BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, pertanyaan penelitian, hipotesis dan definisi operasional yang

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 223/PMK.011/2014 TENTANG

KOMITMEN MASYARAKAT INTERNASIONAL TERHADAP PENDIDIKAN KEAKSARAAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

VI. FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT KEGIATAN KEAKSARAAN FUNGSIONAL. Pelaksanaan Kegiatan Keaksaraan Fungsional merupakan Gambaran

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan deskripisi data hasil penelitian di bab sebelumnya, maka dari

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Warga masyarakat yang buta aksara merupakan penghambat utama baginya untuk bisa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dapat berlangsung melalui lembaga pendidikan informal, lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data Badan Pusat Statistik, Penduduk buta aksara usia tahun

1. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai negara yang masih berkembang, pendidikan di Indonesia masih. sangat rendah dari segi Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yuni Gantini, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Adi Setiawan Nurpratama, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Raden Aufa Mulqi, 2016

BAB I PENDAHULUAN. penyandang buta aksara, agar memiliki kemampuan membaca, menulis, berhitung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mencetak peserta didik yang mempunyai intelektual yang tinggi, mempunyai. sesuai dengan norma agama dan norma masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Daftar Isi. KEGIATAN BELAJAR 1 Terampil Membaca Huruf. KEGIATAN BELAJAR 2 Terampil Menulis Huruf

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. kekeluargaan dalam masyarakat mengalami kemerosotan,baik di tingkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pembangunan bangsa. Melihat kondisi masyarakat Indonesia

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mega Wulandari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang diamanatkan dan ditetapkan (UU Sisdiknas No. 20 Tahun

2015 MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dian Kurnia Putri, 2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilakukan melalui peningkatan kualitas manusia,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dan berjalan sepanjang perjalanan umat manusia. Hal ini mengambarkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Evinaria Esahastuti, 2014 Studi Pembelajaran Seni Dihomeschoolingtaman Sekar Bandung

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PENDIRIAN SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

NUR ENDAH APRILIYANI,

BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kurikulum Taman Kanak-Kanak (TK) dan Raudatul Athfal (RA)

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi, maka dalam rangka peningkatan sumber daya manusia

P. S., 2016 PEMANFAATAN HASIL BELAJAR PADA PELATIHAN KETERAMPILAN MEKANIK OTOMOTIF

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Implementasi Pembelajaran Orang Dewasa Dalam Penyelenggaraan Program Parenting

SIMULASI TENTANG CARA PENGISIAN SKP DOSEN TETAP YAYASAN. KOPERTIS WILAYAH I SUMATERA UTARA 29.d 30 JANUARI 2018

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia. Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

Oleh: Purnomo,S.Pd,M.Pd Dosen PS-PLS STKIP Siliwangi Bandung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut perubahan tidak akan terjadi dan tujuan tidak akan tercapai. Pendidikan

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu kegiatan penting dalam pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas. Sumber Daya Manusia (SDM) dalam menjamin kelangsungan pembangunan

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2013 TENTANG PENDIRIAN SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini ternyata

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah,perguruan,lembaga diklat, dalam masyarakat serta berbagai satuan lingku

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lidia Susantii, 2015 Optimalisasi partisipasi orang tua dalam pengelolaaan program di PAUD EAGLE

PENDIDIKAN KESETARAAN FITTA UMMAYA SANTI, S. PD., M. PD

BAB I PENDAHULUAN. Semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Putri Shalsa Novita, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Ani Sumarni, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pendidikan nasional berfungsi mengembangkan. kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Annisa Tri Desiana, 2013 Pembelajaran Tari Di Sanggar Ringkang Gumiwang Yayasan Pusat Kebudayaan Bandung

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 19

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam dunia pendidikan motivasi merupakan pendorong utama siswa dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Imay Ifdlal fahmy, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakangMasalah

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk. pengetahuan dan keterampilan baru sehingga dapat diperoleh manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dan perubahan struktur ekonomi di dalam negeri. Menurut Undang Undang

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Negara Indonesia merupakan suatu sistem

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF PENDIDIKANJAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. (Pasal 1 UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003). Dari bagian-bagian itu tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar untuk kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah saja tetapi merupakan tanggung jawab seluruh Bangsa Indonesia.

