BAB I PENDAHULUAN. tentu dapat menjadi penghambat bagi proses pembangunan. Modal manusia yang

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan suatu Negara untuk tujuan menghasilkan sumber daya

Nusa Tenggara Timur Luar Negeri Banten Kepulauan Riau Sumatera Selatan Jambi. Nusa Tenggara Barat Jawa Tengah Sumatera Utara.

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),

RUMAH KHUSUS TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN

Tabel Lampiran 1. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi Per Propinsi

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN

TABEL 1 GAMBARAN UMUM TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) KURUN WAKTU 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2011

BAB I PENDAHULUAN. Pendekatan pembangunan manusia telah menjadi tolak ukur pembangunan. pembangunan, yaitu United Nations Development Programme (UNDP)

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PROVINSI BENGKULU MARET 2016 MULAI MENURUN

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU UTARA SEPTEMBER 2016

2

Fungsi, Sub Fungsi, Program, Satuan Kerja, dan Kegiatan Anggaran Tahun 2012 Kode Provinsi : DKI Jakarta 484,909,154

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah penduduk adalah salah satu input pembangunan ekonomi. Data

WORKSHOP (MOBILITAS PESERTA DIDIK)

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA BARAT MARET 2016 MULAI MENURUN

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU SEPTEMBER 2016 MENURUN

Jumlah Akomodasi, Kamar, dan Tempat Tidur yang Tersedia pada Hotel Bintang Menurut Provinsi,

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan suatu langkah dalam membuat sesuatu yang

Estimasi Kesalahan Sampling Riskesdas 2013 (Sampling errors estimation, Riskesdas 2013)

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Proses pembangunan sebenarnya adalah merupakan suatu perubahan sosial

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah kekayaan bangsa yang sesungguhnya. Tujuan utama dari

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PAPUA BARAT MARET 2017 MEMBAIK

PREVALENSI BALITA GIZI KURANG BERDASARKAN BERAT BADAN MENURUT UMUR (BB/U) DI BERBAGAI PROVINSI DI INDONESIA TAHUN Status Gizi Provinsi

SURVEI NASIONAL LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN 2016

KEPUTUSAN BADAN AKREDITASI NASIONAL ( BAN PAUD DAN PNF ) NOMOR: 024/BAN PAUD DAN PNF/AK/2017

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakh

PANDUAN. Aplikasi Database Tanah, Bangunan/Gedung, dan Rumah Negara Gol. 2

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH (Indikator Makro)

BERITA RESMI STATISTIK

Rekapitulasi Luas Penutupan Lahan Di Dalam Dan Di Luar Kawasan Hutan Per Provinsi Tahun 2014 (ribu ha)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAPPENAS. Pelimpahan Urusan Pemerintahan. Gubernur. Dekonsetrasi. Perubahan.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

INDEKS PEMBANGUNAN GENDER DAN INDEKS PEMBERDAYAAN GENDER Provinsi DKI Jakarta TAHUN 2011

Jumlah Ternak yang dipotong di rumah potong hewan (RPH) menurut Provinsi dan Jenis Ternak (ekor),

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 041/P/2017 TENTANG

PROFIL PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH MASYARAKAT

JUMLAH PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA ASAL PROVINSI BERDASARKAN JENIS KELAMIN PERIODE 1 JANUARI S.D 31 OKTOBER 2015

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI BARAT (Indikator Makro)

Indeks Tendensi Konsumen Sulawesi Selatan Triwulan III

Jumlah Akomodasi, Kamar, dan Tempat Tidur yang Tersedia pada Hotel Bintang Menurut Provinsi,

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Arsip Nasional Re

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Pembinaan. Pengawasan. Perubahan.

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pembangunan. Pembangunan pada dasarnya adalah suatu proses

Indeks Tendensi Konsumen Triwulan III-2017

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA UTARA SEPTEMBER 2016 MENURUN

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses yang

U r a i a n. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pendidikan Nonformal dan Informal

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SULAWESI TENGGARA MARET 2017 MENURUN TERHADAP MARET 2016

BKN. Kantor Regional. XIII. XIV. Pembentukan. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

. Keberhasilan manajemen data dan informasi kependudukan yang memadai, akurat, lengkap, dan selalu termutakhirkan.

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU (Indikator Makro)

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Pembangunan di Indonesia secara keseluruhan

BAB I PENDAHULUAN. Selama awal perkembangan literatur pembagunan, kesuksesan

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, pembangunan merupakan syarat mutlak bagi suatu negara.

