BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1.Konsep Dasar Konsep dasar pada bangunan baru ini adalah dengan pendekatan arsitektur kontekstual, dimana desain perancangannya tidak lepas dari bangunan eksisting yang ada. Dalam kaitannya perancangan penulis menyisipkan unsur-unsur yang ada pada bangunan eksisting terhadap bangunan baru. Selanjutnya bangunan baru dibuat seakan-akan menerus sebagai kesatuan lanskap (landscape) dengan penghubung berupa jembatan ke bangunan eksisting. Dengan konsep ini efek desain yang diharapkan adalah bangunan baru menjadi background dari bangunan eksisting. V.2.Konsep Pengolahan Tapak V.2.1.Konsep Pencapaian Eksisting Terhadap Bangunan Baru Gambar 86.Pola pencapaian didalam gedung Dalam desain ini tapak yang sudah ada akan tetap dipertahankan khususnya sirkulasi kendaraan. Namun dalam pencapaian bangunan dari gedung eksisting ke gedung baru akan dihubungkan oleh satu jembatan. Dimana jembatan ini akan berfungsi sebagai sirkulasi para pengguna kantor BPN baik dari bangunan eksisting ke bangunan baru maupun dari bangunan baru ke bangunan eksisting. Jembatan ini masuk ke dalam kategori sebagai akses sirkulasi dalam bangunan karena untuk Moh Yusup Mubarok / 41206110003 72
mencapai jembatan penghubung ini pengguna bangunan harus masuk dulu kedalam bangunan baik gedung eksisting maupun gedung baru. Dalam kaitannya baru yang terpisah oleh adanya sirkulasi didalam area kantor BPN maka didepan gedung baru akan dibuat akses masuk atau sebagai entrance. Gambar 87. Pola pencapaian di luar gedung V.2.2.Konsep Pengembangan Bangunan Baru Konsep pengembangan bangunan baru menerapkan arsitektur kontekstual, yang dimana karakter bangunan eksisting akan disisipkan pada bangunan baru. Seperti halnya telah dijelaskan pada bab IV beberapa pola dari bangunan eksisting diterapkan pada bangunan baru. Begitu juga nilai nilai lokal / lingkungan sekitar yang dimana mengambil konteks dari logo Kabupaten tangerang. Moh Yusup Mubarok / 41206110003 73
V.3.Konsep Penampilan Bangunan V.3.1.Konsep Pola dan Bentuk Masa Bangunan Gambar 88.Konsep Pola dan Masa Bangunan Gambar 89.Konsep Pola dan Masa Bangunan Konsep pola menerus seperti ini dihubungkan dengan jembatan pkan bangunan baru ini seakanmenyatu dengan bangunan eksisting, bangunan yang ditampilkan seperti a bangunan eksisting berbentuk Bentuk kotak merupakan bentuk ederhana untuk dijadikan beberapa ar pada setiap bangunan, untuk itu angunan baru masa bangunan kotak agar memudahkan dalam m modular dan penataan ruangan, dimana fungsi bangunan baru ini kan sebagai ruang arsip kantor BPN paten tangerang. Masa pada bangunan baru ini akan menyesuaikan dengan bangunan eksisting, terlihat pada atap bangunan baru yang dibuat sedikit mengecil dari atap bangunan eksisting, dari sisi itulah penulis tetap ingin menyisipkan karakter bangunan eksisting pada bangunan baru. Moh Yusup Mubarok / 41206110003 74
Eksisting bangunan tanpa perubahan Gambar 90 Penerapan.Konsep Pola dan Masa Bangunan Kelompok Zoning Gedung pengembangan Kelompok Renovasi Façade yang disesuaikan dengan Tema (Zoning Gedung Eksisting Kantor BPN Kabupaten Tangerang) Sirkulasi masih menggunakan pola sirkulasi eksisting Pola grid dipilih sejajar dengan bangunan eksisting, guna menjadikan satu kesatuan dengan bangunan eksisting. Meskipun pada kenyataannya bangunan baru menjadi back ground bangunan eksisting. Moh Yusup Mubarok / 41206110003 75
