BAB VI KONSEP PERANCANGAN 6.1 Konsep Utama Perancanaan Youth Center Kota Yogyakarta ini ditujukan untuk merancang sebuah fasilitas pendidikan non formal untuk menghasilkan konsep tata ruang dalam dan luar youth center yang efektif dalam memenuhi kebutuhan kegiatan pembelajaran non formal dan rekreasi pemuda. Pusat kegiatan pemuda pada perancangan ini mengarah pada bentuk fasilitas Youth Center. Tipologi Youth Center ini menggabungkan beberapa fungsi utama, yaitu pendidikan, kesenian dan olahraga. Kemudian fungsi lain dari bangunan ini diadaptasi dari budaya bersosialisasi yangsudah semestinya dilakukan para pemuda untuk mendapatkan hal-hal yang positif dan bermanfaat. Untuk mewadahi kegiatan bersosialisasi tersebut maka muncul fungsi bangunan sebagai ruang interaksi dengan adanya ruang komunal untuk bersosialisasi antar individu, individu dengan komunitas, maupun antar komunitas pemuda satu sama lain. Education CENTER Art Sport Gambar 6.1. Ilustrasi Skema Konsep Sumber: Analisis Penulis, 2016 67
6.2 Konsep Pencitraan Berdasar pada status Youth center sebagai pusat aktifitas pemuda, maka citra bangunan yang ditampilkan mencitrakan karakter remaja, yaitu ceria, dinamis, dan penuh semangat. Citra seperti ini ditampilkan dengan menghindari citra formal dan elemen-elemen yang kaku. Selain itu menggunakan material modern dan permainan warna yang susai dengan karakteristik remaja yaitu cerah dan hangat. 6.3 Makro 6.3.1 Sirkulasi Gambar 6.2. Pola Sirkulasi Sumber: Analisis Penulis, 2016 68
Tapak dapat dicapai melalui dua arah, yaitu melalui JL. Argolubang menggunakan kendaraan maupun untuk pejalan kaki 6.3.2 Lingkungan Tapak Universitas Gambar 6.3. Lingkungan Tapak (Sumber: Analisis Penulis, 2016) SMA / SMK Posisi site berada di area Perdagangan dan Jasa, lingkungan sekitar sebagian besar merupakan area perdagangan dan jasa, stasiun kereta api dan pemukiman. Sekitar site terdapat petokoan dan fasilitas umum berupa pom bensin. 69
6.4 Messo 6.4.1 Konsep Tata Ruang Luar 1. Orientasi dan tata massa bangunan Untuk mendukung terjadinya interaksi, maka massa bangunan secara umum akan diorientasikan ke pusat-pusat aktifitas. Selain itu, massa bangunan juga akan mempertimbangkan orientasi pergerakan arah matahari, pergerakan angin, bentukan dan batas site dan semua elemen didalamnya, serta view baik dari dalam ataupun luar site. Konsep tata massa bangunan bersifat radial, sehingga menciptakan kesan yang fleksibel dan dinamis demi mencitrakan karakter pemuda dan arsitektur kontemporer. Tata masa ini memiliki area yang menjadi pusat orientasi dari bangunan tersebut yang berupa ruang terbuka yaitu amphitheatre. Gambar 6.4. Orientasi dan Tata Massa Bangunan Sumber: Analisis Penulis, 2016 70
2. Tata Lansekap Konsep tata lansekap yang digunakan adalah penataan vegetasi yang menyebar. Hal ini mempertimbangakan kegunaan vegetasi tersebut sebagai buffer dari lalu lintas dan sebagai ruang komunal. Gambar 6.5. Pola Penataan Landscape Sumber: Analisis Penulis, 2016 71
3. Tata Parkir 4. Jalur Kendaraan Masuk Jalur Kendaraan Keluar Gambar 6.6. Tata Parkir Sumber: Analisis Penulis, 2016 Konsep tata parkir lurus dengan akses satu arah sehingga memberikan efektivitas yang baik dan tidak membingungkan. Konsep tata parkir ini juga dapat memberikan akses dan sirkulasi yang mudah, baik sirkulasi kendaraan masuk maupun sirkulasi kendaraan keluar. 72
5. Bentuk Bangunan Gambar 6.7. Contoh Bentuk Bangunan Yang Dinamis (Sumber: https://s-media-cacheak0.pinimg.com/236x/53/46/f1/5346f 129489e5f2f2bd90814c0badfa1.jpg) (Sumber:http://images.adsttc.com/media/images/55 e6/db9a/2347/5ddd/1700/10b9/large_jpg/interiorcourtyard-2.jpg?1441192852) Bentuk bangunan didominasi oleh bentukan lengkung. Bentuk ini dipilih agar mencerminkan kedinamisan bangunan sesuai dengan karakteristik remaja dan konsep arsitektur kontemporer. Selain itu, bentuk ini diharapkan dapat menggambarkan bentuk bangunan yang tidak kaku dan non formal sesuai dengan fungsinya. 6. Material dan Warna Material yang akan digunakan menngunakan material beton yang difinishing dengan cat. Selain beton, material yang akan digunakan adalah kaca dan kayu. Material kaca digunakan untuk memaksimalkan view dan pencahayaan baik dari dalam maupun dari luar bangunan. Salin itu, material kayu digunakan untuk membentuk kesan local dan alami. 73
