APLIKASI PUPUK PELENGKAP CAIR ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (brassica juncea L.)

dokumen-dokumen yang mirip
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BABY KAILAN (Brassica alboglabra L.) DENGAN PEMBERIAN TRICHO-KOMPOS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

Arizal Muhammad Bagus 1, Armaini 2, Fetmi Silvina 2 Departement of Agroteknologi, Faculty of Agriculture, University of Riau

PEMBERIAN LIMBAH CAIR BIOGAS PADA TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) GIVING BIOSLURRY ON THE OF MUSTARD PLANT

PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.

APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR DAN PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.)

PENGARUH KOMPOS LIMBAH SAYUR-SAYURAN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KOPI ROBUSTA (Coffea canephora Pierre)

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KONSENTRASI DAN INTERVAL WAKTU PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR NASA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TOMAT (Solanum lycopersicum Lam.

PEMBERIAN PUPUK ORGANIK SUPER NATURAL NUTRITION (SNN) PADA TANAMAN SELADA ( Lactuca sativa,l ) DI TANAH ULTISOL

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

Hasan Asnawi, Armaini, Nurbaiti (Fakultas Pertanian Universitas Riau) Hp : , ABSTRACT

PENGARUH INTERVAL PEMBERIAN AIR KELAPA DAN PUPUK UREA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KARET (Heveea brasiliensis) STUM MATA TIDUR

UJI BEBERAPA KONSENTRASI PUPUK CAIR Azolla pinnata PADA BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PEMBIBITAN AWAL

PENGARUH PEMBERIAN NIGHSOIL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN PAK CHOY (Brassica chinensis L)

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMANSELADA (Lactuca sativa L.) DENGAN PEMBERIAN KOMPOS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT

PERTUMBUHAN BIBIT KARET (Hevea brasiliensis) STUM MATA TIDUR DENGAN PEMBERIAN AIR KELAPA DAN AMPAS TEH

PEMBERIAN AIR KELAPA MUDA DAN AIR CUCIAN BERAS PADA BIBIT KARET

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR (POC)TERHADAP PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.)

RESPON TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS SAMPAH KOTA

PENGARUH PUPUK HIJAU Calopogonium mucunoides DAN FOSFOR TERHADAP SIFAT AGRONOMIS DAN KOMPONEN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Made Deviani Duaja 1), Nelyati 1) and Hisar Tindaon 2) Fakultas Pertanian, Universitas Jamabi

PERTUMBUHAN DAN HASIL KAILAN (brassica alboglabra) PADA BERBAGAI DOSIS KOMPOS SOLID ABSTRAK

PENGARUH PEMANGKASAN CABANG UTAMA DAN PEMBERIAN PUPUK PELENGKAP CAIR ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TOMAT

Sukandar, Nelvia, Ardian Agrotechnology Department, Agriculture Faculty, Universitas of Riau

PENGARUH PEMBERIAN URIN SAPI YANG DIFERMENTASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica rafa)

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L) DENGAN PEMBERIAN MIKROORGANISME LOKAL (MOL) DAN PUPUK KANDANG AYAM

Vol 2 No. 1 Januari - Maret 2013 ISSN :

PERTUMBUHAN BEBERAPA KLON BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) PADA TANAH GAMBUT DAN PODSOLIK MERAH KUNING

PENGARUH DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JARAK PAGAR

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK KOTORAN KAMBING TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KAILAN (Brassica oleraceae. L)

PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L.) DENGAN PEMBERIAN KOMPOS BERBAHAN DASAR DAUN PAITAN (Thitonia diversifolia)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam parameter tinggi tanaman (lampiran 7.1) menunjukkan

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH DENGAN PENGOLAHAN TANAH YANG BERBEDA DAN PEMBERIAN PUPUK NPK

OPTIMALISASI PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN PAKCOY (Brassicca rapa L) MELALUI APLIKASI BEBERAPA DOSIS PUPUK BOKASHI

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) PADA BERBAGAI DOSIS PUPUK UREA

BAB I PENDAHULUAN. Kandungan zat gizi yang lengkap dalam menu makanan yang sehat dan seimbang

I. PENDAHULUAN. memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia. Nilai ekonominya yang tinggi

PENGARUH PUPUK DAUN GREEN-TAMA DAN ZPT ATONIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill) VARIETAS BERLIAN

PEMANFAATAN URINE KELINCI UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN. DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L) VARIETAS TOSAKAN.

