PENERAPAN PROGRAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SDN 94 PEKANBARU TAHUN PELAJARAN 2016/2017

dokumen-dokumen yang mirip
PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERVARIATIF UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MENGAJAR GURU DI SDN 113 PEKANBARU

PELAKSANAAN IN HOUSE TRAINING UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DALAM MENYUSUN RPP DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 INDIKATOR-INDIKATOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA HOTEL KINI DI PONTIANAK

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. merupakan masalah utama disetiap kegiatan yang ada didalamnya. Malayu S.P

PENERAPAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH DASAR

PELAKSANAAN KEGIATAN PENGHIJAUAN UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN SISWA TERHADAP LINGKUNGAN DI SDN 112 PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1 Pendidikan

PENERAPAN METODE GUIDED INQUIRY MENGGUNAKAN HANDOUT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Bab I. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. moral dan mental yang baik, profesional, serta sadar akan tanggung jawabnya

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan Pada uraian ini, peneliti akan menyajikan uraian pembahasan sesuai

METODE TANYA JAWAB MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. a. Apakah bapak kepala sekolah telah membantu guru-guru dalam. menyelesaikan tugas mengajar?

Hubungan antara Asertivitas Komunikasi Manajer dan Iklim Komunikasi Organisasi dengan Tingkat Kedisiplinan Kerja Karyawan di CV Merapi

Bisma, Vol 1, No. 8, Desember 2016 FAKTOR-FAKTOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA CREDIT UNION KELING KUMANG TP KANTOR PUSAT

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. sebagai faktor penggeraknya. Dalam sumber daya manusia terdapat

ARTIKEL ILMIAH. Oleh: YOLAN FARWIZA ASNA A1D114025

PENERAPAN KEGIATAN MANAJEMEN KELAS OLEH GURU DI KELAS IV SD NEGERI LAMREUNG KECAMATAN KRUENG BARONA JAYA ACEH BESAR

PEMBERIAN REWARD UNTUK MENINGKATKAN KEDISIPLINAN GURU DALAM MENGAJAR DI KELAS SLB

PEMBINAAN DISIPLIN PEGAWAI PADA PT. (PERSERO) ANGKASA PURA 1 JUANDA SURABAYA. Sri Wibawani Administrasi Negara FISIP UPNV Jatim.

PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SMP

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

UPAYA MENINGKATKAN DISIPLIN GURU BAHASA INDONESIA DALAM MENGAJAR MELALUI PEMBINAAN DI SDN 001 ROKAN IV KOTO

PENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SEKOLAH MENEGAH PERTAMA

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB V PEMBAHASAN. Al Huda Bandung Tulungagung Tahun Ajaran siswa di MTs Al Huda Bandung yang ditunjukkan dari t hitung > dari t tabel

ABSTRAKSI. Pendahuluan

Bisma, Vol 1, No. 5, September 2017 KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA CV JAYA RAYA DI NGABANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. (Hariandja, 2002). Menurut Sumarsono (2003), Sumber Daya Manusia atau human

EFEKTIVITAS MANAJEMEN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KABUPATEN PANGKEP

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan beragama, berbangsa, dan bernegara. bangsa dalam rangka terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. Syaiful Bahri Djamarah, Guru & Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm 36.

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN GQGA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn PADA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Jurnal EMBA Vol.1 No.3 September 2013, Hal )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH KEDISIPLINAN TERHADAP PENILAIAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada PT Paser Tambang Harmonis Samarinda) Tahun 2010

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan karyawan dalam sebuah perusahaan dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. yang dipilih secara khusus untuk melakukan tugas negara sebagai bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu, Semarang, 2005, hal. 2 2 Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, Raja

BAB 1 PENDAHULUAN. 2009), hlm.3. di Abad Global, (Malang: UIN-Maliki Press, 2012), hlm. 4. Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. 19, hlm. 4.

