V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Wilayah 5.1.1. Kondisi Fisik Wilayah Kecamatan Ciampea adalah salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Bogor tepatnya di bagian barat Kabupaten Bogor. Luas Kecamatan Ciampea adalah sekitar 55,63 km 2, yang terdiri dari 13 Desa dan terbagi menjadi 43 Dusun, 120 Rukun Warga (RW), serta 470 Rukun Tetangga (RT). Jarak antar desa di Kecamatan Ciampea bisa dilihat pada Tabel 9. Batas-batas wilayah administrasi yang mengelilingi Kecamatan Ciampea adalah sebagai berikut : 1) Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Ranca Bungur dan Kecamatan Kemang. 2) Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Tenjolaya. 3) Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Cibungbulang. 4) Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Dramaga (Laporan Tahunan Kecamatan Ciampea 2007). Tabel 9. Jarak Antar Desa (Km) di Kecamatan Ciampea Tahun 2003 Desa Ciampea Udik Cinangka Cibuntu Cicadas Tegal Waru Ciampea Udik 3 2 4 6 6 7 7 8 8 7 7 9 Cinangka 3 2 2 3 3 4 5 5 5 4 4 6 Cibuntu 2 2 2 3 4 5 6 7 6 4 4 3 Cicadas 4 2 2 2 4 5 4 5 4 3 3 5 Tegal Waru 6 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 4 Bojong Jengkol 6 3 4 4 3 2 2 2 3 2 3 4 Cihideung Udik 7 4 5 5 3 2 2 3 6 5 4 6 Cihideung Hilir 7 5 6 4 3 2 2 1 4 4 4 5 Cibanteng 8 5 7 5 2 2 3 1 3 3 3 3 Bojong Rangkas 8 5 6 4 3 3 6 4 3 2 2 1 Cibadak 7 4 4 3 2 2 5 4 3 2 1 2 Benteng 7 4 4 3 2 3 4 4 3 2 1 3 Ciampea 9 6 3 5 4 4 6 5 3 1 2 3 Sumber: Laporan Tahunan Kecamatan Ciampea, 2007 Bojong Jengkol Cihideung Udik Cihideung Hilir Cibanteng Bojong Rangkas Bojong Rangkas Benteng Ciampea
Berdasarkan jarak orbitas serta sarana transportasi antara pusat pemerintahan Kecamatan Ciampea dengan ibukota negara (Jakarta), ibukota propinsi (Bandung), ibukota kabupaten (Cibinong), dan desa yang terjauh masingmasing memiliki jarak sekitar 80 km, 147 km, 45 km, dan 5 km. Secara topografi, Kecamatan Ciampea memiliki kontur yang terdiri dari dataran sampai berombak sekitar 45 persen dan berombak sampai berbukit sekitar 55 persen. Ketinggian wilayah sekitar 300 m di atas permukaan laut. Sedangkan suhu udaranya berkisar antara 20 o 30 o C dan banyaknya curah hujan sekitar 278 mm/t (Laporan Tahunan Kecamatan Ciampea 2007). 5.1.2. Kondisi Kependudukan Jumlah penduduk Kecamatan Ciampea sampai dengan akhir bulan Desember 2006 (Sensus Daerah) tercatat sebanyak 139.037 jiwa yang terdiri dari 70.827orang laki-laki dan 68.210 orang perempuan serta tercatat sebanyak 32.787 kepala keluarga. Jumlah penduduk dan kepala keluarga untuk setiap desa di Kecamatan Ciampea dapat dilihat di Tabel 10. Tabel 10. Jumlah Penduduk dan Kepala Keluarga di Kecamatan Ciampea Tahun 2007 No Nama Desa Jumlah Penduduk Laki-laki Perempuan Total (jiwa) Jumlah KK 1. Benteng 5.575 5.370 10.945 2.754 2. Bojong Rangkas 5.733 5.433 11.166 2.818 3. Bojong Jengkol 4.748 4.430 9.178 2.193 4. Ciampea 5.040 5.080 10.120 2.415 5. Cibadak 4.881 5.062 9.943 2.345 6. Cihideung Ilir 4.886 4.539 9.425 2.021 7. Cibanteng 8.075 7.665 15.740 3.619 8. Cihideung Udik 7.126 6.556 13.682 3.158 9. Cicadas 5.178 4.975 10.153 2.419 10. Cibuntu 4.008 4.066 8.074 1.736 11. Ciampea Udik 3.740 3.443 7.183 1.668 12. Cinangka 5.773 5.511 11.284 2.756 13. Tegal waru 6.064 6.080 12.144 2.885 Jumlah 70.827 68.210 139.037 32.787 Sumber: Monografi Kecamatan Ciampea Tahun 2007 37
