Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

dokumen-dokumen yang mirip
JURNAL ILMIAH. Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Kesarjanaan Dalam Ilmu Hukum. Oleh: CINDY LUSITA NOVELLA NIM.

BAB I PENDAHULUAN. diterapkan dan hendak dilaksanakan oleh bangsa ini tidak hanya hukum

JURNAL ILMIAH OPTIMALISASI HAKIM PENGAWAS DAN PENGAMAT BERLANDASKAN EKSISTENSI HUKUM POSITIF

PELAKSANAAN PENGAWASAN PUTUSAN PENGADILAN BERUPA REHABILITASI PECANDU NARKOTIKA OLEH HAKIM PENGAWAS ( Studi di Pengadilan Negeri Klas IA Padang )

Jurnal Ilmu Hukum ISSN Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 7 Pages pp

PERAN HAKIM PENGAWAS DAN PENGAMAT DALAM PENCAPAIAN TUJUAN PEMIDANAAN (Studi Di Pengadilan Negeri Klas I A Palu) BUYUNG / D

Dessi Perdani Yuris Puspita Sari Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Jawa Tengah

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

TUGAS II PENGANTAR ILMU HUKUM PENGARUH PUTUSAN PENGADILAN DALAM HUKUM

satunya diwujudkan kedalam Undang-undang Nomor 14 tahun 1970 tentang Nomor 14 tahun 1970 dan diganti oleh Undang-undang Nomor 4 Tahun 2004

KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Penegakan hukum pidana merupakan sebagian dari penegakan hukum di

SKRIPSI PELAKSANAAN PENGAWASAN DAN PENGAMATAN TERHADAP NARAPIDANA OLEH HAKIM PENGAWAS DAN PENGAMAT STUDI KASUS DI LAPAS SLEMAN

2014, No c. bahwa dalam praktiknya, apabila pengadilan menjatuhkan pidana tambahan pembayaran uang pengganti, sekaligus ditetapkan juga maksimu

PELAKSANAAN PENGAWASAN DAN PEMBINAAN PIDANA BERSYARAT (Studi Kasus di Kejaksaan Negeri Medan dan BAPAS Klas I Medan)

PELAKSANAAN PENGAWASAN DAN PENGAMATAN PUTUSAN PEMIDANAAN BERSYARAT OLEH HAKIM PENGADILAN NEGERI PEKANBARU

PENGAWASAN PELAKSANAAN PUTUSAN PENGADILAN OLEH HAKIM PENGAWAS DAN PENGAMAT

2 tersebut dilihat dengan adanya Peraturan Mahkamah agung terkait penentuan pidana penjara sebagai pengganti uang pengganti yang tidak dibayarkan terp

Kata Kunci: Hakim Pengawas, Narkotika dan Lembaga Pemasyarakatan.

STANDART OPERASIONAL KEPANITERAAN

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

BERITA NEGARA. No.711, 2013 MAHKAMAH AGUNG. Penyelesaian. Harta. Kekayaan. Tindak Pidana. Pencucian Uang. Lainnya PERATURAN MAHKAMAH AGUNG

BEBERAPA HAMBATAN YANG DIHADAPI HAKIM DALAM PROSES PEMERIKSAAN PERKARA PIDANA KORUPSI DI PENGADILAN NEGERI JAMBI

Vol.6 No ABSTRACT

PERANAN HAKIM PENGAWAS DAN PENGAMAT DALAM PEMBINAAN NARAPIDANA. Hudali Mukti ABSTRAK PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan. Salah satu ciri negara hukum Indonesia yaitu adanya. yang bertugas mengawal jalannya pemeriksaan sidang pengadilan.

