BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 bahwa pendidikan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 pengertian pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. diberikan oleh orang dewasa untuk mencapai kedewasaan. Henderson dalam Djumhur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang amat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sendiri. Namun, sangat disayangkan dari produksi yang ada mayoritas disisipi

BAB I PENDAHULUAN. tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Persoalan yang muncul di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

Modul ke: Produksi Berita TV. Daya Pengaruh Siaran TV. Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Broadcasting.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mempercepat modernisasi di segala

I. PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang ini, televisi merupakan media elektronik yang mampu menyebarkan

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman saat ini telah ditandai adanya proses Globalisasi. kemudian berkembang menjadi teknologi dan informasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. yang mempengaruhi kehidupan manusia. Di dalam proses pembelajaran, guru

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Akuntansi

2016 PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL TERHADAP INTERAKSI SOSIAL DAN SOSIALISASI ANAK DI LINGKUNGAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah tentang sistem pendidikan nasional, dirumuskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, terutama media televisi yang selalu menayangkan berbagai acara seperti,

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sistematis untuk mewujudkan suatu proses pembelajaran agar siswa aktif

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan anak untuk optimalisasi bagi perkembangannya.

BAB VI PENUTUP. Bagian ini memaparkan tentang kesimpulan secara keseluruhan pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap perilaku kita di kehidupan sehari-hari. Seharusnya, televisi bisa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. elektronik yang hampir selalu ada di setiap rumah adalah televisi. Televisi

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional Republik Indonesia, pendidikan nasional berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. didik, sehingga menghasilkan peserta didik yang pintar tetapi tidak

BAB I PENDAHULUAN. Akhlak sebagai potensi yang bersemayam dalam jiwa menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses yang ditempuh oleh peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kunci utama dalam terlaksananya

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter dalam mengisi kemerdekaan. Namun, memunculkan jiwa yang

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB I PENDAHULUAN. Atau dalam istilah lain yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur luar sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang MasalahPendidikan di Indonesia diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping

BAB I PENDAHULUAN. membuat pemirsanya ketagihan untuk selalu menyaksikan acara-acara yang ditayangkan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bagian internal dari sistem tatanan kehidupan sosial manusia dan

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. tonggak majunya suatu negara. Diera globalisasi ini pendidikan semakin

BAB I PENDAHULUAN. keluarga. Hampir setiap rumah memiliki televisi. Tidak jarang kegiatan lainnya

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi semakin berkembang pesat. Dengan perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

2 orang tua mempunyai pengaruh lebih positif dari pada pengaruh televisi (Wong, 2000) Pada kenyataanya anak-anak meluangkan lebih banyak waktu untuk m

PERANAN KEGIATAN PRAMUKA DALAM MENGEMBANGKAN SIKAP PATRIOTISME. (Studi Kasus Di SMP Negeri 1 Girimarto Tahun Pelajaran 2012/2013)

BAB I PENDAHULUAN. beberapa televisi swasta seperti:an-tv,indosiar,transtv,mnc TV, Raja

PENJAJAHAN TV TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. tidak mantap. Menurut Piaget (dalam Hurlock, 1999: 118) secara psikologis masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pertumbuhan budi pekerti tiap-tiap manusia. Orang tua dapat menanamkan benih

BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu kelompok masyarakat maupun bangsa sekalipun. Peradaban suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. yang mudah untuk dicerna. Televisi secara universal juga mampu untuk menjangkau audiens

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu fondasi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. fundamental bagi pengaturan serta penyelenggaraan Negara. Sejarah telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter yang diimplementasikan dalam institusi pendidikan, diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai makhluk hidup manusia dituntut memiliki perilaku yang lebih baik dari

BAB I PEDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. khas sekaligus aset bagi bangsa Indonesia. Generasi muda sudah banyak

BAB I PENDAHULUAN. Perangkat televisi menjadi suatu kebiasaan yang popular dan hadir secara luas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN. masih jauh dari harapan nilai keadilan. Ditambah pula

BAB I PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan berhubungan sekali dengan

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era informasi sekarang ini, masyarakat sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Demokrasi pada era globalisasi saat ini menjadi pilar-pilar bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah usaha yang ditempuh oleh manusia