PARADIGMA BARU PENDIDIKAN NASIONAL DALAM UNDANG UNDANG SISDIKNAS NOMOR 20 TAHUN 2003

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

- 1 - WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG IZIN PENDIRIAN SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kepada setiap warganegara untuk memperoleh pendidikan. Karena itu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, memberi Dana Bantuan Operasional

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Kursus dan Pelatihan merupakan dua satuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. masih mengalami hambatan sehingga program-program yang diluncurkan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang Sisdiknas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN WAJIB BELAJAR 12 TAHUN DI KABUPATEN BADUNG

Transkripsi:

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Deklarasi Dakar berkenaan dengan pendidikan untuk semua (Education for All), semakin menguatkan dan memacu negara-negara berkembang untuk berbuat dan berusaha menepati komitmennya. Persoalan mendasar berkenaan dengan kemiskinan dan ketidakberdayaan masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan menjadi perhatian, para ilmuwan, pengambil kebijakan maupun praktisi dan aktivis pembangunan. Program Education For All (EFA) yang dicanangkan United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) pada 1993 memberikan statment bahwa "Indonesia termasuk dalam 30 negara di dunia yang berprospek untuk dapat menghapuskan buta huruf bagi orang dewasa pada tahun 2015," papar Director EFA Nicholas Burnett di Hotel Westin Nusa Dua Bali. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2004 2009 dan Rencana Strategis Pendidikan Nasional 2005 2009 serta dalam Inpres Nomor 5 Tahun 2006 ditegaskan bahwa akhir tahun 2009, angka buta huruf usia 15 tahun ke atas tersisa 5% atau 7,7 Juta orang. Sementara itu, sampai dengan bulan Juni 2007, menunjukan bahwa penduduk buta huruf adalah 12,24 juta orang atau setara dengan 7,49 persen populasi (Bambang Sudibyo, pada situs resmi Kementrian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat). Penduduk penderita buta huruf tersebar pada tiap daerah (propinsi, kabupaten/kota) yang memiliki karakteristik sosial, budaya, ekonomi, sumber daya yang berbeda. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, keterlibatan anggota Undang- Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan merupakan sebuah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Dalam UU No.20 tahun 2003 pasal 13 ayat 1 dijelaskan bahwa jalur pendidikan terdiri atas

2 pendidikan formal, nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. Dalam UU tersebut dijelaskan tentang Pendidikan NonFormal (PNF) yang meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik. Terkait dengan masalah yang telah disampaikan diatas tentang kondisi penduduk buta huruf, maka jalur pendidikan nonformal melalui pendidikan keaksaraan merupakan salah satu upaya dalam menanggulangi permasalahan tersebut. Keaksaraan merupakan suatu ideologi karena terdiri atas sekumpulan ide, kepercayaan, dan sikap yang secara simultan akan membentuk pandangan hidup masyarakat terhadap keaksaraan itu sendiri. Dalam posisinya sebagai ideologi, gerakan keaksaraan seyogyanya melibatkan partisipasi setiap orang dalam suatu komunitas secara total. Sehubungan dengan itu, ideologi harus digunakan dalam keaksaraan adalah ideologi masyarakat atau warga belajar itu sendiri. Program keaksaraan harus mampu mengakomodasikan pandangan semua warga belajar yang turut serta dalam program tersebut. Pandangan warga belajar ini secara terpola akan tampak dalam nilai-nilai budaya (Byanham dalam Kusnadi. 2005:16). Di Desa Mekarmanik Kecamatan Cimenyan pernah diselenggarakan program kelompok belajar pendidikan keaksaraan tingkat dasar yang menerapkan pendekatan dan strategi pembelajaran yang berbeda dengan pada program KF sebelumnya, pembelajaran dilaksanakan setiap hari dengan alokasi waktu 3 jam setiap harinya dengan asumsi warga belajar akan dengan mudah mengingat apa yang telah dipelajari sebelumnya. Dengan pendekatan dan strategi yang dirancang ini di harapkan agar program pendidikan keaksaraan lebih cepat memberikan pemahaman dan mengembangkan kemampuan Calistung bagi warga belajar. Program pendidikan keaksaraan ini tidak harus membutuhkan waktu selama enam bulan, tetapi dalam kurun waktu satu bulan warga belajar telah mampu membaca, menulis, berhitung dan berkomunikasi. Pelaksanaan pembelajaran ini

