Pengetahuan tentang overweight dan obesitas, baik yang menyangkut penyebab, maupun akibatnya perlu diketahui orang banyak khususnya bagi remaja, guna

dokumen-dokumen yang mirip
badan berlebih (overweight dan obesitas) beserta komplikasinya. Selain itu, pengetahuan tentang pola makan juga harus mendapatkan perhatian yang

hidup teratur dan dengan penggunaan obat baik obat sintetik maupun obat tradisional yang telah digunakan sejak dahulu (Ganong, 2003; Yayasan

statistik menunjukkan bahwa 58% penyakit diabetes dan 21% penyakit jantung yang kronik terjadi pada individu dengan BMI di atas 21 (World Heart

baik berkhasiat sebagai pengobatan maupun pemeliharaan kecantikan. Keuntungan dari penggunaan tanaman obat tradisional ini adalah murah dan mudah

BAB I PENDAHULUAN. macam pengobatan berdasarkan pengalaman empirik secara turun temurun. Seiring

amphetamin, fenfluramin, deksfenfluramine, dan sibutramin, menghambat penyerapan lemak seperti orlistat, meningkatkan pengeluaran energi yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa yang lalu, obesitas (kegemukan) diartikan dengan sehat, makmur,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Banyak penyakit yang dihadapi para klinisi disebabkan karena respons inflamasi yang tidak terkendali. Kerusakan sendi pada arthritis rheumatoid,

BAB I PENDAHULUAN. mengidap penyakit ini, baik kaya, miskin, muda, ataupun tua (Hembing, 2004).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mellitus meluas pada suatu kumpulan aspek gejala yang timbul pada seseorang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Penyakit diabetes mellitus digolongkan menjadi dua yaitu diabetes tipe I dan diabetes tipe II, yang mana pada dasarnya diabetes tipe I disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Kotamadya Surabaya, di Jawa Timur, dan di seluruh Indonesia diperhitungkan sebesar Rp. 1,5 milyar per hari.

1 Universitas Kristen Maranatha

hayati ini dapat digunakan sebagai alternatif pengobatan di kalangan masyarakat. Pengobatan dan pendayagunaan obat tradisional merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. saluran pembuluh darah. Akibatnya, aliran darah terganggu dan jika

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hampir setiap orang yang tinggal di negara maju maupun negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman Jati Belanda (Guazuma ulmifolia) merupakan tanaman berupa pohon

BAB I PENDAHULUAN. tanaman sebagai upaya penyembuhan jauh sebelum obat-obatan modern yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini di Indonesia, pemanfaatan tanaman obat sebagai obat tradisional

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyukai makanan siap saji yang memiliki kandungan gizi yang tidak seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kolesterol selain diperoleh dari makanan, juga diproduksi di hati dari lemak jenuh. Jadi, penurunan kadar kolesterol serum dapat dicapai dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pengetahuan masyarakat tentang gizi yang meningkat. Penduduk Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dan perkembangan pengetahuan masyarakat tentang gizi. Tingkat konsumsi

BAB I PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab

penyempitan pembuluh darah, rematik, hipertensi, jantung koroner, dan batu ginjal (Henry, 2001; Martindale, 2005). Asam urat dihasilkan dari pecahnya

I PENDAHULUAN. banyak peternakan yang mengembangkan budidaya puyuh dalam pemenuhan produksi

BAB I PENDAHULUAN. seperti kurang berolahraga dan pola makan yang tidak sehat dan berlebihan serta

BAB I PENDAHULUAN. Keseimbangan dalam fisiologi sangat penting bagi semua mekanisme

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kegemukan sebagai lambang kemakmuran. Meskipun demikian, pandangan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) pada tahun 2007, diperoleh bahwa penyebab kematian akibat DM pada kelompok usia tahun di daerah perkotaan