BAB I PENDAHULUAN. sekarang merupakan persoalan yang penting. Krisis moral ini bukan lagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Produksi film di Indonesia kian hari kian berkembang, mulai dari yang

BAB I PENDAHULUAN. bisa menjadi bisa seperti yang terkandung dalam Undang-Undang Sistem. Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 yaitu:

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Meskipun Children s Television Act of 1990 telah membatasi program televisi

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan atau informasi oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di dalamnya baik itu pendidikan dasar maupun pendidikan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan bertujuan untuk menjadikan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas dan dapat diandalkan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sebuah negara. Untuk menyukseskan program-program

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mendapatkan pekerjaan yang baik. Sekolah harus mampu mendidik peserta didik

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu sarana untuk mendapatkan informasi. Informasi yang diterima pun harus

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Pendidikan bertujuan untuk membentuk generasi-generasi muda Indonesia yang cerdas serta berkepribadian atau berkarakter, sehingga melahirkan generasi bangsa yang tumbuh dan berkembang dengan karakter yang mencerminkan nilai-nilai luhur bangsa dan agama. Pendidikan yang bertujuan melahirkan generasi-generasi yang cerdas dan berkarakter kuat pernah dikatakan Martin Luther King, yaitu Kecerdasan yang berkarakter adalah tujuan akhir pendidikan yang sebenarnya. Salah satu pendidikan yang berperan penting adalah PKn. PKn pada hakikatnya merupakan pendidikan yang mengarah pada terbentuknya warga negara yang baik dan bertanggung jawab berdasarkan nilai-nilai dan dasar negara Pancasila. Berdasarkan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi dijelaskan bahwa: Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang menfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan 1

mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter sebagaimana yang telah tercantum dalam Pancasila dan UUD 1945 Menurut Zamroni (Taniredja, 2013: 2) pengertian pendidikan kewarganegaraan adalah: pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mempersiapkan warga masyarakat berpikir kritis dan bertindak demokratis, melalui aktivitas menanamkan kesadaran kepada generasi baru, bahwa demokrasi adalah bentuk kehidupan masyarakat yang paling menjamin hak-hak warga masyarakat. Selain itu, pendidikan kewarganegaraan adalah suatu proses yang dilakukan oleh lembaga pendidikan di mana seseorang mempelajari orientasi, sikap dan perilaku politik sehingga yang bersangkutan memiliki political knowledge, awareness, attitude, political efficacy dan political participation, serta kemampuan mengambil keputusan politik secara rasional dan menguntungkan bagi dirinya juga bagi masyarakat dan bangsa. berikut: Berdasarkan definisi tersebut PKn juga memiliki tujuan sebagai a. Dapat memahami dan mampu melaksanakan hak dan kewajiban secara santun, jujur dan demokratis serta ikhlas sebagai warga negara terdidik dalam kehidupannya selaku warga negara Republik Indonesia yang bertanggung jawab. b. Menguasai pengetahuan dan pemahaman tentang beragam masalah dasar kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang hendak diatasi dengan penerapan pemikiran yang berlandaskan Pancasila, wawasan Nusantara dan ketahanan nasional secara kritis dan bertanggung jawab.

c. Memupuk sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai kejuangan serta patriotisme yang cinta tanah air, rela berkorban bagi nusa dan bangsa. Menurut Fauzia Yudia Fadil, (2013: 8) Pendidikan karakter di nilai sangat penting untuk di mulai pada anak usia dini karena pendidikan karakter adalah proses pendidikan yang ditujukan untuk mengembangkan nilai, sikap, dan perilaku yang memancarkan akhlak mulia atau budi pekerti luhur. Untuk menjaga agar pertumbuhan pendidikan karakter sesuai dengan kultur individu yang ada, pendidikan karakter memiliki sebuah dimensi yang mengandung arti bahwa pendidikan karakter dapat membantu mengembangkan kehidupan moral individu, memperkokoh keyakinan agama seseorang untuk menciptakan suatu tatanan masyarakat yang stabil ditengah keragaman sangat memerlukan adanya nilai-nilai bersama yang menjadi dasar hidup masyarakat. Fauzia Yudia Fadil dkk, (2013 : 9)Pendidikan karakter atau budi pekerti sangat efektif di terapkan pada jalur pendidikan formal. Pendidikan karakter di sekolah tidak harus menyusun kurikulum baru, kurikulum pendidikan karakter, pendidikan karakter dapat dimasukan dalam pokokpokok bahasan. Memberikan nasehat, arahan, petunjuk untuk berbuat kebaikan. Oleh karena itu sebagai guru tidak boleh melakukan hal yang kurang baik pada saat sebelum dan sesudah menjelaskan materi karena pada dasarnya siswa itu mempunyai karakter baik dan buruk sehingga apa yang dilakukan oleh guru siswa mudah menirukan baik tingkah laku buruk maupun