PENGARUH KONSENTRASI DAN WAKTU PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR BIOAKTIVATOR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.

PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI DAN GROWMORE PADA PERTUMBUHAN TANAMAN BUAH NAGA (Hylocereus costaricensis)

KARYA ILMIAH TENTANG. Oleh SUSI SUKMAWATI NPM

PEMBERIAN PUPUK VERMIKOMPOS PADA BIBIT KOPI ROBUSTA (Coffea canephora Pierre)

APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans. Poir)

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH PADA APLIKASI DOSIS PUPUK ORGANIK PADAT DAN CAIR

PENDAHULUAN. pangan nasional. Komoditas ini memiliki keragaman yang luas dan berperan

RESPONS TANAMAN TOMAT TERHADAP PEMBERIAN PUPUK BOKASHI DAN PENGATURAN JARAK TANAM

UJI BEBERAPA JENIS KOMPOS PADA PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KARET (Hevea brasiliensis Muell Arg.) STUM MINI

Vol 3 No 1. Januari - Maret 2014 ISSN :

HASIL DAN PEMBAHASAN. Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap

PENGARUH PUPUK VERMIKOMPOS PADA TANAH INCEPTISOL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL SAWI HIJAU (Brassica juncea L)

Gusniwati 1), Helmi Salim 1), Juwita Mandasari 2) Fakultas Pertanian, Universitas Jambi Mandalo Darat, Jambi

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI (Brassica juncea L) PADA INCEPTISOL DENGAN APLIKASI KOMPOS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT

RESPON TANAMAN JAGUNG MANIS AKIBAT PEMBERIAN TIENS GOLDEN HARVEST. Oleh : Seprita Lidar dan Surtinah

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH BIOURINE SAPI DAN BERBAGAI DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL SELADA KROP (Lactuca sativa L.)

ISSN X Jurnal AGROTEK Vol 5, No 6 April 2017

I. PENDAHULUAN. Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayur yang dikonsumsi

PENGARUH PEMBERIAN NAA DAN KINETIN TERHADAP PERTUMBUHAN EKSPLAN BUAH NAGA (Hylocereus costaricensis) MELALUI TEKNIK KULTUR JARINGAN SECARA IN VITRO

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. yang dihasilkan dari proses-proses biosintesis di dalam sel yang bersifat

I. PENDAHULUAN. Tingkat konsumsi sayuran rakyat Indonesia saat ini masih rendah, hanya 35

Tanggap Pertumbuhan dan Produksi Sawi (Brassica juncea L.) pada Pemberian Pupuk Cair

PEMBERIAN NPK ORGANIK SEBAGAI LARUTAN NUTRISI PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (LycopersicumesculentumMill.) DENGAN SISTEM HIDROPONIK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK. Marlita. H. Makaruku ABSTRAK ABSTRACT

Shella A.J.W., Kajian Pemberian Pupuk Hijau Eceng Gondok Pada Tanah Gambut Terhadap Pertumbuhan

PENGARUH VOLUME PEMBERIAN AIR DAN KONSENTRASI PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF TANAMAN ANGGREK Dendrobium undulatum

PENGARUH PEMBERIAN NAA DAN KINETIN TERHADAP PERTUMBUHAN EKSPLAN BUAH NAGA (Hylocereus costaricensis) MELALUI TEKNIK KULTUR JARINGAN SECARA IN VITRO

APLIKASI PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN KAKAO (Theobroma cacao L.) YANG DITANAM DIANTARA KELAPA SAWIT

PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN

PEMBERIAN KOMBINASI PUPUK LIMBAH CAIR BIOGAS DENGAN PUPUK KANDANG AYAM PADA BIBIT KELAPA SAWIT

PENGARUH PERBEDAAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT PADA TAHAP PRE NURSERY. Aang Kuvaini. Abstrak

PRODUKTIVITAS CAISIM (Brassica juncea, L.) AKIBAT PENGOLAHAN TANAH DAN FREKUENSI PENANAMAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per

SKRIPSI PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT

ABSTRAK PENGARUH KOMPOS KULIT BUAH KOPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PETSAI PADA TANAH ALUVIAL

PENGARUH PEMBERIAN TIGA JENIS PUPUK KANDANG DAN DOSIS UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capssicum annum L.)

