Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Jamali, SE, MM

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH STRES KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (BPM) KOTA BANDA ACEH

PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL TERHADAP TURNOVER INTENTION KARYAWAN HIGH POINT SERVICED APARTMENT SURABAYA

HUBUNGAN KOMITMEN ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP INTENSI KELUAR KARYAWAN PADA PT. PURNA GRAHA ABADI TASIKMALAYA. Oleh: Reza Rizky Aditya

II. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI KERJA PEGAWAI

Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Motivasi Kerja dan Kinerja Karyawan (Studi pada UD. Merpati Mas Kediri) ABSTRAK 1.

PENGARUH KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH BANK

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PENGARUH DISIPLIN KERJA PEGAWAI TERHADAP PELAYANAN DI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD) PASAR BAYONGBONG KABUPATEN GARUT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Volume I No.02, Februari 2016 ISSN :

fundamental management journal eissn: (online) Volume:1(S) No.1 Part 1 (E-HRM 2016) Special Issues of Human Resource Management

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

METODELOGI PENELITIAN. Data penelitian ini diperoleh dari jawaban responden terhadap pertanyaan yang diajukan,

BAB III METODE PENELITIAN. yang beralamat di Jl. Petojo VIJ IV No. 28 Jakarta Pusat. Waktu pelaksanaan

MAKSI Jurnal Ilmiah Manajemen & Akuntansi

III. METODE PENELITIAN

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI DENGAN VARIABEL PEMEDIASI KEPUASAAN KERJA PADA PDAM KOTA MADIUN

Fahri Abdul Rosyid, Pipin Sukandi. Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama, Bandung

KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Coba Angket

PENGARUH MANAJEMEN PERKANTORAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI DINAS LINGKUNGAN HIDUP KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN GARUT

KORELASI DAN ASOSIASI

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. yang disesuaikan dengan tujuan penelitian sehingga dapat melakukan analisis. Berikut. Jenis dan Metode. pelanggan.

IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang digunakan merupakan penelitian deskriptif.

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI BADAN DIKLAT DAN LITBANG PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SRAGEN

Jurnal Manajemen ISSN Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 10 Pages pp

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. JAMU AIR MANCUR WONOGIRI

PENGARUH KINERJA, KEPUASAN KERJA DAN SENIORITAS TERHADAP PENETAPAN GAJI KARYAWAN DI PERUSAHAAN PT. HERO SUPERMARKET, Tbk

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. dilaporkan dalam tabel 4.1 ; 4.2 ; 4.3 berikut ini : Tabel 4.1 Disribusi responden menurut kelompok umur

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN IKLIM ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. TELKOM INDONESIA SEMARANG

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. baik swasta maupun publik untuk meningkatkan kualitas produk atau jasa yang

KEPUASAN PENGGUNA JASA PELAYANAN PERIZINAN BIDANG SUMBER DAYA ALAM BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU (BP2T) ACEH

BAB 3 METODOLOGI. Gambar 3.1 FlowChart Metodologi Penelitian. 3.1 Studi Lapangan

BAB I PENDAHULUAN tentang Perbankkan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin globalnya perekonomian yang disertai dengan semakin

Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan: Studi Empiris Pada Karyawan Non Medis Rumah Sakit

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Seluruh Karyawan pada PT. Aditama Graha Lestari. hubungan yang bersifat sebab akibat dimana variabel independen

BAB III METODE PENELITIAN. ada, penulis menggunkan desain penelitian kausal karena penelitian ini

ANALISIS DISIPLIN KERJA DAN SEMANGAT KERJA KARYAWAN DI BAGIAN PRODUKSI PADA PT. SEI BELAYAN RIMBA JAYA TIMBER INDUSTRIES DI GRESIK

BAB III METODE PENELITIAN. sampel auditor internal pada perusahaan perusahaan tersebut. Penelitian

BAB III METODE PENELTIAN

Berdasarkan Tabel 4.1 di atas, dapat diketahui bahwa terdapat 18 responden laki-laki dengan persentase 43% dan 24 orang responden