baik. Karakter buruk siswa dapat disebabkan oleh faktor dari luar misalnya penyalahgunaan media masa salah satunya televisi. Televisi merupakan media massa elektronik yang mampu menyebarkan berita secara cepat dan memiliki kemampuan mengakses informasi dan mencapai khalayak dalam jumlah tak terhingga pada waktu yang bersamaan. Televisi dengan berbagai acara yang ditayangkannya telah mampu menarik minat pemirsanya dan membuat pemirsanya ketagihan untuk selalu menyaksikan acara-acara yang ditayangkan ditelevisi.televisi dapat menimbulkan dampak baik positif maupun negatif bagi pemirsanya, khususnya pada peserta didik.pengenalan televisi pada anak sangat diperlukan agar anak dapat mengambil sisi positif dari tayangan yang disiarkan oleh televisi selain itu dapat menambah pengetahuan anak.rasa ingin tahu terhadap informasi menyebabkan pengaruh media terhadap anak semakin besar dengan adanya berbagai macam teknologi yang canggih.dampak negatif dari acara televisi lebih besar daripada dampak positifnya.dari televisi, anak-anak dapat menyaksikan semua tayangan pada program apapun sampai tayangan yang seharusnya belum layak atau pantas mereka tonton.banyak acara-acara distasiun televisi yang kurang berkualitas dan mendidik yang bisa menjerumuskan anak pada hal-hal yang negatif.seperti acara kekerasan, seks, tindak kriminal kejahatan dan masih banyak acara yang tidak selayaknya menjadi perhatian anak. Orang tua berperan dalam mengawasi, mengontrol danmemperhatikan segala aktivitas anaknya dirumah. Tidak lupa para pendidik disekolah

memberikan perhatian dan pengertian akan bahayanya menonton televisi terlalu lama karena akan mempengaruhi tingkah laku anak baik dirumah maupun disekolah, karena anak belum memiliki kemampuan untuk mengkritisi materi tayangan televisi yang ditontonnya. Televisi juga memiliki salah satu kelebihan yaitu memberikan wawasan yang banyak terhadap anakanak, seperti film dokumentar, flora dan fauna, sains, dan lain sebagainya. Dengan adanya tayangan tersebut anak-anak mampu mengembangkan rasa kreatif mereka.televisi juga mampu membuat masyarakat terinspirasi melakukan usaha yang sebelumnya tidak pernah mereka lakukan.televisi juga dapat memberikan wawasan dan pengetahuan yang lebih luas, tetapi televisi juga dapat menjadikan anak melalaikan kewajibannya sebagai siswa salah satunya belajar, membantu orang tua dan juga berantem dengan keluarga. Di era modern saat ini terdapat banyak tayangan-tayangan yang kurang mendidik dan membuat siswa memiliki karakter yang kurang baik. Salah satu faktor yang menyebabkan karakter siswa kurang baik adalah dari dampak negatif tayangan televisi. dampak negatif tayangan televisi diantaranya seperti lupa waktu untuk beribadah, belajar, dan tidur larut malam hanya untuk menonton acara favoritnya di televisi. contoh dari tayangan televisi yang tayang pada waktu beribadah sholat magrib adalah sinetron anak jalanan yang menceritakan tentang geng motor dan balap liar. Tayangan anak jalanan membuat siswa cenderung menirukan perilaku yang tidak baik dari tayangan tersebut, terutama anak SMP yang masih dalam