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

BERITA RESMI STATISTIK

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. lumpuhnya sektor-sektor perekonomian dunia, sehingga dunia dihadapkan bukan

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN KONSUMSI MARET 2017

- 1 - KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5/HUK/2018 TENTANG PENETAPAN PENERIMA BANTUAN IURAN JAMINAN KESEHATAN TAHUN 2018

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

2 menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 154/PMK.05/2014 tentang Pelaksanaan Sistem Perbendahar

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA MARET 2017

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK INDONESIA MARET 2017 MENURUN

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN II-2016

KEPUTUSAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR HK.03.01/VI/432/2010 TENTANG

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA RESMI STATISTIK

I. PENDAHULUAN. pembangunan manusiadengan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi. untuk menghasilkan barang dan jasa akan meningkat.

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BERITA RESMI STATISTIK

ALOKASI ANGGARAN. No Kode Satuan Kerja/Program/Kegiatan Anggaran (Ribuan Rp) (1) (2) (3) (4) 01 Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA MARET 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pembimbing : PRIHANDOKO, S.Kom., MIT, Ph.D.

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR ECERAN RUPIAH FEBRUARI 2016

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG

INDEKS KEBAHAGIAAN SULAWESI BARAT TAHUN 2017

MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

PROFIL SINGKAT PROVINSI MALUKU TAHUN 2014

V. GAMBARAN UMUM. Penyajian gambaran umum tentang variabel-variabel endogen dalam

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Pembinaan. Pengawasan. Pencabutan.

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA SEPTEMBER 2013

INDEKS KEBAHAGIAAN BANTEN TAHUN 2017

INDEKS KEBAHAGIAAN KALIMANTAN UTARA TAHUN 2017

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Negara sedang berkembang, pada umumnya memiliki sumber daya manusia (SDM) yang melimpah namun dengan kualitas yang masih tergolong rendah. Hal ini tentu dapat menjadi penghambat bagi proses pembangunan. Modal manusia yang berkualitas akan sangat berperan penting untuk meningkatkan kualitas pembangunan dan menjaga kelangsungan pembangunan itu sendiri. Selain itu dengan SDM yang berkualitas akan mampu meningkatkan produktivitas serta memberikan kontribusi bagi kemajuan teknologi yang berdampak bagi kesejahteraan masyarakat. Oleh sebab itu diperlukan upaya dari pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas SDM. Menurut Mankiw (2008) dalam Suparno (2014), pengembangan sumber daya manusia dapat dilakukan dengan perbaikan kualitas modal manusia. Dalam hal ini, modal manusia tidak hanya mengacu pada pendidikan tetapi juga pada kesehatan yaitu mendorong ke arah populasi yang sehat yaitu kesehatan. Pendidikan dan kesehatan merupakan tujuan pembangunan yang mendasar di suatu wilayah. Kesehatan merupakan inti dari kesejahteraan, dan pendidikan adalah hal yang pokok untuk mencapai kehidupan yang layak. 1

2 Salah satu tolak ukur yang digunakan dalam melihat kualitas hidup manusia adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM merupakan suatu indeks komposit yang mencakup tiga bidang pembangunan manusia yang dianggap sangat mendasar yang dilihat dari kualitas fisik dan non fisik penduduk.adapun ketiga indikator tersebut adalah: indikator kesehatan, tingkat pendidikan, dan indikator ekonomi. Kualitas fisik tercermin dari angka harapan hidup, sedangkan kualitas non-fisik tercermin dari lamanya rata-rata penduduk bersekolah dan angka melek huruf, dan mempertimbangkan kemampuan ekonomi yaitu pengeluaran riil per kapita (Development Report 2015: Work for Human Development, UNDP). IPM di Indonesia dari tahun 2006 sampai 2013 terus mengalami peningkatan namun demikian tidak semua daerah atau provinsi memiliki IPM dengan nilai yang tinggi. Tabel 1.1 menunjukkan perbedaan IPM tersebut dapat disebabkan oleh perbedaan dalam ketersediaan infrastruktur baik pendidikan, kesehatan maupun transportasi. Perubahan IPM yang paling menonjol terjadi di Sulawesi Selatan (Pada tahun 2006 berada di peringkat ke 23 dengan nilai IPM sebesar 68.81 dapat naik ke peringkat 18 pada tahun 2013 dengan nilai IPM sebesar 71.90) dan Maluku (pada tahun 2006 berada di peringkat 17 dengan nilai IPM sebesar 69.69 turun ke peringkat 21 pada tahun 2013 dengan nilai IPM sebesar 73.54) Sementara itu provinsi di peringkat IPM bawah dan tidak mengalami perubahan peringkat antara tahun 2006 dan tahun 2013 adalah Papua Barat, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat dan Papua dengan nilai masing-masing tertera pada Tabel 1.1 berikut ini :

