PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 025 BAGANSIAPIAPI

dokumen-dokumen yang mirip
Affandi*) Kartini, Susda Heleni**) Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UR

Lilia Mutiara *) Susda Heleni dan Kartini **) Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau

Suci Ramadona *) Zuhri, D dan Titi Sofitri **) ABSTRACT

Nurain *) Japet Ginting, dan Armis **) ABSTRACT

Oleh: Rasmida *) Putri Yuanita **) Jalinus **) ABSTRACT

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X MA DINIYAH PUTERI PEKANBARU

Oleh: Desfi Harianty HS 1 Putri Yuanita 2 Rini Dian Anggraini 3

Wirma Niasari *), Susda Heleni, Titi Solfitri **) Keyword : Cooperative Learning, Two Stay Two Stray, Learning Achievement

Oleh: Ririne Kharismawati* ) Sehatta Saragih** ) Kartini*** ) ABSTRACT

Indah Purnama *) Kartini dan Susda Heleni **) Progam Studi Pendidikan Matematika FKIP UR HP :

Elia Asdiana 1 Titi Solfitri 2 Zuhri, D 3

Oleh: Asih Pressilia Resy Armis Zuhri D ABSTRACT

Oleh: Lusi Lismayeni Drs.Sakur Dra.Jalinus Pendidikan Matematika, Universitas Riau

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University

Bambang Irawadi*), Yenita Roza, Zuhri**) ( )

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN

Oleh: Dewi Sri Yuliati 1, Zuhri D 2, Sehatta Saragih 3

Riwa Giyantra *) Armis, Putri Yuanita **) Kampus UR Jl. Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru

Budiarti 1 Zuhri.D 2 Sehatta Saragih 3 Jl. HR. Soebrantas Km 12,5 Pekanbaru Telp. (0761)

Keywords: Mathematics Learning Outcomes, Cooperative Learning, Numbered Heads, Classroom Action Research.

Oleh: Riza Pratiwi Sehatta Saragih Titi Solfitri ABSTRACT

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT

Seprotanto Simbolon 1, Sakur 2, Syofni 3 Contact :

Manah Kibtiyah 1 Sehatta Saragih 2 Suhermi 3 Kampus Bina Widya Km Simpang Baru Pekanbaru Telp. (0761)63266

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 4 WONOSARI MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISONS

Oleh: Mutiara Rizky Ilzanorha Syofni Titi Solfitri ABSTRACT

Murniaty ¹ Zuhri D ² Titi Solfitri ³ Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru Pekanbaru Indonesia

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

Rokiah Syafitri 1 Sehatta Saragih 2 Suhermi 3 Kampus Bina Widya Km Simpang Baru Pekanbaru Telp. (0761) Abstract

Fatma Kumala 1, Sehatta Saragih 2, Nahor Murani Hutapea 3 No. Hp.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS IIIB SDN 001 SALO

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL THREE STAY ONE STRAY DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMP

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SQUARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII 4 SMP Negeri 5 PEKANBARU

Junaidi S 1, Titi Solfitri 2,H. Zuhri D 3 HP

Farani * ) Titi Solfitri, Zuhri D ** ) Jurusan Pendidikan MIPA, FKIP, Universitas Riau

Darmawati*), Titi Solfitri **), Yenita Roza**) Key word: Cooperative Learning, STAD, Learning Achievement

Akhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau

Ermiwati*) Putri Yuanita**) Syofni **) Key word : Cooperative Learning, Think Pair Square, Learning Achievement

PENERAPAN PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E (LC 5E) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X 1 SMA NEGERI 2 KUANTAN HILIR

Rusmaniar * ) Jalinus dan Syofni** ) Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru Pekanbaru Indonesia HP:

Wan Sriindrahayu 1 Suhermi 2 Rini Dian Anggraini 3 Kampus Bina Widya Km Simpang Baru Pekanbaru Telp. (0761)63266

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

Yuli Astuti 1 Titi Solfitri 2 Syarifah Nur Siregar 2 Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru Pekanbaru Abstract

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SDN 005 SEGATI KEC. LANGGAM T.