V.3.2.Konsep Fasad Bangunan Konsep fasad bangunan ini yakni menuangkan pola pola pada bangunan eksisting tetapi secara elemen bentuk memiliki nilai sendirinya hanya ada pada bangunan baru itu sendiri. Bangunan Baru Bangunan eksisting sesudah direnovasi facade Gambar 88.Konsep Fasad Bangunan (Sumber:Analisa Penulis) Gambar 89.Tampak Eksisting Bangunan (Sumber:Survey Kantor BPN) Konsep fasad bangunan memperhatikan beberapa karakter yang tertuang pada logo kabupaten Tangerang dan bangunan eksisting sebelumnya, seperti telah dijelaskan pada bab bab sebelumnya bahwa konsep bangunan ini pendekatan arsitektur kontekstual yang dimana beberapa karakter logo kabupaten Tangerang dan bangunan eksisting akan disisipkan pada bangunan baru. Seperti terlihat pada fasad bangunan eksisting terlihat sangat kuat adanya pola garis horizontal pada dinding fasad depan bangunan eksisting. Pola dinding seperti inilah akan dituangkan pada bangunan baru dibelakang bangunan eksisting, juga pada renovasi façade bangunan eksisting akan dimunculkan lagi pengulangan pola naat namun dengan material yang berbeda, Namun secara material ada perbedaan pada bangunan eksisting fasad dari bahan( plester,aci dicat) pada bangunan baru fasad akan dilapisi oleh material aluminium composite panel. Warna yang akan dituangkan pada desain bangunan baru akan mengikuti warna logo Badan Pertanahan Nasional yakni warna abu abu. Dari semua konsep ini diharapkan bangunan baru ini memiliki karakter sendiri tetapi Moh Yusup Mubarok / 41206110003 76
masih dalam satu kesatuan dengan bangunan BPN pada umumnya dan secara pencapaiannya masih dalam satu keharmonisan dari gedung lama dan gedung baru yang ditandai dengan adanya jembatan sebagai penghubung. Moh Yusup Mubarok / 41206110003 77
Penerapan Konsep Logo Kabupaten Tangerang disisipkan pada bagian atas tampak bangunan Resfon dari bangunan Eksisting yang memiliki atap Limas, maka pada bangunan barupun menggunakan atap limas Gambar 90.Penerapa Konsep Tampak Dari Gedung Eksisting Penerapan Konsep Logo Kabupaten Tangerang disisipkan pada bagian ata, tengah dan kanopi pada bangunan eksisting Penerapan pola naat vertical dan horizontal setelah direnovasi façade pada bangunan eksisting merupakan aplikasi dari wajah sebelumnya pada bangunan eksisting ini Meskipun Material berbeda tetapi masih meresfon terhadap bangunan eksisting dengan disispkan pola naat Moh Yusup Mubarok / 41206110003 78
Penerapan Konsep Logo Kabupaten Tangerang disisipkan pada bagian atas tampak bangunan Resfon dari bangunan Eksisting yang memiliki atap Limas, maka pada bangunan barupun menggunakan atap limas Gambar 91.Penerapan Konsep Tampak Dari Samping Tampak façade eksisting setelah direnovasi dengan disispkan salah satu icon logo Kab.Tangerang Meskipun Material berbeda tetapi masih meresfon terhadap bangunan eksisting sebelumnya dengan disispkan pola naat horizontal Moh Yusup Mubarok / 41206110003 79
