BAB II URAIAN TEORETIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PERANAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH Syamsul Alam WidyaiswaraLPMP Sulawesi Selatan

BAB I PENDAHULUAN. atau sumber informasi dalam komputer yang disusun secara sistematis untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan rekreasi bagi pemustaka. Salah satu perpustakaan umum

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang berakar pada kebudayaan Indonesia berdasarkan Pancasila

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2007 TENTANG PERPUSTAKAAN

BAB II KAJIAN TEORITIS

TEMA PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR JUDUL : PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER ILMU MAKALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II SEJARAH BERDIRINYA PERPUSTAKAAN UMUM DI PROPINSI SUMATERA UTARA Latar Belakang Sejarah Berdirinya Perpustakaan Umum di Propinsi Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. pada masa sekarang ini menyebabkan perkembangan informasi semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. dengan sejumlah perangkat personalia, gedung, koleksi, serta anggarannya

BAB I PENDAHULUAN. bukti bahwa sejarah itu perlu. Sejarah merupakan hasil peradaban manusia. Karena

BAB II KAJIAN TEORITIS. dari layanannya terhadap pengguna sebagai penikmat jasa perpustakaan.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN LITERATUR. Noerhayati (1987:1) mengatakan perpustakaan perguruan tinggi adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Priyanka Permata Putri, 2013

BAB IV GAMBARAN UMUM UPT PERPUSTAKAAN POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

TUGAS INDIVIDU PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. bahkan menyebutkan bahwa pendidikan merupakan aset besar bagi masa depan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Muhsin, 2008:15). Menurut Sulistyo-Basuki (1991: 3) perpustakaan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah sebagai Pusat Sumber Belajar bagi Siswa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Antara Penataan Ruang Perpustakaan Dengan Minat Belajar Siswa Di Perpustakaan

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1.8 Pengertian, Tujuan dan Tugas Pokok Perpustakaan

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MAKALAH PELAYANAN PERPUSTAKAAN

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB II KAJIAN TEORITIS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 1991 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini semakin meningkat.hal ini dapat dilihat dengan adanya peningkatan

Universitas Sumatera Utara

BAB V ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan dunia saat ini berdampak pula pada bidang

PERAN FASILITAS PERPUSTAKAAN TERHADAP KINERJA PUSTAKAWAN DI BADAN PERPUSTAKAAN ARSIP DAN DOKUMENTASI PROVINSI SULAWESI UTARA

BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN SEKOLAH

MAKALAH PERAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DASAR UNTUK KECERDASAN ANAK. Untuk memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan

MANFAAT PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR DI SEKOLAH DASAR BAGI KECERDASAN ANAK. Dosen Pembimbing : Nanik Arkiyah,M.Ip

Lampiran 1 GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PADANGSIDIMPUAN

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan pada umumnya sering kita jumpai di sekolah-sekolah maupun di

MANFAAT PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA UPT PERPUSTAKAAN UNIMA UNTUK TEMU KEMBALI INFORMASI OLEH MAHASISWA FAKULTAS MIPA

BAB I. Karena pendidikan merupakan akar dari peradaban sebuah bangsa. Pendidikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menyediakan beragam informasi yang sesuai dengan kebutuhan penggunanya.

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan sifat dan golongan, Perpustakaan secara umum terbagi menjadi dua

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. sasaran pendidikan adalah warga masyarakat yang tidak pernah sekolah/ buta aksara,

BAB II KAJIAN TEORITIS

SISTEM PELAYANAN SIRKULASI PADA PERPUSTAKAAN SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Aria Wirata Utama, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERPUSTAKAAN UMUM KABUPATEN TEMANGGUNG

Perpustakaan umum kabupaten/kota

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SERAH SIMPAN KARYA CETAK DAN KARYA REKAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan aktivitas visual dan berfikir. Crawley dan Mountain mengatakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. inggris perpustakaan dikenal dengan nama library. Library berasal dari bahasa Latin

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SERAH SIMPAN KARYA CETAK DAN KARYA REKAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TEMANGGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGUNG,