BAB I PENDAHULUAN. orang dewasa mengalami kegemukan. Di Amerika orang meninggal. penduduk menderita kegemukan (Diana, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas) (Purwanto,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. baik sebagai sumber pangan, papan, maupun obat-obatan. Gaya hidup kembali ke

I. PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

penglihatan (Sutedjo, 2010). Penyakit ini juga dapat memberikan komplikasi yang mematikan, seperti serangan jantung, stroke, kegagalan ginjal,

BAB I PENDAHULUAN. berbagai dampak. Dampak negatif yang terjadi ialah perubahan gaya hidup, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Gizi lebih yang terjadi pada remaja,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. akibatnya terjadi peningkatan penyakit metabolik. Penyakit metabolik yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu studi telah menunjukkan bahwa obesitas merupakan faktor

BAB I PENDAHULUAN. lahir dan batin. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang mengandung purin juga bisa menghasilkan asam urat. Oleh karena itulah

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit degeneratif akan meningkat. Penyakit degeneratif yang sering

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pemerintah dan pihak swasta untuk meningkatkan keadaan gizi

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan, hewan, mineral, sediaan sarian (galenika) atau campuran dari bahanbahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, berbagai macam penyakit degeneratif semakin berkembang pesat dikalangan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. saji yang tinggi lemak dan rendah serat, serta penggunaan fasilitas seperti lift,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Peternakan broiler merupakan salah satu sektor usaha peternakan yang

xanthorrhiza Roxb atau lebih dikenal dengan nama temulawak (Afifah, 2005). Kandungan temulawak yang diduga bertanggung jawab dalam efek peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada dasarnya penyakit dibagi menjadi dua bagian yaitu penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan

I. PENDAHULUAN. dan skeletal, akibat penimbunan lemak tubuh yang berlebihan (Dorlan, 2012). disebabkan karena kurangnya aktivitas fisik dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif seperti hipertensi, diabetes melitus, dan jantung

EFEK PEMBERIAN KOMBUCHA COFFEE TERHADAP KANDUNGAN KOLESTEROL DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus L) JANTAN YANG DIINDUKSI URIC ACID

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Transisi epidemiologi yang terjadi di dunia saat ini telah mengakibatkan UKDW

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tanda gangguan metabolisme lipid (dislipidemia). Konsekuensi

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. akan pangan hewani berkualitas juga semakin meningkat. Salah satu pangan hewani

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, hipotesis penelitian dan manfaat penelitian ini.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN Kesehatan sangat penting bagi manusia dan harus dijaga. Apabila kesehatannya tidak diperhatikan, maka menimbulkan masalah yang merugikan. Salah satu masalah kesehatan yang sering dialami oleh laki-laki dan perempuan adalah kegemukan (obesitas) yang disebabkan oleh pola makan yang salah, gaya hidup modern yang kurang gerak dan faktor keturunan (Ganong, 2003). Obesitas atau kegemukan adalah keadaan kelebihan berat badan akibat dari penimbunan lemak dalam tubuh yang berlebihan. Lemak harus ada dalam tubuh setiap orang paling sedikit 3 % dari berat badan. Lemak tersebut biasa dikenal dengan sebutan lemak essensial. Lemak terdapat pada sel membran, sumsum tulang dan jaringan saraf. Timbunan lemak ini berfungsi sebagai pelindung organ-organ bagian dalam tubuh terhadap cedera (Wirakusumah, 2001). Jumlah lemak normal dalam tubuh pria dewasa muda (18-30 tahun) adalah 15-20 % dari berat badan, sedangkan pada perempuan dewasa muda (18-30 tahun) adalah 20-25 %. Proporsi ini meningkat sesuai dengan peningkatan umur (Purwati dkk., 2002). Peningkatan angka obesitas pada saat ini lebih banyak disebabkan faktor eksternal dibanding faktor internal. Pola hidup pasif dan pola makan yang tinggi lemak, rendah serat, memungkinkan sebagai pemicu peningkatan prevalensi obesitas. Kegemukan menjadi faktor risiko penyakit-penyakit tertentu seperti diabetes mellitus, hipertensi, penyakit kardiovaskuler, hiperlipidemia, cholelithiasis, osteoarthritis, depresi, kemandulan, kanker ovarium, kanker payudara, kanker endometrium dan sleep apnoe (Agrawal, 2000). 1

