I. PENDAHULUAN. Sektor perbankan merupakan salah satu sektor yang memegang. peranan penting dalam pelaksanaan pembangunan terutama dalam

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Sektor perbankan merupakan salah satu sektor yang memegang. peranan penting dalam pelaksanaan pembangunan terutama dalam

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian lndonesia pasca krisis ekonomi masih belum. sepenuhnya pulih, namun berdasarkan Laporan Statistik Perekonomian

I. PENDAHULUAN. belurn sepenuhnya pulih. Pertumbuhan mulai menunjukkan trend yang. cukup rnenggernbirakan, khususnya pada sektor usaha jasa,

I. PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian Indonesia pasca krisis ekonomi masih. belum sepenuhnya pulih. Pertumbuhan mulai menunjukkan trend yang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1.1. Latar Belakang Industri perbankan Indonesia pada masa pra-krisis merupakan salah satu sektor yang mengalami pertumbuhan yang pesat antara tahun

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi, bank berperan penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan tersebut semakin membaik pada akhir 2015 seiring dengan. semakin baik (Laporan Tahunan Perbankan, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. Peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara. sangatlah besar. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai

I. PENDAHULUAN. Sistem keuangan terdiri dari lembaga keuangan, pasar keuangan, serta

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 telah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perbankan yang sangat pesat disertai dengan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. yang paling pesat mengalami perkembangan, baik dari sisi volume usaha, dalam mengembangkan dan memperoleh sumber-sumber dana baru.

BAB I PENDAHULUAN. Krisis yang terjadi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 berawal dari krisis

BAB I PENDAHULUAN. suatu bank adalah untuk pencapaian profitabilitas yang maksimal, maka perlu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mata rantai yang penting dalam melakukan bisnis karena. melaksanakan fungsi produksi, oleh karena itu agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1. Kinerja (LDR) Bank Umum Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan alokasi dana ke dalam berbagai bentuk kesempatan. investasi, memiliki peranan yang sangat besar dalam membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

PENGARUH PERTUMBUHAN DANA PIHAK KETIGA DAN AKTIVA PRODUKTIF TERHADAP NET INTEREST MARGIN PADA BANK PEMERINTAH RANGKUMAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Nama Bank Total Asset (triliun) Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

Kegiatan- kegiatan tersebut dapat dijelaskan pada gambar berikut:

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan pembangunan ekonomi nasional. Bank berfungsi. menghimpun dana dari masyarakat (to receive deposit) dan kemudian

ANALISA INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA 2012

I. PENDAHULUAN. Unit Usaha Syariah (UUS)

I. PENDAHULUAN. Sebelum krisis moneter pada tahun 1997, sebagian besar. perbankan di Indonesia berekspansi usaha ke kredit korporasi dan

KINERJA PERBANKAN 2008 (per Agustus 2008) R e f. Tabel 1 Sumber Dana Bank Umum (Rp Triliun) Keterangan Agustus 2007

BAB III PERUMUSAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dalam dunia perbankan saat ini semakin pesat, banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

BAB I PENDAHULUAN. (demand deposit), tabungan (savings), dan deposito berjangka (time

BAB I PENDAHULUAN. hanya menghimpun dana atau hanya menyalurkan dana dan atau kedua-duanya

5.1 Kesimpulan. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sektor keuangan di Indonesia masih didominasi oleh industri perbankan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memasuki dekade 10 tahun terakhir, memperlihatkan

BAB I PENDAHULUAN. lembaga yang menghimpun dana (Funding) dari masyarakat yang. kembali kepada masyarakat yang kekurangan dana (Deficit unit) untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. Sejak krisis moneter pertengahan tahun 1997 perbankan nasional

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri perbankan saat ini cukup pesat, dilihat dari volume

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pembiayaan perekonomian suatu Negara membutuhkan suatu institusi

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sistem keuangan merupakan salah satu hal yang krusial dalam masyarakat

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. taraf hidup rakyat banyak. Perbankan sendiri merupakan perantara keuangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa bank lainnya. Perbankan juga

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk simpanan. Sedangkan lembaga keuangan non-bank lebih

Sistem Informasi Perbankan, Pertemuan Ke-1 PENGENALAN BANK. DEFINISI BANK BANK Bahasa ITALIA Banco yang artinya Bangku

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. utama suatu bank adalah menghimpun dana dari masyarakat melalui simpanan

BAB I PENDAHULUAN. Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap

BAB I PENDAHULUAN UKDW. termasuk satu negara bank based yaitu negara yang sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. dan atau bentuk-bentuk lainnya, dalam rangka meningkatkan taraf hidup. kepada masyarakat yang kekurangan dana (Abdullah, 2005:17).