PENERAPAN MODEL LEARNING CYCLE 5E (LC 5E) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X 8 SMA NEGERI 2 SIAK HULU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA KELAS IIC SDN 91 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL THINK PAIR SQUARE

Yusra Guru Matematika SMP Negeri 30 Pekanbaru ABSTRAK ABSTRACT

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI MIA 1 SMA NEGERI 8 PEKANBARU

Oleh: Marfi Ario Susda Heleni Jalinus

Anita Lidya Hastuti Nauli*) Armis**) Titi Solfitri ***)

Eka Mayani 1 H. Zuhri D 2 Sehatta Saragih 3 Kampus Bina Widya Km Simpang Baru Pekanbaru Telp. (0761) Abstract

Darmawati, Imam Mahadi dan Ria Syafitri Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru ABSTRACT

Oleh: Dessi Fitriah Herista Armis Titi Solfitri ABSTRACT

Sudariyanti, Yustina, Nursal Phone:

Key Word : Students Math Achievement, Realistic Mathematics Education, Cooperative Learning Model of STAD, Classroom Action Research.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL THINK PAIR SQUARE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII a SMP N 2 CERENTI

Nora Efmawati Syahrilfuddin, Hendri Marhadi,

Suliani 1 Yenita Roza 2 Rini Dian Anggraini 3 Kampus Bina Widya Km Simpang Baru Pekanbaru Telp. (0761)63266

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

Nur Rahmi, Suhermi, Atma Murni Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SQUARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPIT AL-FITYAH PEKANBAU

Asari* Rini Dian Anggraini ** Zuhri D *** Key word : cooperative learning, STAD, mathematics learning outcomes

Wiwin Crisdayanti 1, Sakur 2, Rini Dian Anggraini 3 Contact :

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STRUKTURAL TEKNIK TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

Noni Vera Helvida*, Putri Yuanita**, Syarifah Nur Siregar**)

Asmarita 1, Sehatta Saragih 2, Zuhri D 3 Contact :

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR METEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS V SD NEGERI 65 PRTANI TP.

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

Restu Putri Islami* Syofni ** Putri Yuanita ***

Monica Eka Yulianda 1, Atma Murni 2, Jalinus 3 Contact :

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

Ririn Budiarti*) Susda Heleni**) Syarifah Nur Siregar**)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

Lucia Helen Dewi Ariani * ), Japet Ginting,Yenita Roza ** ) ( )

Oleh Rina Ermayanti 1, Otang Kurniaman 2, Lazim N 3

Siti Nasuha 1, Jalinus 2, Rini Dian Anggraini 3 Hp.

Libarti 1 Sehatta Saragih 2 Suhermi 3 Kampus Bina Widya Km.12.5 Simpang Baru Pekanbaru Telp. (0761)63266

APPLICATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE THINK PAIR SQUARE (TPS) TO IMPROVE MATHEMATICS ACHIEVEMENT GRADE X AP 1 SMK PGRI PEKANBARU

Aryanita 1 * Syofni ** Sehatta Saragih ***

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

Key words: STAD, learning outcomes

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL NUMBERED HEADS TOGETHER

Darmawati, Arnentis dan Henny Julianita Husny Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru ABSTRACT

Eka Andriyani*) Syofni**) Jalinus**)

Vadhillah Rivha Vicry, H. Zuhri D, Suhermi No Hp

Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Pembelajaran Kooperatif

Sudarmono 1, Rini Dian Anggraini 2, Sehatta Saragih 3 No.

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY

Oleh: Linda Parlina 1 Sakur 2 Susda Heleni 3

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SD

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SDN 112 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI 003 SIABU KECAMATAN SALO

PENERAPAN METODE BELAJAR AKTIF TIPE GROUP TO GROUP EXCHANGE (GGE)