PELAKSANAAN PEMBERIAN CUTI BERSYARAT BAGI NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIA KEROBOKAN DENPASAR

RINGKASAN PUTUSAN. Darmawan, M.M Perkara Nomor 13/PUU-VIII/2010: Muhammad Chozin Amirullah, S.Pi., MAIA Institut Sejarah Sosial Indonesia (ISSI), dkk

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2002 TENTANG GRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

HAK TERSANGKA UNTUK MENDAPATKAN BANTUAN HUKUM DALAM PROSES PENYIDIKAN

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penulisan skripsi ini dilakukan dengan menggunakan penelitian lapangan dengan

Kajian Moral dan Kewarganegaraan Nomor 1 Volume 3 Tahun 2013

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

FUNGSI PRA PERADILAN SEBAGAI LEMBAGA PENGAWASAN HORISONTAL DALAM SISTEM PERADILAN PIDANA TERPADU ( INTEGRATED CRIMINAL JUSTICE SYSTEM ) TESIS

BAB I PENDAHULUAN. pemberantasan atau penindakan terjadinya pelanggaran hukum. pada hakekatnya telah diletakkan dalam Undang-Undang Nomor 48 tahun

2017, No kementerian/lembaga tanpa pernyataan dirampas, serta relevansi harga wajar benda sitaan Rp300,00 (tiga ratus rupiah) yang dapat dijual

PERANAN HAKIM PENGAWAS DAN PEGAMAT TERHADAP PELAKSANAAN PUTUSAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II.B KOTA PADANGSIDIMPUAN. Oleh: Marwan Busyro 1

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA (KPAI) PADA SIDANG HAM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2002 TENTANG GRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III PENUTUP. kesimpulan bahwa realisasi hak-hak narapidana untuk mendapatkan upah atau

PENERAPAN PRINSIP MIRANDA RULE SEBAGAI PENJAMIN HAK TERSANGKA DALAM PRAKTIK PERADILAN PIDANA DI INDONESIA

PP 58/1999, SYARAT-SYARAT DAN TATA CARA PELAKSANAAN WEWENANG, TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PERAWATAN TAHANAN

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 77, Tamba

PENULISAN HUKUM / SKRIPSI PEMBEBASAN BERSYARAT SEBAGAI SUATU MODEL PEMBINAAN NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIA YOGYAKARTA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ACARA PIDANA ISLAM TERHADAP EKSEKUSI PUTUSAN PN SIDOARJO NO. 1169/Pid.B/2008/PN.SDA

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman

SURAT EDARAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 2 TAHUN 1998 TENTANG PERMOHONAN KASASI PERKARA PIDANA YANG TERDAKWANYA BERADA DALAM STATUS TAHANAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1994 TENTANG PENGESAHAN PERJANJIAN EKSTRADISI ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN AUSTRALIA

Nomor : MA/Pemb/1386/84 Yth. Sdr. Ketua Pengadilan SURAT - EDARAN. No. 3 Tahun Tentang. Pelaksanaan tugas KIMWASMAT

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

IMPLEMENTASI POLA PEMBINAAN NARAPIDANA DI LAPAS KELAS 1 BATU NUSAKAMBANGAN (STUDI KASUS DI LAPAS KELAS 1 BATU NUSAKAMBANGAN)

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM

1 jam perkara sesuai dengan nomor urut perkara 4. Membuat formulir penetapan Ketua Pengadilan Negeri tentang

ALAT BUKTI PETUNJUK DALAM PENYELESAIAN PERKARA PIDANA. (Studi Kasus Di Wilayah Hukum Pengadilan Negeri Surakarta)

BAB 3 METODE PENELITIAN

Tinjauan Yuridis terhadap Pelaksanaan Prapenuntutan Dihubungkan dengan Asas Kepastian Hukum dan Asas Peradilan Cepat, Sederhana, dan Biaya Ringan

PENEGAKAN HUKUM. Bagian Kesatu, Wewenang-Wewenang Khusus Dalam UU 8/2010

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2002 TENTANG GRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

STANDAR PELAYANAN KEPANITERAAN PIDANA

BAB I PENDAHULUAN. menentukan secara tegas bahwa negara Indonesia adalah negara hukum.

JURNAL PEMENUHAN HAK NARAPIDANA TINDAK PIDANA KORUPSI DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN WIROGUNAN UNTUK MENDAPATKAN PENGURANGAN MASA PIDANA (REMISI)

Institute for Criminal Justice Reform

PERAN JAKSA DALAM PENGAWASAN NARAPIDANA YANG DIBERIKAN PELEPASAN BERSYARAT DI KOTA SURAKARTA (Studi Kasus Kejaksaan Negeri Surakarta)

DRAF RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG TINDAK PIDANA PENYELENGGARAAN PERADILAN (CONTEMPT OF COURT)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1997 TENTANG PENGADILAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. berlaku 31 Desember. Ini merupakan tindakan dan hasil kemajuan besar dari bangsa kita,

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini narapidana tidak lagi dipandang sebagai objek melainkan

I. PENDAHULUAN. disuatu negara yang mengadakan dasar-dasar dan aturan-aturan untuk menentukan

KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA Jakarta, 1 Pebruari 1985.