V.4.Konsep Sistem Bangunan V.4.1. Konsep Sistem Struktur Sistem struktur merupakan kekuatan pada bangunan yang dimana semua beban mati maupun beban hidup bertumpu pada sistem struktur, sistem struktur ini dibagi beberapa sistem dibawah ini akan dijelaskan oleh penulis berdasarkan sumber sumber yang didapat. Faktor Penentu Pertimbangan Keterangan Kondisi Fisik Tapak Ketinggian Bangunan Bentangan Bangunan Daya dukung tanah Kedalaman tanah keras Ketinggian muka air tanah Beban dari struktur atas Kekakuan dan kekuatan bangunan dari gaya lateral Jarak Bentangan Kekakuan dan kekuatan bangunan dari gaya lateral Menentukan struktur bawah sistem Menentukan struktur bawah dan atas Menentukan sistem struktur bawah dan atas dan atap Faktor Teknis Faktor Ekonomis Kekuatan, kekakuan dan kestabilan. Pemeliharaan bangunan Kemudahan pelaksanaan Menentukan sistem struktur bawah dan atas dan atap Menentukan sistem struktur bawah dan atas dan atap Tabel 18. Analisa sistem struktur Moh Yusup Mubarok / 41206110003 80
Penerapan Struktur Atap dengan Rangka Baja (Truss) Pada Desain Bangunan Gambar 92.Konsep Potongan Bangunan Penerapan Struktur Bawah (Pondasi Tiang Pancang) Moh Yusup Mubarok / 41206110003 81
Struktur Atas Setiap bangunan pasti memiliki bagian atas dimana bagian atas ini memiliki beban sendiri, bagaimana agar bagian atas bangunan bisa bertahan dengan kokoh. Maka untuk menahan bagian atasnya diperlukan sistem struktur yang dimana untuk menyalurkan beban dibagian atas disalurkan kebawah yang ditumpu oleh kolom dan pondasi yang menopang kolom itu sendiri. Ada beberapa jenis struktur atas, diantaranya : Jenis Struktur Keuntungan Kerugian Kayu Baja Beton bertulang Alami, estetika baik Mudah dan murah didapat Struktur ringan Pengerjaan mudah Daya pikul besar Pelaksanaannya cepat Dapat dipesan sesuai kebutuhan Mampu menahan beban vertikal dan horizontal Kuat dan tahan lama Mampu memikul gaya tarik dan tekan Dapat diterapkan dalam semua kondisi Bentangan maksimal Tahan terhadap api Daya pikul terbatas Perlu perawatan intensif untuk menjaga keutuhannya Bentangan terbatas Mudah terbakar Sulit didapat Bahannya relatif mahal Membutuhkan tenaga ahli dan alat berat dalam pengerjaannya Pemakaian besar Tidak tahan lama Lebih berat Pengerjaannya relatif lama Nilai estetik kurang Tabel 19. Analisa sistem struktur atas Moh Yusup Mubarok / 41206110003 82
Struktur Bawah Bagian struktur yang langsung berhubungan dengan tanah, berfungsi sebagai pemikul beban bangunan, meneruskan dan membagi rata ke atas lapisan tanah keras. Jenis Pondasi Keuntungan Kerugian Batu Kali Tiang Pancang Setempat / Tapak Pengerjaan mudah Bahan relatif murah Dampak pemasangannya tidak merusak lingkungan Daya pikul besar Pelaksanaannya cepat Dapat dipesan sesuai kebutuhan Mampu menahan beban vertikal dan horizontal Daya pikul besar Bahan relatif murah dan mudah didapat Pelaksanaan tidak memerlukan alat berat Dapat diterapkan di semua kondisi tanah Daya pikul relatif kecil Tidak baik untuk tanah lunak Pemasangannya dapat menggangu lingkungan Bahannya relatif mahal Perlu alat berat Memerlukan ruang yang luas Lebih ringan daya pikulnya dibanding dengan tiang pancang Daya dukung