2 Pengetahuan tentang overweight dan obesitas, baik yang menyangkut penyebab, maupun akibatnya perlu diketahui orang banyak khususnya bagi remaja, guna menghambat peningkatan angka kejadian berat badan berlebih (overweight dan obesitas) beserta komplikasinya. Selain itu, pengetahuan tentang pola makan juga harus mendapatkan perhatian yang serius, karena jika dilihat sepertinya ada keterkaitan yang erat antara pengetahuan terhadap pola makan dengan terjadinya berat badan berlebih. Ada beberapa cara untuk mengatasi obesitas yaitu dengan mengurangi jumlah makanan yang masuk ke dalam tubuh, melakukan aktivitas fisik dan menggunakan produk-produk pelangsing (Purwati dkk., 2002). Salah satu contoh penggunaan produk-produk pelangsing adalah penggunaan obat-obatan sintetik maupun tradisional. Obat-obat sintetik yang digunakan sebagai antiobesitas memiliki sifat dan cara kerja yang berbeda. Salah satu obat pelangsing sintetis yang sering digunakan adalah orlistat. Orlistat bekerja dengan menurunkan absorpsi lemak dengan menghambat aktivitas enzim lipase pankreas yang mengkatalisasi hidrolisis trigliserid makanan dalam usus, sehingga absorpsi lemak dihambat dan meningkatkan ekskresi lemak lewat feses (Mills & Bone, 2000). Pengukuran nafsu makan dan berat badan dilakukan secara tidak langsung dengan menimbang berat makanan dan berat badan tikus putih jantan (Purwati dkk., 2002). Tanaman yang digunakan sebagai pelangsing antara lain : adas, asam, bangle, delima putih, jati belanda, jeruk nipis, kayu rapat, kayu manis, kemuning, lempuyang gajah, lempuyang wangi, meniran, pulai, sirih, temugiring, teh, mengkudu, dan lain sebagainya (Mursito, 2003). Tidak dapat dipungkiri bahwa penggunaan obat tradisional juga memiliki beberapa kelemahan yaitu manfaat yang belum secara jelas diketahui,

3 penggunaan dosis yang kurang tepat, khasiat dan keamanannya kurang jelas, sehingga perlu penelitian lebih lanjut. Beberapa tanaman yang sudah diteliti dan terbukti bisa bersifat sebagai anti obesitas salah satunya adalah ekstrak rimpang kunci pepet (Irawati, 2006) dan ekstrak daun jati belanda (Putong, 2007). Kedua tanaman ini mengandung senyawa saponin yang bekerja dengan cara berikatan dengan asam empedu dan kolesterol, sehingga dapat mengakibatkan penurunan berat badan. Berdasarkan studi literatur, delima mempunyai efek farmakologi, di antaranya adalah sebagai anti obesitas (Sudarman & Harsono, 1975). Obat bahan alam Indonesia berdasarkan cara pembuatan dan klaim penggunaan dikelompokkan menjadi jamu, obat herbal terstandar dan fitofarmaka (Badan POM RI, 2004). Tanaman delima ini selanjutnya perlu dibuktikan khasiatnya secara ilmiah, menuju ke Obat Herbal Terstandar. Di lndonesia dikenal dua varietas delima yaitu delima putih (Punica granatum L.) dan delima merah (Punica protopunica). Delima putih (Punica granatum L.) sudah dikenal sejak lama sebagai tanaman obat dibanding delima merah (Punica protopunica), baik itu dari akar, batang, daun, maupun bunga dan buahnya. Bagian tanaman yang banyak digunakan untuk pengobatan adalah kulit buahnya. Dari hasil skrining fitokimia kulit buah delima putih mengandung senyawa golongan alkaloid dan tanin. Kadar tanin dalam kulit buah delima putih (Punica granatum L.) ± 20 % (Depkes RI, 1989). Penelitian yang pernah dilakukan terhadap tumbuhan delima putih antara lain Pengaruh ekstrak kulit buah delima putih (Punica granatum L.) terhadap nafsu makan dan bobot badan tikus putih dengan hasil bahwa ekstrak kulit buah delima putih memberikan efek pada penurunan nafsu makan tikus pada dosis 2 g/kg BB dan 3 g/kg BB (Christina, 2000).