Oleh: Windi Prastiwi Japet Ginting Sakur ABSTRACT

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 025 BAGANSIAPIAPI Nazaruddin 1 Zuhri D 2 Titi Solfitri 3 nazaruddin153@yahoo.co.id Abstract: Action Research has been conducted classes to improve learning outcomes on the concept of geometrical in the design of experiments mathematics lecture. Research conducted at the students class of IV SD Negeri 025 Bagansiapiapi for 2011/2012 academic year. Research subjects were the consists of 18 students (9 male and 9 female). Research carried out with 2 cycles, where the first cycle consisted of 3 sessions and 1-time test (quiz). Whereas the second cycle consists of 3 meetings and 1-time test (quiz). The observed parameters were studied and the results of students activity during the learning process, which conducted the data analysis descriptive. The results showed that increase learning outcomes after the implementation of Two Stay Two Stray learning model. Students who earn students who achieve mastery criteria Minumum 60 on the base score 8 students (44,4%) increased in the first cycle to 11 students (61,1%) and increased again in the second cycle to 18 students (100%). Application of Two Stay Two Stray learning model was considered effectively applied mathematics lecture on geometrical design concepts. Keywords:Cooperative Learning Model, Two Stay Two Stray, Learning Outcomes Pendahuluan Matematika adalah ilmu yang berkenaan dengan ide-ide atau konsep abstrak yang disusun secara hirarkis dan penalaran deduktif yang membutuhkan pemahaman secara bertahap dan berurutan. Pemahaman konsep merupakan langkah awal yang diambil untuk melangkah pada tahap selanjutnya yaitu aplikasi dalam perhitungan matematika. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis, analitis dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. 1 Mahasiswa pendidikan matematika FKIP Universitas Riau 2 Dosen Pembimbing I program studi pendidikan matematika FKIP Universitas Riau 3 Dosen Pembimbing II program studi pendidikan matematika FKIP Universitas Riau 1

Tujuan pembelajaran matematika di SD antara lain adalah :1) memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasi konsep, secara luas dan tepat dalam pemecahan masalah., 2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam bentuk umum, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika., 3) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh., 4) mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media lain untuk menjelaskan keadaan atau masalah., 5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam pemecahan masalah (Depdiknas, 2006). Pendidikan di sekolah tidak dapat dilepaskan dari proses pembelajaran dan interaksi antara guru dan siswa. Pembelajaran merupakan suatu proses yang rumit karena tidak sekedar menyerap informasi dari guru, tetapi juga melibatkan berbagai kegiatan dan tindakan yang harus dilakukan untuk mencapai hasil belajar yang baik. Guru merupakan kunci dalam meningkatkan mutu pendidikan dan mereka berada dititik sentral dari setiap usaha reformasi pendidikan yang diarahkan pada perubahan kualitatif. Guru bertanggung jawab untuk mengatur, mengarahkan, dan menciptakan suasana yang mendorong siswa untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan di kelas. Untuk menunjang tugas tersebut diperlukan pemilihan model yang tepat dan sesuai dengan materi atau konsep yang akan diajarkan. Model mengajar yang dipakai oleh guru akan berpengaruh juga terhadap cara belajar siswa yang mana setiap siswa mempunyai cara belajar yang berbeda dengan siswa yang lainnya. Mengingat pentingnya penguasaan matematika di sekolah, maka guru harus pandai membaca situasi kelas agar suasana kelas dapat terlaksana dengan baik. Dengan suasana yang mendukung maka materi yang diberikan dapat dicerna dengan baik. Hal ini akan meningkatkan prestasi belajar siswa dan pencapaian KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah. Berdasarkan wawancara di SD Negeri 025 Bagansiapiapi Kabupaten Rokan Hilir, yang menjadi masalah adalah hasil belajar siswa masih tergolong rendah. Masih banyak dari siswa-siswa tersebut yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu 60 untuk bidang studi matematika. Berikut adalah persentase hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri 025 Bagansiapiapi Kabupaten Rokan Hilir semester II TP 2011/ 2012 menginformasikan 8 dari 18 atau 44,5% siswa pada materi pokok: 1. Operasi hitung bilangan bulat 2. Pecahan 3. Bilangan Romawi Berdasarkan pembelajaran yang dilakukan peneliti di Kelas IV SD Negeri 025 Bagansiapiapi. Penyebab rendahnya hasil belajar tersebut berasal dari faktor guru dan dari faktor siswa. Proses pembelajaran yang dilakukan guru masih bersifat konvensional misalnya metode ceramah, metode ini membuat siswa cenderung diam dan hanya menerima apa yang diberikan guru. Hal tersebut mengakibatkan kurangnya kesempatan siswa untuk menemukan sendiri informasi serta dalam memahami konsep matematika. Selanjutnya guru menggunakan metode tanya jawab, tampak bahwa yang bertanya cenderung didominasi oleh guru. Siswa yang seharusnya memberikan umpan balik dengan menjawab 2

