BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Informasi sudah menjadi kebutuhan setiap manusia untuk mencapai suatu tujuan.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai individu dan anggota masyarakat mempunyai berbagai

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti

BAB I PENDAHULUAN. kepada khalayak. Media adalah salah satu unsur terpenting dalam komunikasi. Pada

BAB I PENDAHULUAN. dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh. masyarakat. Kebutuhannya itu dapat terpenuhi bila mengkonsumsi produk

BAB I PENDAHULUAN. Dari awal terciptanya manusia, yang dilahirkan dengan sebutan human social

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide,

BAB 1 PENDAHULUAN. topik secara mendalam dan menguak berbagai kecurangan yang terjadi di sekitar

BAB I PENDAHULUAN. besarnya manfaat komunikasi yang di dapatkan manusia. 1 Manfaat tersebut berupa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. proses dimana komunikasi tersebut dicari, digunakan, dan dikonsumsi oleh. audiens, pusat dari komunikasi massa adalah media.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan suatu hal yang tidak dapat kita lepaskan dari

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. disajikan. Begitu besar daya tarik media ini karena televisi mampu menyajikan

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun televisi ini berkembang karena masyarakat luas haus akan hiburan

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan

BAB I PENDAHULUAN. media atau khalayak menggunakan media sebagai pemuas kebutuhannya. Sumber

BAB I PENDAHULUAN. turut merubah peradaban manusia. Bukan hanya itu, teknologi juga merubah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi yang kian canggih,

BAB I PENDAHULUAN. vindonesia ke-17 pada tanggal 17 Agustus Siaran langsung itu masih

BAB I PENDAHULUAN. satunya melalui media massa, seperti televisi, radio, internet dan surat kabar.

BAB 1 PENDAHULUAN. Televisi sebagai salah satu media massa elektronik yang bersifat audio dan

BAB I PENDAHULUAN. cara yang ditempuh untuk dapat berkomunikasi seperti melalui media massa,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Televisi di Indonesia saat ini sangat pesat. Ini terlihat dari

BAB 1 PENDAHULUAN. begitu cepat, termasuk perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. Perangkat televisi menjadi suatu kebiasaan yang popular dan hadir secara luas

BAB 1 PENDAHULUAN. banyaknya program acara variety show, reality show, infotainment menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin berkembangnya stasiun TV di Indonesia, tidak dipungkiri

BAB 1 PENDAHULUAN. makhluk hidup yang lainnya, manusia dalam usahanya memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era informasi sekarang ini, masyarakat sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial sangatlah penting untuk bisa berkomunikasi secara global

BAB I PENDAHULUAN. ataupun muda, bahkan anak-anak pun hampir menghabiskan masa. tetapi dengan kehadiran televisi yang merupakan alat ini, maka impian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Group, 2006) hal Ilham Prisgunanto, Praktik Ilmu Komunikasi; dalam Kehidupan Sehari-hari, (Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Sleman di Yogyakarta (Studi Eksplanatif Pengaruh Terpaan

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini, peran media massa sangat penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam mengkomunikasikan produk atau jasa kepada masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan masyarakat tidak dapat dipisahkan dari komunikasi, komunikasi sangat penting sekali dalam kehidupan sehari-hari, setiap

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang positif di berbagai aspek, antara lain yang paling utama adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. atau produsen yang memproduksi berbagai produk atau jasa,agar produk atau jasa mereka

BAB I PENDAHULUAN. media massa karena sifatnya yang lebih efisien dan cepat. Media massa kini tidak

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan atau informasi oleh

ANALISIS GENRE PROGRAM QUIZ SHOW BULAN NOVEMBER TAHUN 2013 PADA STASIUN TELEVISI SWASTA NASIONAL DI INDONESIA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. communicatio yang diturunkan dari kata communis yang berarti membuat

BAB. I PENDAHULUAN. banyak yang mengundang Pro dan Kontra dikalangan pakar maupun Praktisi.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi telah mendukung

BAB II OBYEK DAN WILAYAH PENELITIAN. Peneliti akan mencoba memaparkan obyek dan wilayah penelitian dari penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Media massa adalah sarana penunjang bagi manusia untuk memenuhi

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. karena adanya berbagai media (channel) yang dapat di gunakan sebagai sarana

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyiaran merupajan sebuah proses untuk menyampaikan siaran yang di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan berkembang seiring dengan besarnya manfaat komunikasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi semakin berkembang pesat. Dengan perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Komunikasi tidak saja dilakukan antar personal, tetapi dapat pula

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. juga saat menggunakan internet, orang dapat berkomunikasi melalui .

