BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Peningkatan jumlah penduduk di Indonesia sekarang ini semakin meningkat

Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR. event FESTIVAL. dll. seni pertunjukan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam.

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN

Gambar 5.1. Zoning Ruang (sumber:konsep perancangan.2012)

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai.

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Adapun pengelompokkan jenis kegiatan berdasarkan sifat, yang ada di dalam asrama

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada saat ini keterbatasan lahan menjadi salah satu permasalahan di Jakarta

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut :

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP RANCANGAN

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP. V.1.1. Tata Ruang Luar dan Zoning Bangunan

BAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

SEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA

BAB IV : KONSEP. 4.1 Konsep Dasar. Permasalahan & Kebutuhan. Laporan Perancangan Arsitektur Akhir

[STASIUN TELEVISI SWASTA DI JAKARTA]

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Makro Gambar 5.1 : Sumber :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

berfungsi sebagai tempat pertukaran udara dan masuknya cahaya matahari. 2) Cross Ventilation, yang diterapkan pada kedua studi kasus, merupakan sistem

BAB V KONSEP PERANCANGAN CENGKARENG OFFICE PARK KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Dalegan di Gresik ini adalah difraksi (kelenturan). Konsep tersebut berawal dari

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB VI KONSEP PERENCANAAN

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115

BAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur,

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

RENCANA TAPAK. Gambar 5.1 Rencana tapak

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. disesuaikan dengan tema bangunan yaitu sebuah fasilitas hunian yang

BAB V KONSEP PERANCANGAN. menggunakan dinding yang sifatnya masif.

PASAR MODERN DI BEKASI TA-115

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

RUMAH SUSUN DAN PASAR DI JAKARTA BARAT

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik.

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Studi Tipologi Bangunan Pabrik Gula Krebet. Kawasan Pabrik gula yang berasal dari buku, data arsitek dan sumber-sumber lain

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proyek. 1.2 Tujuan Proyek

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. lingkungan maupun keadaan lingkungan saat ini menjadi penting untuk

BAB V. Sport Hall/Ekspresi Struktur KONSEP PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

Bab IV. Konsep Perancangan

BAB V KONSEP. marmer adalah Prinsip Sustainable Architecture menurut SABD yang terangkum

BAB VI HASIL PERANCANGAN

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. perumahan di Kota Sleman dan lahan pertanian masih tetap. penggunaan tanah sebagai pertimbangan utama, juga harus

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan. Konsep desain untuk fungsi M al dan Apartemen ini mencoba menampung kegiatankegiatan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Sentra Agrobisnis tersebut. Bangunan yang tercipta dari prinsip-prinsip Working

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. PT. BMW Indonesia ini adalah adanya kebutuhan perusahaan untuk memenuhi

Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Transkripsi:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Landasan Umum Perancangan Rumah susun yang berfungsi sebagai tempat tinggal dapat juga dikatakan sebagai kebutuhan yang mendasar untuk para penggunannya, oleh karena itu rumah haruslah mampu memenuhi dan menunjang kegiatan penggunannya dengan baik. Pemenuhan kebutuhan akan sarana dan prasarana penujang dalam pembangunan rumah erat hubungannya dengan tingkat kenyamanan dan keamanan bagi para penghuninya. Penghuni pada umumnya adalah orang-orang yang mengutamakan efisiensi dan efektifitas dalam melakukan kegiatan sehari-harinya seperti bekerja, sekolah, dan kuliah Disamping fungsinya sebagai tempat istirahat, rumah susun haruslah memiliki citra dan suasana yang baik agar para penghuninya merasa nyaman untuk tinggal disana. Suasana yang nyaman dan bersahabat menggambarkan sebuah kesatuan dan keharmonisan dan dapat diperoleh dengan desain yang baik. V.2. Tujuan dan Sasaran A. Para pedagang pasar modern Tanjung duren B. Keluarga yang bermukim didaerah Tanjung duren C. Orang yang bekerja dan berdomisili didaerah Tanjung Duren D. Mahasiswa perorangan / kelompok E. Umum 123