tahap pertumbuhan dimana anak SMP masih mudah terbawa kedalam hal-hal yang kurang baik. Berdasarkan angket yang peneliti sebarkan kepada responden yaitu siswa SMP Gunungjati Kembaran yang dijadikan sampel bahwa siswa lebih banyak menghabiskan atau meluangkan waktu di depan layar televisi untuk menonton acara yang sekedar hiburan dibandingkan meluangkan waktu untuk belajar. ini : Untuk memerkuat argument tersebut data dilihat dari tabel di bawah Tabel 1.1 Data Angket Peserta Didik No Indikator Jawaban Siswa Ya Tidak Keterangan 1. Suka menonton televisi 30 (100%) (0%) Semua siswa suka menonton televisi Kebanyakan siswa 2. Nonton lebih dari 3 jam 21 (70%) 9 (30%) menonton televisi lebih dari 3 jam 3. Lebih banyak menonton 16 (53,3%) 14 (46,6%) Siswa lebih banyak televisi dari pada menonton televisi belajar dari pada belajar 4. Lebih suka menonton 18 (60%) 12 (40%) Siswa lebih banyak dari pada membantu menonton televisi orang tua dari pada membantu orang tua 5. Bermanfaat atau tidak 18 (60%) 12 (40%) Televisi sangat menonton televisi bermanfaat 6. Menghilangkan stress sejenak 26 (93,3%) 4 (13,3%) Kebanyakan siswa memilih menonton karena menghilangkan stress 7. Membuat malas belajar 20 (66,7%) 10 (33,3%) Membuat malas belajar 8. Di larang orang tua 22 (73,3%) 8 (26,6%) Kebanyakan siswa di larang menonton

No Indikator 9. Bertentangan acara televisi dengan keluarga 10. Lebih suka sinetron dari pada berita (Sumber: Data Angket Observasi Siswa) Jawaban Siswa Keterangan Ya Tidak televisi oleh orang tua 19 (63,3%) 11 (36,6%) Siswa lebih banyak bertentangan acara televisi dengan keluarga 22 (73,3%) 8 (26,6%) Siswalebih menyukai menonton sinetron dari pada berita Berdasarkan uraian di atas dapat di simpulkan bahwa siswa keseluruhan menyukai menonton televisi dari pada yang tidak menonton televisi, siswa yang menyukai televisi sebanyak 100%, siswa yang menonton televisi lebih dari 3 jam lebih besar dari pada siswa yang tidak menonton kurang dari 3 jam, siswa yang menyukai televisi lebih dari 3 jam sejumlah 70% dan yang tidak menonton kurang dari 3 jam sebanyak 30%, siswa yang lebih banyak menonton televisi dari pada belajar lebih besar dibandingkan siswa yang memilih untuk belajar. Siswa yang lebih menyukai menonoton televisi dari pada belajara sebanyak 53,3% dan siswa yang memilih untuk tidak belajar sebanyak 46,6%, siswa yang lebih suka menonton dari pada membantu orang tua lebih besar dibandingkan siswa yang tidak membantu orang tua. siswa yang lebih suka menonton televisi menonton dari pada membantu orang tua sebanyak 40% dan siswa yang tidak membantu orang tua sebanyak 40%. manfaat menonton televisi sebanyak 60%, siswa lebih besar memilih menonton televisi menghilangkan karena menghilangkan stress dibandingkan tidak menonton televisi. siswa yang memilih menonton televisi