4 Berdasarkan literatur, dosis yang digunakan 2,5-4,5 g (World Health Organization, 1989). Pada kesempatan ini akan diteliti mengenai pengaruh fraksi air pada ekstrak etanol kulit buah delima (Punica granatum L.) dari tanaman yang telah terstandarisasi dengan menggunakan metode maserasi. Hal yang menjadi dasar dalam penelitian ini yaitu air dapat menarik tanin yang terkandung dalam kulit buah delima sebagai penurun nafsu makan dan berat badan tikus. Untuk mengetahui efek penurunan nafsu makan dan berat badan dari kulit buah delima digunakan tikus putih sebagai hewan coba karena merupakan hewan yang mewakili kelas mamalia, manusia juga termasuk dalam kelas mamalia, sehingga kelengkapan organ, kebutuhan nutrisi, metabolisme biokimia, sistem reproduksi, pernafasan, peredaran darah, serta sistem ekskresi menyerupai manusia (Smith, 1988). Selama perlakuan dilakukan penimbangan berat badan setiap dua hari sekali untuk mengetahui perubahan berat badan setelah pemberian fraksi selama 14 hari dan penimbangan makanan tikus setiap hari. Sebagai pembanding digunakan orlistat yang mekanismenya sebagai antiobesitas telah diketahui. Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dibahas di atas, maka permasalahan pada penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah pemberian fraksi air ekstrak etanol kulit buah delima dapat memberikan efek penurunan nafsu makan dan penurunan berat badan pada tikus putih jantan? 2. Apakah ada hubungan antara peningkatan dosis pemberian fraksi air ekstrak etanol kulit buah delima dengan peningkatan efek penurunan berat badan dan nafsu makan tikus putih jantan?

5 Tujuan penelitian adalah : 1. Membuktikan pemberian fraksi air ekstrak etanol kulit buah delima yang diberikan secara oral dapat memberi efek penurunan nafsu makan dan penurunan berat badan pada tikus putih jantan. 2. Membuktikan adanya hubungan antara peningkatan dosis pemberian fraksi air ekstrak etanol kulit buah delima dengan peningkatan efek penurunan berat badan dan penurunan nafsu makan tikus putih jantan. Hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pemberian fraksi air ekstrak etanol kulit buah delima secara oral dapat memberikan efek penurunan nafsu makan dan berat badan tikus putih jantan. 2. Ada hubungan antara peningkatan dosis pemberian fraksi air ekstrak etanol kulit buah delima dengan peningkatan efek penurunan berat badan dan penurunan nafsu makan tikus putih jantan. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan data ilmiah mengenai efek penurunan nafsu makan dan berat badan dari fraksi air ekstrak etanol kulit buah delima, sehingga dapat memberikan informasi yang berguna bagi masyarakat luas tentang khasiat kulit buah delima sebagai obat pencegah kegemukan yang nantinya dapat digunakan dalam usaha peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat. Selain itu, dengan adanya hasil dari penelitian ini, diharapkan pula dapat dikembangkan penelitian lanjutan sebagai pengobatan baru dalam mengatasi kelebihan berat badan yang menuju ke arah fitofarmaka.