pertanyaan justru hanya bersikap diam saja. Atau misalnya metode pemberian tugas untuk mengerjakan latihan di dalam kelas secara individu, metode ini hanya mampu membelajarkan sebagian siswa saja. Sementara siswa yang lain hanya diam saja dan menununggu hasil pekerjaan teman yang lainnya. Berbagai upaya telah dilakukan guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 025 Bagansiapiapi Kabupaten Rokan Hilir. Diantaranya dengan memberikan tugas tambahan berupa PR dan melakukan bimbingan secara personal terhadap siswa yang belum tuntas dengan memberikan soal tambahan yang relevan dengan materi yang diajarkan. Tetapi hasil yang diperoleh belum optimal. Untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa diperlukan pembelajaran yang kreatif dan inovatif serta penggunaan model pembelajaran yang menarik. Lie (2004) mengungkapkan bahwa strategi pembelajaran yang paling sering digunakan untuk mengaktifkan siswa adalah dengan pembelajaran kooperatif. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut: apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri 025 Bagansiapiapi Kabupaten Rokan Hilir semester genap tahun pelajaran 2011/2012 pada materi pokok Bangun Ruang?. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe TSTS pada siswa kelas IV SD Negeri 025 Bagansiapiapi Kabupaten Rokan Hilir semester genap tahun ajaran 2011/2012 pada materi pokok bangun ruang. Metode Penelitian Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Tindakan dalam penelitian ini adalah penerapan pembelajaran kooperatif tipe TSTS. Penelitian ini terdiri dari dua siklus yang dilakukan di kelas IV SD Negeri 025 Bagansiapiapi Kabupaten Rokan Hilir pada semester genap tahun ajaran 2011/2012. Penelitian ini dilaksanakan bulan April sampai Juni 2012. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 025 Bagansiapiapi dengan jumlah siswa 18 orang yang terdiri dari 9 orang siswa laki-laki dan 9 orang siswa perempuan. Kemampuannya masih banyak di bawah KKM yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 60. Data yang telah dikumpulkan dianalisis secara deskriptif. Analisis deskriftif bertujuan untuk mendeskripsikan data tentang hasil pengamatan dan hasil belajar matematika secara individu pada kelas yang mengikuti penerapan pembelajaran kooperatif tipe TSTS. Data hasil pengamatan dideskripsikan dalam bentuk narasi, sedangkan data skor hasil belajar dibandingkan dengan KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 60. Sesuai dengan jenis penelitian ini yaitu penelitian tindakan kelas, maka desain penelitian dalam penelitian ini adalah model siklus yang berpedoman pada Wardani dkk (2004). Pada pelaksanaannya terdiri dari 4 tahap yaitu 1) Tahap Perencanaan: Pada tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, siapa dan bagaimana tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan kinerja atau pemilihan strategi pembelajaran. Perencanaan kegiatan dapat dilakukan dengan menyusun silabus, Rencana Pelaksana Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS) dan mempersiapkan tes hasil belajar dan lembar pengamatan aktivitas siswa dan guru. 2) Tahap Pelaksanaan: Pada tahap ini, guru mengimplementasikan apa-apa yang telah direncanakan. Kegiatan yang dilakukan guru atau peneliti dalam upaya memperbaiki atau meningkatkan mutu 3

