OPTIMALISASI PENYERAPAN RADIASI MATAHARI PADA SOLAR WATER HEATER MENGGUNAKAN VARIASI SUDUT KEMIRINGAN

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PERUBAHAN DEBIT ALIRAN PADA EFISIENSI TERMAL SOLAR WATER HEATER DENGAN PENAMBAHAN FINNED TUBE

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SUDUT KEMIRINGAN TERHADAP PERPINDAHAN KALOR PADA MODUL PHOTOVOLTAIC UNTUK MENINGKATKAN DAYA KELUARAN

SUDUT PASANG SOLAR WATER HEATER DALAM OPTIMALISASI PENYERAPAN RADIASI MATAHARI DI DAERAH CILEGON

Studi Eksperimental Efektivitas Penambahan Annular Fins Pada Kolektor Surya Pemanas Air dengan Satu dan Dua Kaca Penutup

Performansi Kolektor Surya Pemanas Air dengan Penambahan External Helical Fins pada Pipa dengan Variasi Sudut Kemiringan Kolektor

Pengaruh Sudut Kemiringan Kolektor Surya Pelat Datar terhadap Efisiensi Termal dengan Penambahan Eksternal Annular Fin pada Pipa

Studi Eksperimental Efektivitas Penambahan Annular Fins pada Kolektor Surya Pemanas Air dengan Satu dan Dua Kaca Penutup

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: ( Print)

BAB I PENDAHULUAN. khatulistiwa, maka wilayah Indonesia akan selalu disinari matahari selama jam

BAB III METODE PENELITIAN (BAHAN DAN METODE) keperluan. Prinsip kerja kolektor pemanas udara yaitu : pelat absorber menyerap

SISTEM PEMANFAATAN ENERGI SURYA UNTUK PEMANAS AIR DENGAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR PALUNGAN. Fatmawati, Maksi Ginting, Walfred Tambunan

Preparasi pengukuran suhu kolektor surya dan fluida kerja dengan Datapaq Easytrack2 System

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber energi pengganti yang sangat berpontensi. Kebutuhan energi di

Analisa Performa Kolektor Surya Pelat Datar Bersirip dengan Aliran di Atas Pelat Penyerap

Laporan Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN

RANCANG BANGUN KONVERSI ENERGI SURYA MENJADI ENERGI LISTRIK DENGAN MODEL ELEVATED SOLAR TOWER

Analisa Performa Kolektor Surya Tipe Parabolic Trough Sebagai Pengganti Sumber Pemanas Pada Generator Sistem Pendingin Difusi Absorpsi

ANALISA PERFORMA KOLEKTOR SURYA TIPE PARABOLIC TROUGH SEBAGAI PENGGANTI SUMBER PEMANAS PADA GENERATOR SISTEM PENDINGIN DIFUSI ABSORBSI

Kata kunci : solar air heater,fin, baffle, kecepatan udara, Qusefull, efisiensi

ANALISA KARAKTERISTIK ALAT PEMANAS AIR DENGAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR PALUNG PARABOLA

PENINGKATAN KAPASITAS PEMANAS AIR KOLEKTOR PEMANAS AIR SURYA PLAT DATAR DENGAN PENAMBAHAN BAHAN PENYIMPAN KALOR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Temperatur udara masuk kolektor (T in ). T in = 30 O C. 2. Temperatur udara keluar kolektor (T out ). T out = 70 O C.