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan televisi di Indonesia saat ini bertumbuh sangat pesat. Hingga

BAB I PENDAHULUAN. konteks-konteks lainnya, yaitu organisasi, publik, kelompok, dan interpersonal.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN. barang, dan jasa. Pengusaha tidak hanya menerapkan strategi positioning sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

AGBNielsen Newsletter

BAB I PENDAHULUAN. medium massa dominan untuk hiburan dan berita (Vivian, 2008:224).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Semakin majunya perkembangan zaman, dunia teknologi pun ikut

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Film merupakan salah satu media yang berfungsi menghibur penonton

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang sangat pesat. Apalagi banyak masyarakat yang membutuhkan teknologi itu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia, kemudian kemunculannya disusul oleh stasiun stasiun

BAB I PENDAHULUAN. maupun media elektronik saat ini baru menunjukan kegiatan komunikasi massa

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu

BAB 1 PENDAHULUAN. ke komunikan. Media massa yang terdiri dari media cetak dan elektronik dapat

BAB I PENDAHULUAN. Ketika mendengar Berita Kriminal Sergap di RCTI, sekilas. dan penjelasan yang panjang sehingga membuat pendengar atau pemirsa

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. televisi sebagai audio visual menjadikan pemirsa mampu menyaksikan

BAB 1 PENDAHULUAN. TVRI. Siaran perdananya menayangkan upacara peringatan Hari Kemerdekaan

BAB I PENDAHULUAN. tetapi bisa juga melalui wadah media seperti majalah, koran, internet, radio dan

BAB I PENDAHULUAN. secara audivisual. Dengan tampilan yang audiovisual membantu dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. waktunya untuk menonton acara yang beragam ditelevisi. Televisi sebagai media

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan aktifitas manusia yang sangat penting, bukan

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang pasti berhadapan dengan media massa, setidaknya mereka pernah mendengarkan radio, membaca koran atau majalah, ataupun menonton televisi. Setiap hari masyarakat tidak pernah lepas dari terpaan media massa karena manusia sebagai makhluk sosial akan selalu merasa haus akan informasi. Sama halnya seperti makanan yang memberikan kita tenaga agar mampu beraktivitas dengan baik dan produktif, televisi pun memberikan informasi yang dibutuhkan oleh manusia agar dapat mengikuti peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitarnya, memperluas cakrawala pandangannya, menambah pengetahuan, dan meningkatkan kedudukan serta perannya di dalam masyarakat. Pesatnya perkembangan teknologi khususnya teknologi komunikasi dalam beberapa dekade terakhir ini telah menciptakan suatu masyarakat baru yaitu masyarakat dengan tingkat selektivitas yang tinggi akan pesan-pesan yang disampaikan berbagai media. Media massa hadir ditengah massanya dengan menyajikan aneka pesan, namun bukan berarti semua pesan itu diterima begitu saja oleh masyarakat (Pattipeilohy, 2013 : 2). Seperti yang dijelaskan oleh Melvin DeFleur dalam The Individual Differences Theory bahwa setiap individu mempunyai potensi berbeda-beda, serta pengalaman dan lingkungan yang berbeda. Setiap individu selektif memilih pesan yang sesuai dengan kepentingannya. (Ardianto, 2007: 41). Jadi, apabila pesan tersebut tidak sesuai dengan kepentingannya, maka khalayak akan mengabaikan pesan tersebut. Ketika sebuah program acara menyampaikan pesan yang dibutuhkan oleh masyarakat, maka televisi telah memenuhi fungsinya sebagai media massa, yaitu fungsi informasi (to inform). Menurut Ardianto (2007 : 18) media massa adalah penyebar informasi bagi pembaca, pendengar atau pemirsa. Berbagai informasi 1