BAB II KAJIAN TEORITIS

PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI SARANA PUSAT SUMBER BELAJAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UU 4/1990, SERAH-SIMPAN KARYA CETAK DAN KARYA REKAM. Oleh:PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor:4 TAHUN 1990 (4/1990) Tanggal:9 AGUSTUS 1990 (JAKARTA)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan merupakan salah satu sarana dan sumber belajar yang efektif

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Elin Asrofah Qobtiah, 2013

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MAKALAH MANFAAT PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR

BAB II LANDASAN TEORI. Salim (2002) menjabarkan pengertian analisis sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Perpustakaan umum kabupaten/kota

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nia Hastari, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana. diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

Perpustakaan Universitas Bina Nusantara (Ubinus)

SARANA DAN PRASARANA RUANG PERPUSTAKAAN SEBAGAI ASPEK KEKUATAN DALAM MENGEMBANGKAN PERPUSTAKAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMERINTAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTAJAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS NOMOR 94 TAHUN 2004 TENTANG

GAMBARAN UMUM. FISIP itu sendiri yang tergabung pada bulan Maret berguna bagi mahasiswa Universitas Lampung, khususnya Fakultas Ilmu Sosial

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Optimalisasi Layanan Koleksi Audio Visual di Perpustakaan ISI Surakarta oleh Sartini. Abstrak

PELAYANAN PENGGUNA PADA PERPUSTAKAAN POLITEKNIK NEGERI MEDAN

BAB IV ANALISIS RESPON SISWA TERHADAP FASILITAS PERPUSTAKAAN SEKOLAH DI SMP MUHAMMADIYAH 7 AMPELGADING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tertentu untuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual. (Sulistyo-

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Transkripsi:

BAB II URAIAN TEORETIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian Astuti (2002) melakukan penelitian dengan judul "Faktor- Faktor yang mendorong minat Mahasiswa Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi USU berkunjung keperpustakaan USU. Secara bersama variabel dimensi keandalan dimensi dayatanggap, dimensi jaminan, dan dimensi empati, terbukti lansung secara signifikan. Secara parsial diantara variabel bebas yang diteliti ternyata variabel jaminan (X3) dominan mendorong minat Mahasiswa Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi USU berkunjung ke perpustakan hal ini diketahui dari nilai standar dizedcooficient 0.336. Secara parsial terlihat bahwa variabel daya tanggap merupakan bukan variabel dominan dan mendorong minat mahasiswa berkunjung keperpustakaan. Dan melalui determinasi terlihat bahwa R Square sebesar 80,4% artinya bahwa minat berkunjung mahasiswa didorong oleh dimensi kualitas jasa sebsar 80.4% Penelitian Siregar (2003), melakukan penelitian dengan judul Peranan Pelayanan Sirkulasi Pada Badan Perpustakaan Dan Arsip Daerah Profinsi Sumatera Utara. Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1. Responden yang menyatakan tidak setuju yaitu 71,78%, responden menyatakan tidak setuju dengan prosedur pendaftaran yang aplikasinya terlalu sederhana dan masih manual 53,23%, responden tidak setuju dengan proses pembuatan kartu anggota yang selesai selama tiga (3) hari setelah formulir dikembalikan 57,26%, responden tidak setuju dengan hak meminjam hanya tiga (3) hari,

responden tidak setuju dengan denda keterlambatan pengembalian sebesar 250 perbuku/hari. 2. Responden menyatakan setuju 62,09%, dengan jam buka layanan 02.00-15.30 wib 51,61%, responden setuju dengan tambahan jam buka layanan pada hari sabtu dan minggu pukul 09.00-15.00 wib 54,84%, responden setuju dengan persyaratan anggota yang telah ditentukan badan perpustakaan dan arsip daerah profinsi sumatera utara 50,81%, responden setuju dengan lama peminjaman persatu periode selama dua minggu 60,48%, responden setuju dengan ketersediaan sarana fisik yang sudah memadai. B. Pengertian Fasilitas Menurut Daradjat Fasilitas adalah segala sesuatu yang dapat mempermudah upaya dan memperlancar kerja dalam rangka mencapai suatu tujuan. Ada beberapa pendapat tentang fasilitas Subroto berpendapat Fasilitas adalah segala sesuatu yang dapat memudahkan dan memperlancar pelaksanaan suatu usaha dapat berupa bendabenda maupun uang. Arikunto berpendapat, Fasilitas dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat memudahkan dan memperlancar pelaksanaan segala sesuatu usaha. Adapun yang dapat memudahkan dan melancarkan usah ini dapat berupa bendabenda maupun uang, jadi dalam hal ini fasilitas dapat disamakan dengan sarana yang ada di sekolah. (http:// sobatbaru. Blogspot.com)