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pada variabel kompensasi jawaban responden memperoleh nilai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KETERAMPILAN MANAJERIAL BAGIAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN SEMANGAT KERJA KARYAWAN

BAB 4 ANALISIS HASIL Gambaran umum responden. bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai identitas responden.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN DI CV. MULIA PLASINDO SURAKARTA

Bab 3 METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan ditarik

BAB III METODE PENELITIAN. data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,2013:2). Melalui penelitian,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

Hubungan antara Asertivitas Komunikasi Manajer dan Iklim Komunikasi Organisasi dengan Tingkat Kedisiplinan Kerja Karyawan di CV Merapi

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. memasuki era pemerintahan yang kompetitif tersebut. Kemampuan ini sangat

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Variabel yang akan dianalisis dan dibahas terdiri dari satu variabel bebas yakni Gaya

BAB III METODE PENELITIAN. ini disajikan dengan angka-angka. Arikunto (2006) menyatakan bahwa

BAB III METODA PENELITIAN. diperoleh dari kuesioner dimana data diolah dalam bentuk kata-kata yang memiliki

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Perilaku organisasi merupakan suatu bidang ilmu mengenai bagaimana

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian SEKOLAH PASCA SARJANA IPB MAYOR ILMU MANAJEMEN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan penelitian asosiatif.

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan dan kegunaan tertentu. Melalui penelitian, manusia dapat menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Jurnal Manajemen ISSN Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 10 Pages pp

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Kerangka Pemikiran Restoran fast food yang banyak bermunculan di kota Bogor saat ini memicu persaingan antar restoran fast food tersebut di kota

KINERJA ORGANISASI DITINJAU DARI KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI KERJA PEGAWAI PADA DINAS KOPERASI DAN UMKM KOTA SURAKARTATAHUN 2015

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory research. Jenis penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, karena penelitian ini menjelaskan

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENGENDALIAN TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI DI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM ( PDAM ) TIRTA INTAN KABUPATEN GARUT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pahlawan Seribu ITC BSD No. 33A&35 Serpong, Tangerang Selatan. Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Raya Kembangan No.2 Jakarta Barat Blok B Lt.13.

BAB 2 KAJIAN TEORETIS

BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH DISIPLIN DAN MOTIVASI TERHADAP PRESTASI KERJA BAGIAN PRODUKSI PADA PT. LASER JAYA SAKTI PASURUAN

Transkripsi:

Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Akademi Keuangan dan Perbankan (Akubank) usantara Aceh Timur Abstrak: Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan antara kepuasan kerja dengan komitmen organisasi di Sekretariat Daerah Kabupaten Bireuen. Sampel penelitian sebanyak 85 orang pegawai instansi tersebut. Pengumpulan data dilakukan dengan mengedarkan kuesioner. Selanjutnya peralatan analisis data yang digunakan adalah korelasi peringkat Rank Spearman s. Hasil penelitian menemukan bahwa kepuasan kerja pegawai memiliki hubungan positif dan signifikan dengan komitmen mereka pada Sekretariat Daerah Kabupaten Bireuen. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah komitmen pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Bireuen terkait erat dengan kepuasan kerja mereka. Karena itu, sebaiknya Sekretaris Daerah Kabupaten Bireuen selalu berupaya untuk meningkatkan kepuasan kerja pegawai dilingkungan instansi yang dipimpinnya. Kata Kunci: Komitmen Organisasi, Kepuasan Kerja dan Korelasi Rank Spearman. Latar Belakang Penelitian Sekretariat Daerah Kabupaten Bireuen memegang peranan yang sangat penting dalam menjalankan roda pemerintah daerah di kabupaten tersebut. Keberhasilan instansi tersebut sebagai pusat pemerintahan di kabupaten dan menjalankan fungsi pelayanan publik sangat ditentukan oleh komitmen pegawainya terhadap organisasi itu sendiri. Hal ini disebabkan komitmen pegawai terhadap instansi tersebut sangat menentukan kelancaran kegiatan instansi dalam menjalankan tugasnya demi kepentingan masyarakat. Saat ini Sekretariat Daerah Kabupaten Bireuen memiliki 172 orang pegawai yang sudah berstatus pegawai negeri sipil. Sebagian pegawai sangat bersungguh-sungguh dalam melaksanakan pekerjaan. Hal ini dapat dilihat dari tingkat kedisiplinan dalam bekerja, ketaatan terhadap peraturan kerja dan keinginan untuk selalu menetap dalam organisasi instansi tersebut. amun sebaliknya juga tidak sedikit diantara pegawai yang juga memiliki keinginan untuk pindah bekerja ke instansi lain. Hingga saat ini tercatat 7 orang pegawai yang mengusulkan pindah ke instansi lain dalam pemerintahan Kabupaten Bireuen atas inisiatif mereka sendiri. Hal ini disebabkan mereka memiliki anggapan bahwa peluang karir pada instansi lain selain Sekretariat Daerah Kabupaten Bireuen jauh lebih baik. Pegawai yang pindah ke instansi lainnya, termasuk kantor kecamatan akan membuat pegawai tersebut memperoleh jabatan dan kedudukan yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan jabatan mereka selama bekerja di Sekretariat Daerah Kabupaten Bireuen. Selain itu, terdapat 2 orang pegawai yang mengusulkan pindah ke luar instansi lain diluar Kabupaten Bireuen. Salah satu alasan yang dikemukakan oleh pegawai tersebut adalah alasan keluarga. Sekalipun permohonan pindah tersebut sulit untuk mendapat izin dari atasan mereka, tapi inisiatif pindah ke instansi lain selain Sekretariat Daerah Kabupaten Bireuen dapat dijadikan indikator rendahnya komitmen pegawai yang bersangkutan terhadap instansi tempat mereka bekerja. Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, masih banyak diantara pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Bireuen yang memiliki komitmen yang tinggi terhadap instansi tersebut. Mereka yang termasuk dalam kelompok ini umumnya ingin mempertahankan keberadaan mereka sebagai pegawai instansi tersebut. Dilihat dari sikap dan perilaku ditempat kerja, pegawai tersebut juga memiliki kesungguhan dalam bekerja, mematuhi seluruh peraturan dan prosedur kerja yang berlaku dan lain sebagainya. Seperti halnya dengan kebijakan yang berhubungan dengan mutasi jabatan, pegawai ini mematuhi seluruh kebijakan yang diambil oleh pimpinan instansi yaitu Sekretaris Daerah Kabupaten Bireuen. Sekalipun pegawai tersebut dimutasi ke bidang pekerjaan lain, namun hal tersebut tetap diikuti dengan tidak memperlihatkan sikap interupsi terhadap kebijakan pimpinan. Kedua fenomena di atas menggambarkan adanya perbedaan komitmen pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Bireuen terhadap organisasi tempat mereka bekerja. Secara teoritis, komitmen seorang pegawai terhadap instansi tempat dia bekerja berawal dari adanya tanggapan yang baik terhadap lingkungan kerja mereka, apakah pegawai menganggap mereka telah diperlakukan 55