DAFTAR RUJUKAN Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

PENERAPAN KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI STIMULUS PADA PROSES MENGAJAR DI KELAS 4 DAN 5 SEKOLAH DASAR NEGERI LAMPAGEU ACEH BESAR

BAB VI PENUTUP. tersebut akan disajikan secara rinci sebagai berikut. sebelumnya maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

Bisma, Vol 1, No. 8, Desember 2016 FAKTOR-FAKTOR DISIPLIN KARYAWAN PADA CREDIT UNION MURA KOPA BALAI KARANGAN

(Efforts To Increase Teachers Discipline In The Classroom through the Principal Waskat at SMP Negeri 4 Rimba Melintang Rokan Hilir) Oleh: Sariana *)

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. sekolah dengan keefektifan Sekolah Menengah Pertama di Kota Medan. Hal

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dengan prestasi kerja yaitu proses melalui mana organisasi. mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG KELILING DAN LUAS SEGITIGA MELALUI PEMBELAJARAN PEER TEACHING

UPAYA PENINGKATAN KINERJA GURU

Yusra Guru Matematika SMP Negeri 30 Pekanbaru ABSTRAK ABSTRACT

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TYPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA KULIAH PENDIDIKAN IPS DI PRODI PPKN FKIP UR.

Theresyam Kabanga Program Studi PGSD UKI Toraja ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Keith Davis ( 2007 ) mengemukakan bahwa : Dicipline is management action

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. hipotesis penelitian; f) kegunaan penelitian; g) penegasan istilah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Galih Septian, 2014

Menurut Rivai dalam bukunya yang berjudul manajemen sumber daya manusia untuk perusahaan (2009;2) menyatakan :

METODE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kegiatan proses belajar mengajar. 1. kegiatan belajar mengajar dipengaruhi oleh guru.

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA SEKOLAH DASAR PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DAN IPS MELALUI KELOMPOK KECIL

GURU BERDEDIKASI YANG BERMARTABAT SIAP MENYUKSESKAN PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 DALAM MEWUJUDKAN GENERASI EMAS Pamungkas Stiya Mulyani, M.Pd.

DISIPLIN KERJA GURU YANG TELAH DISERTIFIKASI DALAM MELAKSANAKAN TUGASNYA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KECAMATAN PAUH PADANG

PERAN GURU MENGELOLA KELAS DALAM MENGOPTIMALKAN PEMBELAJARAN DI KELAS IV SDN 36 KOTA SELATAN JURNAL. Oleh SINTIA SOANGO NIM.

PERAN GURU DALAM MEMBENTUK ARIF BUDAYA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Nurwinda Endah, 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen pada dasarnya dibutuhkan oleh semua perusahaan. atau organisasi, karena tanpa semua usaha ataupun kegiatan untuk

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancang dan

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar anak

IMPLEMENTASI MEDIA SIMULASI KAMERA DIGITAL MATA KULIAH PENGEMBANGAN MEDIA FOTO

BAB I PENDAHULUAN. Teras, 2009), hlm Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam: Konsep, Strategi dan Aplikasi, (Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan

BAB V PENUTUP. Berdasarkan seluruh uraian pembahasan skripsi di atas. Kiranya penulis

PEMBINAAN DISIPLIN SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KECAMATAN KOTO BARU KABUPATEN DHARMASRAYA

Upaya Meningkatkan Kedisipilinan Kinerja Guru dalam Pembelajaran melalui Penerapan Reward and Punishment di SMA Negeri 1 Jangka

I. PENDAHULUAN. ini karena tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan akan

BAB I PENDAHULUAN. hlm U. Saefullah, Psikologi Perkembangan dan Pendidikan, CV Pustaka Setia, Bandung, 2012,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyeluruh. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

UPAYA MAHASISWA, DOSEN DAN PIHAK UNIVERSITAS DALAM PEMBENTUKAN KARAKTERISTIK MAHASISWA YANG IDEAL. Oleh : Annisa Ratna Sari, S. Pd