dibutuhkan oleh khalayak media massa yang bersangkutan sesuai dengan kepentingannya. Sebagian informasi didapat bukan dari sekolah, atau tempat bekerja, melainkan dari media. Program yang menyajikan beragam informasi dan peristiwa penting di sekitar kita adalah program berita. Program ini diminati pemirsa karena menyangkut aspek kehidupan manusia seperti tindak kejahatan, sesuatu yang tidak biasa (lazim), pembunuhan, perampokan, korupsi, pemalsuan, penganiayaan, dan sebagainya. Deddy Iskandar Muda (2003 : 36) dalam bukunya Jurnalistik Televisi Menjadi Reporter Profesional mengatakan bahwa berita yang pasti akan mendapatkan tempat bagi pemirsa atau penonton adalah berita mengenai bencana ( disaster) dan kriminal ( crimes). Topik ini menjadi sangat penting karena menyangkut keselamatan manusia. Dalam pendekatan psikologis, keselamatan menempati urutan pertama bagi kebutuhan dasar manusia ( basic needs) sehingga tak heran apabila berita tersebut memiliki daya rangsang tinggi bagi pemirsanya. Untuk memperkuat hal tersebut, peneliti juga melakukan quick survey, yaitu dengan menyebarkan kuisioner yang berisi 2 butir pertanyaan kepada 70 responden untuk mengetahui penilaian responden terhadap program acara televisi secara umum. Quick survey ini dilakukan pada 12 Februari 2014. Tabel di bawah ini menunjukkan bahwa secara kuantitas, 72% tayangan berita khususnya kriminalitas banyak ditayangkan di televisi. Walau secara kuantitas program acara hiburan 90% atau sangat banyak ditayangkan hampir di seluruh stasiun televisi swasta, namun kuantitas ini tidak berbanding lurus dengan kualitasnya. Sebesar 54% responden menilai tayangan hiburan di televisi selama ini buruk atau sangat buruk kualitasnya, dan hanya 22% yang menyatakan kualitas program hiburan televisi berkualitas baik atau sangat baik. Program acara anak-anak pun lebih mengejutkan, yakni 68% responden menyatakan program anak-anak memiliki kualitas yang buruk. Namun untuk program berita sendiri 65% responden menyatakan memiliki kualitas yang baik atau sangat baik. Jadi dari segi kuantitas maupun kualitas, program berita ini memang paling diminati oleh pemirsanya. 2

Tabel 1.1 Kuantitas dan Kualitas Program Televisi No ACARA KUANTITAS KUALITAS Sangat banyak/ banyak Biasa saja Sedikit/ sangat sedikit Baik/ Sangat baik Biasa saja Buruk/ sangat buruk 1 Politik 60% 27% 13% 32% 44% 24% 2 Ekonomi 43% 40% 17% 23% 60% 17% 3 Hiburan : film, sinetron, lawak / 90% 7% 3% 22% 24% 54% komedi, musik 4 Acara untuk anak-anak 26% 27% 47% 5% 27% 68% 5 Acara tentang dunia pertanian, perkebunan, perikanan 7% 23% 70% 16% 54% 30% 6 Program acara agama / religi 37% 37% 26% 19% 51% 30% 7 Program acara kebudayaan (kesenian, budaya, tradisi, adat, dsb) 17% 53% 30% 24% 57% 19% 8 Olahraga 63% 30% 7% 49% 49% 2% 9 Berita/ Kriminalitas 72% 28% 0% 65% 32% 3% Sumber : Quick Survey yang dilakukan peneliti (Februari 2014) Stasiun televisi berlomba menayangkan program berita yang kreatif dan menarik perhatian pemirsanya. Belakangan ini kita sering melihat berita televisi yang mengangkat peristiwa secara mendalam dikemas secara ekslusif, dan informasi tidak dapat diperoleh di permukaan, melainkan berdasarkan penyelidikan. Berita seperti ini dikenal dengan istilah investigative reports (laporan investigasi). Salah satu program investigative reports yang dikemas secara inovatif dengan format yang berbeda daripada program televisi lainnya adalah program Reportase Investigasi yang ditayangkan di Trans TV setiap akhir pekan pukul 16.45 WIB. Program ini berbeda daripada program berita lainnya karena mengupas informasi secara mendalam dan mendetail, maka informasi yang diterima pemirsa pun akan lebih cepat untuk diserap dan lebih lama disimpan dalam ingatan penonton daripada berita biasa yang berdurasi 2-3 menit. 3