Fasilitas adalah sarana untuk melancarkan dan memudahkan pelaksanaan fungsi. Keterlibatan pustakawan dan tenaga administrasi sangat menentukan pengadaan fasilitas perpustakaan perguruan tinggi ini, sehingga ketersediaan koleksi perpustakaan menjadi bermakna karena dukungan fasilitas yang dirancang dengan baik. C. Pengertian Lingkungan Menurut Sartain (ahli psikologi Amerika), yang dimaksud lingkungan meliputi kondisi dan alam dunia ini yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life processes. Pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia. (http://www. cut3z. Blogspot.com) D. Pengertian Perpustakaan Dibawah ini diuraikan beberapa pendapat mengenai pengertian perpustakaan yaitu : 1. Pengertian perpustakaan menurut Yusuf (2005:1) adalah perpustakaan mempunyai arti sebagai suatu tempat yang di dalamnya terdapat kegiatan

penghimpunan, pengolahan, dan penyebarluasan (pelayanan) segala macam informasi, baik yang tercetak maupun yang terekam dalam berbagai media seperti buku, majalah, surat kabar, film, kaset, tape recorder, video, komputer dan lain-lain. Semua koleksi sumber informasi tersebut disusun berdasarkan sistem tertentu dan dipergunakan untuk kepentingan belajar melalui kegiatan membaca dan mencari informasi bagi segenap masyarakat yang membutuhkannya. 2. Basuki (2001:3) pengertian perpustakaan adalah sebuah ruangan, bagian, sebuah gedung, ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu untuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual. 3. Lasa HS (2005:48) menyatakan bahwa perpustakaan merupakan sistem informasi yang didalamnya terdapat aktivis pengumpulan, pengolahan, pengawetan, pelestaraian dan penyajian serta penyebaran informasi. Informasi meliputi produk intelektual dan artistik manusia. Pelaksanaan aktivitas tersebut memerlukan pengetahuan yang diperoleh melalui pendidikan formal atau nonformal dibidang perpustakaan, dokumentasi, dan informasi. Berdasarkan pengertian ketiga pendapat diatas dapat kita simpulkan bahwa pengertian perpustakaan itu adalah tempat penyimpanan koleksi untuk digunakan oleh pembaca untuk mencari informasi sebagai penunjang kegiatan perguruan tinggi dan tidak untuk dijual.

E. Tujuan Perpustakaan Tujuan perpustakaan menurut NS (2006:34) adalah untuk menyediakan fasilitas dan sumber informasi dan menjadi pusat pembelajaran. Secara tidak langsung menciptakan pengguna yang terdidik, terpelajar, terbiasa membaca dan berbudaya tinggi. Pengguna yang demikian diharapkan bisa senantiasa mengikuti perkembangan mutakhir karena dengan membaca mampu menguasai sumber informasi dan ilmu pengetahuan. Pengguna tersebut mempunyai pandangan dan wawasan yang luas, selanjutnya dapat bersikap mandiri, percaya diri, dan dapat mengikuti kemajuan zaman. F. Fungsi Perpustakaan yaitu: Menurut Rachman (2006:24-27). Perpustakaan mempunyai beberapa fungsi 1. Fungsi Sumber Informasi Perpustakaan memilki berbagai koleksi yang di dalamnya terdapat informasi. Pemakai dapat memperoleh berbagai jenis informasi baik yang bersifat khusus maupun umum. Masyarakat yang ingin mengetahui informasi dapat menggunakan perpustakaan. Secara tradisional perpustakaan lebih menitik beratkan kepada informasi dari koleksi yang dimilikinya. 2. Fungsi Rekreasi Perpustakaan dapat pula berfungsi sebagai sarana rekreasi, karena di perpustakaan terdapat fasilitas yang bersifat rekreatif. Pengguna yang datang ke perpustakaan dapat menikmati berbagai hasil karya yang berupa hiburan, misalnya fiksi, film, musik, permainan dan sejenisnya.

