LEMBARAN DAERAH KOTA DUMAI

dokumen-dokumen yang mirip
PEMERII{TAH KOTA DUMAI

LEMBARAN DAERAH KOTA DUMAI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PELAYANAN PEMERIKSAAN KESEHATAN HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 10 TAHUN 2008 SERI : E NOMOR : 5

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG KAWASAN PARIWISATA PANTAI WIDURI

PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 06 TAHUN 2004

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (PERDA DIY) NOMOR : 15 TAHUN 1987 (15/1987) TENTANG USAHA PETERNAKAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 18 TAHUN 2003 TENTANG IZIN USAHA BUDIDAYA PETERNAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR : 7 TAHUN 2006 SERI : C NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 7 TAHUN 2006 T E N T A N G

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG IZIN PEMAKAIAN RUMAH MILIK ATAU DIKUASAI PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PENGAWASAN LALU LINTAS TERNAK DAN PEREDARAN BAHAN ASAL HEWAN DI KABUPATEN BULUKUMBA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG IZIN USAHA PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN,

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU IZIN USAHA PERKEBUNAN

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2007 NOMOR 17

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 4 TAHUN 2003 TENTANG SURAT IZIN TEMPAT USAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PRABUMULIH,

BUPATI SERUYAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 10 TAHUN 2010 PEDOMAN PERIZINAN DAN PENDAFTARAN USAHA PETERNAKAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PEDAGANG KAKI LIMA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG IZIN USAHA DAN PEREDARAN OBAT HEWAN DI KABUPATEN JEMBRANA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

KETENTUAN PEMELIHARAAN TERNAK BUPATI MAROS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN TENTANG IZIN KERJA DAN PRAKTIK PERAWAT

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR : 7 TAHUN 2003 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

TENTANG IZIN PEMAKAIAN RUMAH MILIK ATAU DIKUASAI PEMERINTAH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PEMERIKSAAN KESEHATAN DAN PEMOTONGAN HEWAN TERNAK

LEMBARAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN. TAHUN 2007 No. 17 PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN NOMOR 17 TAHUN 2007

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN ILIR NOMOR : 45 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PERIZINAN DAN PENDAFTARAN USAHA PETERNAKAN

BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG IZIN USAHA INDUSTRI, IZIN PERLUASAN DAN TANDA DAFTAR INDUSTRI

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKANBARU PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG IZIN USAHA PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET

WALIKOTAMADYA KEPALA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA

PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA) NOMOR 10 TAHUN 2002 (10/2002) TENTANG PENGATURAN PRAMUWISATA DAN PENGATUR WISATA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG IZIN USAHA PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 48 TAHUN : 2004 SERI : C

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2004 TENTANG PEREDARAN HASIL HUTAN DAN USAHA INDUSTRI PRIMER HASIL HUTAN KAYU

LEMBARAN DAERAH KOTA DUMAI

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2009 NOMOR 12

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 19 TAHUN 2001 TENTANG TONASE DAN PORTAL

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PENGATURAN PEDAGANG KAKI LIMA DAN PEDAGANG KAKI LIMA MUSIMAN

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA PADANG PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN RUMAH KOS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2004 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA. dan GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG PEMBERIAN IZIN LOKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA BARAT,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN IZIN TRAYEK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 3 Tahun : 2003 Seri : C

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN TEMPAT PELELANGAN IKAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN TEMPAT PELELANGAN IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 3 TAHUN 2010 SERI : E NOMOR : 3

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2008 NOMOR 10

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG PERIZINAN DAN PENDAFTARAN USAHA PETERNAKAN DI KABUPATEN KUTAI

PERATURAN DAERAH KOTA BIMA NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG TATA CARA PEMASUKKAN KAYU DARI LUAR DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PEMERIKSAAN KESEHATAN DAN PEMOTONGAN HEWAN TERNAK

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA

PEMERINTAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG IZIN PENGUSAHAAN DAN PENGELOLAAN SARANG BURUNG WALET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KOTA DUMAI

