ROBOT PEMADAM API MENGGUNAKAN DT-BASIC MINI SYSTEM

dokumen-dokumen yang mirip
Robot Pengikut Cahaya Menggunakan ATMEGA 8535

ROBOT PEMBAGI KERTAS SOAL UJIAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 16

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM. Pada bab ini diterangkan tentang langkah dalam merancang cara kerja

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

ROBOT CERDAS BERKAKI PEMADAM API

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

Perancangan Robot Pemadam Api Divisi Senior Berkaki

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

RANCANG BANGUN ROBOT PENGIKUT GARIS DAN PENDETEKSI HALANG RINTANG BERBASIS MIKROKONTROLER AVR SKRIPSI

SISTEM OTOMATISASI PENGENDALI LAMPU BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

PENERAPAN SINYAL ULTRASONIK PADA SISTEM PENGENDALIAN ROBOT MOBIL

BAB III ANALISA SISTEM

PENGGUNAAN SENSOR SUHU DAN SENSOR SUARA PADA ALAT PENGAYUN BAYI OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51. Oce Dianova. Abstrak

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

Rancang Bangun Robot Leader Dan Robot Follower Dengan Sistem Navigasi Sensor Infra Merah

BAB III PERANCANGAN KECERDASAN-BUATAN ROBOT PENCARI JALUR

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

Teknik Elektromedik Widya Husada 1

APLIKASI ROBOT PEMADAM API DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR FLAME DETECTOR BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA8535 DAN DIDUKUNG BAHASA PEMROGRAMAN C

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

DT-51 Application Note

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

Rancang Bangun Robot Pemantau Wireless Berbasis Mikrokontroler ATMega8535 Menggunakan Bahasa Basic

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

MODEL SISTEM PARKIR INFORMATIF BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC)

RANCANG BANGUN RAUTAN PENSIL PINTAR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535

PERANCANGAN DAN ANALISIS PERBANDINGAN POSISI SENSOR GARIS PADA ROBOT MANAGEMENT SAMPAH

ROBOT ULAR PENDETEKSI LOGAM BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III PERANCANGAN Gambaran Alat

Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu

METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian ini ialah dengan melakukan eksperimen secara

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560

BAB III PERANCANGAN. Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Line follower robot pada dasarnya adalah suatu robot yang dirancang agar

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB II LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mikrokontroler ATmega8535 merupakan salah satu jenis mikrokontroler keluarga AVR

PEMROGRAMAN ROBOT PENJEJAK GARIS BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

SISTEM INFORMASI AREA PARKIR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 16

Bab IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

TERMOMETER BADAN DIGITAL OUTPUT SUARA BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA8535

RANCANG BANGUN ROBOT PENYEIMBANG BERBASIS ANDROID

RANCANG BANGUN LAMPU SINYAL DAN PEMINDAH JALUR OTOMATIS PADA PERJALANAN KERETA API SATU SEPUR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89S51

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Mei 2012 sampai

RANCANG BANGUN DATA AKUISISI TEMPERATUR 10 KANAL BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA16

RANCANG BANGUN SISTEM MEKATRONIKA ROBOT PENCARI TITIK API ( Dalam Rangka Kontes Robot Cerdas Indonesia ) Oscar Haris, ST.

SISTEM PENGHITUNG JUMLAH BARANG OTOMATIS DENGAN SENSOR ULTRASONIK

SISTEM KENDALI SIRKULASI UDARA BERDASARKAN KONDISI LINGKUNGAN SEKITAR UNTUK KENYAMANAN RUANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI

ROBOT PEMINDAH BARANG BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega 32

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran-pemikiran yang inovatif dengan menggunakan peralatan seminimal

III. METODE PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Jurusan Teknik Elektro. Universitas Lampung

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

Input ADC Output ADC IN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 1.1 Rangkaian Dasar Komparator

Tutorial Eagle. Berikut jendela baru

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. serta pengujian terhadap perangkat keras (hardware), serta pada bagian sistem

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM. didapat suatu sistem yang dapat mengendalikan mobile robot dengan pengendali

BAB II DASAR TEORI. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource,

ROBOT PEMADAM API DENGAN TRACKING TARGET MENGGUNAKAN ACCELEROMETER BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO DUE