3. Fungsi Pendidikan Perpustakaan adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam dunia pendidikan, sekaligus juga sebagai lembaga pendidikan, terutama pendidikan informal. Melalui koleksi yang terdapat dalam perpustakaan, seseorang dapat belajar atau menuntut ilmu secara mandiri. Dalam banyak hal kedudukan buku dan guru adalah sama, satu sama lain memiliki kelebihan dan kelemahan. guru memberikan ilmu pengetahuan secara langsung, sedangkan buku secara tidak langsung. Melalui pendidikan sepanjang hayat (life long education) difasilitasi dengan baik. 4. Fungsi Budaya Bahan pustaka merupakan bagian dari hasil budaya dan karya umat manusia. Hanya perpustakaanlah lembaga yang selalu menghimpun, menyimpan, dan melestarikannya dari generasi kegenerasi. Kemajuan yang ada saat ini adalah lanjutan dari apa yang telah dilakukan oleh generasi masa lalu. Hasil karya yang dituangkan dalam bentuk tulisan atau catatan merupakan bahan pustaka yang dikelola perpustakaan. 5. Fungsi Penelitian Dalam siklus kegiatan penelitian, peneliti memerlukan informasi untuk mengetahui apa yang sudah, sedang atau apa yang harus diteliti. Perpustakaan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan informasi peneliti. Hasil-hasil

penelitian sebelumnya dihimpun, disimpan dan disediakan di perpustakaan untuk digunakan oleh peneliti-peneliti berikutnya. Peneliti dan pengembangan (research and development) merupakan fondasi untuk mencapai kemajuan. 6. Fungsi Pengembalian Keputusan Dalam banyak hal koleksi perpustakaan dapat dijadikan sebagai bahan/ rujukan dalam pengambilan keputusan. Data atau laporan masa lalu dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan. Suatu keputusan akan tepat diambil apabila didukung dengan data dan keputusan akan tepat diambil apabila didukung dengan data dan fakta yang akurat. Untuk mendapatkan data dan fakta ini diperlukan rujukan, terutama rujukan tertulis yang ada di perpustakaan. G. Jenis-Jenis Perpustakaan Melihat tugas dan tujuannya, perpustakaan dapat dibagi menurut kelompok jenis perpustakaan menurut Syahrial (2000:3-6) sebagai berikut 1. Perpustakaan Umum Perpustakaan umum ialah perpustakaan yang menghimpun koleksi buku, bahan cetakan serta rekaman lain untuk kepentingan masyarakat umum. Perpustakaan umum berdiri sebagai lembaga yang diadakan untuk dan oleh masyarakat. Setiap warga dapat mempergunakan perpustakaan tanpa dibedakan pekerjaan, kedudukan, kebudayaan, dan agama.

2. Perpustakaan Sekolah Perpustakaan sekolah ialah perpustakaan yang ada dalam lingkungan sekolah, baik sekolah dasar maupun sekolah lanjutan, baik sekolah umum maupun sekolah kejuruan. Oleh guru telah ditanamkan dasar kepandaian membaca kepada para siswa. Semenjak dari sekolah dasar kepandaian yang diperoleh siswa akan didorong, bila diperkenalkan buku-buku yang baik sesuai dengan umur, kecerdasan dan perhatiannya. Melalui perpustakaan sekolah para siswa dapat dilatih ke arah keaktifan sendiri. 3. Perpustakaan Perguruan tinggi erpustakaan perguruan tinggi ialah perpustakaan yang tergabung dalam lingkungan lembaga pendidikan tinggi, baik yang berupa perpustakaan unversitas, perpustakaan fakultas, perpustakaan akademi, dan perpustakaan sekolah tinggi. Tujuannya membantu perguruan tinggi dalam menjalankan program pengajaran. Perpustakaan perguruan tinggi yang baik merupakan satuan yang kokoh dengan lembaga perguruan tinggi. 4. Perpustakaan Khusus Perpustakaan khusus merupakan bagian dari suatu lembaga penelitian, lembaga pemerintah, ataupun bagian khusus dari perpustakaan umum yang besar. Tugasnya ialah menyediakan koleksi buku untuk para ahli dan peneliti yang tergabung pada badan itu dan memberi keterangan bibliografi dengan cepat dan tepat serta mengadakan penelusuran literatur atas permintaan.