Institute for Criminal Justice Reform

KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA DALAM MENGADILI SENGKETA PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara hukum (Rechtsstaat) sebagaimana yang. termaktub dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. supremasi hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) berlandaskan keadilan dan. kebenaran adalah mengembangkan budaya hukum di semua lapisan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Agar hukum dapat berjalan dengan baik, maka berdasarkan

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 82/PUU-XV/2017

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

ABSTRACT. Keywords : internal audit, internal control, compliance of management. vii. Universitas Kristen Maranatha

PEMIDANAAN TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA MELARIKAN WANITA YANG BELUM CUKUP UMUR

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG BANTUAN TIMBAL BALIK DALAM MASALAH PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

STANDAR PELAYANAN PERKARA PIDANA

Negeri Wonosari dalam pelaksanaan checking on the spot tidak

Kata Kunci :Efektivitas, Lembaga Pemasyarakatan, Narapidana, Pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. Ketika seseorang yang melakukan kejahatan atau dapat juga disebut sebagai

PENGATURAN HAK MENGAJUKAN UPAYA HUKUM PENINJAUAN KEMBALI OLEH JAKSA PENUNTUT UMUM

PERTIMBANGAN HAKIM TERHADAP PENELITIAN KEMASYARAKATAN DALAM PENJATUHAN PIDANA TERHADAP ANAK

KEPUTUSAN MENTERI KEHAKIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR :M.01-PK TAHUN 1999 TENTANG ASIMILASI, PEMBEBASAN BERSYARAT DAN CUTI MENJELANG BEBAS

MANTAN BOS ADHI KARYA KEMBALI DAPAT POTONGAN HUKUMAN.

PERAN BALAI PEMASYARAKATAN DALAM PEMBERIAN PEMBEBASAN BERSYARAT BAGI WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN (STUDI DI BALAI PEMASYARAKATAN KLAS II PEKALONGAN)

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (RUU-KUHAP) Bagian Keempat Pembuktian dan Putusan