V.3. Filosofi Perancangan James C Snyder Dalam bukunya Perancangan Arsitektur, dikatakan bahwa ada lima macam kosep, yaitu analogi (memperhatikan hal-hal lain), metafora (memperhatikan abstraksi-abstraksi), hakikat (memperhatikan diluar kebutuhan program), konsep programatik (memperhatikan syarat-syarat yang ditetapkan), dan cita-cita (memperhatikan nilai-nilai umum). Dari kelima kategori tersebut analogi adalah sarana yang paling sering digunakan untuk merumuskan sebuah konsep. Analogi mengidentifikasikan hubungan harafiah yang mungkin di antara benda-benda yang mempunyai sifat-sifat khas yang diinginkan. Dalam sebuah perancangan rumah susun hal yang sangat mempengaruhi pemikiran penulis adalah adanya sebuah kebersamaan. Tingkat sosial yang tinggi yang akan berdampak pada keharmonisan suatu komunitas didalam keberagaman mahluk yang tinggal didalamnya. Kebiasaan-kebiasaan, adat, prilaku, pola aktifitas yang berbeda harus membaur menjadi sebuah kesatuan yang solid. Oleh karena itu filosofi analogi yang paling tepat adalah y in the efforcity. Manusia memiliki sebuah komunitas hidup dalam sebuah lingkungan dimana didalamnya terjalin ikatan kebersamaan yang kuat, rasa saling menghargai dan hidup yang bergotong royong untuk meningkatkan produktifitas dan membuat tempat tinggalnya menjadi lebih baik. 124

individu individu individu Ruang bersama individu HARMONIS = UNITY Skema 16. Konsep perancangan V.4. Konsep Perancangan Tapak Bagi kaidah perencanaan kawasan hunian yang harus mendapat diperhatikan dan pertimbangan adalah: pengunaan lahan yang efisien-efektif dan terkait dengan kegiatan ekonomi dalam arti luas. orientasi bangunan/gedung perlu memperhatikan arah angin di samping posisi dan pergerakan matahari. Jalan dan lorong terutama disearahkan dengan arah aliran angin sebagai koridor angin yang menjaga kesejukan lingkungan. jalan mobil hanya disediakan sebatas kebutuhan nyata untuk keamanan dan keadaan darurat. Parkir mobil terpusat sehingga jalan/lorong dapat dijadikan sebagai taman komunal. Sirkulasi kendaraan tidak menyeluruh dengan kata lain sirkulasi jalan untuk kendaraan bermotor tidak dibuat mengelilingi tapak sehingga memudahkan 125

untuk membedakan daerah privat dan publik, selain itu sirkulasi kendaraan bermotor diusahakan untuk tidak mengganggi daerah privat padsa. Pasar Rusun Gambar 55. Sirkulasi dalam tapak tersedia fasilitas perumahan yang diadakan dan diselenggarakan secara komunal, termasuk ruang terbuka hijau serta rekreasi memakai akses utama melalui berjalan kaki dari perumahan yang ada. Sistem sarana dan prasarana harus terkait dengan sistem kota yang lebih besar. Pembagian massa yang majemuk untuk menjaga pola aliran udara yang baik ada penghijauan dan badan air yang cukup serta menyebar untuk menjaga mutu dan kualitas micro climate yang baik. Ini perlu sebagai kompensasi dari perumahan warga berpendapatan rendah yang cenderung berkepatan tinggi. Persentase tapak sebagian besar merupakan daerah yang mampu meresap air sehingga mengurangi dampak global warming, hampir 50% dari luas 126

keseluruhan tapak merupakan daerah resapan. Material penutup tanahnya juga dipilih berdasarkan pertimbangan akan kemampuannya meresapkan air. - Tanah asli mampu meresap air sebesar 100% - Grass blok mampu meresap air sebesar 40% - Konblok mampu meresap air sebesar 15% Selebihnya merupakan bangunan ataupun sistem drainase yang menggunakan material beton dengan daya serap air sebesar 0% Gambar 56. Diagram Koefisien Dasar Hijau V.5. Konsep Mixed Use Building Gambar 57. Konsep Mixed Use Building 127

Dari dua fungsi bangunan yang berbeda maka akan terjadi sebuah kebutuhan yang berbeda pula, dari segi kenyamanan thermal, sifat ruang, pola ruang, dsb. Namun, dari perbedaan itu diperlukan suatu fungsi bersama yang dapat mengikat kedua fungsi bangunan tanpa saling terkait, setelah dianalisa ditemukan satu fungsi yang sama yang harus dipenuhi dari kedua bangunan yaitu adanya tempat parkir, maka diperlukan area parkir yang dapat menampung kedua kegiatan tersebut sehingga fungsi area parkir pada proyek ini merupakan fungsi bersama. Area privat jauh dari sumber bising dan kemacetan lalu lintas, namun tetap memiliki akses masuk sendiri Fasilitas penunjang (utilitas, fasilitas olah raga, dll Pasar sebagai barrier polusi udara dan polusi suara Public area dibuat semenarik mungkin untuk menarik pengunjung Gedung parkir memiliki akses langsung dari dan pasar agar bisa digunakan bersama Gambar 58. Konsep perancangan tapak 128