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan sektor riil melalui akumulasi kapital dan inovasi teknologi. Lebih

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia memiliki peranan cukup penting. Hal ini dikarenakan sektor

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan

BAB I Latar Belakang. Praktik perbankan di Indonesia saat ini yang diatur dalam Undang-Undang Perbankan

Bab I. Pendahuluan. Bank merupakan sebuah lembaga keuangan (financial institution) yang

BAB I PENDAHULUAN. dan lainnya (Hanafi dan Halim, 2009). Sedangkan kinerja keuangan bank dapat

BAB I PENDAHULUAN. Krisis finansial yang terjadi di Amerika Serikat pada tahun 2007 telah berkembang

PENDAHULUAN. memastikan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi (Halling dan Hayden, 2006).

PENDAHULUAN PENGERTIAN BANK

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi suatu Negara. Berdasarkan Undang undang RI Nomor 10. masyarakat dalam bentuk kredit dan bentuk bentuk

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang kelebihan dana (surplus unit) dalam bentuk simpanan giro, tabungan,

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Sektor perbankan berfungsi sebagai perantara keuangan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan strategis dalam kegiatan perekonomian. Sarana tersebut dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan (financial intermediaries), yang menyalurkan dana dari pihak

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Perbankan Pasal 1 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia ekonomi di Indonesia semakin meningkat. Hal ini tidak

BAB I PENDAHULUAN. dengan harapan bisa memberikan informasi yang berkaitan dengan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga yang memiliki peranan penting di

BAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit)

PENDAHULUAN. memastikan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi (Halling dan Hayden, 2006).

BAB 5 PENUTUP. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: a. Dalam penilaian permodalan yaitu dengan Capital Adequacy Ratio

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana

BAB 1 PENDAHULUAN. memperlancar lalu lintas pembayaran (Dendawijaya 2004:15) atau kredit macet. Dalam rangka menjaga agar bank-bank tersebut lebih

BAB I PENDAHULUAN. Perlambatan ekonomi dunia, saat ini telah dirasakan di beberapa negara

BAB I PENDAHULUAN. dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang.

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dapat bermanfaat untuk pertumbuhan ekonomi, perlu disalurkan. kegiatan yang produktif. (AnggrainiPutri,2011)

BAB I PENDAHULUAN. sistem perekonomian dan sebagai alat dalam pelaksanakan kebijakan moneter

GlTA ARSENITA AGUSTINA Analisis Kinerja Keuangan Kantor Wilayah XY Bank ABC. Dibawah Bimbingan ARlEF DARYANTO dan HENDRO SASONGKO

I. PENDAHULUAN. serangkaian deregulasi yang diterbitkan oleh Bank Indonesia (BI) telah membawa

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi utama sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU No.10 tahun 1998 dikatakan bahwa bank adalah badan usaha. yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga yang memiliki peranan penting dalam. perekonomian suatu negara baik sebagai sumber permodalan maupun sebagai

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan berfungsi sebagai financial intermediary atau perantara

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor perbankan merupakan salah satu sektor yang memegang peranan penting dalam pelaksanaan pembangunan terutama dalam mendukung terlaksananya aktivitas usaha di segala sektor. Perbankan memiliki porsi yang cukup besar dalam penghimpunan dana masyarakat baik berupa tabungan, deposit0 dan giro serta penyediaan dana dalam bentuk penyaluran berbagai jenis kredit dan menjadi sarana pendukung transaksi lalu lintas pembayaran dan keuangan. Peran perbankan dengan kemajuan teknologi serta globalisasi perekonomian semakin berkembang dan semakin luas. Paket 27 Oktober 1988 (Pakto'88) tentang kemudahan kebijakan pemerintah dalam pendirian suatu bank mengakibatkan menjamurnya perbankan di lndonesia. Akan tetapi di balik kemudahan tersebut membawa ekses negatif dalam tubuh perbankan nasional. Dampak dari kebijakan tersebut banyak terjadi praktek-praktek perbankan yang tidak sehat yang pada gilirannya hanya menciptakan bank-bank yang bermasalah. Kondisi ketidaksehatan perbankan nasional diperparah dengan adanya krisis ekonomi yang melanda lndonesia sejak tahun 1997 yang mengakibatkan' beberapa bank nasional harus dilikuidasi dan masuk dalam program Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) guna mendapatkan perawatan dail pemerintah untuk menghadapi kondisi