MANAJEMEN KELAS DI SD NEGERI GUMPANG 1 KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI. Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS V SDN NO MEDAN DELI

BAB I PENDAHULUAN. Maka seorang pemimpin selain perlu memikirkan gaya kepemimpinannya, dia

BAB I PENDAHULUAN. 1 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana,

BAB I PENDAHULUAN. Suatu format Undang-Undang 20 Tahun 23 tentang sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Islam dari sumber utamanya yaitu Al-Qur an dan Hadits, melalui kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. awalan men, menjadi mendidik, yaitu kata kerja yang artinya memelihara

PENGELOLAAN KKG DI GUGUS SULTAN AGUNG DABIN 6 KARANGRAYUNG

HUBUNGAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 18 BANDA ACEH. Zainidar Aslianda, Israwati, Nurhaidah

Transkripsi:

PENERAPAN PROGRAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SDN 94 PEKANBARU TAHUN PELAJARAN 2016/2017 ROBIAH JASNI Guru SD Negeri 94 Pekanbaru jasnirobiah@gmail.com ABSTRAK Berdasarkan hasil observasi penulis di SDN 94 Pekanbaru bahwa masih terdapat beberapa guru yang tingkat disiplinnya masih tergolong rendah. Hal ini terlihat dari masih terdapat beberapa guru yang terlambat mengikuti upacara pagi, guru yang telat masuk kelas walaupun jam pelajaran telah di mulai, guru yang meninggalkan kelas dengan alasan yang kurang jelas dan guru yang tidak menggunakan seragam sesuai dengan yang telah ditetapkan. Untuk mengatasi permasalahan di atas, diperlukan suatu program pembinaan kedisiplinan guru. Program pembinaan kedisiplinan ini dilaksanakan untuk membentuk kembali disiplin guru yang telah menurun. Penelitian ini telah dilakukan di SDN 92 Pekanbaru Tahun Ajaran 2016/2017 bulan Oktober-November 2016. Subjek penelitian tindakan sekolah ini dilakukan pada guru SDN 94 Pekanbaru dengan jumlah sampel 5 orang guru yang disiplinnya paling rendah. Penelitian ini adalah penelitian tindakan sekolah dengan penerapan program pembinaan kedisiplinan. Penelitian ini terdiri dari dua siklus dan tiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan,pengamatan dan refleksi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan program pembinaan kedisiplinan dapat meningkatkan kinerja guru di SDN 94 Pekanbaru tahun pelajaran 2016/2017. Pada siklus I tingkat pelanggaran kedisiplinan guru sebesar 24% dengan tingkat kinerja 76%. Pada siklus II tingkat pelanggaran kedisiplinan guru sebesar 4% dengan tingkat kinerja 96%. Kata Kunci : Disiplin, Kinerja, Guru. PENDAHULUAN Guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Untuk melaksanakan tugasnya secara profesional, guru tidak hanya dituntut memiliki kemampuan teknis edukatif, tetapi juga harus memiliki kepribadian yang kokoh sehingga dapat menjadi sosok panutan bagi siswa, keluarga, Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 2, Juni 2017 229