Program ini mengupas tindak kejahatan atau kecurangan yang dilakukan oknum-oknum tertentu. Masalah atau kasus yang diangkat adalah masalah yang sedang marak terjadi di masyarakat seperti penyimpangan sosial, praktek kecurangan, penipuan terhadap konsumen, penggunaan bahan berbahaya, kejahatan terselubung, kejahatan yang terorganisir, serta hal lainnya yang menjadi kepentingan publik. Reportase Investigasi mengungkap berita secara tajam, terpercaya dan nyata, serta langsung adanya pengakuan dari pelaku dan saksiserta suara yang saksi dengan menggunakan kamera tersembunyi dan wajah disamarkan. Berdasarkan hasil quick survey yang dilakukan kepada 70 responden warga Bandung, Reportase Investigasi Trans Tv ini mendapat perhatian paling tinggi dibandingkan dengann program investigasi pada stasiun televisii lainnya, yakni sebesar 76%. Selain itu mereka mengaku familiar dengan program tersebut karena jam tayang yang tepat dan penyajian berita yang menarik. Gambar 1.1 Program Berita Investigasi yang Paling Diminati 3% 8% 3% Sidik Kasus Investigasi (MNC TV) 11% Sigi Investigasi (SCTV) 76% Menyingkap Takbir (TV ONE) Reportase Investigasi (TRANS TV) Telusur (TV ONE) Sumber : Quick Survey Data lain yang menguatkan program Reportase Investigasi diminati oleh pemirsanya adalah Rating Program Berita Bulan Mei 2009 yang menyatakan bahwa program acara Reportase Investigasi (Gunawan, 2009:3). menduduki peringkat ketiga 4

TABEL 1.2 Rating Program Berita Bulan Mei 2009 Week Market Target Activity 10/05/09-16/05/09 All Markets Total Individuals Non Bedtime Viewing Counter Description (grouped) Channel (r) TVR Share 1 REPORTASE SORE TRANS 2.7 16.6 2 SEPUTAR INDONESIA RCTI 2.4 14.6 3 REPORTASE INVESTIGASI TRANS 2.2 14.5 4 LIPUTAN 6 PETANG SCTV 2.0 10.4 5 SEPUTAR INDONESIA SIANG RCTI 1.9 14.8 6 LIPUTAN 6 SIANG SCTV 1.6 12.4 7 KABAR PETANG TV ONE 1.5 6.3 8 REDAKSI SORE TRANS 7 1.4 10.1 9 REPORTASE SIANG TRANS 1.4 11.4 10 FOKUS SIANG IVM 1.3 9.8 11 FOKUS PAGI IVM 1.2 12.6 12 REDAKSI PAGI TRANS 7 1.0 9.2 13 REDAKSI SIANG TRANS 7 1.0 7.0 14 KABAR SIANG TV ONE 0.8 6.3 15 TOPIK PETANG ANTV 0.8 4.7 16 LINTAS LIMA TPI 0.8 5.5 17 LINTAS SIANG TPI 0.8 6.2 18 TOPIK MALAM ANTV 0.8 8.8 19 TOPIK NINE NEWS METRO TV 0.7 2.3 20 KABAR TV ONE 0.7 5.3 21 HEADLINE NEWS METRO 0.7 4.0 22 KABAR MALAM TV ONE 0.7 9.6 23 GLOBAL SIANG GTV 0.6 4.5 24 BERITA GLOBAL GTV 0.6 4.2 25 METRO HARI INI METRO TV 0.6 2.5 26 METRO THIS WEEK METRO TV 0.6 2.1 27 LIPUTAN 6 PAGI SCTV 0.5 8.8 28 TOPIK SIANG ANTV 0.5 3.8 29 LIPUTAN 6 MALAM SCTV 0.5 9.3 5