PUPUK ORGANIK CAIR DAN PUPUK KANDANG AYAM BERPENGARUH KEPADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI ( Glycine max L. )

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK DAUN GROW MORE DAN WAKTU PEMANGKASAN

PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) DENGAN APLIKASI TRICHODERMA sp DAN PUPUK MAJEMUK

PEMANFAATAN KOMPOS SOLID DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI SAWI (Brassica juncea L.) PADA ULTISOL

Givo Alzeri 1, Sampurno 2, Murniati 2 Departement of Agrotechnology, Faculty of Agriculture, University of Riau

KETERSEDIAAN UNSUR HARA TANAMAN SAWI DENGAN PEMUPUKAN BOKASHI DAUN GAMAL PADA TANAH REKLAMASI

Pengaruh Tiga Jenis Pupuk Kotoran Ternak (Sapi, Ayam, dan Kambing) Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Brachiaria Humidicola

NISBAH BERAT DAUN DAN LUAS DAUN SPESIFIK TANAMAN SAWI AKIBAT PEMBERIAN PUPUK ORGANIK DI TANAH GAMBUT KOTA PALANGKA RAYA DJOKO EKO HADI SUSILO

Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) Terhadap Pemberian Pupuk Organik Cair Urin Kambing Pada Beberapa Jarak Tanam

I. PENDAHULUAN. tanpa mengurangi tingkat kesuburan tanah atau kelestariannya. Dalam usaha

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rekapitulasi hasil analisis sidik ragam pertumbuhan bibit saninten

PENGARUH PUPUK NPK DAN KASCING TERHADAP PERTUMBUHAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) FASE MAIN NURSERY

PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI DOSIS UREA PADA BEBERAPA VARIETAS SORGUM ( Sorghum bicolor L.) TERHADAP HASIL DAN MUTU BENIH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH PEMBERIAN SLUDGE PABRIK KELAPA SAWIT TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (ElaeisguineensisJacq.) DI PEMBIBITAN UTAMA

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman Jati. daun, luas daun, berat segar bibit, dan berat kering bibit dan disajikan pada tabel

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

Transkripsi:

APLIKASI PUPUK PELENGKAP CAIR ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (brassica juncea L.) APPLICATION OF SUPPLEMENTAL LIQUID ORGANIC FERTILIZER ON THE GROWTH AND YIELD MUSTARD (Brassica juncea L.) Abdi Firmansyah 1, Nurbaiti 2, M. Amrul Khoiri 2 Departement of Agrotechnology, Faculty of Agriculture, University of Riau Email : lyonkennedy03@gmail.com/085274626096 ABSTRACT The study aims to determine the effectiveness of applications of supplemental liquid organic fertilizer and get the best concentration on the growth and yield of mustard (Brassica juncea L.) This research was conducted at the experimental station faculty of agriculture, University of Riau in january to februari 2014. Completely randomized design with 4 treatment and 5 replication use in this experiment. The treatment consisted application of supplemental liquid organic fertilizer with concentration is :P 0 : without application of supplemental liquid organic fertilizer, P 1 : supplemental liquid organic fertilizer concentration 1 cc/l of water, P 2 : supplemental liquid organic fertilizer concentration 2 cc/l of water and P 3 : supplemental liquid organic fertilizer concentration 3 cc/l of water. Data were analyzed using analysis of variance and mean separation with Duncan Multiple Range Test at the 5% level. The parameters measured were the plant height, leaf number, leaf area, plant fresh weight and weight of crop suitable for consumption. The results showed that application of supplemental liquid organic fertilizer significantly affected to parameters of plant height, leaf number, leaf area, plant fresh weight and weight of crop suitable for consumption. Application of supplemental liquid organic fertilizer at concentrations 3 cc /l of water is the best concentration for all parameters tested. Keyword : Mustard, liquid organic fertilizer,growth, Yield PENDAHULUAN Sawi merupakan tanaman sayuran daun dari keluarga Cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi dan banyak digemari oleh masyarakat. Sawi umumnya dikonsumsi dalam bentuk segar maupun diolah dan sering disajikan dalam berbagai masakan asing yang banyak digunakan di perhotelan dan restoran. Kebutuhan akan sawi terus meningkat seiring dengan meningkatnya kebutuhan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi dalam mengkonsumsi sayuran. Menurut Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI (1981), dalam 100 g sawi nilai gizinya sebagai berikut: protein 2,3 g, lemak 0,3 g, karbohidrat 4,0 g, Ca 220,0 mg, P 38,0 mg, Fe 2,9 mg, vitamin A 1940 mg, vitamin B 0,09 mg dan vitamin C 102 mg. Produksi sawi nasional pada tahun 2011 mencapai 580.969 ton dengan produktivitas 13,5 ton/ha, sedangkan produksi sawi untuk