tanahnya harus kuat. Tabel 20. Analisa sistem struktur bawah Dari analisa yang ada, maka Sistem Struktur yang digunakan adalah: Struktur atas Jika yang ter-expose yang pilih rangka kayu (kesan alami sesuai tema), sedangkan untuk yang tidak ter-expose dan bangunan yang memiliki bentang yang lebar seperti gedung utama (pusat) dan akustiknya digunakan sistem Rangka Baja (Truss) atau bisa juga dengan sistem Dinding pemikul (Bearing Wall). Struktur bawah Struktur pondasi menggunakan pondasi tiang pancang, pelaksanaan konstruksi menggunakan sistem pre-fabrikasi yang dirakit di pabrik, kecuali untuk bagian bagian tertentu yang harus dibuat di lokasi site, seperti bagian-bagian kecil yang tidak bermodul. Moh Yusup Mubarok / 41206110003 83
V.4.2. Konsep Sistem Utilitas Bangunan A.Mekanikal Elektrikal Sistem Elektrikal Sistem Komunikasi Diagram 7. Sistem Elektrikal (Sumber:Analisa Penulis) Diagram 8. Sistem Komunikasi (Sumber:Analisa Penulis) B.Sistem Sanitasi Penyediaan Air Bersih Diagram 9. Penyediaan Air Bersih (Sumber:Analisa Penulis) Moh Yusup Mubarok / 41206110003 84
Pembuangan Air Kotor Diagram 10. Pembuangan Air Kotor (Sumber:Analisa Penulis) Air Hujan Diagram 11. Instalasi Air Hujan (Sumber:Analisa Penulis) Pembuangan Sampah Diagram 12. Pembuangan Sampah (Sumber:Analisa Penulis) Moh Yusup Mubarok / 41206110003 85
C. Sistem Pengamanan Kebakaran Penanganan diluar gedung : 1. Akses yang mudah untuk petugas pemadam kebakaran 2. Perletakan siamis dekat dengan dengan jangkauan petugas PK 3. Hydrant Box Penanganan didalam gedung : 1. Tangga darurat berikut jalur evakuasi dibawah yang harus cukup dengan ruang terbuka. 2. Sprinkler system, smoke detektor, head detector 3. Water tank yang disediakan khusus untuk sprinkler. 1. Alarm kebakaran Sistem alarm kebakaran terdiri dari: a) Pendeteksi asap (smoke detector) b) Pendeteksi api (fire detector) Smoke detector Pemadam kebakaran peralatan Alarm Fire detector Diagram 13. sistem alarm kebakaran Detector ini memberi sinyal ke sistem alarm dan ke peralatan pemadam kebakaran untuk mempersiapkan operasi pemadaman api. yaitu: 2. Pencegahan Kebakaran Pada konsep pencegahan kebakaran menggunakan tiga sistem pencegahan kebakaran Sistem Hydrant Pilar Sistem Sprinkler Sistem Hydrant box (CO2) Moh Yusup Mubarok / 41206110003 86
V.4.3. Konsep Persyaratan Ruang A. Sistem Pencahayaan Pencahayaan alami, memanfaatkan sinar matahari dengan menempatkan bukaan dan pemakaian maksimal kaca dibagian yangntepat sehingga menurangi energi disiang hari. Pencahayaan buatan, menggunakan sumber energi listrik, untuk menghemat energi, penerangan dikontrol dengan pemasangan saklar untuk mengendalikan pengoperasian. Diagram 14. Analisa Pencahayaan Bangunan (Sumber:Analisa Penulis) B. Sistem Penghawaan Sistem pemanfaatan angin dari arah utara dan selatan dapat dimanfaatkan. Penghawaan buatan, untuk mendapatkan tingkat penyamanan konstan penggunaan AC windows lebih memberi keuntungan : 1. Dapat dikontrol oleh masing masing ruangan 2. Lahan untuk AC out door bisa memanfaatkan dak atap 3. Perawatannya lebih ekonomis 4. Hemat energi (Dipakai jika ada yang menggunakan saja). Moh Yusup Mubarok / 41206110003 87