Kepadatan penduduk di Kecamatan Ciampea adalah 200 jiwa/km 2. Jumlah penduduk yang termasuk ke dalam angkatan kerja adalah sebanyak 76.144 jiwa, yang terdiri dari laki-laki sebanyak 37.876 jiwa dan perempuan sebanyak 38.268 jiwa (Laporan Tahunan Kecamatan Ciampea 2007). Pekerjaan penduduk Kecamatan Ciampea beraneka ragam, tetapi secara umum sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani, pedagang, dan buruh. Keadaan masyarakat berdasarkan mata pencahariannya dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Jumlah Penduduk (Jiwa) Kecamatan Ciampea Berdasarkan Mata Pencaharian Tahun 2007 No Mata Pencaharian Jumlah 1. Petani pemilik lahan 2.129 2. Petani penggarap sawah 3.130 3. Buruh tani 3.179 4. Pengusaha 4.672 5. Pengrajin 9.737 6. Buruh industri 2.442 7. Pertukangan 1.194 8. Buruh pertambangan 5.857 9. Pengemudi 563 10. Pedagang 10.871 11. TNI/Polri 180 12. Pegawai Negeri Sipil 944 13. Lin-lain 1.963 Sumber: Laporan Tahunan Kecamatan Ciampea, 2007 5.1.3. Kondisi Pendidikan Pendidikan adalah modal dasar dan terpenting bagi kehidupan manusia, bangsa, dan negara. Maju mundurnya suatu bangsa sangat ditentukan oleh kondisi pendidikan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan perlu diarahkan untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia sehingga tercipta Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Untuk mencapai semua itu, maka ketersediaan dan penyebaran fasilitas pendidikan harus merata di semua daerah. Di Kecamatan 38
Ciampea, fasilitas pendidikan untuk tingkat Sekolah Dasar (SD) memiliki jumlah terbesar, sedangkan fasilitas pendidikan untuk tingkat Perguruan Tinggi memiliki jumlah paling kecil. Sarana pendidikan yang terdapat di Kecamatan Ciampea adalah berupa 10 gedung Taman Kanak-Kanak (TK), 49 gedung Sekolah Dasar (SD) yang terdiri dari 48 gedung Sekolah Dasar Negeri dan 1 gedung Sekolah Dasar Swasta, 9 gedung Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) yang terdiri dari 1 gedung SLTP Negeri dan 8 gedung SLTP Swasta, 6 gedung Sekolah Menengah Atas (SMA) yang terdiri dari 1 gedung SMA Negeri dan 5 gedung SMA Swasta, 3 gedung Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Swasta, 1 gedung Universitas Swasta, sarana pendidikan keagamaan Madrasah Ibtidaiyah (MI) sebanyak 19 gedung, Madrasah Tsanawiyah (MTs) sebanyak 8 gedung, dan Madrasah Aliyah (MA) sebanyak 3 gedung (Laporan Tahunan Kecamatan Ciampea 2007) 5.1.4. Kondisi Pertanian dan Peternakan Kegiatan pertanian di Kecamatan Ciampea terdiri dari pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, dan perikanan. Pertanian tanaman pangan dan peternakan merupakan sektor komoditi andalan bagi penduduk Kecamatan Ciampea. Komoditi unggulan dari subsektor tanaman pangan utama adalah padi, jagung, kacang tanah, dan sayur-sayuran. Sedangkan dari subsektor tanaman perdagangan komoditi unggulannya berupa kelapa, kelapa sawit, dan kopi. Di sektor perikanan, jenis ikan yang dibudidayakan adalah ikan mas, gurame, mujair, lele, dan bawal. Kecamatan Ciampea mempunyai lahan sawah irigasi setengah teknis, irigasi sederhana, dan tadah hujan/sawah rendengan, tetapi tidak ada lahan sawah yang memiliki irigasi teknis. Luas lahan sawah irigasi setengah teknis adalah seluas 1.189,47 Ha, lahan beririgasi sederhana seluas 43 Ha, dan lahan tadah hujan seluas 325 Ha. Penduduk Kecamatan Ciampea rata-rata mengusahakan lahan seluas 2,5 Ha (Laporan Monografi Kecamatan Ciampea, 2007) Kegiatan subsektor peternakan hampir tersebar di seluruh desa di Kecamatan Ciampea meskipun jumlahnya bervariasi. Kegiatan peternakan di Kecamatan Ciampea secara umum masih dikelola secara tradisional. Populasi ternak di Kecamatan Ciampea tahun 2007 dapat dilihat pada tabel 12. 39