RANCANG BANGUN PEMANAS AIR TENAGA SURYA ABSORBER GELOMBANG TIPE SINUSOIDAL DENGAN PENAMBAHAN HONEYCOMB OLEH : YANUAR RIZAL EKA SB

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Alat Pengering Yang Digunakan Deskripsi alat pengering yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

Radiasi ekstraterestrial pada bidang horizontal untuk periode 1 jam

ANALISIS PERPINDAHAN PANAS PADA KOLEKTOR PEMANAS AIR TENAGA SURYA DENGAN TURBULENCE ENHANCER

PENGARUH BAHAN INSULASI TERHADAP PERPINDAHAN KALOR PADA TANGKI PENYIMPANAN AIR UNTUK SISTEM PEMANAS AIR BERBASIS SURYA

BAB IV. HASIL PENGUJIAN dan PENGOLAHAN DATA

PENGUJIAN KOLEKTOR SURYA PLAT DATAR UNTUK PEMANAS AIR LAUT DENGAN MEMBANDINGKAN PERFORMANSI KACA SATU DENGAN KACA BERLAPIS KETEBALAN 5MM SKRIPSI

DAFTAR ISI. LEMBAR PERSETUJUAN... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PERNYATAAN... iii. ABSTRAK... iv. ABSTRACT... v. KATA PENGANTAR...

PENGARUH BENTUK PLAT ARBSORBER PADA SOLAR WATER HEATER TERHADAP EFISIENSI KOLEKTOR. Galuh Renggani Wilis ST.,MT. ABSTRAK

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH KETEBALAN LAPISAN AIR PENDINGIN TERHADAP DAYA KELUARAN MODUL PHOTOVOLTAIC MONOCRYSTALLINE

BAB IV PERHITUNGAN SOLAR COLLECTOR TYPE PARABOLIC TROUGH

Analisis Performa Kolektor Surya Pelat Bersirip Dengan Variasi Luasan Permukaan Sirip

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jenis Energi Unit Total Exist

Performansi Kolektor Surya Tubular Terkonsentrasi Dengan Pipa Penyerap Dibentuk Anulus Dengan Variasi Posisi Pipa Penyerap

PEMBUATAN KOLEKTOR PELAT DATAR SEBAGAI PEMANAS AIR ENERGI SURYA DENGAN JUMLAH PENUTUP SATU LAPIS DAN DUA LAPIS

PENGARUH BESAR LAJU ALIRAN AIR TERHADAP SUHU YANG DIHASILKAN PADA PEMANAS AIR TENAGA SURYA DENGAN PIPA TEMBAGA MELINGKAR

RANCANG BANGUN PROTOTIPE ALAT PEMANAS AIR TENAGA SURYA SISTEM PIPA PANAS

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Self Dryer dengan kolektor terpisah. (sumber : L szl Imre, 2006).

collectors water heater menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

KONFIGURASI SERPENTINE-PARALEL DAN PARALEL-SERPENTINE PADA PIPA FLUIDA PEMANAS AIR SURYA SISTEM THERMOSIPHON

ANALISA PENGARUH VARIASI DIAMETER RECEIVER DAN INTENSITAS CAHAYA TERHADAP EFISIENSI TERMAL MODEL KOLEKTOR SURYA TIPE LINEAR PARABOLIC CONCENTRATING

Analisis performansi kolektor surya terkonsentrasi menggunakan receiver berbentuk silinder

Analisa Pengaruh Variasi Diameter Receiver Dan Intensitas Cahaya Terhadap Efisiensi Termal Model Kolektor Surya Tipe Linear Parabolic Concentrating

Pengaruh Tebal Plat Dan Jarak Antar Pipa Terhadap Performansi Kolektor Surya Plat Datar

Pengaruh Jarak Kaca Ke Plat Terhadap Panas Yang Diterima Suatu Kolektor Surya Plat Datar

ANALISIS THERMAL KOLEKTOR SURYA PEMANAS AIR JENIS PLAT DATAR DENGAN PIPA SEJAJAR

BAB I PENDAHULUAN. Energi merupakan kebutuhan pokok bagi kegiatan sehari-hari,

PENENTUAN EFISIENSI KOLEKTOR PELAT DATAR DENGAN PENUTUP KACA PADA SISTEM PEMANAS AIR SURYA

Pengaruh jumlah haluan pipa paralel pada kolektor surya plat datar absorber batu kerikil terhadap laju perpindahan panas

Peningkatan Efisiensi Absorbsi Radiasi Matahari pada Solar Water Heater dengan Pelapisan Warna Hitam