BAB III PERANCANGAN ALAT

Tugas Akhir PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR JARAK PADA KENDARAAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 OLEH : PUTU TIMOR HARTAWAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB 1 PENDAHULUAN. daripada meringankan kerja manusia. Nilai lebih itu antara lain adalah kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. proses industri di pabrik-pabrik manufaktur. Ketika itu, belum banyak kalangan

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

melibatkan mesin atau perangkat elektronik, sehingga pekerjaan manusia dapat dikerjakan dengan mudah tanpa harus membuang tenaga dan mempersingkat wak

UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI

BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai macam kategori yang di adakan saat ini,mulai dengan tingkat kesulitan

Mikrokontroler difungsikan sebagai pengendali utama dari sistem yang berguna untuk membaca data sensor, mengolah data dan kemudian memberikan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

RANCANG BANGUN ROBOT PENGANTAR SURAT MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89S51

ALAT PENCEGAH KEBAKARAN BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 PADA BOX PANEL KONTROL LISTRIK. Alfalah, Thomas Sri Widodo. Abstrak

BAB IV UJI COBA DAN ANALISIS SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun

Pengontrolan Kecepatan Mobile Robot Line Follower Dengan Sistem Kendali PID

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB III PROSES PERANCANGAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN

PEMBUATAN PERANGKAT SENSOR SUHU DAN CAHAYA BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 TUGAS AKHIR

RANCANG BANGUN ROBOT BERKAKI 6 MENELUSURI DINDING MENGGUNAKAN SENSOR ULTRASONIK SRF 04 BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega128

Transkripsi:

ROBOT PEMADAM API MENGGUNAKAN DT-BASIC MINI SYSTEM Nama Jurusan : Maulana Mujahidin : Sistem Komputer Fakultas Ilmu Komputer Universitas Gunadarma 2008

2 ABSTRAKSI Kata kunci : robot, DT-mini, Pemadam api Teknologi mikrokontroler memiliki beberapa keunggulan diantaranya adalah murah, mudah, praktis dan barang yang dihasilkan lebih tahan lama. Berbekal pada keuntungan tersebut, maka penulis menggunakan mikrokontroler untuk membuat robot ini. model mikrokontroler yang digunakan pada pembuatan robot ini adalah model Basic Stamp 2 yang terdapat pada modul mikrokontroler DT-Basic Mini System. Metode yang telah dilakukan penulis adalah diawali dengan mendesain robot, membuatnya kemudian melakukan uji coba dan pengukuran. Dari hasil uji coba dan analisa yang dilakukan terhadap robot avoider ini, dapat diambil kesimpulan, Robot ini mampu mendeteksi halangan yang ada disekitarnya, sehingga robot dapat menghindari terjadi benturan terhadap penghalangpenghalang tersebut. Robot tidak terpengaruh terhadap perbedaan warna dari penghalang, misalnya : warna hitam atau putih. Pada ruangan yang gelap sensor, ultrasonik agak bermasalah untuk mendeteksi penghalang sehingga terjadi sedikit perbedaan tegangan antara yang ditempat gelap dan terang.. Dengan menggunakan sensor LDR, robot mampu mendeteksi api yang ada disekitarnya dengan mendeteksi intensitas cahaya yang diterimanya.