pembelajaran secara terstruktur. 3) Tahap Pengamatan: Pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Pelaksanaan pengamatan dilakukan oleh guru dengan menggunakan lembar pengamatan, dan peneliti yang melaksanakan tindakan.4) Tahap Refleksi: Data yang diperoleh dari hasil kegiatan observasi dan hasil belajar dianalisis dan hasilnya dijadikan sebagai bahan kajian pada kegiatan refleksi. Pada kegiatan refeksi akan ada pertanyaan yang dijadikan sebagai patokan keberhasilan, misalnya apakah hasil belajar siswa sudah menunjukan ketuntasan belajar siswa bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran yang berlangsung. Dengan cara ini peneliti dapat melihat kekuatan dan kelemahan dari tindakan yang telah dilakukan. Hasil refleksi ini dapat dijadikan sebagai pedoman untuk merencanakan tindakan baru pada siklus yang kedua. Pada penelitian tindakan kelas ini peneliti merencanakan dua siklus. Pertama terdiri dari tiga kali pertemuan dan satu kali ulangan harian, sedangkan siklus kedua terdiri dari tiga kali pertemuan dan satu kali ulangan harian. Tindakan yang dilakukan pada siklus I adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS, selanjutnya pada siklus II tindakan yang dilakukan berdasarkan refleksi dari siklus I. Instrumen pada penelitian terdiri dari : 1) Perangkat Pembelajaran. Perangkat pembelajaran terdiri dari: 1) Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), LKS dan lembar observasi guru dan siswa untuk 6 kali pertemuan. Ada dua data yang dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu aktivitas guru dan siswa yang dikumpulkan dengan menggunakan lembar observasi. Sedangkan data hasil belajar dikumpulkan dengan menggunakan tes hasil belajar matematika dan data hasil belajar. Adapun teknik analisis data pada penelitian ini dikumpulkan dan dianalisis secara deskriptif. Analisis deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan data tentang hasil pengamatan dan hasil belajar matematika secara individu pada kelas yang mengikuti penerapan pembelajaran kooperatif tipe TSTS. Data hasil pengamatan dideskripsikan dalam bentuk narasi, sedangkan data skor hasil belajar dibandingkan dengan KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 60. Untuk menentukan keberhasilan tindakan dapat dianalisis dengan menggunakan kriteria keberhasilan tindakan yaitu ketercapaian KKM. Analisis data tentang KKM pada materi pokok dilakukan dengan membandingkan skor dasar yang diperoleh dari skor hasil belajar siswa. Pada penelitian ini siswa dikatakan memiliki hasil belajar matematika mencapai KKM jika siswa tersebut memperoleh ulangan harian 60. Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari nilai skor dasar, skor ulangan harian 1 dan skor ulangan harian 2 yang dianalisis setiap indikatornya untuk mengetahui ketercapaian KKM yang telah ditetapkan. Keberhasilan tindakan dapat dilihat dari tabel distribusi frekuensi, yaitu apabila skor yang terendah pada UH 2 lebih sedikit dibandingkan dengan UH 1 dan skor yang terendah pada UH 1 lebih sedikit dari skor dasar. Hasil dan Pembahasan Pelaksanaan tindakan dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS ini dilaksanakan di kelas IV SD Negeri 025 Bagansiapiapi Kabupaten Rokan Hilir pada materi pokok bangun ruang semester genap tahun pelajaran 2011/2012. Pada penelitian ini proses pembelajaran menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada materi pokok bangun ruang yang dilaksanakan dalam dua siklus 4

dengan enam kali pertemuan kegiatan pembelajaran dan dua kali ulangan harian pada semester II Tahun Pelajaran 2011/2012. Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah data tentang aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran, ketercapaian KKM dari hasil belajar matematika untuk setiap indikator. Untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS dapat dilihat dari hasil pengamatan pada lembar pengamatan. Pertemuan pertama, aktivitas guru telah terlaksana sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang diterapkan. Sedangkan aktivitas siswa belum terlaksana sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang diterapkan, Dalam kegiatan kelompok anak yang pandai mendominasi kerja terutama pada saat menggunakan model bangun ruang sederhana dan mengerjakan LKS. Disamping itu siswa belum terbiasa untuk bekerjasma, berbagi tugas dan belum berani mengungkapkan ide-ide dalam kelompoknya. Namun dalam hal ini guru menjelaskan kepada siswa bahwa keberhasilan kelompok akan dapat dicapai jika semua anggota kelompok menguasai materi pelajaran yang dibahas dalam kelompok dan saling berbagi tugas serta bisa bekerja sama. Pada pertemuan kedua, guru kurang merata dalam melakukankan bimbingan serta kurang memberikan penegasan pada saat berdiskusi. Dalam hal peningkatan aktivitas siswa dapat dilihat dari sikap perwakilan kelompok yang tidak menolak saat ditunjuk untuk mempresentasikan hasil diskusinya, sudah ada siswa yang mengajukan pertanyaan mengenai materi yang mereka masih belum paham. Dari hasil pengamatan pengamat, pengamat menyarankan agar guru lebih tegas dalam mengelola kelas terutama untuk membiasakan siswa lebih aktif berdiskusi di dalam kelompoknya, saling berbagi dan bekerjasama. Serta menegaskan tujuan berdiskusi pada kelompoknya masing-masing. Pada pertemuan ketiga, siswa mulai terbiasa dengan suasana diskusi. Dalam hal kemajuan belajar siswa, sebagian besar siswa telah dapat berdiskusi dan berbagi informasi dengan kelompoknya tidak ada lagi siswa yang mengerjakan LKS sendiri-sendiri. Pada saat berdiskusi dengan kelompoknya masing-masing tidak ada anggota kelompok yang bermain-main semua aktif berdiskusi. Pada pertemuan keempat ini rencana guru telah terlaksana dengan baik. Untuk aktivitas siswa, pada pertemuan keempat ini sudah mengalami peningkatan. Dilihat dari keaktifan siswa menanggapi presentasi kelompok lain serta siswa mulai bisa mengeluarkan pendapat untuk menarik kesimpulan dari materi pelajaran. Sedangkan pada pertemuan keenam, terlihat aktivitas siswa dalam berdiskusi sangat baik, masing-masing siswa mau berusaha untuk berfikir terlebih dahulu, mendiskusikan soal dengan pasangan kelompoknya dan jika ada yang benar-benar mereka tidak mengerti baru bertanya pada guru, semua siswa sudah mulai mau untuk berdiskusi. Hampir semua siswa mulai mau mengeluarkan pendapat untuk menarik kesimpulan dari materi pembelajaran. Pada pertemuan ketujuh, aktivitas siswa terlihat lebih bersemangat selama proses pembelajaran. Secara keseluruhan penerapan pembelajaran berjalan lancar sesuai perencanaan. 5