Provinsi Riau sebanyak 2.338 ton dengan produktivitas 7,21 ton/ha (BPS, 2012). Hal ini menunjukkan produktivitas sawi di Riau masih rendah. Produksi sawi dapat ditingkatkan dengan menerapkan teknis budidaya yang baik dan sesuai dengan yang dianjurkan. Salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam teknis budidaya adalah pemupukan. Pemupukan dapat dilakukan dengan menggunakan pupuk anorganik dan pupuk organik. Penggunaan pupuk anorganik terus menerus secara berlebihan dapat berdampak negatif terhadap lingkungan. Menurut Indriani (2005), penggunaan pupuk anorganik secara berlebihan dapat mempercepat terjadinya degradasi tanah yang mempengaruhi sifat fisik, kimia dan biologinya sehingga dapat menurunkan kesuburan tanah. Selain itu, harga pupuk anorganik juga relatif lebih mahal. Mengatasi dampak negatif yang disebabkan pupuk anorganik, maka perlu dibatasi dengan memanfaatkan pupuk organik. Manfaat pupuk organik antara lain, memperbaiki struktur tanah, baik secara fisik, kimia, maupun biologi, meningkatkan prositas tanah sehingga memperbaiki aerase dan drainase tanah (Pranata, 2004). Pemupukan pada tanaman selain dapat dilakukan melalui tanah dapat pula dilakukan melalui daun. Salah satu pupuk organik yang dapat diaplikasikan melalui daun yaitu pupuk pelengkap cair (PPC) organik hormon tanaman unggulan (Hantu). PPC organik merupakan pupuk organik berbentuk cair yang sudah melalui proses pabrikasi dengan teknologi tinggi. Kandungan unsur hara dan hormon dalam PPC organik hantu adalah sebagai berikut: N 63 ppm, P 6 ppm, K 14 ppm, Fe 0,68 ppm, Cu 0,05 ppm, Pb 0,21 ppm, Co 0,01 ppm, Na 0,23 ppm, GA 3 98,37 ppm, GA 5 107,13 ppm, GA 7 131,46 ppm, Auksin IAA 156, 35 ppm, Kinetin 28,04 ppm, Zeatin 106,45 ppm (Culture and Nature, 2009). Laju penyerapan unsur hara di daun sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhinya adalah konsentrasi unsur hara yang diberikan (Marschner, 1987). Pemberian konsentrasi yang tepat perlu diperhatikan untuk mendapatkan pertumbuhan dan produksi yang tinggi. Menurut Culture and Nature (2009), konsentrasi anjuran PPC organik pada tanaman sayuran yaitu 2 cc /l air dengan interval penyemprotan 7-10 hari. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh aplikasi pupuk pelengkap cair organik dan mendapatkan konsentrasi terbaik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman sawi (Brassica juncea L.). BAHAN DAN METODE Penelitian telah dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau Jl. Bina Widya Kelurahan Simpang Baru Kecamatan Tampan, Pekanbaru. Penelitian ini berlangsung selama 2 bulan, dimulai dari bulan Januari 2014 sampai Februari 2014. Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah tanah inseptisol, benih tanaman sawi, Pupuk pelengkap cair (PPC) organik hormone tanaman unggul, polybag ukuran 40 cm x 30 cm, polybag kecil ukuran 10 cm x 5 cm, ekstrak daun sirsak dan air. Alat yang digunakan yaitu cangkul, gembor, parang, sprayer, seedbed, ember,