3 tentunya ditunjang dengan perencanaan yang baik mulai dari kurikulum khusus serta beberapa pendekatan dalam pembelajaran. Pendekatan lain yang digunakan di kelompok belajar ini yaitu mengikutsertakan anggota keluarga warga belajar untuk membantu warga belajar dalam meningkatkan kemampuan calistungnya. Sehingga pembelajaran tidak hanya dilakukan secara formal di kelompok belajar bersama tutor tetapi juga dilakukan secara mandiri di rumah dengan pendampingan dari anggota keluarga. Keluarga sangat berperan penting dalam proses percepatan kemampuan keaksaraan warga belajar. Dalam penelitian kali ini, peneliti akan melibatkan unsur lain sebagai daya dukung dalam rangka pelestarian kemampuan keaksaraan warga belajar lulusan pendidikan keaksaraan dasar. Penelitian ini diharapkan dapat mengeksplorasi berbagai hal serta berbagai strategi dalam upaya mendukung pelestarian kemampuan keaksaraan warga belajar lulusan pendidikan keaksaraan dasar sehingga tidak akan terjadi kembali buta aksara. Untuk penelitian kali ini, peneliti melibatkan majlis ta lim sebagai salah satu sarana para lulusan pendidikan keaksaraan dasar dalam mengembangkan kemampuan keaksaraan serta kemampuan fungsional lainnya. Majlis ta lim yang berada di lingkungan tempat tinggal warga belajar lulusan pendidikan keaksaraan tingkat dasar ini bernama Majlis Talim Al Ikhlas. Majlis talim ini dikelola oleh DKM Al Iklas tepatnya berada di kampung singkur. Kegiatan majlis ta lim ini sebenarnya sudah sejak lama ada, kegiatan rutinnya yaitu pengajian mingguan yang diikuti oleh warga sekitar. Penceramah ataupun narasumber dalam pengajuan rutin itu biasanya bergantian, kadang dari tokoh masyarakat yang ada disekitar kadang juga mengundang penceramah dari luar daerah desa mekarmanik. Aktifitas pengajian rutin di majlis ta lim tersebut tidak jauh berbeda dengan majlis ta lim di tempat lain. Ada sesi mengaji bersama/tadarus, ada juga penjelasan tentang kandungan alquran, ada juga ceramah. Sampai saat ini, kegiatan yang diselenggarakan oleh majlis tersebut baru sampai pada pengajian rutin serta peringatan hari-hari besar keagamaan seperti halnya maulid nabi, dan lain sebagainya.

4 B. Identifikasi dan Perumusan Masalah Dari kondisi yang diketahui penulis, maka teridentifikasi masalah-masalah sebagai berikut: 1. Kampung Singkur RW 15 Desa Mekarmanik Kecamatan Cimenyan merupakan daerah yang terisolir dibanding kampung yang lainnya. 2. Kondisi tempat tinggal antara satu rumah dengan rumah lainnya saling berjauhan ini karena jumlah penduduknya tidak terlalu banyak. 3. Desa Mekarmanik ini merupakan daerah pertanian sehingga sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani dan buruh tani. 4. Bahasa yang digunakan kehidupan sehari-hari masyarakat yaitu bahasa sunda. 5. Sebagian dari penduduk Kampung Singkur tidak pernah mengenyam pendidikan. Ini dapat dilihat masih banyaknya warga yang masih buta huruf. 6. Warga belajar lulusan pendidikan keaksaraan dasar memiliki kepercayaan diri lebih setelah mereka mempunyai kemampuan keaksaraan. 7. Para lulusan pendidikan keaksaraan dasar lebih rajin mengikuti pengajian di majlis ta lim. 8. Majlis ta lim merupakan salah satu sarana yang digunakan masyarakat untuk belajar dan mengembangkan kemampuan diri. Dari identifikasi masalah diatas, maka penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut Bagaimana penyelenggaraan, kemampuan fungsional serta kontribusi majlis ta lim dalam melestarikan serta mengembangkan kemampuan warga belajar lulusan pendidikan keaksaraan tingkat dasar di Desa Mekarmanik Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung? C. Tujuan Penelitian Setiap penelitian yang dilaksanakan tidak akan terlepas dari tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti. Adapun tujuan penelitian ini yaitu: 1. Mendeskripsikan penyelenggaraan pembelajaran pendidikan keaksaraan tingkat dasar di Desa Mekarmanik Kecamatan Cimenyan; 2. Mendeskripsikan kemampuan fungsional yang dimiliki para lulusan pendidikan keaksaraan di Desa Mekarmanik Kecamatan Cimenyan.

