BAB V KONSEP PERANCANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV: KONSEP Pendekatan Aspek Kinerja Sistem Pencahayaan Sistem Penghawaan Sistem Jaringan Air Bersih

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG

PUSAT MODIFIKASI MOBIL BAB V KONSEP PERANCANGAN KONSEP METAFORA PADA BANGUNAN Beban angin pada ban lebih dinamis.

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

AKADEMI SEPAKBOLA INDONESIA KONSEP EKSTERIOR

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Dasar

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi

Bab V. PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG. No Kelompok Kegiatan Luas

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.1 Skema Site Plan

BAB V KONSEP PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. ini merupakan hasil pengambilan keputusan dari hasil analisa dan konsep pada bab

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN

BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN KERETA API TAMBUN BEKASI

ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR DIAGRAM DAFTAR LAMPIRAN BAB I: PENDAHULUAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN AREA PENDIDIKAN R. PUBLIK. Gambar 3.0. Zoning Bangunan Sumber: Analisa Penulis

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. mengacu pada tema dasar yaitu high-tech architecture, dengan tujuh prinsip tema

SISTEM STRUKTUR PADA BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik.

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V. Sport Hall/Ekspresi Struktur KONSEP PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN

Konsep Penataan Massa

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REST AREA TOL SEMARANG BATANG. Tabel 5.1. Besaran Program Ruang

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V. Konsep. bangunan. memaksimalkan potensi angin yang dapat mengembangkan energi

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar. 1. Transit Hub

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SMAN 54 JAKARTA

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN FASILITAS TRANSPORTASI INTERMODA BSD

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

BAB V KONSEP. Konsep Dasar dari Balai Pengobatan Kanker terpadu adalah Thibbun Nabawi. Adapun pemaparan konsep adalah sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB IV: KONSEP Konsep Bentuk Bangunan Neo Vernakular

PUSAT PERBELANJAAN, KANTOR SEWA DAN APARTEMENT DI MEGA KUNINGAN JAKARTA

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR DIAGRAM...

Struktur dan Konstruksi II

BAB V PROGRAM PERANCANGAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR KUDUS

BAB VI HASIL RANCANGAN. produksi gula untuk mempermudah proses produksi. Ditambah dengan

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN STASIUN KA BANDARA INTERNASIONAL SOEKARNO-HATTA

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB 5 Konsep Perancangan

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. menggunakan dinding yang sifatnya masif.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. 5.1 Konsep Tapak Bangunan Pusat Pengembangan dan Pelatihan Mesin Industri Zoning

BAB IV KONSEP. Langkah-langkah untuk menerapkan Konsep Green Hospital, yaitu :

Lapas Kelas I A Kedungpane

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Adapun pengelompokkan jenis kegiatan berdasarkan sifat, yang ada di dalam asrama

BAB V KONSEP. Gambar 5. 1 Konsep Dasar. Sumber: dokumentasi pribadi, 2015

Transkripsi:

BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1.Konsep Dasar Konsep dasar pada bangunan baru ini adalah dengan pendekatan arsitektur kontekstual, dimana desain perancangannya tidak lepas dari bangunan eksisting yang ada. Dalam kaitannya perancangan penulis menyisipkan unsur-unsur yang ada pada bangunan eksisting terhadap bangunan baru. Selanjutnya bangunan baru dibuat seakan-akan menerus sebagai kesatuan lanskap (landscape) dengan penghubung berupa jembatan ke bangunan eksisting. Dengan konsep ini efek desain yang diharapkan adalah bangunan baru menjadi background dari bangunan eksisting. V.2.Konsep Pengolahan Tapak V.2.1.Konsep Pencapaian Eksisting Terhadap Bangunan Baru Gambar 86.Pola pencapaian didalam gedung Dalam desain ini tapak yang sudah ada akan tetap dipertahankan khususnya sirkulasi kendaraan. Namun dalam pencapaian bangunan dari gedung eksisting ke gedung baru akan dihubungkan oleh satu jembatan. Dimana jembatan ini akan berfungsi sebagai sirkulasi para pengguna kantor BPN baik dari bangunan eksisting ke bangunan baru maupun dari bangunan baru ke bangunan eksisting. Jembatan ini masuk ke dalam kategori sebagai akses sirkulasi dalam bangunan karena untuk Moh Yusup Mubarok / 41206110003 72

mencapai jembatan penghubung ini pengguna bangunan harus masuk dulu kedalam bangunan baik gedung eksisting maupun gedung baru. Dalam kaitannya baru yang terpisah oleh adanya sirkulasi didalam area kantor BPN maka didepan gedung baru akan dibuat akses masuk atau sebagai entrance. Gambar 87. Pola pencapaian di luar gedung V.2.2.Konsep Pengembangan Bangunan Baru Konsep pengembangan bangunan baru menerapkan arsitektur kontekstual, yang dimana karakter bangunan eksisting akan disisipkan pada bangunan baru. Seperti halnya telah dijelaskan pada bab IV beberapa pola dari bangunan eksisting diterapkan pada bangunan baru. Begitu juga nilai nilai lokal / lingkungan sekitar yang dimana mengambil konteks dari logo Kabupaten tangerang. Moh Yusup Mubarok / 41206110003 73