Tabel 12. Jumlah Populasi Ternak di Kecamatan Ciampea Tahun 2007 No Jenis Ternak Populasi (ST) Persentase (%) 1. Sapi perah 25,25 2,75 2. Kerbau 204,75 22,27 3. Kambing kacang 150,04 16,32 4. Kambing PE 33,04 3,60 5. Domba 421,15 45,80 6. Ayam buras 83,97 9,13 7. Itik 1,24 0,13 Jumlah 919,44 100,00 Sumber: Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor, 2007 (dalam Yulida, 2008) 5.1.5. Kondisi Perekonomian Sarana perekonomian yang ada di Kecamatan Ciampea antara lain Koperasi Unit Desa (KUD) sebanyak 12 unit, koperasi produksi sebanyak 5 unit, koperasi lainnya sebanyak 3 unit, pasar umum sebanyak 1 unit, pasar bangunan permanen sebanyak 1 unit, pasar bangunan semi permanen sebanyak 401 unit, toko/kios/warung sebanyak 645 unit, dan Bank sebanyak 1 unit. Disamping itu, di Kecamatan ciampea juga terdapat industri mulai dari industri kecil hingga industri besar. Jumlah industri besar adalah sebanyak 17 lokasi, industri sedang sebanyak 12 lokasi, industri kecil sebanyak 75 lokasi, dan Usaha Kecil Mikro (UKM) sebanyak 460 lokasi. Semua industri-industri tersebut tersebar di 13 desa yang ada di Kecamatan Ciampea. Jenis usaha lain yang berkontribusi bagi perekonomian Kecamatan Ciampea adalah rumah makan/warung makan sebanyak 46 unit dan perdagangan sebanyak 670 unit. 5.2. Gambaran Umum Perusahaan 5.2.1. Sejarah Singkat Unit Peternakan Darul Fallah Yayasan Pondok Pesantren Darul Fallah telah memulai kegiatan pendidikannya sejak 46 tahun yang lalu atau tepatnya pada tahun 1963. Sejak saat itu pula Yayasan PP Darul Fallah telah melakukan kegiatan usaha peternakan. Usaha peternakan yang dilakukan saat itu adalah sapi perah. Tetapi dalam perjalanannya usaha sapi perah ini banyak mengalami pasang surut, bahkan 40
kondisi terburuk seperti semua sapi perahnya tidak menghasilkan susu pun pernah terjadi. Untunglah sejak tahun 1990 usaha sapi perah ini mendapat penanganan yang intensif. Untuk perkembangan selanjutnya, Unit Peternakan Daarul Falh mempunyai tiga jenis usaha di bidang peternakan, yaitu sapi perah, kambing perah, dan penggemukan domba dan kambing. Namun seiring berjalannya waktu, usaha Unit Peternakan Darul Fallah lebih difokuskan pada usaha ternak kambing perah dan menghentikan usaha penggemukan domba dan kambing karena pasar susu kambing mulai berkembang. Komersialisasi ternak kambing perah ini telah dimulai sejak bulan Mei 2001. Sementara itu, untuk usaha pengolahan susu, Unit Peternakan Darul Fallah baru mencoba mengembangkannya pada tahun 2007. Produk olahan susu yang dihasilkan Dafarm diantaranya adalah yoghurt, es susu, dan kefir yang terbuat dari bahan baku susu sapi dan susu kambing. Karena permintaan pasar lebih banyak yang menyukai yoghurt dari susu sapi, maka Dafarm lebih mengutamakan pengembangan yoghurt yang berbahan baku susu sapi. 5.2.2. Letak dan Kondisi Lahan Yayasan PP Darul Fallah terletak pada km 12 Jalan Raya Bogor Ciampea. Luas lahan yang dimiliki oleh Yayasan PP Darul Fallah seluruhnya adalah seluas 26,5 Ha. Sedangkan lahan yang digunakan untuk Unit Peternakan Darul Fallah adalah seluas tiga hektar. Lahan 26,5 Ha tersebut memanjang dari tepi jalan raya melewati Kampung Kebun Eurih sampai ke Kampung Gunung Leutik. Secara topografi, lahan yang dimiliki Yayasan PP Darul Fallah ini terdiri dari 90% lahan berbukit dan 10% lahan datar. Sebagian besar lahannya berupa lahan kering dan hanya 5% saja yang berupa lahan sawah. Di lahan seluas ini mengalir dua sungai besar yaitu Sungai Cinangneng dan Sungai Ciampea. Lahan Yayasan PP Darul Fallah dibagi menjadi dua blok yaitu Blok Lemah Duhur yang luasnya sekitar 10 Ha dan Blok Bukit Darul Fallah yang luasnya sekitar 16,5 Ha. Di Blok Lemah Duhur ini terdapat gedung sekolah, asrama, masjid, koperasi dan pemukiman guru serta sarana pendidikan lainnya. Sedangkan Blok Bukit Darul Fallah dijadikan sebagai areal praktek dan usaha 41