PENGARUH BENTUK DAN OPTIMASI LUASAN PERMUKAAN PELAT PENYERAP TERHADAP EFISIENSI SOLAR WATER HEATER ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai bintang yang paling dekat dari planet biru Bumi, yaitu hanya berjarak sekitar

Analisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure

PERANCANGAN TANGKI PEMANAS AIR TENAGA SURYA KAPASITAS 60 LITER DAN INSULASI TERMALNYA

STUDI PERFORMANSI ALAT PEMANAS AIR DENGAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR SURYA PLAT DATAR STUDY OF WATER HEATER PERFORMANCE USING FLAT PLAT SOLAR COLLECTOR

Bab II Teori Dasar. Gambar 2.1 Pemanas air surya pelat datar

PENGARUH PELAT PENYERAP GANDA MODEL GELOMBANG DENGAN PENAMBAHAN REFLECTOR TERHADAP KINERJA SOLAR WATER HEATER SEDERHANA Ismail N.

TEKNOLOGI PEMANAS AIR MENGGUNAKAN KOLEKTOR TIPE TRAPEZOIDAL BERPENUTUP DUA LAPIS

Studi Alat Destilasi Surya Tipe Basin Tunggal Menggunakan Kolektor Pemanas

KONFIGURASI SERPENTINE-PARALEL DAN PARALEL-SERPENTINE PADA PIPA FLUIDA PEMANAS AIR SURYA SISTEM THERMOSIPHON

ANALISIS KOLEKTOR SEDERHANA BERGELOMBANG DENGAN PENAMBAHAN REFLEKTOR TERHADAP KINERJA SOLAR WATER HEATER

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di

Perbandingan Konfigurasi Pipa Paralel dan Unjuk Kerja Kolektor Surya Plat Datar

SISTEM DISTILASI AIR LAUT TENAGA SURYA MENGGUNAKAN KOLEKTOR PLAT DATAR DENGAN TIPE KACA PENUTUP MIRING

Karakteristik Pengering Surya (Solar Dryer) Menggunakan Rak Bertingkat Jenis Pemanasan Langsung dengan Penyimpan Panas dan Tanpa Penyimpan Panas

STUDI EKSPERIMENTAL PERFORMANSI KOLEKTOR SURYA ABSORBER GELOMBANG TIPE-V

RANCANG BANGUN KOLEKTOR SURYA PLAT DATAR UNTUK PEMANAS AIR DENGAN KACA BERLAPIS KETEBALAN 5MM SKRIPSI

besarnya energi panas yang dapat dimanfaatkan atau dihasilkan oleh sistem tungku tersebut. Disamping itu rancangan tungku juga akan dapat menentukan

PENGOLAHAN AIR LAUT MENJADI AIR BERSIH DAN GARAM DENGAN DESTILASI TENAGA SURYA

Volume 1. Nomor 2 Edisi Juli 2011 ISSN : X

KARAKTERISTIK KOLEKTOR SURYA PLAT DATAR DENGAN VARIASI JARAK (KAJIAN PUSTAKA)

PEMBUATAN KOLEKTOR PARABOLIK DENGAN DUA LALUAN UNTUK PEMANAS AIR DENGAN TEMPERATUR KELUARAN 80 LAPORAN TUGAS AKHIR

PENGARUH JARAK ANTAR PIPA PADA KOLEKTOR TERHADAP PANAS YANG DIHASILKAN SOLAR WATER HEATER (SWH)

RANCANG BANGUN PEMANAS AIR MENGGUNAKAN KOLEKTOR SURYA

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Kebutuhan manusia akan energi semakin meningkat setiap tahun seiring dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pengaruh variasi jenis pasir sebagai media penyimpan panas terhadap performansi kolektor suya tubular dengan pipa penyerap disusun secara seri