meteran, kertas label, timbangan digital, spuit/suntikan, gelas ukur, alat tulis dan shading net. Penelitian ini dilakukan secara eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dengan 5 ulangan sehingga didapatkan 20 unit percobaan dan masing-masing unit percobaan terdiri dari 3 tanaman. Adapun yang diuji adalah konsentrasi pupuk pelengkap cair organik (P) dengan konsentrasi sebagai berikut; P 0 : Tanpa pemberian PPC organik, P 1 : Konsentrasi PPC organik 1 cc/l air, P 2 : Konsentrasi PPC organik 2 cc/l air dan P 3 : Konsentrasi PPC organik 3 cc/l air. Data yang diperoleh dari pengamatan dianalisis secara statistik dengan menggunakan sidik ragam lalu dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan pada taraf 5%. Adapun parameter yang diamati yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, berat segar tanaman dan berat tanaman layak konsumsi. HASIL DAN PEMBAHASAN Tinggi tanaman. Tabel 1. Rata - rata tinggi tanaman (cm) dengan aplikasi pupuk PPC organik Konsentrasi PPC Tinggi Tanaman (cm) 31.7 a 26.7 b 22.2 c 17.78 d Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf kecil yang sama adalah berbeda tidak nyata padataraf 5 % menurut DNMRT Tabel 1 menunjukkan bahwa meningkatkan tinggi tanaman. Tinggi tanaman tertinggi 31,7 cm terdapat pada perlakuan pemberian PPC 3 cc/l air berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Hal ini disebabkan semakin tinggi konsentrasi PPC yang diberikan, maka semakin banyak ketersedian dan serapan unsur hara bagi tanaman, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan tinggi tanaman. PPC organik yang digunakan mengandung unsur hara makro, unsur hara mikro dan hormon (Culture and Nature, 2009). Unsur hara makro NPK merupakan unsur hara essensial yang dibutuhkan tanaman dalam pertumbuhannya. Unsur N merupakan unsur yang sangat dibutuhkan dalam pertumbuhan vegetatif tanaman yaitu batang, daun dan akar. Menurut Lakitan (2001) peningkatan klorofil akan meningkatkan aktifitas fotosintesis sehingga fotosintat yang dihasilkan lebih banyak, maka pertumbuhan batang juga meningkat. Menurut Gardner dkk. (1991) unsur P berperan dalam reaksi fase gelap fotosintesis, respirasi dan berbagai proses metabolisme lainnya, Meningkatnya serapan P tanaman sawi maka pembentukan ATP juga meningkat. Unsur P yang dihasilkan dalam pembentukan ATP dibutuhkan diantaranya sebagai energi dalam

pembelahan sel yang dapat meningkatkan tinggi tanaman. Kalium berperan sebagai aktivator dari berbagi enzim yang esensial dalam reaksi fotosintesis dan respirasi serta proses pembentukan protein dan pati. Peningkatan serapan K akan memacu proses metabolisme didalam tanaman diantaranya meningkatkan laju fotosintesis dalam menghasilkan karbohidrat. Menurut salisbury dan Ross (1995) karbohidrat merupakan substrat respirasi yang akan energi. Karbohidrat yang tinggi akan menghasilkan ATP yang banyak sehingga dapat dimanfaatkan tanaman dalam meningkatkan tinggi tanaman sawi. Jumlah daun Tabel 2. Rata - rata jumlah daun (helai) dengan aplikasi pupuk PPC organik Perlakuan Jumlah Daun (helai) 11.2 a 9.6 b 8.4 c 6.0 d Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama berbeda tidak nyata menurut uji lanjut jarak berganda Duncan pada taraf 5 % Tabel 2 menunjukkan bahwa meningkatkan jumlah daun. Jumlah daun terbanyak ditunjukkan pada pemberian PPC 3 cc/l air yaitu 11.2 helai, dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Hal ini berhubungan dengan parameter tinggi tanaman (Tabel 1) dimana pada konsentrasi 3 cc/l air menunujukkan tinggi tanaman sawi yang tertinggi, sehingga menghasilkan jumlah daun terbanyak. Jumlah daun erat kaitannya dengan tinggi tanaman, dimana dengan meningkatnya tinggi tanaman maka jumlah ruas dan buku yang terbentuk lebih tinggi menyebabkan jumlah daun meningkat karena daun terbentuk pada ruas ruas yang ada. Menurut Lakitan (1991) menjelaskan bahwa faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan daun antara lain intensitas cahaya, suhu, ketersediaan air, dan unsur hara. Unsur hara yang terdapat pada PPC seperti N, Mg dan Fe juga berperan penting dalam pembentukan daun. Peran unsur ini adalah dalam proses fisiologis seperti fotosintesis karena Mg dan Fe berfungsi sebagai penyusun klorofil dan aktifator enzim. Salisbury dan Ross (1995) menyatakan bahwa Mg dan Fe berfungsi sebagai penyusun klorofil sehingga mampu meningkatkan laju fotosintesis. Lakitan (1991) menyatakan selain sebagai penyusun klorofil, Mg berfungsi sebagai aktivator enzim yang berfungsi dalam berbagai reaksi dan reaksi fotosintesis dan respirasi.