30 REPORTASE MALAM TRANS 0.5 15.2 31 SEPUTAR INDONESIA PAGI RCTI 0.5 8.8 32 DIPLOMATIC AFFAIRS IVM 0.5 11.2 33 SEPUTAR INDONESIA RCTI 0.5 12.8 MALAM 34 REDAKSI MALAM TRANS 7 0.4 13.5 35 KABAR PASAR TV ONE 0.4 3.3 36 REPORTASE PAGI TRANS 0.4 10.0 37 DISCOVER INDONESIA METRO 0.3 1.9 38 ELECTION UPDATE SORE METRO 0.3 2.5 39 GLOBAL MALAM GTV 0.3 5.6 40 METRO SIANG METRO 0.3 2.4 Sumber : Research and Development, Global TV, 16 Mei 2009 Berdasarkan data tahun 2009 program Reportase Investigasi mendapat rating yang cukup tinggi diantara program berita lainnya, yaitu sebesar 2.2%. Pada tahun 2014 pun, berdasarkan quick survey yang dilakukan penulis, program ini masih diminati oleh masyarakat, yaitu 77% responden memilih lebih senang menonton Reportase Investigasi dibanding program berita investigasi lainnya. Dari kedua data tersebut, maka dapat dinyatakan bahwa program Reportase Investigasi tetap menjadi program berita investigasi favorit masyarakat. Salah satu tayangan yang diangkat sebagai studi kasus dalam penelitian ini adalah episode Kecap dan Saus Berbahaya yang tayang pada tanggal 12 Mei 2013 (sumber : Youtube). Banyaknya kasus keracunan makanan maupun diare akibat mengonsumsi makanan tidak sehat dan tidak higienis, penulis ingin meneliti seberapa besar pengaruh tayangan program Reportase Investigasi khususnya episode Kecap dan Saus Berbahaya terhadap tingkat kecemasan masyarakat kota Bandung mengingat Bandung sebagai kota yang kaya akan jajanan dan kuliner. Angka statistik dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mencatat 128 kejadian/kasus keracunan pangan selama tahun 2011 berasal dari 25 provinsi di Indonesia, 7.03% diantaranya terjadi di Bandung. Dari kasus tersebut dilaporkan sebanyak 6.901 orang sakit dan 11 orang meninggal dunia. Keracunan 6

tersebut 14.84% disebabkan akibat terdapatnya zat kimiadalam makanan/ jananan tersebut yang tentunya berbahaya bagi tubuh. (http://www.pom.go.id/, 2012 : 95 ). Data lain menyebutkan makanan (jajanan) yang biasa dikonsumsi anak-anak sekolah yang berdasarkan hasil penelitian BPOM di 6 ibukota provinsi (DKI Jakarta, Serang, Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya) 72,08 % positif mengandung zat yang sangat berbahaya bagi kesehatan (Kompas.com, 2/3/2011). Jajanan atau makanan yang menggunakan penyedap makanan yaitu kecap dan saus banyak dijumpai di sepanjang jalan yang menjual jajanan ringan seperti cakue, otak-otak, bacil, cilok, basreng, baso ikan, dan sebagainya, ataupun pedagang gerobak seperti bakso, mie ayam, siomay, dan sebagainya yang biasa menggunakan saus dan kecap. Pada segmen pertama episode kecap dan saus berbahaya, sangat jelas ditayangkan bagaimana sang produsen membuat kecap menggunakan bahanbahan berbahaya bagi kesehatan seperti boraks, tawas, dan pewarna kain untuk pembuatan kecap. Botol yang digunakan pun adalah botol yang diambil dari pengepul barang-barang bekas sehingga sangat tidak higienis. Kecap tersebut dijual dengan harga empat ribu rupiah. Pada segmen kedua episode ini menampilkan produsen saus nakal yang membuat saus tidak menggunakan tomat sebagai bahan utama, tetapi tepung gaplek, pewarna pakaian, pewarna sabun, cabai kering dan benzoat. Saos dijual seharga tujuh ratus sampai seribu rupiah. Sasaran dari produsen kecap dan saus ini adalah pemilik warung, pedagang bakso, pedagang mie ayam, dan tukang bubur. Produsen nakal ini pun mengaku bahwa yang melakukan kecurangan seperti ini bukan hanya dirinya saja, tetapi banyak orang lain yang juga melakukan hal serupa. Hal tersebut tentu sangat berbahaya bagi masyarakat. Pada segmen ketiga, tayangan ini memberikan solusi atau cara mengenali saus kecap palsu dan yang asli agar tidak menjadi korban kecurangan produsen nakal tersebut. Tujuan tayangan Reportase Investigasi ini adalah agar masyarakat lebih hati-hati dan waspada pada tindak penipuan yang dilakukan oknum-oknum 7