Eddy Elfiano 1, M. Natsir Darin 2, M. Nizar 3

PENGARUH LAJU ALIRAN FLUIDA TERHADAP EFISIENSI TERMAL PADA KOLEKTOR PANAS MATAHARI JENIS PLAT DATAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI. i ii iii iv v vi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

EFEKTIFITAS KOLEKTOR ENERGI SURYA PADA KONFIGURASI PARALEL- SERPENTINE

PERANCANGAN THERMAL ENERGY STORAGE PADA KOLEKTOR SURYA BERBENTUK TABUNG SILINDER

BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk membuat agar bahan makanan menjadi awet. Prinsip dasar dari pengeringan

PEMODELAN DAN SIMULASI PERPINDAHAN PANAS PADAKOLEKTOR SURYA PELAT DATAR

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingkat kehidupan dan perkembangan teknologi, kebutuhan

Perancangan Solar Thermal Collector tipe Parabolic Trough

KAJI EKSPERIMENTAL ALAT PENGOLAHAN AIR LAUT MENGGUNAKAN ENERGI SURYA UNTUK MEMPRODUKSI GARAM DAN AIR TAWAR

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Energi Matahari

Analisa Pengaruh Konfigurasi Pipa Pemanas Air Surya Terhadap Efisiensi

Karakteristik Material Absorber Kolektor Surya Pelat Datar

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Potensi dan kapasitas terpasang PLTP di Indonesia [1]

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 2. Profil suhu dan radiasi pada percobaan 1

Gambar 1.1 Grafik Produksi Minyak Bumi Indonesia Tahun dan Prediksi Untuk Tahun

Transkripsi:

Optimalisasi Penyerapan Radiasi Matahari Pada Solar Water Heater... (Sulistyo dkk.) OPTIMALISASI PENYERAPAN RADIASI MATAHARI PADA SOLAR WATER HEATER MENGGUNAKAN VARIASI SUDUT KEMIRINGAN Agam Sulistyo *, Arrad Ghani Safitra, Radina Anggun Nurisma Jurusan Sistem Pembangkit Energi, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Jl. Raya ITS Kampus PENS, Sukolilo, Surabaya 60111, Telp : 62 31 594 7280 * Email: agamsulistyo@gmail.com Abstrak Solar water heater merupakan salah satu alat yang menggunakan kolektor surya dengan memanfaatkan energi panas matahari untuk memanaskan air. Besarnya radiasi matahari yang diterima oleh kolektor surya diantaranya dipengaruhi oleh sudut kemirigan (β) bidang permukaan kolektor surya. Sudut kemiringan berhubungan dengan sudut datang matahari langsung (θ) sehingga dapat mempengaruhi besarnya radiasi matahari yang diterima oleh kolektor surya. Dengan memvariasikan nilai sudut kemiringan kolektor surya, dapat diketahui nilai sudut yang optimal kolektor surya untuk menyerap energi panas matahari. Arah hadap kolektor surya divariasikan pada keempat arah mata angin dengan sudut kemiringan yang sama untuk menentukan arah mata angin yang optimal. Kemudian sudut kemiringan kolektor surya divariasikan pada sudut 0 o, 20 o, 25 o, 30 o, dan 35 o. Kolektor surya dibuat dengan menggunakan kaca penutup jenis kaca bening dan tube pemanas yang terbuat dari pipa tembaga. Absorber yang digunakan adalah jenis absorber pelat datar yang terbuat dari pelat aluminium. Aliran air dalam tube pemanas diatur konstan pada debit 75 liter/jam. Pengujian dilakukan di kampus PENS, Surabaya mulai dari pukul 09.00 hingga 15.00 WIB dengan pengambilan data setiap satu jam sekali. Berdasarkan hasil pengujian, kolektor surya mengalami penyerapan radiasi optimal pada sudut kemiringan 30 o menghadap utara dengan efisiensi rata-rata kolektor surya mencapai 63,93%. Kata kunci: kolektor surya, solar water heater, sudut kemiringan 1. PENDAHULUAN Berkurangnya potensi energi fosil terutama minyak dan gas bumi, mendorong pemerintah untuk menjadikan energi baru terbarukan sebagai prioritas utama untuk menjaga ketahanan dan kemandirian energi. Potensi energi terbarukan di Indonesia sangat melimpah tetapi belum dimanfaatkan secara optimal. Salah satu energi terbarukan tersebut adalah energi panas matahari yang potensinya mencapai 207,9 GW sementara pemanfaatannya hanya sekitar 78,5 MW (Prasojo dkk., 2016). Dengan tantangan penyediaan energi dan potensi energi surya tersebut, banyak dilakukan penelitian untuk dapat mengoptimalkan pemanfaatan energi surya. Salah satu pemanfaatan energi surya adalah penggunaan kolektor surya untuk mengumpulkan energi panas matahari. Solar water heater merupakan salah satu alat yang menggunakan kolektor surya untuk memanaskan air. Kolektor surya digunakan untuk mengumpulkan energi panas radiasi matahari yang kemudian energi panas tersebut diteruskan ke dalam air yang mengalir di dalamnya. Besarnya energi panas matahari yang diterima kolektor surya, bergantung dari intensitas radiasi matahari tiap waktu, sudut pasang serta kemampuan kolektor surya untuk menyerap energi panas radiasi matahari. Sudut kemiringan dan arah hadap (sudut azimut) kolektor surya berhubungan dengan sudut datang radiasi langsung matahari (Duffie dan Beckman, 2013). Radiasi matahari langsung mempunyai sudut datang (θ) untuk mencapai permukaan. Dengan mengatur sudut kemiringan permukaan kolektor surya dapat mengoptimalkan energi radiasi matahari yang diterima kolektor surya (Yadav dan Chandel, 2013). Selain sudut kemiringan, arah hadap kolektor surya juga mempengaruhi besarnya energi panas radiasi matahari yang dapat diterima kolektor surya. Selain memvariasikan sudut kemiringan, pada penelitian ini juga meneliti arah hadap kolektor surya untuk mendapatkan penyerapan energi matahari yang optimal. Modifikasi komponen-komponen pada kolektor surya merupakan cara untuk dapat meningkatkan performansi solar water heater. Rancang bangun solar water heater dengan variasi sudut kemiringan serta arah hadap kolektor surya diharapkan mampu menjadi salah satu alternatif dalam optimalisasi pemanfaatan energi matahari. 40 ISBN 978-602-99334-7-5