maupun masyarakat. Selaras dengan kebijaksanaan pembangunan yang meletakkan pengembangan sumber daya manusia (SDM) sebagai prioritas pembangunan nasional, maka kedudukan dan peran guru semakin strategis untuk mempersiapkan SDM yang berkualitas dalam menghadapi era global (Pradita dan Nurul, 2013). Peranan guru adalah terciptanya serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan yang dilakukan dalam suatu situasi tertentu serta berhubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku dan perkembangan siswa yang menjadi tujuannya. Adapun beberapa peran guru dalam proses pembelajaran adalah (Sanjaya, 2011): a) Guru sebagai sumber belajar. Peran sebagai sumber belajar erat kaitannya dengan penguasaan materi pelajaran. Sebagai sumber belajar dalam proses pembelajaran hendaknya guru memiliki bahan referensi yang lebih banyak dibandingkan siswanya dan melakukan pemetaan tentang materi pelajaran. b) Guru sebagai fasilitator. Guru berperan dalam memberikan pelayanan untuk memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran. c) Guru sebagai Pengelola ( learning manajer). Guru berperan dalam menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar secara nyaman. d) Guru sebagai demonstrator. Guru berperan untuk mempertunjukkan kepada siswa segala sesuatu yang dapat membuat siswa lebih mengerti dan memahami setiap pesan yang disampaikan. e) Guru sebagai pembimbing. Guru membimbing siswa agar dapat menemukan berbagai potensi yang dimilikinya sebagai bekal hidup mereka. f) Guru sebagai motivator. Dalam proses pembelajaran, motivasi merupakan salah satu aspek yang sangat penting. Proses pembelajaran akan berhasil manakala siswa mempunyai motivasi dalam belajar. g) Guru sebagai evaluator. Guru berperan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan. Sebagai pengajar atau pendidik, guru merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan setiap upaya pendidikan. Itulah sebabnya setiap adanya inovasi pendidikan, khususnya dalam kurikulum dan peningkatan sumber daya manusia yang dihasilkan dari upaya pendidikan selalu bermuara pada faktor guru. Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru (Usman, 2008). Seorang guru harus bisa memberikan contoh yang baik atau teladan kepada siswa-siswanya. Guru adalah pendidik yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi para peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri, dan disiplin. Berdasarkan hasil observasi penulis di SDN 94 Pekanbaru bahwa masih terdapat beberapa guru yang tingkat disiplinnya masih tergolong rendah. Hal ini terlihat dari masih terdapat beberapa guru yang terlambat mengikuti upacara pagi, guru yang telat masuk kelas walaupun jam pelajaran telah di mulai, guru yang meninggalkan kelas dengan alasan yang kurang jelas dan guru yang tidak menggunakan seragam sesuai dengan yang telah ditetapkan. Untuk mengatasi permasalahan di atas, diperlukan suatu program pembinaan kedisiplinan guru. 230 Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 2, Juni 2017

Program pembinaan kedisiplinan ini dilaksanakan untuk membentuk kembali disiplin guru yang telah menurun. Tujuan penelitian tindakan sekolah ini adalah untuk mengetahui Disiplin berasal dari kata decipline yang berarti latihan atau pendidikan kesopanan dan kerohanian serta pengembangan tabiat. Disiplin merupakan prosedur yang mengoreksi atau menghukum bawahan karena melanggar peraturan atau prosedur (Simamora, 2012). Pada dasarnya banyak indikator yang mempengaruhi tingkat kedisiplinan, di antaranya (Hasibuan, 2011): 1. Tujuan dan kemampuan 2. Teladan pimpinan 3. Balas Jasa 4. Keadilan 5. Waskat (pengawasan melekat) 6. Sanksi hukuman 7. Ketegasan 8. Hubungan kemanusiaan Masalah kedisiplinan kerja, merupakan masalah yang perlu diperhatikan, sebab dengan adanya kedisiplinan, dapat mempengaruhi efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan organisasi (Nitisemito, 2012). Guru adalah pendidik yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi para peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri, dan disiplin. Berkaitan dengan tanggung jawab, guru harus mengetahui, serta memahami Penelitian ini telah dilakukan di SDN 94 Pekanbaru Tahun Ajaran 2016/2017 bulan Oktober-November 2016. Subjek penelitian tindakan TINJAUAN PUSTAKA METODE PENELITIAN bahwa penerapan program pembinaan kedisiplinan dapat meningkatkan kinerja guru di SDN 94 Pekanbaru tahun pelajaran 2016/2017. nilai, norma moral, dan sosial, serta berusaha berperilaku dan berbuat sesuai dengan nilai dan norma tersebut (Mulyasa, 2011). Guru tidak hanya menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Guru juga dituntut menjalankan peranperannya sebagai guru dalam usahanya mencapai tujuan pembelajaran dan mengembangkan potensi siswa. Peran dan fungsi utama seorang guru, antara lain (Irham dan Novan, 2013): a) planner, yaitu sebagai perencana, b) organizer, yaitu sebagai pelaksana dan pengelola, dan c) evaluator, yaitu sebagai penilai. Proses belajar mengajar merupakan suatu rentetan kegiatan guru menumbuhkan organisasi proses belajar mengajar yang efektif, yang meliputi: tujuan pengajaran, pengaturan penggunaan waktu luang, pengaturan ruang dan alat perlengkapan pelajaran di kelas, serta pengelompokan siswa dalam belajar (Djmarah dan Zain, 2012). Proses belajar mengajar yang baik hendaknya mempergunakan berbagai jenis metode mengajar secara bergantian (Sudjana, 2011). Pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses interaksi antara guru dengan siswa, baik interaksi secara langsung maupun secara tidak langsung (Rusman, 2010). sekolah ini dilakukan pada guru-guru SDN 94 Pekanbaru dengan jumlah sampel 5 orang guru dengan tingkat disiplin yang paling rendah. Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 2, Juni 2017 231