3 PENDAHULUAN Pada saat ini perkembangan dalam dunia teknologi elektronika sudah semakin pesat. Hal ini disertai juga dengan mudahnya kita memperoleh kit mikrokontroler dengan harga yang relatif murah. Kondisi seperti inilah yang memungkinkan kita untuk membuat sebuah robot. Apalagi saat ini robot sudah menjadi ikon yang melambangkan keunggulan teknologi informasi dari masingmasing kampus. Teknologi mikrokontroler memiliki beberapa keunggulan dibandingkan teknologi yang telah ada sebelumnya. Diantara keuntungan dari teknolgi mikrokontroler adalah murah, mudah, praktis dan barang yang dihasilkan lebih tahan lama. Berbekal pada keuntungan tersebut, maka penulis menggunakan mikrokontroler untuk membuat robot ini. Perlu diketahui pula, model mikrokontroler yang digunakan pada pembuatan robot ini adalah model Basic Stamp 2 yang terdapat pada modul mikrokontroler DT-Basic Mini System. Alasan dipilihnya mikrokontroler jenis ini dibanding mikrokontroler keluarga MCS-51 atau AVR adalah karena mikrokontroler ini lebih mudah dalam pemrogramannya dan memiliki kinerja yang lebih baik dari mikrokontroler keluarga MCS-51 dan AVR. Oleh karena alasan itulah, maka penulis membuat sebuah robot yang kemudian dalam penulisannya diberi judul Desain Robot Avoider untuk Aplikasi Memadamkan Api Menggunakan Dt-Basic Mini System. Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk melakukan perancangan, pemrograman dan melakukan pengujian terhadap robot yang akan dibuat nanti yaitu robot avoider dengan aplikasi pemadaman api. Manfaat lainnya dari pembuatan robot avoider ini adalah pada skala yang lebih besar lagi robot avoider ini dapat dibuat sebagai robot pemadam kebakaran mengingat ada kondisi yang tidak memungkinkan bagi manusia untuk melakukan pemadaman api pada sebuah peristiwa kebakaran.

4 TINJAUAN PUSTAKA Sensor Jarak Sensor jarak adalah sensor yang umumnya paling banyak digunakan oleh para pembuat robot di Indonesia. Terdapat beberapa jenis sensor jarak yang beredar di pasaran. Misalnya: Sensor jarak PING dari Parallax, Devantech SRF04 ranger, sensor jarak GP2D02 dari Sharp dan sebagainya. Namun, pada kesempatan kali ini penulis menggunakan sensor jarak PING dari Parallax dalam pembuatan robot ini, yakni untuk sensor depan, kanan dan kiri. Alasan dipilihnya sensor jarak ultrasonik PING dari Parallax ini adalah karena selain sensor ini memiliki presisi yang cukup tinggi, sensor ini juga mudah didapatkan di pasaran sehingga para pembaca yang ingin membuat robot di rumah dapat membelinya dengan mudah di pasaran. Sensor PING ini memiliki jangkauan anatara 3 cm sampai dengan 3 meter [11]. Sensor ini juga cukup mudah untuk dihubungkan ke mikrokontroler Basic Stamp 2, yaitu hanya dengan menghubungkannya ke pin I/O. Sensor Cahaya Sensor cahaya adalah sensor yang bekerja dengan mendeteksi intensitas cahaya dari suatu objek [17]. Diantara sensor cahaya tersebut adalah photoresistor, LDR (Light Dependent Resistor) dan lain sebagainya. Pada pembuatan robot avoider ini digunakan sensor cahaya LDR ( Light Dependent Resistor). Hal ini dikarenakan sensor tersebut memiliki harga yang relatif murah dan dirasa cukup untuk dapat mendeteksi intensitas cahaya pada sebuah lilin. LDR atau Light Dependent Resistor adalah salah satu jenis resistor yang nilai hambatannya dipengaruhi oleh cahaya yang diterimanya. Sama halnya dengan Photoresistor, LDR ini juga dibuat dari Cadmium Sulfida yang peka terhadap cahaya. Seperti yang telah kita ketahui bahwa cahaya memiliki 2 (dua) sifat yang berbeda yaitu sebagai gelombang elektromagnetik dan foton/ partikel energi (dualisme cahaya). Saat cahaya menerangi LDR, foton akan menabrak ikatan Cadmium Sulfida dan melepaskan elektron. Semakin besar