produktif seperti kultur jaringan, perkebunan, peternakan dan perikanan. Unit Peternakan Darul Fallah juga terdapat di blok ini. 5.2.3. Visi dan Misi Unit Peternakan Darul Fallah Unit Peternakan Darul Fallah memiliki visi menjadi unit usaha yang mampu berperan sebagai sumber pembiayaan PP Darul Fallah dan menjadi usaha yang berkembang agar dapat menjadi tempat pembelajaran bagi para santri dan masyarakat. Visi ini sengaja dibuat karena keberadaan unit-unit usaha yang ada di PP Darul Fallah termasuk Unit Peternakan adalah untuk menopang keberlangsungan proses pendidikan dan terbentuknya pribadi yang mampu berwirausaha. Dengan ditetapkannya visi tersebut, maka ada beberapa misi yang diemban oleh Unit Peternakan Darul Fallah, yaitu : 1) Mengembangkan kuantitas dan kualitas hasil ternak serta usaha pengolahan susu sehingga menghasilkan nilai tambah produk. 2) Membangun jaringan pemasaran yang kuat. 3) Mengembangkan teknologi dan inovasi agar dapat menciptakan produk yang inovatif, serta dapat menciptakan produk yang bermanfaat dan menyehatkan. 5.2.4. Unit Peternakan Darul Fallah Unit Peternakan Darul Fallah memiliki aset berupa kandang untuk sapi perah dan kambing perah seluas 3000 m 2, lapangan rumput yang luasnya lebih dari tiga hektar, unit pengolahan susu, pembuatan pupuk bokashi, instalasi biogas dan kolam ikan. Unit Peternakan memiliki beberapa program seperti pengembangan ternak baik dari segi kuantitas maupun kualitas, diversifikasi usaha, pengelolaan produksi spesifik dari hulu sampai ke hilir dan mendirikan pusat pelatihan bisnis peternakan. Program-program ini diantaranya diwujudkan dengan adanya usaha pengolahan hasil peternakan. Sapi perah yang dipelihara di sini berjumlah 18 ekor, sedangkan kambing perah berjumlah 60 ekor. Data populasi sapi perah dan kambing perah yang dimiliki Unit Peternakan Darul Fallah pada tahun 2009 bisa dilihat di Tabel 13. 42
Tabel 13. Jumlah Sapi Perah dan Kambing Perah Unit Peternakan Darul Fallah Tahun 2009 No Keterangan Sapi Perah (ekor) Kambing Perah (ekor) 1. Pejantan 1 1 2. Jantan - 1 3. Induk betina laktasi 6 11 4. Induk betina bunting 7 11 5. Pedet (anak) jantan 2 5 6. Pedet (anak) betina 2 31 Jumlah 18 60 Sumber: Data Primer, 2009 Walaupun sapi perah yang dimiliki saat ini hanya berjumlah enam ekor, tetapi tujuh ekor sapi betina lainnya yang sedang bunting tetap bisa menghasilkan susu meskipun dalam jumlah yang kecil. Unit Peternakan Darul Fallah mampu menghasilkan susu sapi rata-rata tiap harinya sekitar 70 liter. Pasar yang dibidik oleh Unit Peternakan untuk susu sapi adalah konsumen rumah tangga di sekitar Bogor. Susu yang dipasarkan berupa susu segar tanpa pengolahan. Biasanya pihak Dafarm memberikan pelayanan berupa delivery service untuk masing-masing pelanggan. Sedangkan untuk susu kambing, biasanya konsumen yang membutuhkanlah yang datang langsung ke lokasi peternakan untuk membeli susu kambing tersebut. Pada bulan Februari 2007 dirintislah usaha pengolahan susu Unit Peternakan Darul Fallah. Tujuannya adalah untuk meningkatkan nilai tambah produk susu yang dihasilkan. Pengolahan susu tersebut diantaranya menjadi yoghurt, es susu, kefir dan susu pasteurisasi yang bahan bakunya sebagian besar adalah susu sapi. Tetapi karena permintaan pelanggan lebih menyukai yoghurt, maka Dafarm memutuskan untuk lebih fokus pada produk yoghurt yang berbahan baku susu sapi. 43