Adapun langkah-langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tahap Perencanaan a) Daftar guru b) Menyiapkan lembar observasi guru c) Menyiapkan evaluasi program pembinaan kedisiplinan 2. Tahap Pelaksanaan a) Mengadakan rapat guru untuk mensosialisasikan program pembinaan kedisiplinan b) Menunjuk guru-guru yang mengikuti program pembinaan kedisiplinan c) Menginformasikan guru yang mengikuti program pembinaan kedisiplinan. d) Pelaksanaan program pembinaan kedisiplinan melaui kegiatan workshop, seminar dan MGMP. Pelaksanaan program pembinaan kedisiplinan ini dilakukan sebanyak 2 kali sebulan dan dilaksanakan selama 2 bulan. Program pembinaan kedisiplinan ini dilaksanakan di SDN 94 Pekanbaru dengan melibatkan guru-guru yang memiliki disiplin paling rendah untuk No HASIL DAN PEMBAHASAN 3. Tahap Observasi Tahap observasi yang dilakukan dalam penelitian ini dengan menggunakan format pengamatan yang telah disediakan. Hal-hal yang diamati adalah aktivitas guru. 4. Tahap refleksi Tahap refleksi meliputi proses analisis hasil program penghijauan dan penyusunan rencana perbaikan untuk program pembinaan kedisiplinan berikutnya. a. Mencatat hasil pengamatan b. Mengevaluasi hasil pengamatan c. Menganalisis tingkat kedisiplinan di dalam mengikuti program pembinaan kedisiplinan. d. Membuat perbaikan tindakan untuk program pembinaan kedisiplinan berikutnya. melaksanakan program pembinaan kedisiplinan. Hasil observasi kedisiplinan guru sebelum dilaksanakan prgram pembinaan kedisiplinan dapat dilihat pada table 1. berikut: Tabel 1. Hasil Observasi Tingkat Kedisiplinan Guru Sebelum Pelaksanaan Pembinaan Kedisiplinan Kode guru Aktivitas yang Diamati 1 2 3 4 5 1 A 1 2 B 2 3 C 3 X X 4 D 4 X 5 E 5 X X Jumlah 5 5 3 3 4 Persentase tingkat pelanggaran 80% Keterangan : 1. Terlambat mengikuti upacara pagi 2. Terlambat masuk kelas 3. Meninggalkan kelas dengan alasan tidak jelas 4. Tidak masuk mengajar tanpa alasan 232 Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 2, Juni 2017