5 intensitas cahaya yang datang, semakin banyak elektron yang terlepas dari ikatan. Sehingga hambatan LDR akan turun saat cahaya meneranginya [17]. Gambar 1 Simbol LDR [17] LDR akan mempunyai hambatan yang sangat besar saat tidak ada cahaya yang mengenainya (gelap). Dalam kondisi ini, hambatan LDR mampu mencapai 1 M ohm. Akan tetapi, saat terkena sinar, hambatan LDR akan turun secara drastis hingga nilai beberapa puluh ohm saja. Motor Servo dari Parallax Sebagai penggerak robot, digunakan motor servo continuous dari Parallax yang dapat berputar 360 derajat. Perbedaan dengan motor servo yang standar adalah motor servo yang standar hanya dapat berputar 180 derajat. Karena motor servo ini digunakan sebagai roda pada robot, maka digunakan motor servo yang continuous. Motor servo dari Parallax ini memiliki 3 (tiga) kabel, yaitu Vin, Vss dan sumber pulsa.untuk menghubungkan servo dengan mikrokontroler dapat dilihat pada gambar di bawah ini : Gambar 2 Hubungan Pin pada Motor Servo dengan Mikrokontroler [11] Arah motor servo ditentukan dari delay sinyal yang diberikan. Jika delay yang diberikan sekitar 1800 ms, maka servo akan diam (berada di tengah),

6 Jika delay yang diberikan sekitar 1000 ms, maka servo akan berputar searah jarum jam/ CW ( Clock Wise). Dan jika delay yang diberikan sekitar 3500 ms, maka servo akan berputar berlawanan arah jarum jam/ CCW ( Counter Clock Wise) [1]. Gambar 3 Arah Perputaran CW pada Motor Servo [11] Komparator Seperti yang telah dibahas di atas, bahwa robot avoider ini menggunakan sensor LDR ( Light Dependent Resistor) untuk mencari sumber cahaya yang berasal dari lilin. Tentunya untuk mengaplikasikan rangkaian tersebut digunakan sebuah komparator yang berguna sebagai pembanding antara tegangan yang diterima oleh LDR dan tegangan referensi yang diberikan. Agar tegangan referensinya dapat diubah sesuai dengan keinginan kita, maka pada perancangannya digunakan sebuah potensio 10 KΩ. Pada umumnya komparator dapat dibuat dengan menggunakan Op-amp (Operational Amplifier). Pada robot avoider ini, komparator juga dibuat dengan menggunakan Op-amp. Op-amp tersebut terdapat pada IC LM324 yang pada perancangannya nanti kedua input tegangan akan dihubungkan pada input 2 dari IC LM324 yaitu pada kaki 5 dan 6 dari IC tersebut. Kedua input yang akan dibandingkan tersebut adalah tegangan pada LDR dan tegangan referensi.

7 Gambar 4 LM324 Tampak Atas [16] Basic Stamp 2 Basic Stamp 2 adalah suatu model mikrokontroler yang merupakan pengembangan dari model Basic Stamp 1. Basic Stamp 2 memiliki kemampuan yang lebih bagus dibandingkan Basic Stamp 1, diantaranya yaitu : memiliki kecepatan proses yang lebih tinggi, RAM yang lebih besar dan sebagainya, karena dalam pembuatan robot diperlukan suatu sistem kontrol yang dapat bekerja lebih cepat. Hal itu dikarenakan robot memerlukan waktu yang lebih singkat dalam pengolahan data dihasilkan oleh sensor pada robot. Selain itu, karena listing program yang panjang maka diperlukan juga RAM yang besar dari suatu mikrokontroler untuk menyimpan datanya. Model Basic Stamp 2 ini sudah terdapat pada modul mikrokontroler Dt- Basic Mini System. Dt-Basic Mini System merupakan suatu modul single chip dengan mikrokontroler Basic Stamp BS2P40 dan kemampuan komunikasi serial secara UART serta serial downloading [12]. Spesifikasi dari Dt-Basic Mini System [12] Gambar di bawah ini merupakan 16 pin I/O pada modul Dt-Basic Mini System yang dapat digunakan sebagai sumber input/ output dari sensor ataupun penggerak lain.

8 Gambar 5 Susunan Kaki Port I/O Dt-Basic Mini System [12] Seperti yang telah kita ketahui, IC Basic Stamp terdapat beberapa jenis. Pada modul Dt-Basic Mini System IC Basic Stamp yang digunakan adalah IC Basic Stamp 2p40 Secara nyata IC Basic Stamp 2 dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 6 Basic Stamp 2p40 [11]