Gambar 6.8. penggunaan material kayu, kaca dan beton (Sumber:http://galeriarsitektur.com/image/fotoartikel/Skylight-Terangi-Rumahdengan-Cahaya-Alami-05.jpg Sedangkan penggunaan warna yang digunakan pada bangunan youth center ini mencerminkan jiwa pemuda yang cerian dan penuh semangat. Hal ini digambarkan dengan penggunaan warna yang cerah seperti putih, merah, dan kuning. Gambar 6.9. Contoh Warna Bangunan Hangat Dan Ceria (Sumber: http://www.mdnarch.com/wpcontent/uploads/2013/12/20091005_2705.1-988x659.jpg) 74
7. Zonasi Ruang Luar Taman Edu Amphiteater Management Sport Art Taman Outdoor Privat Semi Publik Publik Gambar 6.10. Tata Zonasii Ruang Luar Sumber: Analisis Penulis, 2016 Konsep Zonasi fungsional yang diaplikasikan adalah bentuk radial yang terpusat. Konsep ini dipilih karena bentuk ini memiliki zona pusat sebagai ruang interaksi pusat, sehingga keberadaan zona pusat bersama ini akan memicu kemungkinan interaksi sosial yang lebih tinggi dibanding bentuk zonasi lainnya. Bentuk radial juga memberikan orientasi bangunan yang lebih jelas untuk mengarahkan pengunjung ke zona interaksi. Zonasi diletakkan berdasarkan hubungan antar zonasi, zonasi yang saling berhubungan diletakkan berdekatan agar kegiatan di dalamnya dapat saling mendukung. 75
6.5. Mikro 6.5.1 Konsep Tata Ruang Dalam EDUKASI Ruang Kelas Perpustakaan Lab Ruang Konseling OUTDOOR Lapangan Basket Lapangan Badminton Lapangan Futsal Skateboard area Privat Publik KESENIAN Studio Galeri Exhibition Hall SPORT Fitness Center Kolam Renang PENGELOLA Ruang Kepala Ruang Staff Ruang Tamu Ruang Tata Usaha Gudang Amphitheatre Taman Café Lobbby Diagram 6.1. Tata Zonasi Ruang Dalam (Sumber: Analisis Penulis, 2016) 6.5.2 Konsep Sistem Bangunan 1. Konsep Pencahayaan menggunakan Konsep pencahayaan pada Youth center ini akan pencahayaan alami. Cahaya alami semaksimal mungkin dimasukkan hingga ke dalam bangunan dengan membuat bukaan-bukaan atau dengan cara pemantulan-pemantulan dari susunan shading. Sedangkan pada malam hari, digunakan pencahayan buatan. 76
Gambar 6.11. Penggunaan Pencahayaan alami pada bangunan (Sumber:https://prestylarasati.files.wor dpress.com/2007/12/ext1.jpg) (Sumber:http://stat.k.kidsklik.com/data/p hoto/2011/08/05/1247338620x310.jpg) 2. Konsep Penghawaan Konsep penghawaan pada youth center ini didominasi dengan penggunaan penghawaan alami. Penghawaan alami dapat dimasukan melalui bukaan bukaan yang terdapat pada bangunan seperti jendela dan ventilasi. System penghawaan yang digunakan adalah system penghawaan ventilasi silang (cross ventilation). 3. Konsep Utilitas Bangunan Gambar 6.12. Contoh Skema Cross Ventilation (Sumber: http://www.machacoustics.com/sites/machacoustics.com/files/page26.1.jpg) 77
a. Sanitasi - Jaringan air bersih Jaringan air bersih menggunakan sistem downfeed dengan sumber dari PDAM atau sumur yang dipompa menuju bak penampungan di atap bangunan yang kemudian disalurkan ke seluruh bangunan. Selain bersumber dari PDAM dan sumur, sumber air lainnya adalah dengan menggunakan penampungan air hujan di bagian atap bangunan. Air hujan yang ditampung ini akan di saring dalam bak penyaringan dan digunakan untuk keperluan mandi dan penyiraman tanaman. Gambar 6.13. Sistem Downfeed (Sumber: Mata Kuliah Utilitas) - Jaringan air kotor Jaringan air kotor terdiri dari air hujan, air lemak, air sabun, dan air tinja. Keempat jenis air buangan ini memiliki pengolahan yang berbeda-beda, air tinja akan masuk ke septictank, air lemak akan masuk ke bak penangkap lemak sebelum di buang ke riol kota. Air sabun dapat diberikan pengolahan dan kemudian dipergunakan kembali untuk penyiraman tanaman. Sedangkan air hujan dapat langsung 78
dibuang ke riol kota atau digunakan kembali dengan pengolahan terlebih dahulu. Diagram 6.2. Skema jaringan air kotor (Sumber: Contoh Tugas Utilitas) b. Jaringan Listrik Suplai listrik utama berasal dari PLN, sedangkan suplai listrik cadangan didapat dari generator set yang diletakkan di ruang genset khusus bersama dengan MDP (Main Distribution Panel). Dari MDP tersebut kemudian akan diteruskan menuju SDP (Sub Distribution Panel) pada beberapa area bangunan dan 79
kemudian langsung dapat digunakan melalui stop kontak atau distribusi langsung. PLN Bangunan MDP SDP PP Genset Main Distribution Panel Sub Distribution Panel Panel Pembagi Diagram 6.3. Contoh Skema Jaringan Listrik (Sumber: Contoh Tugas Utilitas) 80