A.8 2. METODOLOGI 2.1. Perancangan Solar Water Heater Pada sebuah solar water heater terdapat beberapa komponen, diantaranya adalah kolektor surya, tangki penampung air, pompa dan sistem perpipaan untuk mengatur debit aliran fluida kerja yang akan dialirkan ke dalam kolektor surya. Fluida kerja adalah air yang ditampung dalam tangki penampung dengan kapasitas 75 liter. Sistem aliran air adalah close loop, dimana air yang telah melewati kolektor surya akan ditampung kembali di dalam wadah yang sama seperti saat sebelum melewati kolektor surya. Air yang telah dipanaskan akan dipanaskan kembali di dalam kolektor surya hingga pengujian berakhir. Air dari wadah penampung dipompa melewati valve utama yang digunakan untuk mengatur debit aliran masuk kolektor surya. Selain itu juga ada valve bypass untuk mempermudah pengaturan debit aliran masuk. Terdapat rotameter untuk mengetahui debit aliran air yang masuk ke dalam kolektor surya. Berikut adalah gambar sistem pada solar water heater : Gambar 1. Sistem solar water heater Rangka solar water heater terbuat dari besi hollow dengan dimensi 1 m x 0,5 m x 1,2 m. Pada bagian atas, diberi dua potong besi yang dipasang sejajar untuk penyangga kolektor surya dan pelat busur yang digunakan untuk mengatur sudut kemiringan kolektor. Untuk mengatur sudut kemiringan terdapat lubang sepanjang pelat busur serta baut dan mur untuk menjepit kolektor surya. Kompas digunakan untuk mengatur arah hadap kolektor surya, dengan mengatur secara manual kemudian memutar rangka agar sejajar dengan penunjukan jarum kompas. Kompas tidak dirangkai dan dijadikan satu dengan alat, karena penunjukan jarum kompas akan terganggu apabila didekatkan dengan logam. Gambar 2. Solar water heater dengan sudut kemiringan 2.2. Metode Pengambilan Data Penelitian solar water heater dengan variasi sudut kemiringan dilaksanakan pada bulan Mei - Agustus 2017 di lingkungan kampus Politeknik Elektronika Negeri Surabaya yang berada pada koordinat 7,28 LS dan 112,79 BT. Penelitian ini dilakukan dengan memvariasikan sudut kemiringan (β) dan arah hadap (sudut azimut) kolektor surya agar didapatkan besar sudut yang dapat menyerap energi radiasi matahari dengan optimal. Sudut kemiringan yang divariasikan Prosiding SNST ke-8 Tahun 2017 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang 41