Análisis Data Skor Perkembangan Siswa dan Penghargaan Kelompok Tabel 1. Nilai Perkembangan Siswa Pada Siklus I dan Siklus II Nilai Perkembangan Siklus I Siklus II Jumlah Siswa Persentase (%) Jumlah Siswa Persentase (%) 5 3 16,67 0 0 10 2 11,11 0 0 20 7 38,89 5 27,77 30 6 33,33 13 72,23 Sumber: Hasil Olahan dari Data Penelitian, 2012 Berdasarkan data yang termuat pada tabel 1 di atas nilai perkembangan siswa pada siklus I dan siklus II yang mendapat nilai perkembangan 5 dan 10 adalah nilai siswa turun sedangkan yang mendapat nilai perkembangan 20 dan 30 adalah nilai siswa naik. Dari data di atas dapat dilihat persentase siswa yang menyumbangkan nilai perkembangan 30 pada siklus II lebih banyak dari pada siklus I, hal ini disebabkan karena skor dasar siswa pada siklus I tinggi sehingga nilai perkembangan pada siklus pertama menurun. Sedangkan pada siklus II skor dasarnya rendah sehingga nilai perkembangan pada siklus kedua tinggi. Penurunan nilai perkembangan juga disebabkan oleh tingkat penyesuaian diri siswa dengan pembelajaran dan kesukaran materi yang dipelajari. Tabel 2. Penghargaan yang Diperoleh Masing-masing Kelompok pada Siklus I dan II Siklus I Siklus II Nama Kelompok Skor Skor Penghargaan Penghargaan Kelompok Kelompok I 20 HEBAT 27,5 SUPER II 21,25 HEBAT 25 SUPER III 20 HEBAT 28 SUPER IV 23 SUPER 28 SUPER Sumber: Hasil Olahan dari Data Penelitian, 2012 Berdasarkan tabel 2 nilai perkembangan yang diperoleh siswa dan penghargaan kelompok seperti yang terlihat pada siklus I dan siklus II dapat dikatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TSTS dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa, baik secara individu maupun secara kelompok. 6