PELAKSANAAN TUGAS HAKIM PENGAWAS DAN PENGAMAT BAGI NARAPIDANA TINDAK PIDANA KORUPSI DI PENGADILAN NEGERI YOGYAKARTA

Kata kunci: Lembaga Pemasyarakatan, Pembebasan Bersyarat, Warga Binaan, Resosialisasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembaharuan Hukum Pidana di Indonesia oleh bangsa ini sudah mulai dilaksanakan sejak Indonesia merdeka.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG BANTUAN TIMBAL BALIK DALAM MASALAH PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: 2460-643X Implementasi Tugas Hakim Pengawas dan Pengamat (Hawasmat) Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (Studi Kasus Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Bandung) Judge Project Implementation Supervision and Observer (Hawasmat) by Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1981 about Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (Case Study: Women's Correctional Institution Class IIA Bandung) 1 Mico Devani Putri, 2 Sholahuddin Harahap 1,2 Prodi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Islam Bandung, Jl. Tamansari No.1 Bandung 40116 Email: 1 mico.devani28@gmail.com Abstract. This research purpose is for Implementation Supervision And knowing Observations Conducted by the judge wasmat and constraints in District Court Class IA Bandung on the Women Correctional Institution Class IIA Bandung to collect data in the form Interview with Judge Wasmat of 1 (one) and the Deputy Registrar Criminal Law as much as 1 (one) in District Court Class IA Bandung interviews with three (3) persons Prison staff in Women Correctional Institution Class IIA Bandung Determination Letter (SP) appointment of judges in the District Court Class IA Bandung, questionnaires supervisory judge in the framework of monitoring visits and observation (wasmat) at the Institute for Women correctional class IIA Bandung. Data are obtained through the study of documents and field studies were then analyzed qualitatively. for conducting studies theoretical foundation writer by studying books, scientific papers, articles and legislation relating to the object of research problems who want authors carefully. From the research that the author encountered in the field shows that the implementation of monitoring and observations made by hawasmat of the District Court Class IA Bandung against inmates Women Correctional Institution Class IIA Bandung rated less effective implementation because given the supervision and observation, only 1 (one) time 2016 while on the 28th of December 2016 the authors assess the judge wasmat did not visit but only send a letter to the Penitentiary through to an employee of the court to make a demand for a number of data regarding the number of inmates and the data relating to the assignment of judges wasmat to monitoring and observation in according with the mandate Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) and Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 7 Tahun 1985 tentang Petunjuk Pelaksanaan Tugas Hakim Pengawas dan Pengamat. Barriers that occur related to the implementation of tasks Hawasmat based on a number of factors, one of them due to the limited time available for the judge wasmat in performing their duties to supervise and observe inmates in Correctional facility and the number of judges supervisors and observers representing only 1 (one) in the District Court Class IA Bandung. Keywords: Judge, Supervisors, Observers. Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi pelaksanan Pengawasan dan Pengamatan yang dilakukan oleh hakim wasmat dan hambatanya di Pengadilan Negri kelas IA Bandung terhadap Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Bandung dengan mengumpulkan data berupa Wawancara dengan Hakim Wasmat sebanyak 1(satu)orang dan Panitera Muda Hukum Pidana sebanyak sebanyak 1 (satu) orang di Pengadilan Negri kelas IA Bandung, wawancara dengan 3 (tiga) orang Petugas lembaga pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Bandung, Surat Penetapan (SP) penunjukan hakim wasmat di Pengadilan Negri Kelas IA Bandung, Daftar pertanyaan hakim pengawas dalam rangka kunjungan pengawasan dan pengamatan (wasmat) di Lembaga pemasyarakatan Perempuan kelas IIA Bandung. Data diperoleh melalui studi dokumen dan studi lapangan yang selanjutnya dianalisa secara kualitatif.untuk landasan teoritis penulis melakukan pengkajian dengan mempelajari buku-buku, karya ilmiah, artikel-artikel dan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan masalah objek penelitian yang hendak penulis teliti. Dari hasil penelitian yang penulis temui di lapangan terlihat bahwa pelaksanaan Implementasi pengawasan dan pengamatan yang dilakukan oleh hawasmat dari Pengadilan Negri Kelas IA Bandung terhadap narapidana Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Bandung dinilai tidak begitu efektif pelaksanaanya karena mengingat pengawasan dan pengamaatan tersebut, hanya dilakukan 1 (satu) kali pada tahun 2016 sementara pada tanggaal 28 desember 2016 penulis menilai hakim wasmat tidak melakukan kunjungan melainkan hanya berkirim surat kepada pihak Lembaga Pemasyarakatan 500