V.3.Konsep Penampilan Bangunan V.3.1.Konsep Pola dan Bentuk Masa Bangunan Gambar 88.Konsep Pola dan Masa Bangunan Gambar 89.Konsep Pola dan Masa Bangunan Konsep pola menerus seperti ini dihubungkan dengan jembatan pkan bangunan baru ini seakanmenyatu dengan bangunan eksisting, bangunan yang ditampilkan seperti a bangunan eksisting berbentuk Bentuk kotak merupakan bentuk ederhana untuk dijadikan beberapa ar pada setiap bangunan, untuk itu angunan baru masa bangunan kotak agar memudahkan dalam m modular dan penataan ruangan, dimana fungsi bangunan baru ini kan sebagai ruang arsip kantor BPN paten tangerang. Masa pada bangunan baru ini akan menyesuaikan dengan bangunan eksisting, terlihat pada atap bangunan baru yang dibuat sedikit mengecil dari atap bangunan eksisting, dari sisi itulah penulis tetap ingin menyisipkan karakter bangunan eksisting pada bangunan baru. Moh Yusup Mubarok / 41206110003 74

Eksisting bangunan tanpa perubahan Gambar 90 Penerapan.Konsep Pola dan Masa Bangunan Kelompok Zoning Gedung pengembangan Kelompok Renovasi Façade yang disesuaikan dengan Tema (Zoning Gedung Eksisting Kantor BPN Kabupaten Tangerang) Sirkulasi masih menggunakan pola sirkulasi eksisting Pola grid dipilih sejajar dengan bangunan eksisting, guna menjadikan satu kesatuan dengan bangunan eksisting. Meskipun pada kenyataannya bangunan baru menjadi back ground bangunan eksisting. Moh Yusup Mubarok / 41206110003 75

V.3.2.Konsep Fasad Bangunan Konsep fasad bangunan ini yakni menuangkan pola pola pada bangunan eksisting tetapi secara elemen bentuk memiliki nilai sendirinya hanya ada pada bangunan baru itu sendiri. Bangunan Baru Bangunan eksisting sesudah direnovasi facade Gambar 88.Konsep Fasad Bangunan (Sumber:Analisa Penulis) Gambar 89.Tampak Eksisting Bangunan (Sumber:Survey Kantor BPN) Konsep fasad bangunan memperhatikan beberapa karakter yang tertuang pada logo kabupaten Tangerang dan bangunan eksisting sebelumnya, seperti telah dijelaskan pada bab bab sebelumnya bahwa konsep bangunan ini pendekatan arsitektur kontekstual yang dimana beberapa karakter logo kabupaten Tangerang dan bangunan eksisting akan disisipkan pada bangunan baru. Seperti terlihat pada fasad bangunan eksisting terlihat sangat kuat adanya pola garis horizontal pada dinding fasad depan bangunan eksisting. Pola dinding seperti inilah akan dituangkan pada bangunan baru dibelakang bangunan eksisting, juga pada renovasi façade bangunan eksisting akan dimunculkan lagi pengulangan pola naat namun dengan material yang berbeda, Namun secara material ada perbedaan pada bangunan eksisting fasad dari bahan( plester,aci dicat) pada bangunan baru fasad akan dilapisi oleh material aluminium composite panel. Warna yang akan dituangkan pada desain bangunan baru akan mengikuti warna logo Badan Pertanahan Nasional yakni warna abu abu. Dari semua konsep ini diharapkan bangunan baru ini memiliki karakter sendiri tetapi Moh Yusup Mubarok / 41206110003 76

masih dalam satu kesatuan dengan bangunan BPN pada umumnya dan secara pencapaiannya masih dalam satu keharmonisan dari gedung lama dan gedung baru yang ditandai dengan adanya jembatan sebagai penghubung. Moh Yusup Mubarok / 41206110003 77