3 Tabel 1.1 Indeks Pembangunan Manusia Provinsi tahun 2006 dan 2013 No. PRO VINSI IPM RANGKING 2006 2013 2006 2013 1 DKI Jakarta 76.33 78.59 1 1 2 Sulawesi Utara 74.37 77.37 2 3 3 Riau 73.81 77.36 3 5 4 DI Yogyakarta 73.70 77.33 4 2 5 Kalimantan T engah 73.40 77.25 5 7 6 Kalimantan T imur 73.26 76.56 6 4 7 Kep. Riau 72.79 75.68 7 6 8 Sumatera Utara 72.46 75.55 8 8 9 Sumatera Barat 71.65 75.01 9 9 10 Jambi 71.29 74.41 10 12 11 Bengkulu 71.28 74.36 11 10 12 Kep. Bangka Belitung 71.18 74.35 12 13 13 Sumatera Selatan 71.09 74.29 13 11 14 Jawa Barat 70.32 74.11 14 16 15 Jawa T engah 70.25 74.05 15 15 16 Bali 70.07 73.58 16 14 17 Maluku 69.69 73.54 17 21 18 Aceh 69.41 73.28 18 19 19 Lampung 69.38 73.05 19 20 20 Jawa T imur 69.18 72.87 20 17 21 Banten 69.11 72.70 21 23 22 Sulawesi T engah 68.85 72.54 22 22 23 Sulawesi Selatan 68.81 71.90 23 18 24 Gorontalo 68.01 71.77 24 24 25 Sulawesi T enggara 67.80 71.74 25 26 26 Kalimantan Selatan 67.75 71.73 26 25 27 Maluku Utara 67.51 71.41 27 29 28 Kalimantan Barat 67.08 70.93 28 28 29 Sulawesi Barat 67.06 70.63 29 27 30 Papua Barat 66.08 70.62 30 30 31 Nusa T enggara T imur 64.83 68.77 31 31 32 Nusa T enggara Barat 63.04 67.73 32 32 33 Papua 62.75 66.25 33 33 Sumber: BPS Indonesia

4 Perbaikan ataupun pembangunan manusia yang berkualitas dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya melalui pembangunan infrastruktur. Adapun studi empiris yang dilakukan oleh Kusharjanto dan Kim (2011) yang meneliti hubungan antara infrastuktur dan pembangunan manusia di Jawa menunjukkan bahwa semua variabel ketersediaan infrastruktur, dalam hal ini listrik, air bersih, panjang jalan dan gedung sekolah, menunjukkan korelasi positif yang signifikan terhadap IPM di Jawa. Perbaikan kualitas modal manusia tergantung pada tersedianya infrastruktur yang menunjang upaya peningkatan kualitas SDM. Infrastruktur merupakan suatu sarana (fisik) pendukung agar pembangunan ekonomi suatu negara dapat terwujud. Infrastruktur dapat menigkatkan investasi swasta dan publik serta menigkatkan tingkat percepatan pembangunan yang baik tentu akan berdampak bagi kesejahteraan masyarakat, juga menunjukkan seberapa besar pemerataan pembangunan terjadi. Infrastruktur seperti jalan raya, air bersih, listrik dan fasilitas pendidikan dan kesehatan seperti gedung sekolah dan rumah sakit sangat memberikan dampak terhadap kualitas sumber daya manusia. Oleh sebab itu infrakstruktur layak untuk menjadi perhatian, harus dikelola dengan baik melalui kebijakan yang intensif dalam mengelolanya. Pada kenyataaannya di Indonesia masih banyak ditemui jalan raya yang rusak dan di sebagian daerah masih belum ada akses jalan raya yang memadai. Infrakstruktur lainnya seperti listrik dan air bersih pun belum tersedia merata di semua daerah di Indonesia sehingga masih banyak rumah tangga yang belum