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG IZIN USAHA PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR: 2 TAHUN 2004 TENTANG FATWA PENGARAHAN LOKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA NOMOR : 10 TAHUN : 1996 SERI : D NO : 10 PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN TEMPAT PELELANGAN IKAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KOTA DUMAI

LEMBARAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR : 7, TAHUN : 2004 SERI : B NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG,

LEMBARAN DAERAH KOTA DUMAI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2002 T E N T A N G IZIN USAHA HOTEL DENGAN TANDA BUNGA MELATI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 27 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI IJIN USAHA PETERNAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

GUBERNUR BENGKULU PERATURAN DAERAH PROVINSI BENGKULU NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENGENDALIAN TERNAK SAPI DAN KERBAU BETINA PRODUKTIF

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ORANG DI JALAN DENGAN KENDARAAN UMUM DALAM TRAYEK

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA PEDAGANG KAKI LIMA

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN IZIN USAHA ANGKUTAN UMUM

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PENGENDALIAN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PRABUMULIH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA,

SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG IZIN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN MENGEMUDI KENDARAAN BERMOTOR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR 02 TAHUN 2006 TENTANG PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KABUPATEN MAROS

Klik Dibatalkan dan Ditindaklanjuti dgn Instruksi Bupati No 8 Tahun 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PENGGUNAAN JALAN BAGI KENDARAAN YANG MELEBIHI MUATAN SUMBU TERBERAT

Transkripsi:

KOTA DUMAI Hasil Rapat Bersama DPRD Tanggal 21 Juli 2008 LEMBARAN DAERAH KOTA DUMAI Nomor : 12 Tahun 2008 Seri : B Nomor 06 PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG IZIN USAHA PETERNAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA DUMAI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan pengaturan terhadap perorangan atau badan hukum yang mengelola usaha peternakan maka perlu diberi izin untuk melaksanakan suatu usaha peternakan; b. bahwa sektor usaha peternakan merupakan salah satu faktor penunjang yang penting dan perlu diselenggarakan dengan tertib dan teratur sehingga dapat diperoleh ternak dan pangan asal hewan yang baik dan sehat; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana tersebut pada huruf a dan b dipandang perlu menetapkan izin usaha peternakan dengan suatu Peraturan Daerah. 474

Mengingat : 1. Undang-Undang nomor 6 Tahun 1967 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Peternakan dan Kesehatan Hewan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1967 Nomor 10,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2824 ); 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3495); 3. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 256, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3482); 4. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 99, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3656); 5. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3685) sebagaimana telah di ubah dengan undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4019); 6. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomo) 33, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3817); 7. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5489); 475

8. Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir, dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 9. Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1977 tentang Penolakan, Pencegahan, Pemberantasan dan Pengobatan Penyakit Hewan (Lembaran Negara Tahun 1977 Nomor 20 Tambahan Lembaran Negara Nomor 3101); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1977 tentang Usaha Peternakan (Lembaran Negara Tahun 1977 Nomor 20 Tambahan Lembaran Negara Nomor 3101); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1983 tentang Kesehatan Masyarakat Vateriner (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 28, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3253); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1987 Tentang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintah Dalam Bidang Kesehatan Kepada Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1987 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3347); 14. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan, Pengundangan, dan Penyebarluasan Peraturan Perundangundangan; 476

15. Peraturan Daerah Kota Dumai Nomor 14 tahun 2005 tentang Organisasi Tata Kerja Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kota Dumai. Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA DUMAI dan WALIKOTA DUMAI MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG IZIN USAHA PETERNAKAN BAB 1 KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kota Dumai. 2. Pemerintah daerah adalah pemerintah Kota Dumai. 3. Walikota adalah Walikota Dumai. 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Dumai. 5. Dinas teknis adalah Institusi yang berwenang menangani Bidang Kehewanan, Kesehatan Hewan dan Peternakan. 6. Kepala Dinas adalah Kepala Institusi yang menangani Bidang Kehewanan,Kesehatan Hewan Dan Peternakan. 7. Usaha Peternakan adalah suatu usaha yang dijalankan baik oleh perorangan atau badan usaha secara teratur dan terus menerus pada suatu tempat dan jangka waktu tertentu untuk tujuan komersil yang meliputi kegiatan membudidayakan ternak dan menggemukkan ternak, termasuk antara lain kegiatan menyimpan, mengolah, mendinginkan, mengawetkan dan mengangkut bahan asal hewan dan hasil bahan asal hewan. 477