9 Basic Stamp Editor Untuk melakukan pemrograman dibutuhkan software Basic Stamp Editor. Software ini biasanya disertakan pada saat pembelian modul Dt-Basic Mini System yang terdapat pada cd program. Pada software tersebut bahasa pemrograman yang digunakan adalah Pbasic 2.5. Namun, bila anda memiliki Basic Stamp Editor versi 2.2 itu juga sudah bisa untuk digunakan. Berikut merupakan contoh dari pemrograman mikrokontroler Basic Stamp 2 dengan menggunakan software Basic Stamp Editor. Metode Penelitian Metode yang telah dilakukan penulis adalah diawali dengan mendesain robot, membuatnya kemudian melakukan uji coba dan pengukuran. Pada tahap mendesain, penulis berawal dengan membaca buku-buku ataupun artikel yang berhubungan dengan robot. Kemudian pada tahap membuat robot, penulis melakukannya dengan membaca buku-buku yang telah beredar dipasaran dan melakukan coba-coba sendiri hingga berhasil. Dan pada tahap uji coba dan pengukuran penulis melakukannya di rumah dengan mencoba robot tersebut pada sebuah lintasan yang dibuat sendiri. PERANCANGAN ALAT Penulis mendasarkan konsep dasar robot ini pada robot Avoider dengan menambahkan suatu aplikasi tambahan pada robot avoider tersebut. Aplikasi tambahan tersebut adalah aplikasi untuk mencari sumber api yang ada di sekitarnya kemudian memadamkan api tersebut. Pada dasarnya robot avoider ini bekerja dengan membandingkan lebar pulsa tegangan yang dikeluarkan masing-masing sensornya. Dengan bantuan mikrokontroler sebagai pengontrolnya, maka penetapan keputusan terhadap suatu kondisi memungkinkan untuk dilakukan oleh robot avoider ini secara autonomous. Robot akan mengukur lebar pulsa yang dikeluarkan oleh sensorsensornya yaitu sensor depan, kiri dan kanan. Apabila suatu sensor mengeluarkan

10 lebar pulsa yang lebih besar dibandingkan sensor yang lainnya, maka mengindikasikan arah yang telah diukur sensor tersebut kosong (tidak ada halangan) dan dapat dilalui oleh robot. Namun, lain halnya jika lebih dari satu atau semua sensor memberikan nilai lebar pulsa yang sama atau dengan kata lain semua arah pada posisi sensor itu kosong dan semua dapat dilalui oleh robot. Dalam hal ini dibutuhkan suatu program yang dapat memutuskan robot harus menuju kemana, dan untuk itu dibutuhkan suatu mikrokontroler sebagai pengontrolnya. Aplikasi untuk mencari sumber api yang terdapat pada robot avoider ini, dibatasi hanya untuk mencari api yang berasal dari sebatang lilin dan sensor yang digunakan pada aplikasi tersebut juga dibatasi hanya dengan menggunakan LDR. Gambar berikut adalah blok diagram dari robot avoider tersebut, sedangkan untuk rangkaian lengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Gambar 7 Diagram Blok Robot Avoider untuk Aplikasi Memadamkan Api Menggunakan Dt-Basic Mini System

11 UJI COBA Pada bab ini, akan disajikan mengenai pengujian dan pengukuran dari robot avoider ini. Dimana pada uji coba dan pengukuran ini difokuskan pada output masing-masing sensor dengan berbagai keadaan. Adapun yang menjadi titik pengujian alat tersebut adalah : 1. Titik Uji 1, Output sensor PING 2. Titik Uji 2, Output rangkaian sensor cahaya Perlu juga diketahui, pada saat ini robot avoider ini telah selesai dibuat. Berikut adalah gambar robot avoider ini dipandang dari beberapa sisi. Gambar 8 Tampak Depan Pengujian Sensor PING Uji coba ini, difokuskan pada output sensor PING dengan jarak yang dibuat berubah-ubah. Uji coba ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui besarnya nilai tegangan output sensor PING terhadap jarak serta untuk mengetahui kualitas dari masing-masing sensor.