karena televisi menghilangkan stress sejenak sebeanyak 93,3% dan siswa yang tidak memilih untuk tidak menonton televisi sebanyak 13,3%%,menonton televisi membuat malas belajar sebanyak sebagian besar sebanyak 20%, dilarang oleh orangtua sebanyak 73,3% dan sebagian kecil 26,6%, sebagian besar bertentangan acara televisi dengan keluarga sebanyak 63,3% dan sebagian kecil 36,6%, siswa lebih besar menyukai sinetron dari pada berita sebanyak 73,3%. Berdasarkan presentase tersebut dapat disimpulkan bahwa peserta didik lebih meyukai menonton televisi dari pada melakukan hal yang positif. Menonton televisi memang membawa dampak positif dan negatif, tetapi dengan hal tersebut kebanyakan membawa dampak negatif bagi peserta didik karena peserta didik masih mudah terpengaruh oleh tayangan-tayangan yang di siarkan di televisi dan semua itu akan berpengaruh pada perkembangan dan karakter peserta didik. Berdasarkan penjelasan di atas ada beberapa contoh data dari pakar yang sudah dilaksanakan, peneliti mengambil contoh data tersebut dengan tujuan agar dapat memperkuat data yang peneliti teliti.berikut contoh data yang diambil peneliti dari Dosen Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Semarang, (Pandiya.) Setelah dilakukan analisis data, dapat diperoleh hasil akhir sebagai berikut: 1. Program televisi favorit Remaja Kota Semarang meliputi: olah raga (21,7%), musik (15,8 %), filem luar negeri/filem asing (14,2 %), dan petualangan (8,3%).

2. Motif menonton program televisi Remaja Kota Semarang meliputi: kebutuhan akan hiburan (30,8%), kebutuhan akan informasi (28,3%), kebutuhan akan ilmu pengetahuan (27,5%), kebutuhan akan pengalaman baru (9,2%), kebutuhan akan materi (3,3%), dan mengisi waktu luang (0,8%). 3. Dampak negatif program televisi yang paling dirasakan meliputi: bahaya radiasi (24,2%), kecanduan/ketagihan (21,7%), dan pornografi serta pornoaksi (13,3%). 4. Kiat menghindari/mengurangi dampak negatif program televisi yang paling dipilih mencakup: mematikan televisi/memindahkan channel televisi (36,7%), nonton bersama orang tua (30%), dan pembatasan waktu nonton (19,2%). 5. Waktu menonton program televisi yang paling diminati: tidak tentu (53,3%), malam hari (32,5%), sore hari (26,7%), dan siang hari (15,8%). 6. Durasi menonton program televisi yang paling diminati: tidak tentu (61,7%), 1-4 jam (18,3%), dan 5-8 jam (11,7%). Data ini selanjutnya dapat disajikan pada tabel berikut ini: No Tabel 1.2 Hasil Penelitian Keterangan Uraian 1. Program Televisi Favorit: 1). Olah raga 2). Musik 3). Film luar negeri 4). Petualangan Jumlah Responden 26 orang 19 orang 17 orang 10 orang Persentase 21,7% 15,8% 14,2% 8,3%

No Keterangan Uraian 2. Motif Menonton Program Televisi: 1). Kebutuhan akan hiburan 2). Kebutuhan akan informasi 3). Kebutuhan akan ilmu pengetahuan 4). Kebutuhan akan pengalaman baru 5). Kebutuhan akan materi 6). Mengisi waktu luang 3. Dampak Negatif Program Televisi: 1). Bahaya radiasi 2). Kecanduan 3). Pornografi dan pornoaksi Kiat Menghindari Dampak Negatif Program TV: 1). Mematikan TV/Memindahkan channel TV 2). Menonton bersama orang tua 3). Pembatasan waktu menonton Waktu Menonton Program Televisi: 1). Tidak tentu 2). Malam hari 3). Sore hari 4). Siang hari 6. Durasi Menonton Program Televisi: 1). Tidak tentu 2). 1-4 jam 3). 5-8 jam Jumlah Responden 37 orang 34 orang 33 orang 11 orang 4 orang 1 orang 29 orang 26 orang 16 orang 44 orang 36 orang 23 orang 64 orang 39 orang 32 orang 19 orang 74 orang 22 orang 14 orang Persentase 30,8% 28,3% 27,5% 9,2% 3,3% 0,8% 24,2% 21,7% 13,3% 36,7% 30% 19,2% 53,3% 32,5% 26,7% 15,8% 61,7% 18,3% 11,7% Perlu diperhatikan lebih seksama bahwa bahaya program televisi atau dampak negatifnya merupakan suatu fakta dan fenomena yang tak terbantahkan. Seperti halnya bahaya radiasi, rasa kecanduan/ketagihan, pornografi, dan pornoaksi mendudukiperingkat utama dalam opini atau pendapat para responden. Dengan demikian, dapat diidentifikasikan bahwa pemirsa televisi pada umumnya tahu dan sadar akan adanya dampak negatif program televisi. Selanjutnya, perlu sikap waspada dan hati-hati baik terhadap diri sendiri, para remaja, maupun anak-anak, kalau perlu setiap kali anak-