Optimalisasi Penyerapan Radiasi Matahari Pada Solar Water Heater... (Sulistyo dkk.) adalah sudut 0 o,20 o, 25 o, 30 o, dan 35 o dan sudut azimut yang divariasikan adalah selatan, barat, utara dan timur. Pengujian dilakukan dengan menguji terlebih dahulu variasi sudut azimut, setelah didapatkan sudut yang optimal kemudian dilakukan pengujian dengan variasi sudut kemiringan. Debit aliran air didalam tube pemanas pada kolektor surya diatur konstan 75 liter/jam. Pengambilan data pengujian dilakukan pada pukul 09.00 s.d. 15.00 WIB dengan pengambilan data setiap satu jam sekali. Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan parameter dan alat ukur yang digunakan : Tabel 1. Parameter dan alat ukur yang digunakan Jenis Parameter Parameter Alat Ukur Intensitas radisasi matahari pada tempat pengujian Phyranometer Kecepatan udara ambient (V a ) Anemometer Temperatur udara ambient (T sky ) Temperatur fluida masuk (T fi ) Parameter yang Temperatur fluida keluar (T fo ) diukur Temperatur pelat absorber (T p ) Temperatur kaca penutup (T cg ) Temperatur tube pemanas (T t ) Temperatur udara di dalam kolektor surya (T ꝏ ) Temperatur isolator panas (T gw ) Parameter yang ditetapkan Debit aliran air Rotameter 2.3. Perhitungan Perpindahan Panas dan Efisiensi Termal Kolektor Surya Intensitas matahari yang diterima bumi adalah intensitas matahari langsung (I b ) dan intensitas matahari hambur (I d ). Apabila suatu kolektor diletakkan miring sebesar β terhadap horizontal maka jumlah radiasi total yang diterima permukaan tersebut tiap jam dapat dirumuskan (Duffie dan Beckman, 2013) sebagai berikut : dimana τ b merupakan transmisivitas beam (langsung) dan τ d adalah transmisifitas hambur matahari. Sedangkan radiasi matahari yang diserap oleh kolektor surya (S), dihitung menggunakan persamaan (Duffie dan Beckman, 2013) berikut: (2) Dimana τ k adalah transmisivitas kaca dan α p adalah absorpsivitas pelat absorber. Energi panas yang diserap oleh pelat absorber dipindahkan ke fluida kerja melalui proses perpindahan panas secara konveksi, radiasi dan konduksi. Persamaan yang digunakan untuk menghitung energi panas yang diterima oleh kolektor surya secara teoritis (Duffie dan Beckman, 2013) dapat ditulis sebagai berikut : dimana F R merupakan faktor pelepasan panas dan U L adalah koefisien kerugian panas total pada kolektor surya. Sedangkan energi panas dari kolektor surya yang dimanfaatkan untuk pemanas air secara aktual menurut hukum termodinamika (Moran dkk, 2010) adalah sebagai berikut : (1) (3) (4) 42 ISBN 978-602-99334-7-5