12 Tabel 1 Hasil Pengujian Sensor PING Jarak (cm) Ping 1 (V) (Sensor Depan) Ping 2 (V) (Sensor Kanan) Ping 3 (V) (Sensor Kiri) 10 0.14 0.15 0.16 20 0.16 0.18 0.19 30 0.18 0.19 0.20 40 0.20 0.21 0.22 50 0.23 0.24 0.24 80 0.30 0.30 0.30 100 0.34 0.36 0.36 200 0.62 0.61 0.58 Hasil Pengujian Sensor PING 0,7 0,6 Tegangan (V) 0,5 0,4 0,3 0,2 0,1 0 10 20 30 40 50 80 100 200 Jarak (cm) PING 1 PING 2 PING 3 Grafik 1 Grafik Pengujian Sensor PING Berdasarkan hasil yang telah didapat, diketahui bahwa perbedaan tegangan yang dihasilkan masing-masing sensor tidak berbeda jauh sehingga dapat disimpulkan kualitas masing-masing sensor tersebut sama dan dalam keadaan baik. Dan dapat disimpulkan pula bahwa, perbedaan jarak yang lebih tinggi memberikan level tegangan yang semakin besar terhadap output sensor.

13 Uji Coba Kedua Sensor PING Uji coba yang kedua ini bertujuan untuk mengetahui besarnya nilai tegangan masing-masing sensor PING dengan keadaan yang berbeda-beda. Uji coba ini dilakukan saat mikrokontroler telah diisi dengan program robot dan robot dalam keadaan sedang aktif. Berbagai keadaan yang dimaksud adalah seperti yang tertulis di bawah ini : 1. Jika di depan tidak ada halangan 2. Jika di depan tidak ada halangan, sebelah kanan sangat sempit 3. Jika di depan tidak ada halangan, sebelah kiri sangat sempit 4. Jika di depan ada halangan, sebelah kiri sempit dan kanan luas 5. Jika di depan ada halangan, sebelah kanan sempit dan kiri luas 6. Jika di depan ada halangan, sebelah kanan dan kiri luas 7. Jika di depan ada halangan, sebelah kanan dan kiri sempit 8. Jika di depan tidak ada halangan, sebelah kanan sempit dan kiri luas 9. Jika di depan tidak ada halangan, sebelah kanan dan kiri luas 10. Jika di depan tidak ada halangan, sebelah kiri sempit dan kanan luas 11. Jika di depan daerah bebas Tabel 2 Hasil Pengujian Sensor PING dengan Kondisi Tertentu Keadaan Ping 1 (Depan) Ping 2 (Kanan) Ping 3 (Kiri) 1 0.22 V 0.23 V 0.24 V 2 0.21 V 0.22 V 0.29 V 3 0.21 V 0.24 V 0.29 V 4 0.16 V 0.27 V 0.25 V 5 0.20 V 0.22 V 0.30 V 6 0.21 V 0.29 V 0.29 V 7 0.16 V 0.23 V 0.22 V

14 8 0.22 V 0.23 V 0.26 V 9 0.22 V 0.23 V 0.25 V 10 0.22 V 0.25 V 0.24 V 11 0.22 V 0.24 V 0.25 V H asil P en g u jian S en so r P IN G d en g an K o n d isi T erten tu Tegangan (V 0,35 0,3 0,25 0,2 0,15 0,1 0,05 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 P ING 1 P ING 2 P ING 3 Ke a da a n Grafik 2 Grafik Pengujian Sensor PING dengan Kondisi Tertentu Sedikit berbeda dengan pengujian sebelumnya, saat mikrokontroler hanya diisi dengan program test PING saja tidak ada perbedaan yang terlalu mencolok antara tegangan yang dikeluarkan oleh masing-masing sensor PING. Pengujian Rangkaian Sensor Cahaya Pengujian dilakukan dengan memberikan nilai hambatan yang berubah-ubah terhadap potensio. Pengujian ini dilakukan pada ruang tertutup pada siang hari dengan penerangan ruangan. Pada saat pengujian, lilin yang digunakan memiliki ketinggian sekitar 8 cm hampir sejajar dengan tinggi sensor LDR dengan lantai.