tersebut. Tetapi di sisi lain, tentu ada kecemasan dan keresahan di hati masyarakat setelah menonton tayangan tersebut. Menurut Ardianto (2007) dalam bukunya Komunikasi Massa, Kehadiran media massa bukan saja dapat menghilangkan perasaan tidak nyaman pada diri seseorang, tetapi dapat juga menumbuhkan perasaan tertentu. Terkadang seseorang akan memunyai perasaan positif atau negatif terhadap media tertentu. Perasaan tersebut bisa saja rasa cemas dan resah yang melekat dalam benak masyarakat. Hal ini juga dipengaruhi oleh efek pesan yang disampaikan pada program Reportase Investigasi. Narasi dan gambar visual ditayangkan secara gamblang, persuasif dan provokatif jelas menambah perasaan yang tidak menentu dalam benak audiens. Ditambah juga dengan pengakuan warga yang penulis temui saat melakukan quick survey bahwa tayangan tersebut cukup membuat mereka resah. Ada ketakutan dan kecemasan dalam diri mereka menjadi korban tindak kriminal dan penipuan seperti yang marak terjadi saat ini. Dari fenomena di atas, peneliti ingin mengetahui seberapa besar pengaruh tayangan Reportase Investigasi khususnya pada episode saus kecap berbahaya ini terhadap tingkat kecemasan masyarakat Bandung. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut : Bagaimanakah pengaruh tayangan Reportase Investigasi terhadap tingkat kecemasan masyarakat Bandung? (studi kasus pada episode Kecap dan Saus Berbahaya ) 1.3 Identifikasi Masalah 1. Bagaimanakah pengaruh tayangan Reportase Investigasi? 2. Bagaimanakah tingkat kecemasan masyarakat Bandung? 3. Bagaimanakah pengaruh tayangan Reportase Investigasi terhadap tingkat kecemasan masyarakat Bandung? 8

1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tayangan Reportase Investigasi terhadap tingkat kecemasan masyarakat Bandung (studi kasus pada episode Kecap dan Saus Berbahaya). 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Akademis Dapat menambah wawasan dan informasi khalayak khususnya mahasiswa Ilmu Komunikasi yang berkaitan dengan studi riset khalayak dan efek media massa terutama pada program Reportase Investigasi. Peneliti juga ingin mengetetahui apakah ada pengaruh tayangan Reportase Investigasi terhadap tingkat kecemasan masyarakat Bandung. Peneliti merasa penting untuk mengetahui pengaruh yang ada. 1.5.2 Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi dunia pertelevisian agar lebih memperhatikan program yang ditayangkan serta dampak yang ditimbulkan. Kemudian bagi masyarakat agar lebih waspada dan selektif dalam memilih pesan yang disampaikan di televisi. 1.6 Tahapan Penelitian 1. Pendahuluan Menguraikan secara terperinci mengenai latar belakang penulis memilih judul penelitian,mulai dari media massa, perkembangan dunia televisi, berita, sampai reportase investigasi. Dalam bab ini juga dikemukakan merumuskan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tahapan penelitian, serta lokasi dan waktu penelitian. 2. Kajian Pustaka Dalam bab ini penulis mengemukakan dengan jelas tentang hasil kajian kepustakaan yang terkait dengan topik penelitian, seperti penelitian terdahulu, teori yang akan digunakan, hipotesis serta kerangka pemikiran. 9

3. Metodologi Penelitian Bab ini akan menjelaskan mengenai metode yang akan digunakan, meliputi : paradigma penelitian, metode penelitian, subjek dan objek penelitian, operasinalisasi variabel, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, uji validitas dan reliabilitas, serta teknik analisis data. 4. Hasil Penelitian dan Pembahasan Dalam bab ini akan diuraikan secara kronologis, gambaran mengenai program Reportase Investigasi yang menjadi objek dalam penelitian. Bab ini juga akan membahas hasil analisis dari masalah yang diangkat. 5. Simpulan dan Saran Peneliti menarik simpulan dari hasil penelitian yang dilakukan, dan memberikan saran-saran. 1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi dalam penelitian ini adalah kota Bandung, Jawa Barat dan penelitian dengan menyebarkan kuisioner akan dilakukan pada bulan Maret 2014. 10