikutnya. Demikian seterusnya, sampai peserta tes sudah tidak mampu lagi berlari sesuai dengan irama sinyal bunyi TUT dengan irama langkah yang sama agar sampai digaris batas 20 meter bertepatan dengan sinyal bunyi TUT berikutnya. Apabila testi sudah dua kali secara berturut-turut tidak mencapai garis pembatas lintasan (start atau finish) sesuai dengan aba-aba yang dipandu melalui tape recorder, maka dinyatakan gagal dan tidak boleh meneruskan lari. 65

f. Skor Kemampuan testi diukur dengan jumlah tingkat (level) dan seri atau ulangan lari dalam satu tingkatan (shuttle) yang berhasil dilakukan. Denah Lapangan Tes : Start TULALIT TUT 1 Balikan 2 Balikan TUT 20 meter Gambar 3.2 Denah Lapangan Tes Untuk memberikan penilaian terhadap tes multi tahap (bleep test) siswa SSB di gunakan kategori prediksi ambilan VO 2 Max. Menurut Nurhasan (2008:46) dikutip oleh Tantan adalah sebagai berikut : Tabel 3.1. Kategori VO 2 Maks VO 2 maks Kategori Jenis Kelamin 36 Kurang Putra Kategori VO 2 maks Kurang 30 37-47 Cukup Cukup 31 42 48 57 Baik Baik 43 53 58 74 Baik Sekali Baik Sekali 54 68 75 Sempurna Putri Sempurna 69 66

E. Blangko Data Setelah melaksanakan serangkaian pengukuran dan tes, maka di dapatkan data berupa angka-angka yang sudah dicatat kedalam format test data hasil tes dan data hasil pengukuran. Format test dimaksudkan untuk memudahkan penulis dalam proses pengumpulan data supaya tidak tercecer dan memudahkan dalam pengolahan data nanti. Adapun format test yang penulis buat sebagai berikut : 67

Selanjutnya data pengukuran antropometrik dan kebugaran jasmani (Bleep test) yang sudah terkumpul, nantinya diolah secara statistik kemudian hasilnya diterjemahkan kedalam uraian kata yang akan menerangkan situasi yang terjadi atau menerangkan antar kondisi dalam penelitian sebagai simpulan akhir penelitian nanti. F. Teknik Pengolahan Data Pengolahan data dalam suatu penelitian adalah penting dan mutlak dilakukan agar data yang diperoleh dapat diproses secara sistematis. Data yang diproses dengan baik sesuai prosedur akan memberikan arti bagi penelitian yang bersangkutan. Pada penelitian ini, metode penelitian bersifat deskriptif yaitu menggambarkan keadaan yang sebenarnya, senyatanya yang didapatkan pada saat penelitian berlangsung tentang subjek penelitian dengan didukung hasil data secara statistik dalam pembahasan penemuan. Adapun langkah-langkah pengolahan data yang dikerjakan penulis adalah sebagai berikut : 1. Menyeleksi data. Hal yang pertama dilakukan penulis sesuai pengumpulan data adalah memilih data yang terkumpul dan memastikan seluruh hasil pengukuran adalah sesuai dengan kriteria. 2. Memasukan data hasil pengukuran sesuai dengan jenis poin pengukuran dan tes dalam tabel yang berbeda. 3. Menganalisis dengan uji statistika, dimulai dengan menghitung total nilai ukur masing-masing ( ) dan menghitung nilai rata-rata atau mean ( ) dari data hasil pengukuran dan tes. 68

Rumus mencari nilai rata-rata : = 4. Mengelompokkan data hasil pengukuran antropometrik dan kebugaran jasmani ke dalam tabel dan dibuatkan kedalam bentuk diagram. 5. Mencari standar karakteristik antropometrik dan kebugaran jasmani ideal dari pemain sepakbola di Indonesia sebagai pembanding. 6. Memaparkan perbandingan karakteristik antropometrik dan kebugaran jasmani hasil penelitian dengan karakteristik antropometrik dan kebugaran jasmani pembanding dalam bentuk tabel. 7. Diuraikan kedalam uraian kata yang akan menerangkan situasi yang terjadi atau menerangkan antar kondisi sampel penelitian dan data pembanding. 69