15 Tabel 3 Hasil Pengujian 1 Rangkaian Sensor Cahaya Nilai Potensio Jarak (Ω) (dalam Cm) V LDR V Ref V Out Keadaan (dalam V) (dalam V) (dalam V) LED 50 10 1.22 0.14 3.57 nyala 50 20 1.65 0.15 3.57 nyala 50 30 2.59 0.15 3.57 nyala 50 40 2.45 0.15 3.57 nyala 50 50 2.67 0.13 3.57 nyala 50 80 3.25 0.17 3.57 nyala 50 100 3.42 0.17 3.57 nyala Tabel 4 Hasil Pengujian 2 Rangkaian Sensor Cahaya Nilai Potensio Jarak (Ω) (dalam Cm) V LDR V Ref V Out Keadaan (dalam V) (dalam V) (dalam V) LED 100 10 1.18 0.20 3.58 nyala 100 20 1.61 0.19 3.58 nyala 100 30 2.00 0.19 3.58 nyala 100 40 2.40 0.19 3.58 nyala 100 50 2.77 0.20 3.58 nyala 100 80 3.31 0.20 3.58 nyala 100 100 3.55 0.20 3.58 nyala Tabel 5 Hasil Pengujian 3 Rangkaian Sensor Cahaya Nilai Potensio Jarak (Ω) (dalam Cm) V LDR V Ref V Out Keadaan (dalam V) (dalam V) (dalam V) LED 250 10 1.53 0.29 3.55 nyala

16 250 20 1.66 0.30 3.54 nyala 250 30 2.15 0.30 3.54 nyala 250 40 2.45 0.28 3.47 nyala 250 50 2.74 0.28 3.52 nyala 250 80 3.25 0.28 3.52 nyala 250 100 3.46 0.30 3.53 nyala Tabel 6 Hasil Pengujian 4 Rangkaian Sensor Cahaya Nilai Potensio Jarak (Ω) (dalam Cm) V LDR V Ref V Out Keadaan (dalam V) (dalam V) (dalam V) LED 500 10 1.37 0.53 3.53 nyala 500 20 1.63 0.53 3.53 nyala 500 30 2.20 0.55 3.53 nyala 500 40 2.52 0.55 3.53 nyala 500 50 2.78 0.58 3.53 nyala 500 80 3.34 0.54 3.53 nyala 500 100 3.56 0.55 3.53 nyala Tabel 7 Hasil Pengujian 5 Rangkaian Sensor Cahaya Nilai Potensio Jarak (Ω) (dalam Cm) V LDR V Ref V Out Keadaan (dalam V) (dalam V) (dalam V) LED 650 10 0.85 1.47 0.12 mati 650 20 1.43 1.46 0.13 mati 650 30 1.98 1.49 3.50 nyala 650 40 2.41 1.48 3.50 nyala 650 50 2.66 1.47 3.49 nyala 650 80 3.26 1.48 3.50 nyala

17 650 100 3.43 1.48 3.50 nyala Sebagai pengujian tambahan, diadakan juga sebuah pengujian rangkaian sensor cahaya yang dilakukan pada ruangan yang gelap tanpa penerangan ruangan apapun. Hasil dari pengujian tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 8 Hasil Pengujian 6 Rangkaian Sensor Cahaya pada Ruangan Gelap Nilai Potensio Jarak (Ω) (dalam Cm) V LDR V Ref V Out Keadaan (dalam V) (dalam V) (dalam V) LED 650 10 1.36 1.83 0.19 mati 650 20 1.78 1.82 0.23 mati 650 30 2.12 1.75 3.64 nyala 650 40 2.47 1.75 3.63 nyala 650 50 2.86 1.76 3.63 nyala 650 80 3.74 1.78 3.60 nyala 650 100 3.78 1.76 3.58 nyala H a s il P e n g u jia n R a n g k a ia n S e n s o r C a h a y a G e la p & T e ra n g T eg an g an (V 4 3 2 1 0 10 20 30 40 50 80 100 Ja ra k (cm) P otens io 50 O hm P otens io 100 O hm P otens io 250 O hm P otens io 500 O hm P otens io 650 O hm P otens io 650 O hm G elap Grafik 3 Grafik Pengujian Rangkaian Sensor Cahaya Gelap & Terang Dari pengujian yang telah dilakukan, diketahui bahwa untuk nilai hambatan 100Ω - 500Ω belum terlihat kondisi LED mati, namun ketika nilai potensio sekitar 650Ω terlihat kondisi LED ada yang mati walaupun masih dalam jarak yang pendek.