JURAL EKOOMI MAAJEME DA SEKRETARI ISS: 2528-231X Volume 1 omor 2 Desember 2016, Halaman 55-61 secara adil atau tidak. Pegawai yang menganggap telah diperlakukan secara adil dalam segala sesuatu yang berkaitan dengan pekerjaan yang dibebankan kepadanya akan cenderung mempunyai tanggapan yang baik terhadap lingkungan kerjanya. Hal ini merupakan indikasi dari seseorang pegawai yang puas. Karena adil yang dimaksudkan disini adalah tanggapan pegawai terhadap keadilan dalam pembagian tugas, ganjaran yang diterima, perlakuan ditempat kerja dan lain sebagainya. Rahman dan Muhammad (2001) menyatakan karyawan yang merasa diperlakukan secara adil, maka kepuasan kerjanya akan meningkat. Peningkatan kepuasan kerja seterusnya membawa peningkatan komitmen pekerja kepada organisasi. Justru, hubungan antara kepuasan kerja dengan komitmen adalah bersifat positif. Peningkatan kepuasan kerja akan dapat meningkatkan komitmen kerja. Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa antara kepuasan dengan komitmen pegawai yang dalam hal ini adalah pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Bireuen terhadap intansi tempat mereka bekerja mempunyai hubungan yang searah. Dengan kata lain, komitmen terhadap suatu instansi yang dalam hal ini adalah Sekretariat Daerah Kabupaten Bireuen merupakan fungsi dari kepuasan kerja pegawai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis hubungan antara kepuasan kerja dengan komitmen organisasi di Sekretariat Daerah Kabupaten Bireuen. Tinjauan Kepustakaan Hubungan Kepuasan Kerja dengan Komitmen Organisasi Kepuasan kerja seorang karyawan memiliki hubungan yang searah dengan komitmen karyawan yang tercermin dari tingkat keluar masuk karyawan dan absensi. Karyawan yang tidak puas dalam bekerja akan cenderung memiliki komitmen yang rendah karena karyawan yang tidak puas akan cenderung mencari organisasi lain yang dapat memberikan kepuasan dalam bekerja. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Handoko (2001:197) bahwa kepuasan kerja mempengaruhi tingkat perputaran karyawan dan absensi. Perusahaan bisa mengharapkan bahwa bila kepuasan kerja meningkat, perputaran karyawan dan absensi menurun, atau sebaliknya. Kepuasan kerja yang lebih rendah biasanya akan mengakibatkan perputaran karyawan lebih tinggi lebih tinggi. Mereka lebih mudah meninggalkan perusahaan dan mencari kesempatan di perusahaan lain. Hubungan serupa berlaku juga untuk absensi. Para karyawan yang kurang mendapatkan kepuasan kerja cenderung lebih sering absen. Mereka sering tidak merencanakan untuk absen, tetapi bila ada berbagai alasan untuk absen, untuk mereka lebih mudah menggunakan alasan-alasan tersebut. Berdasarkan pendapat di atas jelaslah bahwa kepuasan kerja memiliki hubungan positif (searah) dengan komitmen karyawan. Seorang karyawan akan memiliki komitmen yang lebih tinggi sehingga tidak mau absen (meninggalkan pekerjaannya), apabila karyawan tersebut memiliki kepuasan dalam bekerja. Sebaliknya, karyawan yang memiliki kepuasan kerja yang rendah maka kecenderungan untuk absen, bahkan kecenderungan meninggalkan pekerjaan akan lebih tinggi. Hal ini diperkuat oleh pendapat Mowday, Porter dan Steers yang diktuip oleh Mathis dan Jackson (2001:243) menyatakan terdapat beberapa alasan mengapa organisasi harus melakukan berbagai usaha untuk meningkatkan derajat komitmen organisasi dalam diri karyawan, yaitu: a) Semakin tinggi komitmen karyawan maka akan semakin tinggi pula usaha yang dikeluarkannya untuk menjalankan pekerjaan. b) Semakin tinggi komitmen maka akan semakin lama ia ingin tetap berada dalam organisasi. Dengan demikian, jika organisasi yang memiliki karyawan yang mempunyai komitmen organisasi yang tinggi maka tingkat keluar masuknya karyawan akan semakin rendah. Pendapat lain dikemukakan oleh Robbins (2008:106-107) yang menyatakan bahwa ada hubungan negatif yang konsisten antara kepuasan kerja dan keabsenan. Selain, itu kepuasan kerja berkorelasi negatif dengan pengunduran diri, namun hubungan tersebut lebih kuat dari hubungan antara kepuasan dan keabsenan. Untuk lebih jelasnya mengenai hubungan antara kepuasan kerja dengan absensi seperti ditunjukkan dalam Gambar 1. 56