Ketercapaian Kriteria Ketuntasan Minimal Tabel 3. Ketercapaian KKM pada Ulangan Harian I untuk Setiap Indikator No Indikator Jumlah Persentase Siswa (%) 1 Menyebutkan sifat-sifat bangun ruang kubus 11 61,11 2 Menyebutkan sifat-sifat bangun ruang balok 2 11,11 3 Menyebutkan sifat-sifat bangun ruang tabung 17 94,44 4 Menyebutkan sifat-sifat bangun ruang kerucut 16 88,89 Sumber: Hasil Olahan dari Data Penelitian, 2012 Dari tabel 3 di atas persentase ketercapaian untuk setiap indikator pada ulangan harian I dapat disimpulkan bahwa tidak semua siswa yang mencapai ketuntasan pada setiap indikator. Tabel 4. Ketercapaian KKM pada Siklus II untuk setiap Indikator No Indikator Jumlah Persentase (%) 1 Menggambar Jaring-jaring bangun ruang kubus 18 100 2 Menggambar Jaring-jaring bangun ruang balok 18 100 3 Menggambar Jaring-jaring bangun ruang tabung dan kerucut 18 100 4 Menentukan bangun datar yang simetris dan tidak simetris 18 100 Sumber: Hasil Olahan dari Data Penelitian, 2012 Dari tabel 4 di atas persentase ketercapaian untuk setiap indikator pada ulangan harian II dapat disimpulkan bahwa semua siswa yang mencapai ketuntasan pada setiap indikator. Analisis Keberhasilan Tindakan Keberhasilan tindakan siswa dapat dilihat dari perubahan yang terjadi selama proses pembelajaran yang di nilai dari skor dasar, ulangan harian I dan ulangan harian II seperti pada tabel berikut: Tabel 5. Analisis Keberhasilan Tindakan INTERVAL Skor Dasar Ulangan Harian I Ulangan Harian II F F F 0 19 1 0 0 20 39 0 1 0 40 59 9 6 0 60 79 8 10 0 80 100 0 1 18 Jumlah siswa 18 18 18 7

Dari tabel distribusi tabel di atas dapat dilihat nilai keberhasilan siswa meningkat. Jumlah siswa yang berkemampuan rendah, sedang, tinggi dari skor dasar ke UH I dan UH II terlihat jelas terjadi peningkatan jumlah siswa setiap nilai yang tersaji dalam tabel distributif yang mana jika dilhat pada tabel di atas nilai yang mencapai 60 pada skor dasar ada 8 orang siswa, pada UH I ada 11 orang siswa dan pada UH II ada 18 orang siswa. Sesuai dengan yang dikemukakan Arikunto (2008), tindakan dikatakan berhasil jika jumlah yang mencapai KKM dengan nilai yang mengalami peningkatan pada UH I lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah siswa yang mencapai KKM pada skor dasar dan jika jumlah siswa yang mencapai KKM pada UH II dengan nilai mengalami peningkatan lebih banyak dibandingkan dengan jumlah siswa yang mencapai KKM pada UH I. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan analisis data tentang aktivitas siswa dan guru dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa dan guru sudah sesuai dengan perencanaan yang dibuat. Demikian juga tentang analisis data nilai perkembangan siswa juga menunjukan peningkatan hasil belajar setelah diberi tindakan. Pada analisis data tentang penghargaan kelompok di siklus I ternyata 61,12 % memperoleh kategori hebat, sedangkan pada siklus II keberhasilannya 100% untuk kategori kelompok super. Berdasarkan analisis data tentang ketercapaian KKM terjadi peningkatan jumlah siswa yang mencapai KKM sesudah diberi tindakan dibandingkan dengan jumlah siswa yang mencapai KKM sebelum diberi tindakan. Dengan demikian penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri 025 Bagansiapiapi khususnya pada materi pokok bangun ruang tahun pelajaran 2011/2012. Hasil penelitian telah sesuai dengan hasil-hasil penelitian terdahulu tentang pembelajaran kooperatif tipe TSTS, hal ini menunjukan bahwa kelas kooperatif telah mencapai hasil belajar yang signifikan (Ibrahim dkk, 2000). Pembelajaran kooperatif memiliki pengaruh positif pada hasil belajar siswa terutama dalam kelompok atau antar kelompok (Slavin, 1995). Permasalahan yang ditemui pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua yaitu sulitnya mengatur formasi tempat duduk hal ini disebabkan jarak tempat duduk antar siswa dalam kelompok berjauhan. Kemudian siswa belum terbiasa dengan belajar pola kerja kelompok, maka diawal pertemuan suasana kelas terasa ribut dan banyak menyita waktu sehingga butuh ketegasan peneliti dalam mengaturnya. Kelemahan guru lainnya adalah kurangnya kemampuan guru dalam memotivasi siswa sehingga siswa kurang tertarik dalam mempelajari materi yang akan diajarkan sehingga mengakibatkan siswa tidak antusias untuk mempelajari materi yang akan diajarkan. Akibatnya siswa banyak yang bermain, bercerita dengan teman sekelompoknya serta peneliti lupa menuliskan pemberian penghargaan kepada siswa yang mana dalam melakukan penelitian peneliti menberikan penghargaan kelompok berupa kelompok aktif, kelompok hebat dan kelompok baik. Kelemahan peneliti lainnya adalah pada saat pelaksanaan pembelajaran. Guru dalam hal ini menghadapi kendala dalam pengelolaan diskusi kelompok. Karena jumlah kelompok yang cukup banyak dan waktu yang terbatas, sehingga tidak semua kelompok dapat dibimbing oleh guru secara maksimal. 8