H. Pengertian Minat Berkunjung Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:744), Minat diartikan kecendrungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, atau keinginan yang kuat. Berkunjung diartikan pergi atau datang untuk melihat sesuatu (KBBI, 2005:614). Jadi minat berkunjung itu sendiri adalah keinginan yang kuat untuk berkunjung (membeli jasa yang ada), dalam hal ini jasa perpustakaan. Lasa NS (2006:26-27) berpendapat Minat, kebiasaan, dan budaya baca perpustakaan ketiga istilah itu merupakan kata-kata yang mengandung pengertian yang saling berhubungan. Minat seseorang terhadap sesuatu adalah kecendrungan hati yang tinggi, gairah atau keinginan seseorang tersebut terhadap sesuatu. Minat baca seseorang dapat diartikan sebagai kecendrungan hati yang tinggi orang tersebut kepada suatu sumber bacaan tertentu. Budaya adalah pikiran atau akal budi yang tercermin di dalam pola pikir, sikap, ucapan, dan tindakan seseorang didalam hidupnya. Faktor yang menjadi pendorong atas bangkitnya minat baca ialah ketertarikan, kegemaran dan hobi, membaca, dan pendorong tumbuhnya kebiasaan membaca adalah kemauan dan kemampuan membaca. Berseminya budaya baca adalah kebiasaan membaca, sedangkan kebiasaan membaca terpelihara dengan tersedianya bahan bacaan yang baik, menarik, memadai, baik, jenis, jumlah, maupun mutunya.

I. Gedung/Ruang Perpustakaan Gedung atau ruang perlu diatur dan ditata sebaik-baiknya menurut fungsinya sebagai pusat atau penyalur informasi. Pembagian ruangan disesuaikan dengan keperluan perpustakaan, sebagai unit kerja yang menyimpan dan mengelola bahan pustaka. 1. Tata Ruang Tata ruang perpustakaan tergantung dari cara bagaimana pelayanan diatur dalam perpustakaan. Apakah pengunjung perpustakaan mencari sendiri bukubuku yang diperlukannya ataukah buku-buku itu disimpan dalam ruangan yang tertutup untuk pengunjung? Pelayanan terbuka berarti peminjam dapat melihat dan memeriksa sendiri apakah di antara buku di perpustakaan ada yang berkenan dengan yang dicarinya. Pada pelayanan tertutup petugas membantu mencari judul pada katalog dan selanjutnya buku diambil dari ruangan buku. Kesalahan dalam mengembalikan buku pada tempatnya dapat berkurang. Pada dasarnya setiap perpustakaan, besar ataupun kecil, memerlukan ruangan yang berikut, ruangan untuk menyimpan buku, ruangan untuk mengadakan administrasi peminjaman, ruangan kerja pegawai, ruangan kantor kepala perpustakaan. Selain ruangan-ruangan ini, dapat pula disediakan ruangan mengadakan pertemuan, ceramah, ruang belajar yang terpisah-pisah.