8. Perusahaan Peternakan adalah perusahaan yang melakukan kegiatan usaha peternakan yang dilakukan oleh Warga Negara republik Indonesia atau Usaha Badan Hukum Indonesia. 9. Izin Usaha Peternakan atau disingkat IUPt adalah izin tertulis yang diberikan Walikota atau Pejabat yang ditunjuk yang memberikan hak dalam melaksanakan usaha peternakan. 10. Lalu Lintas adalah aktivitas pemindahan atau pengiriman hewan, ternak, bahan asal hewan dan hasil bahan asal hewan dari dan ke suatu wilayah kabupaten/kota, propinsi ke wilayah kabupaten/ kota, propinsi lainnya maupun antar negara; 8. Hewan adalah semua binatang atau satwa yang seluruh atau sebagian dari siklus hidupnya berada di darat dan/atau di udara baik yang dipelihara maupun yang di habitat alam; 9. Ternak adalah hewan selain satwa liar yang produknya diperuntukkan sebagai penghasil pangan, bahan baku industri, jasa-jasa dan atau hasil-hasil ikutannya yang terkait dengan pertanian; 10. Bahan asal hewan adalah produk dari hewan dan atau ternak yang dimanfaatkan untuk keperluan manusia seperti daging, susu dan telur; 11. Hasil bahan asal hewan adalah produk dari hewan yang telah dilakukan pengolahan; 12. Dokter hewan adalah mereka yang dididik dan berijazah dokter hewan yang diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia; 13. Dokter hewan berwenang adalah dokter hewan yang bertanggung jawab terhadap seluruh fungsi bidang kesehatan hewan, yang meliputi pengamatan penyakit hewan, pencegahan dan pemberantasan penyakit hewan, pengesahan diagnosa, pembinaan kesehatan masyarakat veteriner dan pengawasan obat hewan di wilayah Kota Dumai; 478

14. Petugas yang berwenang adalah pejabat pemerintah bagian kesehatan hewan pada Dinas yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan selain dokter hewan; 15. Surat Keterangan Kesehatan Hewan adalah surat yang menerangkan status kesehatan hewan yang diberikan atau dikeluarkan oleh dokter hewan atau petugas yang berwenang setelah dilakukan uji atau pemeriksaan terhadap kesehatan hewan tersebut. BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 Maksud pemberian Izin Usaha Peternakan adalah : 1. Sebagai pedoman dan landasan operasional, pengaturan, penertibkan administrasi, mengamankan, menyeragamkan langkah dan tindakan serta memberi jaminan/kepastian hukum, dalam mengeluarkan Izin Usaha Peternakan. 2. Memudahkan kegiatan pengamatan dini, pemberantasan dan pengendalian wabah penyakit hewan. Pasal 3 Tujuan pemberian Izin Usaha Peternakan adalah : 1. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat serta mencegah terjadinya penularan penyakit dan gangguan kesehatannya lainnya akibat dari kegiatan penampungan dan pemeliharaan ternak. 2. Untuk mendapatkan data dan informasi tentang produksi dan distribusi produk peternakan. 479