18 Hal itu mengindikasikan semakin besar nilai hambatan potensio yang diberikan, nilai tegangan referensi akan semakin tinggi. Kemudian semakin jauh jarak antara lilin dengan sensor LDR mengakibatkan nilai tegangan LDR juga semakin tinggi. Kesimpulan Dari hasil uji coba dan analisa yang dilakukan terhadap robot avoider ini, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Robot ini mampu mendeteksi halangan yang ada disekitarnya, sehingga robot dapat menghindari terjadi benturan terhadap penghalang-penghalang tersebut. 2. Robot tidak terpengaruh terhadap perbedaan warna dari penghalang, misalnya : warna hitam atau putih. 3. Pada ruangan yang gelap sensor, ultrasonik agak bermasalah untuk mendeteksi penghalang sehingga terjadi sedikit perbedaan tegangan antara yang ditempat gelap dan terang.. 4. Dengan menggunakan sensor LDR, robot mampu mendeteksi api yang ada disekitarnya dengan mendeteksi intensitas cahaya yang diterimanya. Saran 1. Untuk pendeteksian penghalang yang lebih baik dan akurat lagi, sebaiknya gunakan sensor ultrasonik dengan kualitas yang lebih baik. 2. Untuk sensor depan sebaiknya tetap gunakan sensor jenis ultrasonik, namun untuk sensor bagian kanan dan kiri sebaiknya gunakan sensor yang menggunakan infrared karena sensor jenis ini memiliki tingkat keakuratan yang lebih tinggi, namun memiliki jangkauan yang lebih pendek dibandingkan sensor ultrasonik tadi. 3. Robot avoider ini dapat dikembangkan lagi sehingga lebih maksimal lagi yaitu dengan menambahkan beberapa sensor. Diantaranya : sensor panas (seperti : Hamamatsu UVTron Flame Detector), sensor posisi (seperti : Devantech Compass) dan sebagainya.

19 DAFTAR PUSTAKA [1] Budiharto, Widodo. 2006. Belajar Sendiri Membuat Robot Cerdas. Jakarta: PT Elec Media Komputindo. [2] Pitowarno, Endra. 2006. Robotika Disain, Kontrol, dan Kecerdasan Buatan. Yogyakarta: Andi Offset. [3] Pitowarno, Endra. 22 Februari 2007. Lembar Seminar New Concept Robotics: Robot Vision. di Universitas Gunadarma. Jakarta. [4] Budiharto, Widodo. 2005. Teknik Interfacing Komputer dan Mikrokontroler. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. [5] Budiharto, Widodo. 2006. 12 Proyek Mikrokontroler untuk Pemula. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. [6] Rosyidi, Lukman dan Yanuar Ikhsan, Elvanto. 2001. Modul Training Mikrokontroler 8051 Level Basic. Depok: Prasimax. [7] Christanto, Danny dan Pusporini, Kris. 2004. Panduan Praktikum Dasar Mikrokontroler Keluarga MCS-51 Menggunakan DT-51 Minimum System Ver 3.0 dan DT-51 Trainer Board. Surabaya: Innovative Electronics. [8] Christanto, Danny dan Pusporini, Kris. 2004. Panduan Dasar Mikrokontroler Keluarga MCS-51. Surabaya: Innovative Electronics. [9] Wardhana, Lingga. 2006. Belajar Sendiri Mikrokontroler AVR Seri ATMega8535 Simulasi, Hardware, dan Aplikasi. Yogyakarta: Andi Offset.

20 [10] Datasheet, http://www.alldatasheet.com. Januari 2007. [11] Tutorial dan Datasheet, http://www.parallax.com. Januari 2007. [12] Tutorial dan Hardware, http:/www.innovativeelectronics.com. Januari 2007. [13] Hardware dan Datasheet, http://www.digi-ware.com. Januari 2007. [14] Tutorial, http://www.acroname.com. Januari 2007. [15] Datasheet, http://www.active-robots.com. Januari 2007. [16] Datasheet, http://www.atmel.com. Januari 2007. [17] Http://www.google.com. Januari 2007. [18] Hardware, http://www.toko-elektronika.com. Januari 2007. [19] Tutorial, http://www.widodo.com. Januari 2007.