Implementasi Tugas Hakim Pengawas dan Pengamat 501 melalui salah seorang pegawai Pengadilan untuk melakukan permintaan sejumlah data terkait jumlah narapidana dan data-data yang berkaitan dengan tugas hakim wasmat untuk melakukan pengawasan dan pengamatan sesuai dengan amanat dari Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 7 Tahun 1985 tentang Petunjuk Pelaksanaan Tugas Hakim Pengawas dan Pengamat. Hambatan yang terjadi terkait pelaksanaan tugas Hawasmat dilandasi sejumlah faktor salah satunya dikarenakan terbatasnya waktu yang tersedia bagi hakim wasmat dalam menjalankan tugas untuk mengawasi dan mengamati narapidana di lembaga pemasyaraktan dan jumlah hakim pengawas dan pengamat yang hanya berjumlah 1 (satu) orang di Pengadilan Negri Kelas IA Bandung. Kata Kunci: Hakim, Pengawas, Pengamat. A. Pendahuluan Hakim adalah pejabat peradilan negara yang mempunyai wewenang untuk memeriksa dan mengadili semua perkara yang berada di wilayah hukumnya meliputi daerah kekuasaannya (kompetensi relatif). Dalam memeriksa, mengadili, dan memutus suatu perkara, hakim harus memperhatikan nilai-nilai yang berkembang didalam masyarakat, hakim sebagai pejabat peradilan tidak boleh menolak untuk memeriksa, mengadili, memutus suatu perkara dengan dalih bahwa hukum tidak ada atau kurang jelas, maka hakim dalam hal ini tidak boleh menolak untuk memeriksa dan mengadili semua perkara yang diajukan kepadanya 1 Pasca setalah putusan hakim berupa penjatuhan pidana perampasan kemerdekaan telah berkekuatan hukum tetap maka dilakukan tahap pembinaan kepada narapidan di lembaga pemasyarakatan, yang mempunyai fungsi dan kedudukan yang sangat strategis dikarenakan lembaga pemasyarakatan ini merupakan upaya pembinaan yang sangat menentukan pembentukan karakter dan menumbuhkan kesadaran kepada narapidana pasca bebas dari lembaga pemasyarakatan, singkatnya hal ini akan tercapai dengan baik apabila terdapat lembaga sebagai bagian dari sub sistem pengadilan yang terhubung dengan Lembaga Permasyarakatan, hubungan yang dibangun dilandaskan kepada adanya pengawasan dan pengamatan terhadap pelaksanaan hukum dan pemenuhan hak-hak narapidana sebagaimana mestinya. Dikarenakan hal tersebut merupakan tanggung jawab moral pengadilan untuk manjamin pemenuhan hak-hak terpidana didalam Lembaga Permasyarakatan Pelaksanaan pengawasan dan pengamatan yang dilakukan oleh Hakim Pengawas dan Pengamat, dilaporkan kepada Ketua Pengadilan, akan tetapi tidak saja dapat menentukan kebijaksanaan pembinaan narapidana di penjara atau Lembaga Pemasyarakatan, tetapi juga ada tolok ukur dalam menjatuhkan putusan oleh hakim. Selain itu, untuk mengetahui bahwa pidana yang dikenakan kepada narapidana penjara dapat bermanfaat apakah pelaksanaan pembinaan terhadap narapidana yang menjalani pidana penjara didasarkan kepada hak-hak asasi narapidana, yang ditujukan demi tercapainya tujuan sistem peradilan pidana pada umumnya, dan khususnya agar narapidana tidak melakukan kejahatan lagi setelah selesai menjalani masa hukuman pidana penjara. Maka, urgensi dari adanya tugas pengawasan dan pengamatan yang dilakukan oleh Hawasmat dirasa sangatlah penting dilakukan, terutama terhadap narapidana di Lembaga Permasyarakatan Perempuan Kelas IIA Bandung karena narapidana merupakan objek pengawasan yang harus diawasi oleh Hawasmat B. Landasan Teori Konsepsi mengenai pengawasan dan pengamatan yang di lakukan oleh hakim sudah jauh diterapkan di Perancis dengan membentuk sebuah lembaga yang dinamakan 1 Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman Pasal 16 ayat (1). Ilmu Hukum, Gelombang 2, Tahun Akademik 2016-2017