ekonomi yang semakin terpuruk. Pemerintah mengambil alih 95 persen kepemilikan saham-saham dalam upaya menyelamatkan dan menjamin dana masyarakat yang disimpan pada industri perbankan. Hal ini disebabkan karena lembaga perbankan mempunyai peranan yang penting dalam meningkatkan status perekonomian suatu negara sebagai tulang punggung perkembangan bisnis baik secara lokal maupun global. Kinerja perbankan sekitar tahun 2000 mulai menunjukkan perbaikan dibandingkan dengan masa dua tahun sebelumnya. Salah satu penyebabnya adalah telah selesai dilakukan rekapitalisasi perbankan oleh pemerintah sehingga bank dapat lebih leluasa menjalankan kegiatan operasional bisnisnya baik dalam ha1 penghimpunan dana maupun ekspansi kredit. PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk sebagai salah satu bank yang ikut dalam program rekapitalisasi perbankan, terus berupaya meningkatkan penghimpunan dana masyarakat (dana pihak ketiga) dan meningkatkan penyaluran kreditnya. Tabel 1 menggambarkan posisi dana pihak ketiga dan kredit BNI beserta bank-bank nasional lainnya dan dana pihak ketiga seluruh industri perbankan nasional. Adapun bank-bank lain yang dimaksud adalah Bank Mandiri, BRI, BCA, Bank Danamon, Bll, Lippo Bank, BTN, Bank Niaga dan Bank Permata. Dari Tabel 1 terlihat bahwa berdasarkan market share industri perbankan nasional pada tahun 2003, BNI berada pada posisi ketiga baik untuk pangsa pasar dana pihak ketiga maupun pangsa pasar kredit. Pangsa pasar BNI untuk dana pihak ketiga yaitu 11,66 persen di bawah Bank Mandiri (pangsa pasar 19,54 persen) dan BCA (pangsa

pasar 13,07 persen). Adapun untuk kredit, pangsa pasar BNI sebesar 10,57 persen di bawah Bank Mandiri (pangsa pasar 16,74 persen) dan BRI (pangsa pasar 10,85 persen). Selanjutnya untuk tingkat interest income, net interest dan net profit dapat dilihat pada Tabel 2 yang menggambarkan posisi BNI dengan bankbank lainnya yang menggambarkan kinerja operasional bank tersebut selama Tahun 2002 dan Tahun 2003. Adapun bank-bank yang dimaksud adalah Bank Mandiri, BNI, BRI, BCA, Bank Danamon, Bll, Lippo Bank, BTN, Bank Niaga dan Bank Permata (PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, 2004).

Merujuk Tabel 2 di atas, untuk persentase nilai pertumbuhan interest income pada tahun 2002-2003 terlihat bahwa hampir semua bank bernilai negatif termasuk BNI yaitu sebesar -8,97 persen kecuali Bank Permata yang terbesar dengan nilai persentase sebesar 52,38 persen, disusul BRI dengan persentase sebesar 11,85 persen dan BII dengan nilai persentase sebesar 6,45 persen. Kemudian untuk persentase fee based income, tergambar bahwa hampir semua bank bernilai positif kecuali BTN dengan nilai persentase -33,33 persen. Adapun untuk persentase pertumbuhan net profit terlihat bahwa BNI mempunyai nilai pertumbuhan sebesar - 68 persen yang mengindikasikan bahwa net profit Tahun 2003 lebih kecil dibandingkan dengan Tahun 2002. Secara umum dapat disimpulkan, bahwa kondisi perbankan di Indonesia semakin mernbaik. Begitu pula kinerja BNI yang menunjukkan perkembangan yang cukup baik, walaupun di tahun 2003, laba bersih BNI turun 68 % dibandingkan dengan laba bersih 2002, namun total aktiva