5 3. Mendeskripsikan kontribusi majlis ta lim dalam melestarikan kemampuan keaksaraan serta mengembangkan kemampuan fungsional warga belajar lulusan pendidikan keaksaraan di Desa Mekarmanik Kecamatan Cimenyan; D. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif tujuannya ialah untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia. Penelitian ini mengkaji bentuk aktivitas, karakteristik perubahan, hubungan, kesamaan dan perbedaannya dengan fenomena lain. Penelitian ini berkenaan dengan keadaan, dengan adanya kejadiankejadian yang biasa berjalan, satu-satunya unsur yang manipulasi atau perlakuan yang diberikan hanyalah penelitian itu sendiri, yang dilakukan melalui observasi, wawancara, angket atau studi dokumentasi (Sukmadinata, 2007:74). Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu studi kasus (case study) yang merupakan metode untuk menghimpun dan menganalisis data berkenaan dengan sesuatu kasus. Sesuatu yang dijadikan kasus biasanya karena ada masalah, kesulitan, hambatan, penyimpangan. Tetapi, bisa juga sesuatu dijadikan kasus meskipun tidak ada masalah melainkan dijadikan kasus karena keunggulan atau keberhasilannya. (Sukmadinata, 2007:79). Maka dari itu, pendekatan deskriptif dengan metode studi kasus tepat digunakan dalam penelitian ini sehingga dapat menjawab pertanyaan penelitian. Dengan begitu, penulis dapat mendeskripsikan proses dan hasil dari kegiatan para warga belajar lulusan pendidikan keaksaraan dasar di majlis ta lim yang berada dilingkungan. E. Manfaat Teoritis dan Praktis Dari hasil penelitian ini penulis berharap dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis a. Sebagai bahan kajian bagi lembaga Pendidikan Non Formal dalam penerapan dan pengembangan model pembelajaran PNF; b. Sebagai bahan kajian bagi unsur-unsur yang bersentuhan dengan masyarakat yaitu para birokrat, para akademisi dan praktisi;

6 2. Manfaat Praktis a. Memberikan rekomendasi bagi perluasan layanan pembelajaran dengan muatan kelekatan nilai-nilai budaya lokal dalam meningkatkan penguasaan kompetensi dasar; b. Memberikan arah dan pedoman bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian lanjutan. F. Struktur Organisasi Penelitian Untuk mempermudah dalam pembahasan dan penyusunan selanjutnya maka penulis memberikan gambaran umum tentang isi dan materi yang akan dibahas yaitu sebagai berikut : Bab I Pendahuluan, merupakan uraian tentang Latar Belakang Masalah, Identifikasi dan Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Metode Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Struktur Organisasi Penelitian. Bab II Tinjauan Teoritis, merupakan landasan teori dan gambaran umum mengenai dasar penelitian atau teori yang melandasi penelitian. Bab III Metodologi Penelitian, yang didalamnya mengulas mengenai lokasi dan subjek penelitian, Desain Penelitian, Metode Penelitian, Definisi Operasional, Instrumen Penelitian, Proses Pengembangan Instrumen, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi Daftar Pustaka