Penerapan Konsep Logo Kabupaten Tangerang disisipkan pada bagian atas tampak bangunan Resfon dari bangunan Eksisting yang memiliki atap Limas, maka pada bangunan barupun menggunakan atap limas Gambar 90.Penerapa Konsep Tampak Dari Gedung Eksisting Penerapan Konsep Logo Kabupaten Tangerang disisipkan pada bagian ata, tengah dan kanopi pada bangunan eksisting Penerapan pola naat vertical dan horizontal setelah direnovasi façade pada bangunan eksisting merupakan aplikasi dari wajah sebelumnya pada bangunan eksisting ini Meskipun Material berbeda tetapi masih meresfon terhadap bangunan eksisting dengan disispkan pola naat Moh Yusup Mubarok / 41206110003 78

Penerapan Konsep Logo Kabupaten Tangerang disisipkan pada bagian atas tampak bangunan Resfon dari bangunan Eksisting yang memiliki atap Limas, maka pada bangunan barupun menggunakan atap limas Gambar 91.Penerapan Konsep Tampak Dari Samping Tampak façade eksisting setelah direnovasi dengan disispkan salah satu icon logo Kab.Tangerang Meskipun Material berbeda tetapi masih meresfon terhadap bangunan eksisting sebelumnya dengan disispkan pola naat horizontal Moh Yusup Mubarok / 41206110003 79

V.4.Konsep Sistem Bangunan V.4.1. Konsep Sistem Struktur Sistem struktur merupakan kekuatan pada bangunan yang dimana semua beban mati maupun beban hidup bertumpu pada sistem struktur, sistem struktur ini dibagi beberapa sistem dibawah ini akan dijelaskan oleh penulis berdasarkan sumber sumber yang didapat. Faktor Penentu Pertimbangan Keterangan Kondisi Fisik Tapak Ketinggian Bangunan Bentangan Bangunan Daya dukung tanah Kedalaman tanah keras Ketinggian muka air tanah Beban dari struktur atas Kekakuan dan kekuatan bangunan dari gaya lateral Jarak Bentangan Kekakuan dan kekuatan bangunan dari gaya lateral Menentukan struktur bawah sistem Menentukan struktur bawah dan atas Menentukan sistem struktur bawah dan atas dan atap Faktor Teknis Faktor Ekonomis Kekuatan, kekakuan dan kestabilan. Pemeliharaan bangunan Kemudahan pelaksanaan Menentukan sistem struktur bawah dan atas dan atap Menentukan sistem struktur bawah dan atas dan atap Tabel 18. Analisa sistem struktur Moh Yusup Mubarok / 41206110003 80

Penerapan Struktur Atap dengan Rangka Baja (Truss) Pada Desain Bangunan Gambar 92.Konsep Potongan Bangunan Penerapan Struktur Bawah (Pondasi Tiang Pancang) Moh Yusup Mubarok / 41206110003 81

Struktur Atas Setiap bangunan pasti memiliki bagian atas dimana bagian atas ini memiliki beban sendiri, bagaimana agar bagian atas bangunan bisa bertahan dengan kokoh. Maka untuk menahan bagian atasnya diperlukan sistem struktur yang dimana untuk menyalurkan beban dibagian atas disalurkan kebawah yang ditumpu oleh kolom dan pondasi yang menopang kolom itu sendiri. Ada beberapa jenis struktur atas, diantaranya : Jenis Struktur Keuntungan Kerugian Kayu Baja Beton bertulang Alami, estetika baik Mudah dan murah didapat Struktur ringan Pengerjaan mudah Daya pikul besar Pelaksanaannya cepat Dapat dipesan sesuai kebutuhan Mampu menahan beban vertikal dan horizontal Kuat dan tahan lama Mampu memikul gaya tarik dan tekan Dapat diterapkan dalam semua kondisi Bentangan maksimal Tahan terhadap api Daya pikul terbatas Perlu perawatan intensif untuk menjaga keutuhannya Bentangan terbatas Mudah terbakar Sulit didapat Bahannya relatif mahal Membutuhkan tenaga ahli dan alat berat dalam pengerjaannya Pemakaian besar Tidak tahan lama Lebih berat Pengerjaannya relatif lama Nilai estetik kurang Tabel 19. Analisa sistem struktur atas Moh Yusup Mubarok / 41206110003 82