Luas daun Tabel 3. Rata - rata luas daun (cm 2 ) dengan aplikasi pupuk PPC organik Perlakuan Luas Daun (cm 2 ) 20.38 a 16.2 b 11.02 c 5.32 d Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama berbeda tidak nyata menurut uji lanjut jarak berganda Duncan pada taraf 5 % Tabel 3 menunjukkan bahwa meningkatkan luas daun. Luas daun tertinggi ditunjukkan pada pemberian PPC 3 cc/l air yaitu 20.38 cm 2, dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Hal ini dikarenakan pada peningkatan konsentrasi PPC yang diberikan mampu meningkatkan kandungan unsur hara makro, mikro dan hormon tanaman sehingga dapat dimanfaatkan dengan baik oleh tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman pada luas daun. Tanaman sawi membutuhkan unsur P untuk pertumbuhan fase vegetatif seperti luas daun. Menurut Sarief (1986) salah satu fungsi p adalah untuk perkembangan jaringan meristem. Sejalan dengan pendapat Heddy (1987) menyatakan jaringan meristem akan menghasilkan deret sel yang berfungsi memperpanjang jaringan sehingga daun tanaman menjadi luas. Perlakuan tanpa PPC menunjukkan luas daun tanaman sawi rendah. Hal ini disebabkan unsur hara yang diserap hanya berasal dari medium tanam. Berat segar tanaman Tabel 4. Rata - rata berat segar tanaman sawi (g) dengan aplikasi pupuk PPC organik Perlakuan Berat Tanaman Segar (g) 79.6 a 54.2 b 31.2 c 11.8 d Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama berbeda tidak nyata menurut uji lanjut jarak berganda Duncan pada taraf 5 % Tabel 4 menunjukkan bahwa meningkatkan berat segar tanaman. Berat segar tanaman terbaik ditunjukkan pada pemberian PPC 3 cc/l air yaitu 79.6 g, dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Hal ini berhubungan dengan parameter sebelumnya dimana pada perlakuan PPC 3 cc/l air mempunyai tinggi tanaman tertinggi, jumlah daun

terbanyak dan daun terluas sehingga memberikan konstribusi terhadap berat segar tanaman tertinggi. Berat segar tanaman dipengaruhi oleh unsur hara air yang terkandung dalam tanaman. Prawinata dkk. (1989) menyatakan berat segar tanaman merupakan cerminan unsur hara dan air yang diserap, lebih 70% dari berat total tanaman adalah air. Menurut Lakitan (1993) berat segar tanaman tergantung kadar air dalam jaringan dimana proses fisiologi yang berlangsung pada tumbuhan banyak berkaitan dengan air diantaranya proses fotosintesis. Perlakuan tanpa pemberian PPC organik menunjukkan berat segar tanaman yang terendah. Hal ini disebabkan kandungan unsur hara terbatas, hanya berasal dari medium saja sehingga proses fotosintesis dan alokasi fotosintat yang dialokasikan keorgan tanaman rendah yang tercermin dari berat segar tanaman juga rendah. Berat tanaman layak konsumsi Tabel 5. Rata - rata berat tanaman layak konsumsi (g) dengan aplikasi pupuk PPC organik Perlakuan Berat Tanaman Layak Konsumsi (g) 51.2 a 38.8 b 21.4 c 6.8 d Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama berbeda tidak nyata menurut uji lanjut jarak berganda Duncan pada taraf 5 % Tabel 5 menunjukkan bahwa meningkatkan berat tanaman layak konsumsi. Berat tanaman layak konsumsi terbaik ditunjukkan pada pemberian PPC 3 cc/l air yaitu 51.2 g, dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. PPC 3 cc/l air telah mampu untuk menyebabkan daun tumbuh lebih lebar, sehingga permukaan daun lebih luas untuk proses fotosintesis. Meningkatnya proses fotosintesis maka pembentukan karbohidrat meningkat pula serta tanaman mengalami peningkatan bobot segar. Berat tanaman layak konsumsi merupakan cerminan dari bagian - bagian tanaman, seperti batang dan daun tanpa menyertakan akar dan daun yang telah menguning. Besarnya hasil yang diperoleh dari berat tanaman yang dikonsumsi disebabkan oleh jumlah daun yang dihasilkan lebih banyak dan unsur hara yang diserap tanaman lebih tinggi. Berat tanaman yang layak dikonsumsi pada perlakuan dengan pemberian konsentrasi PPC 3 cc/l air menunjukkan bahwa perlakuan ini telah sesuai dengan kriteria daun yang baik dan segar, sehingga tidak banyak bagian daun yang terbuang. Haryanto dkk. (2002) menyatakan bahwa kriteria daun yang baik adalah daun yang lebar dan besar, seragam, tumbuhnya normal, warnanya hijau dan tidak terserang hama penyakit.