Penempatan bukaan pada bangunan disesuaikan dengan arah mata angin dan orientasi matahari Ruang terbuka hijau diletakkan ditenga tapak untuk menjaga suhu udara dan unsur estetika sebagai orientasi view kedalam tapak oleh penghuni Gambar 59. Konsep perancangan tapak Area servis memiliki hubungan langsung dengan pasar, namun tidak mengganggu Area entrance pasar terfokus agar mudah dilihat orang Area entrance dibuat lebih private Gambar 60. Konsep perancangan tapak 129

Pemecahan bangunan menjadi dua massa agar jumlah lantai dapat di kurangi dengan mempertimbangkan masalah kondisi fisik lingkungan sekitar yang dominan oleh bangunan-bangunan bertingkat rendah antara 2-3 lantai, sehingga bangunan harmonis dengan bangunan disekitarnya Dengan jumlah lantai 4-5, maka tidak diperlukan lift ataupun sirkulasi vertikal yang menggunakan daya listrik karena akan menyebabkan penambahan biaya pada operasional bangunan Gambar 61. Konsep perancangan tapak Pertimbangan lain mengenai jumlah lantai adalah dengan jumlah unit yang akan dibangun sesuai dengan tingkat kepadatan penduduk, maka setiap bangunan hanya memiliki KDB sekitar 800 m² atau 1/8 dari luas total lahan. Untuk memanfaatkan lahan maka digunakan untuk massa bangunan yang lain. Selain itu, jika dilihat dari studi banding yang sudah dilakukan, semakin sedikit jumlah lantai pada bangunan maka perawatan bangunannya pun akan semakin mudah, sehingga diharapkan kualitas fisik dapat terus terjaga dengan baik. 130

V.6. Konsep Bangunan dan gubahan massa Konsep dasar yang akan dijadikan sebagai acuan dalam perancangan rumah susun dan pasar disini adalah untuk menunjang akan kebutuhan efisiensi dan efektifitas itu sendiri. Konsep yang digunakan pada bangunan ini pada dasarnya adalah diadaptasi dari bentuk dasar yang sangat sederhana yaitu kubus, namun dengan segala pertimbangan dan nilai-nilai estetika yang ada maka sebuah konsep yang sederhana tersebut dikembangkan lagi menjadi sebuah bentuk akhir yang indah namun tanpa menghilangkan esensinya sebagai bangunan modern. Konsep ini diambil berdasarkan analisa terhadap kebutuhan dan pola hidup masyarakat yang modern,dan serba praktis serta tingkat kebutuhan ruang. Bukaan untuk unit Bukaan dalam koridor berfungsi juga sebagai ruang utilitas ataupun penempatan tangga Gambar 62. Konsep perancangan bangunan 131

Ruang bersama dalam kompleks Gambar 63. Konsep cross ventilation pada bangunan Disain Rumah Susun a. Bentukan yang lebih dinamis dan imaginative dengan tetap mengadaptasi fungsi, kegiatan dan jumlah ruang. b. Membagi bentukan masing masing rumah menjadi lebih jelas tetapi masih dalam konteks kebersamaan kegiatan sehingga menimbulkan rasa kepemilikan dan privasi yang lebih baik dengan tetap memberikan ruang kegiatan bersama dan bersosialisasi. c. Memberikan elemen elemen yang lebih humanistik dan maknawi, dengan memberi bentukan bentukan yang unik dan inovatif untuk melawan persepsi konvensional, sehingga keunikannya bentuk akan mengangkat harkat dan martabat penghuninya dengan tidak meninggalkan kenyamanan ruang dan dengan harga yang tetap terjangkau. d. Dengan tema Hemat energi maka sangat memperhatikan banyaknya energi yang digunakan oleh bangunan itu sendiri, maka perancangan bangunan rumah susun ini tidak menggunakan air conditioner (AC). Untuk tetap menjaga suhu 132