502 Mico Devani Putri, et al. le juge de l application despeines untuk mudahnya sering disingkat dengan J.A.P yang di Perancis sendiri di introdusir pada tahun 1959 lebih diperkenalkan dengan hukum penitentiair dan akan mendekatkan hakim tidak saja dengan kejaksaaan dan kepolisian melainkan pula dengan lembaga-lembaga pemasyarakatan dalam rangkaian proses pidana 2 berlandasakan kepada konsep tersebut keberadaan hakim wasmat kemudian diperkenalkan lebih lanjut oleh Oemar Seno Adjie pada saat menyampaikan pidato ilmiah selaku dekan Fakultas Hukum Universitas Krisdwipayana pada upacara dies natalis ke-xx, tanggal 2 April 1974. Selanjutnya pendapat ini di sampaikan oeh Mentri Kehakiman Mudjono ketika memberikan pendapat pemerintah tanggal 9 Oktober 1979. Istilah yang diggunakan adalah Hakim khusus tersebut mengenai kedudukan pelaksanaan pengawasan dan pengamatan yang dilakukan oleh Hakim Pengawas dan pengamat secara lebih jelas ditur didalam Bab XX Pasal 277-283 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) yaitu: Pasal 277 1. Pada setiap pengadilan harus ada hakim yang diberi tugas khusus untuk membantu ketua dalam melakukan pengawasan dan pengamatan terhadap putusan pengadilan yang menjatuhkan pidana perampasan kemerdekaan. 2. Hakim sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) yang disebut hakim pengawas dan pengamat ditunjuk oleh ketua pengadilan untuk paling lama dua tahun. Pasal 278 Jaksa mengirimkan tembusan berita acara pelaksanaan putusan pengadilan yang ditandatangani olehnya, kepala lembaga pemasyarakatan dan terpidana kepada pengadilan yang memutus perkara pada tingkat pertama dan panitera mencatatnya dalam register pengawasan dan pengamatan. Pasal 279 Register pengawasan dan pengamatan sebagaimana tersebut pada Pasal 278 wajib dikerjakan, ditutup dan ditandatangani oleh panitera pada setiap hari kerja dan untuk diketahui ditandatangani juga oleh hakim sebagaimana dimaksud dalam Pasal 277 Pasal 280 1. Hakim pengawas dan pengamat mengadakan pengawasan guna memperoleh kepastian bahwa putusan pengadilan dilaksanakan sebagaimana mestinya. 2. Hakim pengawas dan pengamat mengadakan pengamatan untuk bahan penelitian demi ketetapan yang bermanfaat bagi pemidanaan, yang diperoleh dari perilaku narapidana atau pembinaan lembaga pemasyarakatan serta pengaruh timbal-balik terhadap narapidana selama menjalani pidananya. 3. Pengamanan sebagaiamana dimaksud dalam ayat (2) tetap dilaksanakan setelah terpidana selesai menjalani pidananya 4. Pengawasan dan pengamatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 277 berlaku juga bagi pemidanaan bersayarat hlm.285. 2 Oemar Seno Adji, Hukum (Acara) Pidana Dalam Prospeksi, Erlangga, Jakarta, 1984, Volume 3, No.2, Tahun 2017

Implementasi Tugas Hakim Pengawas dan Pengamat 503 Pasal 281 Atas permintaan hakim pengawas dan pengamat, kepala lembaga pemasyarakatan menyampaikan informasi secara berkala atau sewaktu-waktu tentang perilaku narapidana tertentu yang ada dalam pengamatan hakim tersebut. Pasal 282 Jika dipandang perlu demi pendayagunaan pengamatan, hakim pengawas dan pengamat dapat membicarakan dengan kepala lembaga pemasyarakatan tentang cara pembinaan narapidana tertentu. Pasal 283 Hasil pengawasan dan pengamatan dilaporkan oleh hakim pengawas dan pengamat kepada ketua pengadilan secara berkala. 3 C. Hasil Penelitian dan Pembahasan Pelaksanaan tugas hakim pengawas dan pengamat yang berkaitan dengan kejaksaan diatur didalam pasal 278 KUHAP bahwa, Jaksa mengirimkan tembusan berita acara pelaksanaan putusan pengadilan yang ditandatangani olehnya, kepala lembaga pemasyarakatan dan terpidana kepada pengadilan yang memutus perkara pada tingkat pertama dan panitera mencatatnya dalam register pengawasan dan pengamatan Jaksa selaku eksekutor, menyerahkan terpidana ke pada lembaga pemasyarakatan secara langung. Apabila Jaksa lalai melaksanakan kewajibanya maka dapat berpengaruh kepada proses pembinaan yang seharusnya dijalankan oleh narapidana di Lembaga Pemasyarakata. Dari hasil kesimpulan wawancara yang penulis lakukan di Kejaksaan Tinggi Jawa Barat mengenai pengetahuan kejaksaan dengan hakim wasmat, terlihat bahwa kurang dijalinya komunikasi dalam forum bersama antara hakim wasmat dengan pihak kejaksaan yang seharusnya dilaksanakan, pihak kejaksaan berpendapat bahwa Hakim Wasmat sendiri tidak memiliki kewenangan untuk melakukan peneguran selain itu, kunjungan atau bahkan komunikasi antara hakim wasmat kepada pihak Kejaksaan terlihat jarang dilakukan bahkan tidak pernah dilakukan sama sekali Pengawasan dan pengamatan yang dilakukan hakim wasmat juga berkaitan dengan lembaga pemasyarakatan sesuai dengan ketentuan pasal Pasal 281 bahwa, atas permintaan hakim pengawas dan pengamat, kepala lembaga pemasyarakatan menyampaikan informasi secara berkala atau sewaktu-waktu tentang perilaku narapidana tertentu yang ada dalam pengamatan hakim tersebut. dan PasaI 282 Jika dipandang perlu demi pendayagunaan pengamatan, hakim pengawas dan pengamat dapat membicarakan dengan kepala lembaga pemasyarakatan tentang cara pembinaan narapidana tertentu ketentuan mengenai pasal tersebut diatur lebih lanjut didalam Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 7 tahun 1985 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Tugas Hakim Pengawas dan Pengamat, bahwa hakim wasmat diharuskan untuk melakukan checking on the spot minimal 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) bulan Dari hasil kesimpulan wawancara yang penulis lakukan dengan Ibu Yovana selaku Staf Jabatan Struktural Bagian Kasubsie administrasi di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Bandung bahwa kunjungan Hakim Wasmat beberapa pihak di Lembaga (KUHAP). 3 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana Ilmu Hukum, Gelombang 2, Tahun Akademik 2016-2017