A.8 Efisiensi kolektor surya merupakan perbandingan panas yang diserap oleh fluida atau energi berguna dengan intensits radiasi matahari yang mengenai kolektor. Berikut adalah persamaan untuk menghitung efisiensi kolektor surya (Duffie dan Beckman, 2013) : (5) 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Variasi Arah Hadap Kolektor Surya Dari pengujian dihasilkan data yang digunakan untuk menganalisa proses perpindahan panas radiasi matahari ke dalam kolektor surya mengunakan persamaan-persamaan yang ada. Berikut ini beberapa hasil perhitungan yang telah dijadikan grafik untuk dapat dijadikan analisa. Gambar 3. Grafik perbandingan temperatur air keluar dan masuk kolektor surya Grafik di atas merupakan perbandingan antara temperatur air keluar (T fo ) dengan temperatur air masuk (T fi ) kolektor surya (T fo /T fi ) selama enam jam pengujian. Kolektor surya dihadapkan pada empat arah mata angin (utara, timur, selatan, barat) dengan sudut kemiringan yang sama yakni 30 o pada waktu pengujian yang berbeda. Setelah didapatkan data pada tiap arah mata angin, kemudian semua data tersebut dikurvakan dalam satu grafik. Dengan perbandingan ini dapat diketahui besarnya rasio peningkatan temperatur pada tiap arah hadap kolektor surya. Berdasarakan grafik dapat diketahui bahwa tren kenaikan temperatur (T fo /T fi ) yang paling paling tinggi adalah kolektor dengan menghadap arah utara dengan rasio 1,47. Hal ini dapat disebabkan karena lokasi pengujian solar water heater. Lokasi pengujian yang berada di Surabaya, Jawa Timur termasuk di wilayah selatan khatulistiwa sehingga posisi matahari selalu berada di sebelah utara lokasi pengujian. Dengan posisi yang selalu menghadap matahari, maka kolektor surya terpanasi oleh radiasi matahari sepanjang hari. Dengan demikian pada arah hadap utara, kolektor surya memiliki temperatur air keluar yang paling tinggi dengan rasio (T fo /T fi ) sebesar 1,47. Selain dari hasil perhitungan rasio (T fo /T fi ), hasil perhitungan efisiensi termal kolektor surya juga menunjukan bahwa sudut azimut 180 o (utara) memiliki efisiensi rata-rata paling tinggi dan relatif stabil sepanjang hari dibandingkan dengan arah hadap yang lain. Nilai efisiensi pada arah hadap utara dengan sudut kemiringan 30 o mencapai nilai maksimal 64,96% dengan nilai rata-rata 63,93%. Berikut adalah grafik yang menunjukkan pengaruh arah hadap (azimut) terhadap efisiensi rata-rata termal kolektor surya: Prosiding SNST ke-8 Tahun 2017 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang 43

Optimalisasi Penyerapan Radiasi Matahari Pada Solar Water Heater... (Sulistyo dkk.) -90 Gambar 4. Grafik efisiensi terhadap sudut azimut kolektor surya 3.2. Variasi Sudut Kemiringan Kolektor Surya Setelah diketahui arah hadap kolektor surya yang optimal, maka selanjutnya dilakukan pengujian dengan memvariasikan sudut kemiringan. Kolektor surya menghadap arah yang tetap yakni arah utara dengan variasi sudut kemiringan sebesar 0 o, 20 o, 25 o, 30 o, dan 35 o. Berikut ini adalah hasil pengujian kolektor surya dengan variasi sudut kemiringan. Gambar 5. Grafik perbandingan efisiensi dengan tanpa dan menggunakan sudut kemiringan kolektor surya Gambar 6. Grafik efisiensi terhadap variasi sudut kemiringan kolektor surya Gambar 5 menunjukkan perbandingan efisiensi rata-rata kolektor surya ketika horizontal (sudut kemiringan β=0 o ) dan dengan diberi sudut kemiringan. Berdarsarkan grafik tersebut diketahui bahwa dengan diberi sudut keringan (β=20 o & β=30 o ) mampu menghasilkan efisiensi 44 ISBN 978-602-99334-7-5