2. Penerangan dan Ventilasi Penerangan harus pula mendapat perhatian cukup. Diruang baca, jendela yang dipasang sebelah barat dan timur memberi penerangan yang paling banyak, sebab cahaya matahari akan masuk pagi dan sore. Penerangan yang paling baik adalah cahaya matahari. Meskipun diusahakan lampu yang cukup kuat, tetapi membaca dengan lampu listrik lebih melelahkan mata daripada membaca dengan penerangan alam. Lagi pula mempergunakan penerangan alam merupakan suatu penghematan bagi perpustakaan daripada mempergunakan lampu listrik. Sedangkan penerangan yang baik ditambahkan dengan ventilasi (lubang angin) yang baik pula, membawa keuntungan berkurangnya gangguan-gangguan binatang serangga dan juga mencegah cendawan pada buku. Akan tetapi janganlah pula perpustakaan terlalu terbuka, sehingga debu terlalu banyak masuk. Buku yang berdebu adalah sasaran yang baik bagi binatang serangga. Gedung yang tua dan lembab, dengan udara yang dingin lembab pula menyebabkan buku-buku akan cepat bercendawan dan lapuk sampai ke dalam buku. Pemasangan pengatur hawa (air conditioning) akan sangat bermanfaat untuk menjaga suhu dalam ruangan dan mencegah gangguan serangga dan cendawan.(rusina syahrial, 2000:19-21) 3. Penyusunan Ruang Perpustakaan Suatu perpustakaan dapat diatur untuk menampung pekerjaan pekerjaan yang esensil ruang perpustakaan dapat menempatkan sampai 48 (empat puluh delapan) rak buku dan majalah, yang dapat memuat sampai 5000 (lima ribu

rupiah) buku dengan mudah dan dapat memamerkan 75 (tujuh puluh lima) majalah. J. Pengertian Jasa Sejumlah penulis merumuskan dan mengungkapkan beberapa defenisi jasa yang beragam itu dapat dilihat sebagai berikut : 1. Alma (2003:2), jasa adalah sesuatu yang dapat diidentifikasikan secara terpisah tidak berwujud ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan. Jasa dapat dihasilkan dengan menggunakan benda-benda berwujud atau tidak 2. Kotler dalam Lupiyoadi (2006:6), Jasa adalah setiap tindakan atau kegitan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksi jasa bisa berkaitan dengan produk fisik atau sebaliknya. 3. Yazid (2001:2), Jasa adalah setiap tindakan atau unjuk kerja yang ditawarkan oleh salah satu pihak ke pihak lain yang secara prinsip intangibel dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan apapun. Produksinya bisa terikat dan bisa juga tidak terikat pada suatu produk fisik. K. Karakteristik Jasa Perusahaan harus mempertimbangkan empat karakteristik jasa tertentu, ketika merancang program pemasaran (Kotler dan Armstrong 2001: 376):

1. Intangibility (ketidak-berwujudan) Tidak berwujud berarti bahwa jasa tidak bisa dilihat, dirasakan, didengar, atau dibauwi sebelum dibeli. 2. Inseparibility (ketidak terpisahan) Ketidak terpisahan jasa maksudnya adalah bahwa jasa tidak dapat dipisahkan dari penyedianya apakah penyedia tadi adalah orang atau mesin. 3. Service variability (keragaman) Keragaman jasa berarti bahwa kualitas jasa tergantung pada siapa yang menyediakan jasa, dan waktu tempat, dan bagaimana cara mereka disediakan. 4. Perishability (Tidak tahan lama), Tidak tahan lamanya jasa berarti jasa tidak dapat disimpan untuk penjualan atau pemakaian yang akan datang, Dalam Lupiyoadi (2006:3) menyebutkan karakteristik jasa sebagai berikut: 1. Intangibility (Tidak berwujud) Jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar, atau dicium sebelum jasa itu dibeli. Nilai penting dari hal ini adalah nilai tak berwujud yang dialami, konsumen dalam bentuk kenikmatan, kepuasan, atau kenyamanan. 2. Unstorability (Tidak dapat disimpan) Jasa tidak dapat mengenal persediaan atau penyimpanan dari produk yang telah dihasilkan. Karakteristik ini disebut juga inseparability (tidak dapat

disimpan), mengingat pada umunya jasa dihasilkan dan dikomsumsi secara bersamaan. 3. Customazation (kustomisasi) Jasa sering kali didesain khusus untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Sebagaimana pada jasa asuransi dan kesehatan.