5. Tidak menggunakan seragam yang ditetapkan Berdasarkan tabel 1 di atas dapat diketahui bahwa sebelum dilaksanakan program pembinaan kedisiplinan, tingkat pelanggaran kedisiplinan guru yang menjadi subjek penelitian adalah 80%. Guru yang terlambat mengikuti upacara pagi sebanyak 5 orang guru. Terlambat masuk kelas sebanyak 5 orang guru. Meninggalkan kelas dengan alasan tidak jelas sebanyak 3 orang guru. Tidak masuk mengajar tanpa alasan sebanyak 3 orang guru. Tidak menggunakan seragam yang ditetapkan No sebanyak 4 orang guru. Pelanggaran kediplinan yang dilakukan oleh guru dapat merugikan siswa. Untuk itu diperlukan suatu program pembinaan kedisiplinan untuk mengembalikan kembali disiplin guru sehingga kinerja guru dapat maksimal untuk anak didik. Program pembinaan kedisiplinan ini melalui 3 kegiatan yaitu: a) Workshop : 2 orang guru (A 1, B 2 ) b) Seminar : 2 orang guru (C 3, D 4 ) c) MGMP : 1 orang guru (E 5 ) Hasil observasi program pembinaan kedisiplinan pada siklus I dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini.. Tabel 2. Hasil Observasi Pelaksanaan Program Pembinaan Kedisiplinan Siklus I Kode guru Aktivitas yang Diamati 1 2 3 4 5 1 A 1 X X X X 2 B 2 X X X X 3 C 3 X X 4 D 4 X X X X 5 E 5 X X X X X Jumlah 1 1 2 0 2 Persentase tingkat pelanggaran 24% Berdasarkan tabel 2 di atas dapat diketahui bahwa tingkat pelanggaran kedisiplinan guru yang menjadi subjek penelitian adalah 24%. Guru yang terlambat mengikuti upacara pagi sebanyak 1 orang guru. Terlambat masuk kelas sebanyak 1 orang guru. Meninggalkan kelas dengan alasan tidak jelas sebanyak 2 orang guru. Tidak masuk mengajar tanpa alasan sebanyak 0 orang guru. Tidak menggunakan seragam yang ditetapkan sebanyak 2 orang guru. Pada siklus I ini tingkat pelanggaran yang dilakukan oleh guru telah menurun dibandingkan sebelumnya. Program pembinaan kedisiplinan ini mencakup 3 kegiatan yaitu workshop, seminar dan MGMP. Melalui 3 kegiatan ini diharapkan tingkat kedisiplinan guru dapat menjadi lebih baik lagi sehingga kinerja guru dapat berjalan dengan baik dan maksimal. Tetapi pada siklus I masih terdapat beberapa kendala di dalam pelaksanaan program pembinaan kedisiplinan ini. Untuk itu dilakukan refleksi. Refleksi yang dilakukan berdasarkan analisa data dan pengamatan pada siklus 1 diperoleh beberapa masalah yaitu: 1. Masih terdapat beberapa guru yang tidak tepat waktu menghadiri kegiatan yang dilaksanakan. 2. Masih terdapat beberapa guru yang pulang sebelum kegiatan selesai dilaksanakan. Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 2, Juni 2017 233