Tahun 2003 mencapai Rp. 131,5 trilyun, meningkat dari total aktiva 2002 yang sebesar Rp. 125,6 trilyun. Berdasarkan total aktiva tersebut, kredit yang diberikan di Tahun 2003 pun meningkat dibanding tahun 2002 yaitu Rp. 37.9 trilyun di Tahun 2002 menjadi Rp. 46,3 trilyun di akhir Tahun 2003, sedangkan untuk total dana pihak ketiga yang mencapai Rp. 105,2 trilyun, meningkat dari Tahun 2002 yang sebesar Rp. 99,5 trilyun. Peningkatan kredit dan dana pihak ketiga berdampak terhadap meningkatnya rasio LDR (loan to deposit ratio) yaitu menjadi 44.09 % dari 39 % di Tahun 2002. Rasio kecukupan modal (CAR) juga meningkat menjadi 18,16 % dari 15,94 % di Tahun 2002. Selain itu NIM (Net Interest Margin) meningkat menjadi 4.33 % di akhir tahun 2003 dari 3,40 % di tahun 2002, adapun untuk rasio CIR (cost income ratio) juga menunjukkan indikasi yang membaik yaitu dari 48,21 % di Tahun 2002 menjadi 47,53 % di akhir Tahun 2003. Melihat kondisi perekonomian yang semakin membaik dan berdampak terhadap kondisi perbankan Indonesia membuat setiap bank harus meningkatkan kinerjanya dalam menghadapi tantangan di tahuntahun mendatang. Salah satu faktor yang menunjukkan keberhasilan bank dalam kancah persaingan adalah dari kemampuannya dalam memobilisasi dana masyarakat untuk dikelola dalam bentuk simpanan. Pandangan di atas muncul mengingat peran bank adalah sebagai financial intermediary, yaitu sebagai perantara yang mempertemukan surplus unit (pihak yang kelebihan dana) di satu pihak dan deficit unit (pihak yang membutuhkan dana) di pihak lain.

1.2. Perurnusan Masalah PT. Bank Negara lndonesia (Persero) Tbk sebagai salah satu bank yang termasuk pelaku persaingan antar bank dalam menghimpun dana menyadari bahwa tingkat suku bunga yang kompetitif merupakan salah satu indikator penarik minat rnasyarakat untuk menghimpun dana masyarakat sehingga diperlukan suatu kebijakan penetapan tingkat bunga dana yang tepat oleh PT. Bank Negara lndonesia (Persero) Tbk. Selain tingkat suku bunga, indikator lain yang membuat masyarakat ingin menyimpan dananya pada bank adalah tingkat kepercayaan kepada bank, promosi yang dilakukan oleh bank, fasilitas yang diberikan oleh bank, jumlah kantor cabang dan kemudahan pelayanan (ATM). Dengan penetapan tingkat bunga dana yang tepat diharapkan dapat dihimpun dana pihak ketiga (dana masyarakat) dengan komposisi yang baik sehingga dapat menghasilkan biaya dana (cosf of fund) rendah yang pada akhirnya diharapkan dapat mencapai profitabilitas PT. Bank Negara lndonesia (Persero) Tbk yang optimal. Tabel 3 menunjukkan dana masyarakat yang berhasil dihimpun oleh bank-bank di lndonesia periode Desember 2004. Dari Tabel tersebut dapat dilihat, pada kelompok Bank Pemerintah dimana suku bunga dana yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok Bank Swasta Nasional ternyata dapat menghimpun dana pihak ketiga yang lebih besar. Perbandingan ini dapat dilakukan karena saat ini kedua kelompok bank tersebut rata-rata memiliki jumlah kantor cabang yang cukup banyak, dan jumlah jaringan serta fasilitas ATM yang banyak pula.