A.8 kolektor surya yang lebih tinggi. Hal tersebut dikarenakan sudut kemiringan kolektor surya berhubungan dengan sudut sinar datang matahari (θ) (Duffie dan Beckman, 2013). Dimana kolektor surya yang dimiringkan akan lebih menyesuaikan dengan arah datangnya sinar matahari. Sehingga akan diperoleh intensitas radiasi matahari yang lebih tinggi pula. Dengan intensitas radiasi yang tinggi akan mampu mengoptimalkan kinerja kolektor surya untuk memanaskan air. Selanjutnya perlu diketahui sudut kemiringan yang mampu menghasilkan efisiensi kolektor surya paling optimal. Pada penelitian kali ini digunakan sudut kemiringan 20 o, 25 o, 30 o, dan 35 o. Nilai-nilai tersebut digunakan berdasarkan referensi pada penelitan sebelumnya seperti penelitian (Nugraha & Dwiyantoro, 2015), (Dwi dkk, 2014) yang menggunakan variasi sudut kemiringan pada range 5 o hingga 30 o. Berdasarkan grafik pada gambar 6 ditunjukan tren efisiensi rata-rata tiap variasi sudut kemiringan. Diketahui bahwa sudut kemiringan 30 o memiliki efisiensi rata-rata paling tinggi dan juga tren yang relatif stabil. Nilai efisiensi sudut kemiringan 30 o mencapai nilai maksimum 64,96% dengan nilai rata-rata 63,93%. Nilai efiensi ini menunjukkan bahwa sudut kemiringan 30 o merupakan sudut yang paling optimal dalam menyerap energi radiasi matahari. Hal ini disebabkan karena permukaan kolektor yang menghadap ke arah utara. Dimana pada waktu pengambilan data peredaran matahari terjadi di utara sekitar 17 o dari garis khatulistiwa. Selain itu juga lokasi pengujian yang berada pada 7,28 LS menyebabkan perbedaan sudut datang matahari. Hal tersebut menyebabkan pada sudut kemiringan 30 o menerima intensitas radiasi matahari yang lebih tinggi dibanding sudut kemiringan yang lain. 4. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengambilan data dan analisa yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa arah hadap kolektor surya yang optimal sesuai dengan lokasi pengujian adalah menghadap arah utara yang memiliki rata-rata rasio T fo /T fi tertinggi dibandingkan arah hadap yang lain yakni sebesar 1,47. Sudut pasang kolektor surya yang optimal adalah pada sudut kemiringan 30 o dengan efisiensi kolektor surya mencapai 64,96% dengan nilai rata 63,93% ketika menghadap arah utara. Sudut pasang yang optimal tergantung dari lokasi dan waktu pengambilan data. DAFTAR PUSTAKA Duffie, J. A. and Beckman, W. A. (2013) Solar Engineering of Thermal Processes. doi: 10.1002/9781118671603.fmatter. Moran, M. J. et al. (2010) Gas Power Systems, Fundamentals Of Engineering Thermodynamics. Nugraha, D. and Dwiyantoro, A. (2015) "Performansi Kolektor Surya Pemanas Air dengan Penambahan External Helical Fins pada Pipa dengan Variasi Sudut Kemiringan Kolektor", Jurnal Teknik ITS, Vol 4 No.1, Tahun 2015. Prasojo, E., dkk. (2017) Outlook Energi Indonesia 2016, Dewan Energi Nasional. Yadav, A. K. and Chandel, S. S. (2013) "Tilt angle optimization to maximize incident solar radiation: A review", Renewable and Sustainable Energy Reviews. Elsevier, 23, pp. 503 513. doi: 10.1016/j.rser.2013.02.027. Prosiding SNST ke-8 Tahun 2017 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang 45