Perlakuan tanpa pemberian PPC organik menunjukkan berat tanaman layak konsumsi yang terendah. Hal ini disebabkan kandungan unsur hara terbatas, hanya berasal dari medium tanam, dimana pada perlakuan ini tanaman hanya memamfaatkan unsur hara yang tersedia pada tanah yang jumlahnya sedikit tanpa adanya penambahan unsur hara seperti yang diterima oleh tanaman pada perlakuan lainnya. Rendahnya unsur hara yang diterima dan diserap oleh tanaman tersebut juga sedikit, jika dibandingkan dengan tanaman pada perlakuan perlakuan yang lain. Hal ini tercermin dengan parameter berat segar tanaman dan berat tanaman yang layak dikonsumsi. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pemberian pupuk pelengkap cair organik hormon tanaman unggulan berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, berat segar tanaman dan berat tanaman layak konsumsi. 2. Pemberian pupuk pelengkap cair organik hormon tanaman unggulan pada konsentrasi 3 cc/l air merupakan konsentrasi yang terbaik pada semua parameter yang di uji. Saran Pada konsentrasi 3 cc/l air adalah konsentrasi yang terbaik yang digunakan dalam budidaya tanaman sawi. DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik, 2012. Luas Tanam, Produksi dan Produktivitas Tanaman Hortikultura Semusim. www.bps.go.id. Diakses pada tanggal 24 Desember 2013. Culture and Nature.2009. Tanaman Padi Menggunakan Pupuk Hantu. http://pupukhantu.blogspot.co m. Diakses pada tanggal 12 Desember 2012. Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI. 1981. Daftar Komposisi Bahan Makanan. Jakarta : Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI. Gardner, F.P., R.B. Pearce dan R.L. Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. UI Press. Jakarta. Haryanto, E. Tina, S. Estu, R. Hendro. 1996. Sawi dan Selada. Penebar Swadaya. Jakarta Heddy, S. 1987. Biologi Pertanian. Yayasan Bogor. Bogor Indriani, Y.H. 2005. Membuat tanaman kailan terhadap pupuk pelengkap cair dan nitrogen. Skripsi Fakultas Pertanian Riau. Pekanbaru. (Tidak dipublikasikan). Lakitan, B. 1993. Fisiologi Tumbuhan. Rajawali Pers. Jakarta. Marschner, H. 1987. Mineral Nutrion of Higher Plant. Academic press. Harcout Brace Javanovich, Publishers. Institute Of Plants Nutrition University Hohenheim Federal Republic Germany. Pranata, A.S. 2004. Mengenal Lebih Dekat Pupuk Organik Cair, Aplikasi dan Manfaatnya. AgroMedia Pustaka. Jakarta

Prawinata, Harana, dan Tjondonegoro. 1989. Dasar- Dasar Fisiologi Tumbuhan. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor Sarief, E. S. 1986. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka Buana. Bandung. Salisbury, F. B, dan C. W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid II. ITB Press. Bandung.