Tabel 3.Penghimpunan Dana Pihak Ketiga dan Suku Bunga Dana Berdasarkan Kelompok Bank, Periode Desernber 2004 (Rp. Milyar) pfwi Bank Pemerinlall 141.048.00 4.72 128,919.00 6.98 21,197.00 0.53 63,596.00 30,417.00 Bank Swasta 136,627.00 4.01 178,225.00 7.39 18,598.00 2.40 62,493.00 Bank Asing 8 Campuran 2,921.00 2.00 31,898.00 5.74 28,704.00 2.02 15,154.00 2.69 3.04 2.72 2.33 19,331.00 62.00 27,338.00 29.19600 I a9 2.0; 1.38 2.06 Sumber : Bank Indonesia, 2005 Berdasarkan Tabel 3, dapat dilihat bahwa nampir sexus kelompok bank kecuali kelompok Bank Pembangunan Daerah, posisi dana pihak ketiga yang terbesar adalah deposito (rupiah + VA). Hal ini disebabkan karena tingkat suku bunga deposito lebih besar dari pada tingkat suku bunga dana lainnya. Posisi dana pihak ketiga PT. BNI (Persero) Tbk juga didominasi oleh deposito baik deposito rupiah maupun deposito valuta asing yang merupakan dana mahal. Melihat kondisi tersebut, sebenarnya sudah tepatkah tingkat suku bunga dana pihak ketiga PT. BNI (Persero) Tbk selama ini. Untuk menjawab ha1 itu perlu dilakukan suatu penelitian yang mengkaji "Analisis Pengaruh Tingkat Bunga Dana Pihak Ketiga Terhadap Posisi Dana Pihak Ketiga pada. PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk". Berdasarkan penjelasan permasalahan yang ada, maka perumusan rnasalah pada penelitian ini meliputi antara lain :

1. Bagairnana kondisi posisi dana pihak ketiga, tingkat suku bunga dana pihak ketiga dan Cosf of Fund PT. BNI (Persero) Tbk? 2. Seberapa besar pengaruh tingkat suku bunga dana pihak ketiga terhadap posisi dana pihak ketiga PT. BNI (Persero) Tbk? 3. Bagairnana kebijakan penetapan tingkat bunga dana pihak ketiga sehingga dapat rnenghasilkan kornposisi dana pihak ketiga yang optimal? 1.3. Tujuan Penelitian 1. Menganalisa kondisi posisi dana pihak ketiga, tingkat suku bunga dana pihak ketiga dan Cosf of Fund PT. BNI (Persero) Tbk 2. Menganalisa pengaruh tingkat suku bunga dana pihak ketiga terhadap posisi dana pihak ketiga PT. BNI (Persero) Tbk 3. Merekornendasikan kepada rnanajernen rnengenai penetapan tingkat suku bunga dana pihak ketiga yang dapat rnengoptirnalkan kornposisi dana pihak ketiga PT. BNI (Persero) Tbk. 1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat rnenjadi bahan pertirnbangan bagi pengelola aset dan liabilitas PT. BNI (Persero) Tbk untuk pengarnbilan keputusan dalarn rangka penetapan tingkat suku bunga dana yang dapat rnenghasilkan kornposisi dana pihak ketiga yang rnerniliki cost of fund yang rendah. Selain itu penelitian ini diharapkan

dapat menjadi bahan referensi bagi penelitian lanjutan lainnya dalam bidang manajernen dana bank. Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat sebagai sarana dan wahana pembelajaran dan wahana mengaplikasikan ilmu dan pengetahuan yang selama ini didapat dan mencoba mengaplikasikan teori yang telah diperoleh selama kuliah di Sekolah Pasca Sarjana Magister Manajemen Agribisnis IPB. 1.5. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian dititikberatkan pada pengkajian tingkat suku bunga dana pihak ketiga terhadap posisi dana pihak ketiga PT. BNI (Persero) Tbk. Dana pihak ketiga merupakan dana yang berasal dari masyarakat yang terdiri dari tabungan, deposito berjangka (termasuk sertifikat deposito), giro, setoran jaminan, pinjaman yang diterima, dan kewajiban segera lainnya. Adapun dana pihak ketiga BNI yang akan dikaji dalam penelitian ini dibatasi pada dana tabungan, deposito dan giro karena dana-dana tersebut merupakan sumber dana terbesar dan yang paling diandalkan oleh bank. Penelitian ini berafiliasi dan terfokus pada data-data BNI dalam kurun waktu Tahun 2002-2004 dan hasil-hasil penelitian ini merupakan kondisi spesifik pada BNI dan tidak dapat digeneralisir.