ruangan maka diperlukan sirkulasi udara yang baik. Bukaan yang lebar juga memberikan kesan luas sekaligus memanfaatkan pemandangan luas. e. Karena besarnya gerakan panas dan kelembaban, bangunan besar harus mempunyai celah permainan setiap 25m, bila mungkin sebagai pemisah bagianbagian bangunan (Bangunan Tropis, Georg.Lippsmeler) f. Tujuan efisiensi ruang secara otomatis akan membentuk ruang kotak-kotak geometris yang sederhana, namun untuk menghindari kesan geometris dari kesan kaku maka bentuk dipadu-padankan dengan bentuk lengkungan-lengkungan yang dinamis. Skywalk sebagai penghubung antar bangunan Gambar 64. Konsep skywalk pada g. Keharmonisan dan hubungan sosial antar penghuni perlu didukung dengan bentukan yang menyatukan bangunan namun tetap menjaga privasi antar unit-unit sehingga dibuatlah skywalk untuk menyatukan yang terdiri dari beberapa massa bangunan. 133

Aliran udara Bagian atap pada bangunan pasar merupakan skylight sebagai ventilasi udara Udara panas akan tertarik keatas dan keluar melalui bukaan pada atap Lantai dasar merupakan kios-kios dan lapak basah Lantai mezzanine untuk retail kios kering/ foodcourt Gambar 65. Konsep perancangan bangunan pasar Disain pasar a. Pembagian kios atau lapak sesuai dengan produk-produk yang sejenis untuk memudahkan pengunjung dn memberikan kenyamanan saat berbelanja. M isalnya, kios dan lapak basah seperti sayur-sayuran, daging, ikan, buahbuahan ditempatkan di lantai satu karena pada umumnya bila dilihat menurut survey yang dilakukan, lapak basah lebih sering melakukan proses loading dan unloading dibandingkan kios kering seperti bumbu dapur, perlengkapan rumah tangga, pakaian, dll. 134

b. Disain bangunan dengan atap skylight sebagai penerangan alami dan memaksimalkan sirkulasi udara dengan memberi bukaan di sisi-sisi bangunan. c. Luasan lapak yang mampu menampung manusia lewat dan proses membuang sampah. Gantungan besi untuk daging dan sayuran Saluran irigasi lapak Lebar pintu masuk ke lapak ± 60 cm, sampah bisa dikeluarkan langsung Material keramik mudah dalam perawatan dan membersihkan Gambar 66. Konsep unit lapak d. Distribusi sampah pada menggunakan sistem kolektif yaitu sampahsampah dari setiap unit diambil oleh petugas kebersihan lalu di buang ke tempat penampungan sampah baru setelah itu diangkut oleh petugas dinas 135

kebersihan kota, sehingga denagn demikian kebersihan bisa selalu dapat di kontrol. Gambar 67. Distribusi sampah V.7. Sistem Struktur Jenis pondasi yang digunakan untuk proyek ini adalah pondasi tiang pancang dengan pertimbangan proses pemasangan yang relatif cepat sehingga tidak banyak mengeluarkan energi dan pondasi yang kokoh terhadap bangunan. Bangunan memakai bahan konstruksi bangunan berupa : 1. konstruksi beton bertulang, dengan pertimbangan : - merupakan bahan yang tahan api, tidak rusak oleh panas dan hujan - rangka beton lebih mudah dalam menghasilkan bentuk yang fleksibel - kerangka bangunan dapat menahan beban yang cukup besar 2. konstruksi baja, dengan pertimbangan : - waktu pengerjaan yang relatif singkat - kerangka bangunan dapat menahan beban yang cukup besar 136

- mampu menahan beban kantilever yang cukup panjang V.8. Konsep Utilitas dan Kelengkapan Bangunan Konsep utilitas sesuai dengan apa yang sudah dijelaskan dalam bab analisis V.9. Tuntutan Rancangan Berdasarkan analisa yang telah terlampir diatas maka garis besara perancangannya sbb: ada fleksibilitas penataan ruang, utamanya bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Agar hemat rumah tidak mudah disekat dan terbuka peluang penggunaan ganda dan over-lapping memilih bahan bangunan yang mudah diperoleh setempat dan sudah akrab dipakai oleh warga dengan kesulitan konstruksi yang mudah diatasi oleh keahlian setempat dan memilih bahan bangunan yang ramah lingkungan penataan ruang yang dilakukan fleksibel dan multi guna serta tidak terkotakkota kecil berguna untuk menjamin kedinamisan gerak dan berbagai aktivitas lain dari penghuni serta untuk memberi keleluasaan aliran udara dan cahaya yang tinggi. Selanjutnya pola penataan ruang yang terbuka ini juga akan memberi kesan luas sehingga tercapai rasa psikologis yang melegakan guna merangsang produktivitas kehidupan yang tinggi. 137