Analisis data tentang aktivitas guru dan siswa pada lembar pengamatan yang digunakan sangat membantu peneliti untuk melakukan perubahan atas kekurangan-kekurangan yang ditemukan pada saat pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan itu sehingga dapat dilakukan perbaikan pada pertemuan berikutnya. Dengan memperhatikan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa hipotesis tindakan yang diajukan dapat diterima kebenarannya. Dengan kata lain model pembelajaran kooperatif tipe TSTS dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri 025 Bagansiapiapi khususnya pada materi pokok bangun ruang. Kesimpulan dan Saran Bertolak dari hasil analisis data penelitian maka diperoleh beberapa kesimpulan penelitian yaitu: 1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS efektif diterapkan, karena dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 025 Bagansiapiapi khususnya pada materi pokok bangun ruang tahun pelajaran 2011/2012. 2. Aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran dinyatakan memenuhi keefektifan pembelajaran. Aktivitas dominan yang dilakukan sisiwa dalam pembelajaran adalah mengerjakan tugas yang dibebankan dan berdiskusi antar teman serta melaksanakan kelompok TSTS dengan baik 3. Aktivitas guru selama proses pembelajaran dinyatakan memenuhi keefektifan pembelajaran. Aktivitas dominan yang dilakukan adalah mengawasi dan membimbing siswa baik dalam mengerjakan tugas kelompok maupun individu. Dengan memperhatikan kesimpulan dan pembahasan hasil temuan penelitian di atas maka peneliti mengajukan beberapa saran yang berhubungan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS diantaranya: 1. Model pembelajaran kooperatif tipe TSTS hendaknya dijadikan metode alternatif untuk peningkatan hasil belajar matematika siswa khususnya pada materi pokok bangun ruang di SD Negeri 025 Bagansiapiapi. 2. Bagi peneliti yang ingin mengembangkan penggunaan pembelajaran kooperatif tipe TSTS agar meneliti untuk materi dan subjek yang lebih luas. 3. Untuk penelitian selanjutnya peneliti lebih memantau waktu pada proses pembelajaran dan lebih mengutamakan diskusi kelas dengan siswa dalam pengambilan kesimpulan materi pembelajaran. 4. Dalam penerapan pembelajaran kooperatif tipe TSTS diupayakan anggota tiap kelompok beranggotakan 4 orang. 9

Daftar Pustaka Abdurrahman, 2002, dalam Maryati 2009. Skripsi Penggunaan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Hasil Belajar UPBJJ Universitas Terbuka, Pekanbaru. Depdiknas. 2006, Kurikulum Pendidikan Dasar, GBPP SD. Depdiknas Jakarta Desmi, 2007, Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D, Bandung : Alfabeta. Dimiyati, dkk, 2002 Hasil Belajar Merupakan Hasil Dari Suatu Interaksi, Usaha Nasional. Surabaya. Hamalik, 2001, Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta. Ibrahim dkk, 2000. Pembelajaran Kooperatif, University Press, Surabaya. Kunandar. 2007. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru. Jakarta PT. Raja Grafindo Persada Lie. A., 2004, Cooperative Learning-Memperaktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas, Grasindo, Jakarta Sanjaya. W., 2007, Strategi Pembelajaran-Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana Prenada Media Group, Jakarta Slavin, Robert E., 1995, Cooperatif Learning Teori,Riset dan Praktis. Bandung Nusa Media. Sobel, Max & Maletsky, Evan M., 2004. Mengajar Matematika. Jakarta Erlangga Sudjana, 2001. Pengajaran Matematika Untuk Sekolah Menengah. Rineka Cipta. Bandung Sudjana, Nana, 2001, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Sinar Barual Gesindo, Karya, Bandung. Trianto, 2007, Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D, Bandung : Alfabeta Tukiran dkk, 2011, Model-model Pembelajaran Inovatif, Bandung : Alfabeta Wardani, I. G. A. K dkk, 2004, Penelitian Tindakan Kelas, Universitas Terbuka 10