5 mendapatkan akses listrik dan akses ke air bersih. Banyak daerah juga belum memiliki fasilitas pendidikan seperti bangunan sekolah layak pakai, khususnya daerah-daerah di kawasan Indonesia bagian timur. Penelitian ini mengadopsi penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kusharjanto dan Kim (2011) di pulau Jawa Indonesia. Namun dalam penelitian ini, lokasi penelitian yang dijadikan sampel adalah provinsi-provinsi di kawasan Indonesia bagian timur. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan sebelumnya maka judul yang diangkat pada penulisan karya ilmiah ini adalah Pengaruh Infrastruktur Terhadap Pembangunan Manusia Di Provinsi-provinsi Kawasan Indonesia Bagian Timur Periode 2006-2013. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, maka rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana pengaruh persentasi jumlah rumah tangga yang mendapat/ memiliki akses listrik terhadap pembangunan manusia dengan sampel provinsi-provinsi kawasan Indonesia bagian timur periode pengamatan 2006-2013. 2. Bagaimana pengaruh persentasi jumlah rumah tangga yang mendapat/ memiliki akses air bersih erhadap pembangunan manusia

6 dengan sampel provinsi-provinsi kawasan Indonesia bagian timur periode pengamatan 2006-2013. 3. Bagaimana pengaruh rasio jumlah murid sekolah dasar (per seratus murid) terhadap jumlah gedung sekolah dasar erhadap pembangunan manusia dengan sampel provinsi-provinsi kawasan Indonesia bagian timur periode pengamatan 2006-2013. 4. Bagaimana pengaruh rasio panjang jalan terhadap luas area/ wilayah) terhadap pembangunan manusia dengan sampel provinsiprovinsi kawasan Indonesia bagian timur periode pengamatan 2006-2013. 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh persentasi jumlah rumah tangga yang mendapat/ memiliki akses listrik terhadap pembangunan manusia dengan sampel provinsi-provinsi kawasan Indonesia bagian timur periode pengamatan 2006-2013. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh persentasi jumlah rumah tangga yang mendapat/ memiliki akses air bersih terhadap pembangunan manusia dengan sampel provinsi-provinsi kawasan Indonesia bagian timur periode pengamatan 2006-2013.

7 3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh rasio jumlah murid sekolah dasar (per seratus murid) terhadap jumlah gedung sekolah dasar erhadap pembangunan manusia dengan sampel provinsiprovinsi kawasan Indonesia bagian timur periode pengamatan 2006-2013. 4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh rasio panjang jalan terhadap luas area/ wilayah) terhadap pembangunan manusia dengan sampel provinsi-provinsi kawasan Indonesia bagian timur periode pengamatan 2006-2013. 1.4. Hipotesis Penelitian 1. Diduga persentasi jumlah rumah tangga yang mendapat/ memiliki akses listrik berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembangunan manusia. 2. Diduga persentasi jumlah rumah tangga yang mendapat/ memiliki akses air bersih berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembangunan manusia 3. Diduga rasio jumlah murid sekolah dasar (per seratus murid) terhadap jumlah gedung sekolah dasar terhadap pembangunan manusia di provinsiprovinsi kawasan Indonesia bagian timur periode pengamatan.

8 4. Diduga rasio panjang jalan terhadap luas area/ wilayah berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembangunan manusia di provinsi-provinsi kawasan Indonesia bagian timur periode pengamatan. 1.5. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk : 1) Pembaca/ Peneliti, sebagai referensi dan bahan acuan serta pembanding studi/ penelitian yang terkait dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 2) Pemerintah, sebagai referensi dalam merumuskan kebijakan untuk meningkatkan pembangunan sumber daya manusia dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhinya, khususnya di kawasan Indonesia bagian timur. 1.6. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan disajikan sebagai berikut: 1) Pendahuluan, pada bab pertama ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan skripsi. 2) Kajian Pustaka, menguraikan tentang definisi, jenis-jenis dan penyebab, teori-teori yang melandasi pembangunan manusia serta studi terkait yang mendukung penelitian ini. 3) Metodelogi Penelitian, pada bab ini diuraikan jenis dan sumber data; definisi operasional variabel; model penelitian yang terdiri dari model teoritis dan ekonometrika (regresi

9 linier berganda) data panel khususnya model fixed effect, tahapan pengujian yang terdiri uji statistik. 4) Hasil dan Pembahasan, bab ini memuat hasil estimasi; pengujian statistik model regresi linier bergandadata panel yang terdiri dari uji-t, uji-f, dan koefisien determinasi (R 2 ); serta pembahasan dari hasil regresi data panel tersebut. 5) Penutup, bab ini memuat kesimpulan dan saran.