anak/remaja menonton televisi, pasti selalu ada pendampingan. Anakanak/ramaja perlu diberi penjelasan dan informasi yang benar tentang apa saja (program televisi) yang mereka nikmati. Perlu adanya pembatasan waktu menonton, pemilihan saluran yang pas dan cocok bagi anak/remaja, dan pilihan tentu pada program yang dapat mengembangkan tingkat kreativitas anak/remaja secara positif dan mendidik.inilah tugas orang tua yang tidak boleh dilupakan. Pada akhirnya, diharapkan adanya kontribusi positif dari setiap program televisi baik kepada anak, remaja, orang tua/dewasa, ataupun pemirsa pada umumnya. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu : Bagaimana Peran Guru PKn Dalam Menanggulangi Dampak Negatif Tayangan Televisi Terhadap Karakter Siswa di SMP Gunungjati Kembaran Tahun Pelajaran 2015/2016. Rumusan penelitian tersebut dapat dirinci kedalam beberapa pernyataan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana guru PKn berperan dalam menanggulangi dampak negatif tayangan televisi terhadap karakter siswa? 2. Apa kendala yang dialami guru PKn dalam menanggulangi dampak negatif tayangan televisi terhadap karakter siswa? 3. Apakah upaya yang dilakukan guru PKn dalam menanggulangi dampak negatif tayangan televisi terhadap karakter siswa?

C. Tujuan Masalah Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran guru PKn dalam menanggulangi dampak negatif tayangan televisi terhadap karakter siswa. Sedangkan secara khusus, penelitian ini bertujuan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui bagaimana peran guru PKn dalam menanggulangi dampak negatif tayangan televisi terhadap karakter siswa? 2. Untuk mengetahui apa kendala yang dialami guru PKn dalam menanggulangi dampak negatif tayangan televisi terhadap karakter siswa? 3. Untuk mengetahui apakah upaya yang dilakukan guru PKn dalam menanggulangi dampak negatif tayangan televisi terhadap karakter siswa? D. Manfaat penelitian Manfaat hasil dari penelitian ini diharapkan berguna untuk berbagai pihak, baik secara teoritis maupun secara praktis, diantaranya sebagai berikut: 1. Secara Teoritis Secara teoritis diharapkan dapat dijadikan sebagai pedoman dalam upaya pembentukan karakter peserta didik serta sebagai literatur dan bahan pemikiran lebih lanjut bagi mereka yang berminat meneliti masalah yang sama. 2. Secara Praktis Secara praktis penelitian ini dapat memberikan manfaatkepada:

a. Bagi peneliti Dapat menambah ilmu pengetahuan secara praktis sebagai hasil dari pengamatan langsung dalam memperdalam pemahaman penerapan disiplin yang diperoleh selama studi di perguruan tinggi khususnya bidang ilmu PKn. Serta menambah pengetahuan penelitian untuk melakukan penelitian selanjutnya. b. Bagi prodi PKn Menjadi pemahaman dan masukan untuk kepentingan pembelajaran PKn di FKIP Universitas Muhammadiyah Purwokerto terutama berkaitan dengan pembentukan karakter pada peserta didik. c. Bagi sekolah Dapat memberikan sumbangan pemikiran serta perbaikan dalam penanganan masalah peran guru PKn dalam menanggulangi dampaknegatif tayangan televisi terhadap karakter siswa. d. Bagi guru Dengan adanya penelitian ini diharapkan guru PKn SMP Gunungjati Kembaran selalu menanamkan nilai moral kepada para peserta didik supaya menumbuhkan karakter yang baik, serta dapat menjadi teladan di lingkungan sekolah, keluarga, maupun masyarakat. e. Bagi peserta didik Melalui penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan peserta didik tentang pembentukan karakter serta meningkatkan motivasi peserta didik dalam memahami karakter.