Tinggi K E P U A S A K E R Rendah Absensi Rendah Perputaran Perputaran dan Absensi Tinggi Gambar 1 Model Umum Hubungan Antara Kepuasan Kerja Dengan Perputaran Karyawan dan Absensi Sumber: Handoko (2001:197) Berdasarkan pendapat para ahli dan gambar di atas, dapat dipahami bahwa kepuasan kerja memiliki hubungan negatif dengan perputaran dan absensi karyawan. Sedangkan perputaran dan absensi yang rendah mencerminkan komitmen yang tinggi. Sebaliknya perputaran dan absensi yang tinggi mencerminkan komitmen yang rendah. Sehingga pendapat di atas jelas menggambarkan adanya hubungan positif atau searah antara kepuasan kerja dengan komitmen karyawan. Hasil Penelitian Terkait Satria (2005) Hubungan Antara Komitmen Organisasi dan Iklim Organisasi Dengan Kepuasan Kerja Karyawan Universitas Muhammadiyah Surakarta menyimpulkan sebagai berikut: 1. Ada hubungan yang sangat signifikan antara komitmen organisasi dan iklim organisasi dengan kepuasan kerja pada karyawan Universitas Muhammadiyah Surakarta, artinya apabila komitmen organisasi semakin tinggi dan iklim organisasi semakin baik maka kepuasan kerja karyawan akan semakin tinggi dan sebaliknya semakin rendah komitmen organisasi dan semakin buruk iklim organisasi maka kepuasan kerja semakin rendah. 2. Ada hubungan positif dan sangat signifikan antara komitmen organisasi dan kepuasan kerja pada karyawan Universitas Muhammadiyah Surakarta, artinya apabila komitmen organisasi semakin tinggi maka kepuasan kerja karyawan akan semakin tinggi dan apabila komitmen organisasi semakin rendah maka semakin rendah pula kepuasan kerja karyawan. 3. Ada hubungan positif dan sangat signifikan antara iklim organisasi dan kepuasan kerja pada karyawan Universitas Muhammadiyah Surakarta, artinya apabila iklim organisasi semakin baik maka kepuasan kerja karyawan akan semakin tinggi dan buruknya iklim organisasi menyebabkan semakin rendah kepuasan kerja karyawan. Selanjutnya Rahman dan Muhammad (2001) mengadakan penelitian mengenai keterkaitan antara komitmen dan kepuasan kerja pekerja pada organisasi awam dan swasta di Lembah Klang Malaysia. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa komitmen pekerja terkait erat dengan persepsi mereka bahwa organisasi memberi kepuasan kepada mereka. Jika cara pengurusan organisasi tidak dapat memberikan kepuasan kerja, maka pekerja yang komit tidak dapat dilahirkan. Dari hasil penelitian tersebut jelaslah bahwa kepuasan kerja seorang karyawan terhadap akan dapat menentukan tinggi rendahnya komitmen terhadap organisasi. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Mobley et.al (Luthans, 2002) bahwa Karyawan yang menunjukkan tingkat komitmen yang tinggi akan mempunyai tingkat keinginan berpindah kerja yang rendah. Dengan demikian, kepuasan kerja juga terkait erat dengan intensi bertahan atau keluar dari lingkungan kerja. Kerangka Penelitian dan Pengembangan Hipotesis Kepuasan kerja seorang pegawai dalam suatu organisasi erat kaitannya dengan komitmen pegawai tersebut. Semakin tinggi kepuasan kerja seorang pegawai akan semakin tinggi pula komitmennya terhadap organisasi. Sebaliknya kepuasan kerja yang rendah tentunya akan mengakibatkan rendahnya komitmen. Sedangkan kepuasan kerja erat kaitannya dengan pandangan pegawai terhadap empat faktor kepuasan kerja itu sendiri, yakni pekerjaan yang dilaksanakan, ganjaran yang diterima, kondisi lingkungan kerja, dan hubungan dengan rekan kerja/atasan. Semakin baik pandangan pegawai terhadap empat faktor tersebut akan semakin tinggi kepuasan kerja. Berdasarkan uraian di atas, maka kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat Gambar 1. 57