504 Mico Devani Putri, et al. Pemasyarakatan Perempuan kelas IIA Bandung pernah mendapatkan kunjungan dari Hakim Wasmat selama 1 (satu) tahun terakhir yakni tahun 2016 sedangkan pada tanggal pada tanggal 28 Desember 2016 hakim wasmat tidak melakukan kunjungan dikarenakan hakim yang bersangkutan tidak datang langsung ke lembaga pemasyarakatan, hakim wasmat hanya mengirimkan surat pengawasan dan pengamatan untuk meminta datadata narapidana dan kegiatan narapidana, pengiriman surat tersebut dilakukan melalui pegawai Pengadilan dari pihak Pengadilan Negri Kelas IA Bandung. Untuk mendukung data hasil wawancara penulis juga melakukan penyebaran kuisioner dengan narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan kelas IIA Bandung yang diambil sampel sebanyak 15 (lima belas) responden, terlihat bahwa hanya 1 (satu) orang narapidana pernah melihat kunjungan hakim wasmat, selain itu hanya 3 (tiga) responden yang mengetahui mengenai adanya lembaga hakim wasmat, berkaitan dengan ketentuan Pasal 279 bahwa Register pengawasan dan pengamatan sebagaimana tersebut pada Pasal 278 wajib dikerjakan, ditutup dan ditandatangani oleh panitera pada setiap hari kerja dan untuk diketahui ditandatangani juga oleh hakim sebagaimana dimaksud dalam Pasal 277 berdasarkan hasil wawancara dengan Muhammad Ali.S,H. selaku Panitera Pengadilan Negeri Kelas IA Bandung pemeriksaan, pengisian, dan penandatanganan register pengawasan dan pengamatan tidak dilakukan oleh Hakim Wasmat, melainkan hanya menandatangani suatu surat berupa laporan yang menyatakan bahwa terpidana telah dieksekusi menurutnya blangko pengawasan dan pengamatan sudah tidak diterbitkan lagi dalam kurun waktu 5 tahun, padahal hal tersebut sangat diperlukan untuk memastikan bahwa narapidana memperoleh hak-haknya di dalam lembaga pemasyarakatan. Dalam pelaksanaan tugas hakim wasmat, terdapat permasalahan yang menyebabkan kurang terlaksanakanya tugas hakim wasmat secara efektif adapun beberapa permasalahan seperti Terbatasnya waktu yang tersedia bagi hakim wasmat dalam menjalankan tugas untuk mengawasi dan mengamati narapidana di lembaga pemasyaraktan, hakim wasmat sebagai hakim aktif yang memeriksa dan mengadili perkara di pengadilan negri selain itu Tugas hakim wasmat memiliki titik singgung antara lembaga Kejaksaan dan Lembaga Pemasyarakatan, dari pihak kejaksaan menilai bahwa Pengawasan yang dilakukan oleh Hakim Wasmat sebenarnya sudah termasuk kedalam. Pengawasan internal dari pihak kejaksaan sehingga dirasa tidak perlu lagi, metode Pengawasan Hakim Wasmat kurang begitu efektif dan tidak secara menyeluruh sehingga kurang terjamin keobjektifan dan kebenaranya, hal ini dapat dilihat dari metode pengawasan dan pengamatan yang dilakukan oleh Hakim Wasmat tidak melakukan wawancara secara mendalam hanya sekedar bertanya kepada narapidana ketika lewat/berkunjung ke blok-blok dengan didampingi petugas LAPAS, Hakim selalu mengalami perpindahan (rolling) tugas dan tidak selalu menetap didalam suatu wilayah Pengadilan Negri, sehingga hakim wasmat mengalami kesulitan karena harus mempelajari situasi dan kondisi narapidana berdasarkan data yang diperoleh dari hakim wasmat sebelumnya, Jumlah hakim wasmat sendiri sebenarnya tidak bisa dikatakan cukup untuk melakukan pengawasan dan pengamatan kesejumlah Lembaga Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Bandung jumlah narapidana sebanyak 581 pada tanggal 25 Februari 2017 sedangkan jumlah hakim wasmat untuk Pengadilan Negri Kelas IA Bandung hanyalah 1 (satu) orang saja. D. Penutup Hakim wasmat merupakan hakim aktif yang mengadili perkara di pengadilan berkaitan dengan Implementasi pengawasan dan pengamatan yang dilakukan oleh hawasmat di Pengadilan Negri Kelas IA Bandung terhadap penjatuhan putusan Volume 3, No.2, Tahun 2017