Rencana yang dilakukan peneliti untuk memperbaiki permasalahan pada refleksi siklus I adalah kepala sekolah akan lebih tegas di dalam menyikapi keterlambatan guru dan lebih persuasif lagi agar guru tidak pulang sebelum kegiatan selesai dilaksanakan. Tindakan dilanjutkan pada siklus II karena pada siklus I masih terdapat beberapa masalah. Hasil observasi program pembinaan kedisiplinan pada siklus II dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini. No Tabel 3. Hasil Observasi Pelaksanaan Program Pembinaan Kedisiplinan Siklus II Kode guru Aktivitas yang Diamati 1 2 3 4 5 1 A 1 X X X X X 2 B 2 X X X X X 3 C 3 X X X X 4 D 4 X X X X X 5 E 5 X X X X X Jumlah 0 0 0 0 1 Persentase tingkat pelanggaran Berdasarkan tabel 3 di atas dapat diketahui bahwa tingkat pelanggaran telah menurun drastis yaitu menjadi 4%. Hanya 1 orang guru yang melanggar ketentuan pemakaian seragam yang telah ditetapkan. 4% Tabel 4. Hasil Evaluasi Kinerja Guru Pelaksanaan program pembinaan kedisiplinan ini sangat berdampak terhadap kinerja guru. Kinerja guru menjadi lebih maksimal dan efektif. Hal ini dapat diketahui dari hasil observasi kinerja guru pada tabel 4 di bawah ini. No Kode Guru Siklus I Siklus II 1 A 1 80 100 2 B 2 80 100 3 C 3 40 80 4 D 4 80 100 5 E 5 100 100 Persentase 76% 96% Berdasarkan tabel 4 di atas dapat diketahui bahwa semakin bagus disiplin guru maka semakin baik kinerja guru. Guru dengan kode A 1 pada siklus I memperoleh penilaian kinerja 80, B 2 memperoleh penilaian kinerja 80, C 3 memperoleh penilaian kinerja 40, D 4 memperoleh penilaian kinerja 80, E 5 memperoleh penilaian kinerja 100. Tingkat kinerja guru mencapai 76%. Pada siklus II penilaian kinerja guru dengan kode A 1 memperoleh penilaian kinerja 100, B 2 memperoleh penilaian kinerja 100, C 3 memperoleh penilaian kinerja 80, D 4 memperoleh penilaian kinerja 100, dan E 5 memperoleh penilaian kinerja 100. Tingkat kinerja guru mencapai 96%. Refleksi pada siklus II yaitu berdasarkan hasil pengamatan peneliti, pada siklus II ini sudah lebih baik dari pada siklus pertama. Pada siklus II ini, kinerja guru telah menjadi baik. Program pembinaan kedisiplinan yang diselenggarakan di SDN 94 Pekanbaru dapat meningkatkan kinerja guru. 234 Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 2, Juni 2017

A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan pada siklus I dan II, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Penerapan program pembinaan kedisiplinan dapat meningkatkan kinerja guru di SDN 94 Pekanbaru tahun pelajaran 2016/2017. 2. Pada siklus I tingkat pelanggaran kedisiplinan guru sebesar 24% dengan tingkat kinerja 76%. 3. Pada siklus II tingkat pelanggaran kedisiplinan guru sebesar 4% dengan tingkat kinerja 96%. Djamarah, S.B. dan Zain A. 2012. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Hasibuan, Malayu SP. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. Irham, Muhammad dan Novan Ardy Wiyani. 2013. Psikolagi Pendidikan Teori dan Aplikasi Dalam Proses Pembelajaran. Ar- Ruzz. Yogyakarta. Mulyasa. 2011. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif Dan Menyenangkan. PT Rosdakarya: Bandung. Nitisemito, Alex S. 2012. Manajemen Personalia (Manajemen Sumber Daya Manusia) Jakarta: Ghalia Indonesia. Pradita, Ranida dan Nurul Hidayat. 2013. Sistem Pendukung KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA B. Saran-saran Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan, penulis menyarankan: 1. Untuk peneliti selanjutnya agar dapat menggunakan program yang lainnya di dalam meningkatkan kedisiplinan dan kinerja guru seperti reward and punishment 2. Kepala sekolah sebaiknya lebih maksimal di dalam memonitor kehadiran dan ketepatan waktu guru di dalam mengajar. Keputusan Pemilihan Guru Berprestasi Menggunakan Metode Promethee. Jurnal Sains Dan Seni Pomits Vol. 2, No.1. Surabaya. Rusman. 2010, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Raja Grafindo. Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana. Simamora, Hendry. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat. Sudjana. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Usman, Moh.Uzer. 2008. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 2, Juni 2017 235

236 Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 2, Juni 2017