JURAL EKOOMI MAAJEME DA SEKRETARI ISS: 2528-231X Volume 1 omor 2 Desember 2016, Halaman 55-61 Kepuasan Kerja Gambar 1 Kerangka Pemikiran Penelitian Mengacu pada kerangka penelitian yang telah dijelaskan di atas, maka yang menjadi penelitian ini adalah terdapat hubungan positif secara signifikan antara kepuasan kerja dengan komitmen organisasi dikalangan pegawai pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Bireuen. Metode Penelitian Lokasi, Objek dan Ruang Lingkup Penelitian Sesuai dengan judul penelitian, lokasi penelitian ini adalah Sekretariat Daerah Kabupaten Biruen. Objek penelitian difokuskan pada keterkaitan antara kepuasan kerja dengan komitmen organisasi pada instansi tersebut. Komitmen yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah rasa keterikatan pegawai terhadap Sekretariat Daerah Kabupaten Bireuen. Selanjutnya kepuasan kerja berhubungan dengan rasa puas dan tidak puas pegawai terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan mereka. Populasi dan Penarikan Sampel Komitmen Organisasi Populasi penelitian adalah seluruh pegawai pada Sekretariat Daerah Kabupaten Bireuen yang berjumlah 172 orang. Penentuan jumlah sampel dicari dengan menggunakan rumus Slovin (Suliyanto, 2006:100) sebagai berikut. n 2 1 e Keterangan: e = Prosentase kelonggaran ketelitian karena kesalahan pengambilan sampel. = Ukuran populasi n = Ukuran sampel Dengan tingkat kelonggaran pengambilan sampel sebesar 7,5%, maka jumlah sampel penelitian adalah 87 orang pegawai. Pengambilan sampel sejumlah di atas, dilakukan secara convinience sampling. Cara pengambilan sampel ini dapat mempermudah peneliti dalam menentukan seorang pegawai yang dijadikan sampel penelitian. Teknik Pengumpulan Data dan Skala Pengukuran Teknik pengumpulan data dilakukan dengan mengedarkan kuesioner kepada setiap pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Bireuen. Kuesioner tersebut berisi pernyataan/pernyataan yang berhubungan dengan kepuasan kerja dan komitmen organisasi. Masing-masing pernyataan/pertanyaan disediakan alternatif pilihan jawaban. Responden diminta untuk menentukan pilihan jawaban mereka terhadap masing-masing pernyataan terkait. Data yang diperoleh dalam penelitian yaitu kepuasan kerja dan komitmen organisasi merupakan data kualitatif. Karena itu untuk kepentingan analisis data tersebut perlu ditransformasikan dalam bentuk data kuantitatif. Untuk mengkuantita tifkan data pada kedua variabel penelitian tersebut (kepuasan kerja dan komitmen organisasi) diperlukan adanya skala pengukuran. Skala pengukuran data yang digunakan dalam hal ini adalah skala Likert (Likert Scale) dengan interval 1-5. Pemberian skala dimaksudkan untuk memberikan bobot terhadap respon yang diberikan responden pada masing-masing pernyataan yang berkaitan dengan kepuasan kerja dan komitmen organisasi. Peralatan Analisis Data Peralatan analisis data yang digunakan adalah peralatan statistik korelasi peringkat Rank Spearman s, dirumuskan sebagai berikut. Keterangan: r s 6 n n 1 2 2 D 1 r s : ilai koefisien korelasi rank spearman D : Selisih nilai rata-rata skor kepuasan kerja dengan nilai rata-rata skor komitmen pegawai n : Jumlah sampel penelitian (n = 87) Interpretasi terhadap korelasi peringkat rank Spearman s mengacu pada pendapat Santoso (2000:230) menyatakan bahwa nilai korelasi Rank Spearman berkisar antara 0 1. Apabila nilai tersebut di atas 0,50 dapat diartikan hubungan antara kedua variabel cukup kuat. Sebaliknya apabila nilai korelasi Rank Spearman dibawah 0,50 bermakna bahwa hubungan kurang kuat. ilai koefisien korelasi Rank Spearman menunjukkan angka positif (+) dapat diartikan adanya hubungan searah, begitu juga sebaliknya 58