BAB III WILAYAH USAHA DAN JENIS USAHA PETERNAKAN Pasal 4 Usaha Peternakan dapat dilaksanakan dengan memperhatikan kebijakan Tata Ruang daerah dan memperhatikan budaya lokal dan masyarakat. Pasal 5 1. Usaha Peternakan terdiri atas : a. Usaha Pembudidayaan dan Penggemukan Ternak b. Usaha Penyimpanan, Peredaran Hewan, Bahan asal Hewan dan Hasil Bahan Asal Hewan. c. Usaha Pemotongan Ternak d. Usaha Pengolahan bahan asal hewan. 2. Usaha peternakan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b Pasal ini meliputi jenis kegiatan : a. Penampungan Ternak b. Perdagangan/Lalu Lintas ternak c. Penjualan Daging, Telur dan Susu. d. Penjualan kulit, bulu, tanduk, tulang. 3. Usaha peternakan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf d Pasal ini meliputi jenis kegiatan : a. Pengolahan daging b. Pengolahan Telur c. Pengolahan Susu d. Pengolahan kulit, bulu, tanduk dan tulang. BAB IV IZIN USAHA PETERNAKAN Pasal 6 Izin usaha Peternakan terdiri atas : a. Izin usaha : a. Budidaya dan Penggemukan Ternak b. Penampungan ternak. c. Penyimpanan dan peredaran bahan dan hasil bahan asal ternak. 480

d. Pengolahan bahan dan hasil bahan asal hewan. b. Izin Lalu Lintas : a. Hewan atau Ternak. b. Bahan dan Hasil Bahan asal Hewan. Pasal 7 Izin usaha Peternakan di wilayah Kota Dumai hanya boleh diberikan kepada : 1. Perorangan warga Negara Republik Indonesia 2. Badan hukum Indonesia. Pasal 8 1. Setiap orang atau badan hukum yang melaksanakan usaha Peternakan harus memiliki izin dari Walikota. 2. Untuk mendapatkan izin sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini, harus mengajukan permohonan izin kepada Walikota melalui Dinas Teknis. 3. Setiap permohonan izin akan diadakan peninjauan oleh Pejabat atau tim yang ditunjuk. 4. Untuk mendapatkan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pemohon harus mencantumkan; a. Izin lingkungan; b. Jenis usaha dan kapasitas; 5. Ketentuan lebih lanjut sebagaimana di maksud ayat (1), (2), (3) dan (4) di tetapkan dengan Peraturan Walikota. BAB V JENIS USAHA DAN MASA BERLAKU Pasal 9 1. Izin Usaha Peternakan sebagaimana dimaksud pada Pasal 4 diberikan menurut jenis/bidang masingmasing usaha yang dilakukan, masing-masing untuk jangka waktu 1 tahun. 481

2. Setelah jangka waktu yang ditetapkan habis, maka izin usaha dapat dipertimbangkan untuk diperpanjang atas permintaan pemegang izin yang bersangkutan. 3. Pemegang izin diwajibkan mengajukan izin baru apabila usahanya diperluas. 4. IUPt yang diberikan berlaku untuk 1(satu) jenis atau lebih dari bidang usaha peternakan. 5. Persyaratan dan ketentuan lain dari tiap-tiap jenis atau bidang usaha peternakan ditetapkan lebih lanjut oleh Walikota. BAB VI KEWAJIBAN DAN LARANGAN Pasal 10 1. Pemegang izin diwajibkan : b. Dengan nyata dan sungguh-sungguh menjalankan usahanya sesuai dengan rencana yang telah disetujui Walikota. c. Memperhatikan dan melaksanakan segala ketentuan dibidang peternakan, pencegahan, pemberantasan dan pengobatan penyakit hewan dan Kesmavet serta ketentuan peraturan perundangan lain yang berlaku. d. Mencegah terjadinya kerusakan atau pencemaran lingkungan. e. Menjaga ketertiban, kebersihan, kesehatan dan keindahan lingkungan tempat usahanya f. Melaporkan kepada Walikota atau pejabat yang ditunjuk apabila ada perubahan tempat usahanya. g. Mematuhi setiap ketentuan perundang-undangan dibidang usaha dan tenaga kerja. 2. Pemegang izin dilarang : a. Memperluas atau memindah tangankan usahanya tanpa izin Walikota. b. Mengalihkan kepemilikannya tanpa izin dari Walikota. c. Menjalankan usaha lain yang ditetapkan dalam izin. 482