Implementasi Tugas Hakim Pengawas dan Pengamat 505 perampasan kemerdekaan (penjara) narapidana oleh hawasmat di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Bandung penulis berpendapat tidak begitu efektif pelaksanaanya karena, hanya dilakukan 1 (satu) kali di tahun 2016, sementara pada tanggal 28 Desember 2016 penulis berpendapat hakim wasmat tidak melakukan kunjungan melainkan hanya berkirim surat kepada pihak Lembaga Pemasyarakatan melalui salah seorang pegawai pengadilan untuk meminta data terkait jumlah narapidana dan data-data yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas hakim wasmat Sedangkan untuk Permasalahan yang terkait dengan hambatan bagi hawasmat dalam melakukan tugas pengawasan dan pengamatan terhadap putusan perampasan kemerdekaan (penjara) di Pengadilan Negri Kelas IA Bandung disebabkan kurangnya atau keterbatasan waktu dan juga jumlah hakim pengawas dan pengamat yang hanya berjumlah 1 (satu) orang untuk mengawasi dan juga mengamati narapidana di Lembaga Pemasyaraktan Perempuan Kelas IIA Bandung yang berjumlah 518 orang pada tanggal 25 Februari 2017 E. Saran Adapun saran yang dapat penulis ajukan sebagai masukan untuk mengefektifkan peranan hakim wasmat yaitu, diperlukan adanya regulasi yang jelas dengan memberikan tambahan mengenai batasan kewenangan hakim wasmat sehingga instansi yang berhubungan dengan hakim wasmat seperti Jaksa dan Lembaga Pemasyarakatan dapat memahami sejauh mana kewenangan batasan tugas hakim wasmat, Sebaiknya hakim wasmat dijadikan sebagai suatu lembaga yang mandiri yang berdiri sendiri, sehingga dapat diharapkan seorang hakim wasmat akan dapat berkonsentrasi penuh pada tugas pengawasan dan pengamatan serta tidak terikat oleh jadwal yang lain selain itu diperlukan adanya kualifikasi khusus dalam hal dalam pemilihan Hakim Wasmat seperti adanya pemahaman hakim wasmat terhadap ilmu pemasyarakatan sehingga latar belakang pengetahuan mereka khususnya tentang tata cara pembinaan narapidana menurut sistem pemasyarakatan dapat mengoptimalkan pelaksanaan tugas pengawasan dan pengamatan terhadap narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Apabila melihat dari jumlah hakim wasmat di Pengadilan Negeri Kelas IA Bandung sebaiknya ditambah beberapa orang lagi, sehingga dapat bergantian mengadakan kunjungan pada Lembaga Pemasyarakatan untuk mengawasi dan mengamati pelaksanaan hukuman narapidana. Daftar Pustaka Buku-buku: Oemar Seno Adji, Hukum (Acara) Pidana Dalam Prospeksi, Erlangga, Jakarta, 1984. Peraturan Perudang-undangan : Indonesia, Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman Pasal 16 ayat(1).,undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP). Ilmu Hukum, Gelombang 2, Tahun Akademik 2016-2017