Struktur Bawah Bagian struktur yang langsung berhubungan dengan tanah, berfungsi sebagai pemikul beban bangunan, meneruskan dan membagi rata ke atas lapisan tanah keras. Jenis Pondasi Keuntungan Kerugian Batu Kali Tiang Pancang Setempat / Tapak Pengerjaan mudah Bahan relatif murah Dampak pemasangannya tidak merusak lingkungan Daya pikul besar Pelaksanaannya cepat Dapat dipesan sesuai kebutuhan Mampu menahan beban vertikal dan horizontal Daya pikul besar Bahan relatif murah dan mudah didapat Pelaksanaan tidak memerlukan alat berat Dapat diterapkan di semua kondisi tanah Daya pikul relatif kecil Tidak baik untuk tanah lunak Pemasangannya dapat menggangu lingkungan Bahannya relatif mahal Perlu alat berat Memerlukan ruang yang luas Lebih ringan daya pikulnya dibanding dengan tiang pancang Daya dukung tanahnya harus kuat. Tabel 20. Analisa sistem struktur bawah Dari analisa yang ada, maka Sistem Struktur yang digunakan adalah: Struktur atas Jika yang ter-expose yang pilih rangka kayu (kesan alami sesuai tema), sedangkan untuk yang tidak ter-expose dan bangunan yang memiliki bentang yang lebar seperti gedung utama (pusat) dan akustiknya digunakan sistem Rangka Baja (Truss) atau bisa juga dengan sistem Dinding pemikul (Bearing Wall). Struktur bawah Struktur pondasi menggunakan pondasi tiang pancang, pelaksanaan konstruksi menggunakan sistem pre-fabrikasi yang dirakit di pabrik, kecuali untuk bagian bagian tertentu yang harus dibuat di lokasi site, seperti bagian-bagian kecil yang tidak bermodul. Moh Yusup Mubarok / 41206110003 83

V.4.2. Konsep Sistem Utilitas Bangunan A.Mekanikal Elektrikal Sistem Elektrikal Sistem Komunikasi Diagram 7. Sistem Elektrikal (Sumber:Analisa Penulis) Diagram 8. Sistem Komunikasi (Sumber:Analisa Penulis) B.Sistem Sanitasi Penyediaan Air Bersih Diagram 9. Penyediaan Air Bersih (Sumber:Analisa Penulis) Moh Yusup Mubarok / 41206110003 84

Pembuangan Air Kotor Diagram 10. Pembuangan Air Kotor (Sumber:Analisa Penulis) Air Hujan Diagram 11. Instalasi Air Hujan (Sumber:Analisa Penulis) Pembuangan Sampah Diagram 12. Pembuangan Sampah (Sumber:Analisa Penulis) Moh Yusup Mubarok / 41206110003 85

C. Sistem Pengamanan Kebakaran Penanganan diluar gedung : 1. Akses yang mudah untuk petugas pemadam kebakaran 2. Perletakan siamis dekat dengan dengan jangkauan petugas PK 3. Hydrant Box Penanganan didalam gedung : 1. Tangga darurat berikut jalur evakuasi dibawah yang harus cukup dengan ruang terbuka. 2. Sprinkler system, smoke detektor, head detector 3. Water tank yang disediakan khusus untuk sprinkler. 1. Alarm kebakaran Sistem alarm kebakaran terdiri dari: a) Pendeteksi asap (smoke detector) b) Pendeteksi api (fire detector) Smoke detector Pemadam kebakaran peralatan Alarm Fire detector Diagram 13. sistem alarm kebakaran Detector ini memberi sinyal ke sistem alarm dan ke peralatan pemadam kebakaran untuk mempersiapkan operasi pemadaman api. yaitu: 2. Pencegahan Kebakaran Pada konsep pencegahan kebakaran menggunakan tiga sistem pencegahan kebakaran Sistem Hydrant Pilar Sistem Sprinkler Sistem Hydrant box (CO2) Moh Yusup Mubarok / 41206110003 86

V.4.3. Konsep Persyaratan Ruang A. Sistem Pencahayaan Pencahayaan alami, memanfaatkan sinar matahari dengan menempatkan bukaan dan pemakaian maksimal kaca dibagian yangntepat sehingga menurangi energi disiang hari. Pencahayaan buatan, menggunakan sumber energi listrik, untuk menghemat energi, penerangan dikontrol dengan pemasangan saklar untuk mengendalikan pengoperasian. Diagram 14. Analisa Pencahayaan Bangunan (Sumber:Analisa Penulis) B. Sistem Penghawaan Sistem pemanfaatan angin dari arah utara dan selatan dapat dimanfaatkan. Penghawaan buatan, untuk mendapatkan tingkat penyamanan konstan penggunaan AC windows lebih memberi keuntungan : 1. Dapat dikontrol oleh masing masing ruangan 2. Lahan untuk AC out door bisa memanfaatkan dak atap 3. Perawatannya lebih ekonomis 4. Hemat energi (Dipakai jika ada yang menggunakan saja). Moh Yusup Mubarok / 41206110003 87