BAB VII BERAKHIRNYA IZIN USAHA PETERNAKAN Pasal 11 1. Izin Usaha Peternakan berakhir karena: a. Jangka waktu yang diberikan telah berakhir b. Diserahkan kembali oleh pemegang izin kepada yang berwenang sebelum jangka waktu diberikan berakhir. c. Dicabut oleh yang berwenang disebabkan : (i) Tidak melakukan usahanya secara nyata dalam waktu 3 (tiga) bulan setelah IUPt dikeluarkan. (ii) Pemegang izin tidak mentaati serta melakukan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku. 2. Pencabutan izin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf (c) Pasal ini diberitahukan secara tertulis kepada pemegang izin dengan menyebutkan alasan-alasannya. 3. Pencabutan izin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini didahului dengan peringatan kepada pemegang izin. BAB VIII PEMBINAAN Pasal 12 Pembinaan dibidang peredaran hewan,bahan asal hewan dan hasil bahan asal hewan dilaksanakan oleh Walikota. BAB IX PENGAWASAN Pasal 13 Pengawasan Ketentuan daerah ini dilaksanakan oleh Walikota melalui Kepala Dinas sesuai bidang tugas berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 483

BAB X KETENTUAN PENYIDIKAN Pasal 14 Penyidikan terhadap pelanggaran Peraturan Daerah ini dilaksanakan oleh penyidik umum dan atau penyidik pegawai negeri sipil pemerintah Kota Dumai : 1. Penyidik Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Pemerintah Daerah berwenang melakukan penyidikan terhadap tindak pidana pelanggaran dalam Peraturan Daerah ini. 2. Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai wewenang : a. menerima laporan atau pengaduan dari seseorang mengenai adanya tindak pidana atas pelanggaran Peraturan Daerah; b. melakukan tindakan pertama dan pemeriksaan ditempat kejadian; c. menyuruh berhenti seseorang dan memaksa dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka; d. melakukan penyitaan benda atau surat; e. mengambil sidik jari dan memotret seseorang; f. memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; g. mendatangkan ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara; h. mengadakan penghentian penyidikan setelah mendapat petunjuk dari Penyidik POLRI bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana dan selanjutnya melalui Penyidik memberitahukan hal tersebut kepada Penuntut Umum, Tersangka atau keluarganya; i. mengadakan tindakan lain menurut hukum yang akan dipertanggungjawabkan. 3. Penyidik Pegawai Negeri Sipil Daerah tidak berwenang melakukan penangkapan dan/atau penahanan. 484

BAB XI SANKSI Pasal 15 (1). Setiap orang atau Badan Usaha yang telah memiliki izin melakukan pelanggaran sesuai dengan Pasal 8 ayat (4), Pasal 10 ayat (1), dan (2), maka Usaha Peternakan itu akan ditutup dan dicabut izinnya. (2). Ketidak patuhan terhadap Pasal 8 ayat (4) dapat mengakibatkan pencabutan surat izin pengusahaan. BAB XII KETENTUAN PIDANA Pasal 16 1. Setiap orang dan/atau badan hukum yang melanggar ketentuan pada pasal 10 ayat (1) dan (2) diancam pidana dengan pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau denda paling banyak Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah). 2. Tindak Pidana sebagaimana dimaksud ayat(1) pasal ini adalah pelanggaran. BAB XIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 17 Hal-hal yang belum cukup diatur dalam peraturan daerah ini sepanjang menyangkut teknis pelaksanaanya akan di atur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota. 485

Pasal 18 Peraturan daerah ini mulai berlaku pada tanggal di undangkan. Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan peraturan daerah ini dengan penempatan dalam Lembaran Daerah Kota Dumai. Ditetapkan di Dumai pada tanggal 11 September 2008 WALIKOTA DUMAI, cap/dto, Di undangkan di Dumai pada tanggal 12 September 2008 H. ZULKIFLI A.S. SEKRETARIS DAERAH KOTA DUMAI cap/dto, H. WAN FAUZI EFFENDI Pembina Utama Muda NIP. 010055541 LEMBARAN DAERAH KOTA DUMAI TAHUN 2008 NOMOR 6 SERI B 486