apabila nilai koefisien korelasi Rank Spearman menunjukkan angka terbalik. Operasional Variabel Variabel yang dioperasionalkan dalam penelitian ini terdiri dari dari kepuasan kerja sebagai variabel independen dan komitmen organisasi sebagai variabel dependen. Komitmen organisasi adalah tingkat keterikatan individu kepada organisasi tercermin dari: adanya keyakinan yang kuat dan penerimaan atas nilai dan tujuan organisasi, kesediaan untuk mengusahakan yang terbaik untuk organisasi, dan adanya keinginan yang pasti untuk mempertahankan keikutsertaan dalam organisasi (Mathis dan Jackson, 2001). Variabel ini terdiri dari 7 indikator meliputi keinginan untuk memberikan yang terbaik bagi instansi, tidak ingin pindah ke instansi lain, kemauan untuk menerima semua tugas yang diberikan atasan, adanya persamaan sistim nilai yang dianut pegawai dengan sistem nilai yang berlaku pada instansi, adanya anggapan bahwa instansi sudah merupakan pilihan yang tepat untuk bekerja, kepedulian yang besar terhadap masa depan instansi dan anggapan bahwa instansi adalah pilihan terbaik dari semua instansi sejenis. Kepuasan kerja merupakan cerminan dari perasaan pekerja terhadap pekerjaannya (Soedjono, 2005). Variabel kepuasan kerja diukur dengan menggunakan 8 indikator meliputi perasaan bangga sebagai pegawai, perasaan berhasil sebagai pegawai, rasa tanggung jawab pegawai dalam menjalankan tugas, rasa memiliki terhadap tempat kerjanya. perasaan dihargai oleh pimpinan, rasa aman yang didapatkan pegawai, Rasa kekeluargaan antara sesama pegawai maupun dengan atasan, dan rasa saling menghormati dan saling mendukung sesama para pegawai. Hasil dan Pembahasan Kepuasan dan ketidakpuasan kerja yang dialami oleh pegawai berdampak pada komitmen pegawai terhadap instansi tempat mereka bekerja. Pegawai yang tidak puas akan cenderung tidak memiliki komitmen atau rasa keterikatan yang rendah terhadap instansi tempat dia bekerja. Mereka akan cenderung pindah ke instansi lain yang mereka nilai lebih baik dan dapat memberikan kepuasan dalam bekerja. Sebaliknya pegawai yang memiliki kepuasan kerja tinggi akan cenderung mempertahankan keberadaan mereka pada instansi. Mereka tidak ingin meninggalkan instansi karena sudah menganggap instansi tersebut sebagai tempat bekerja yang cocok untuk mendukung kesejahteraan mereka. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kepuasan kerja yang tinggi akan dapat meningkatkan komitmen pegawai. Sebaliknya kepuasan kerja yang rendah akan dapat membuat komitmen pegawai menjadi menurun, yang dapat berdampak pada tingginya labor turnover. Dengan kata lain, kepuasan kerja memiliki hubungan searah dengan komitmen, dimana semakin tinggi kepuasan kerja akan semakin tinggi pula komitmen terhadap instansi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepuasan kerja memiliki hubungan searah secara signifikan dengan komitmen pegawai pada instansi tempat mereka bekerja yakni Sekretariat Daerah Kabupaten Bireuen. Hal ini ditunjukkan oleh nilai koefisien peringkat Rank Spearman (Rs) seperti terlihat dalam bagian output SPSS. ilai koefisien korelasi peringkat Rank Spearmans (Rs) seperti terlihat dalam tabel di atas lebih besar dari 0,50 yang berarti hubungan antara Output SPSS koefisien peringkat Rank Spearman (Rs) Antara Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Correlations Spearman's rho Komitmen Organisasi Kepuasan Kerja Correlation Coef ficient Sig. (2-tailed) Correlation Coef ficient Sig. (2-tailed) **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Komitmen Kepuasan Organisasi Kerja 1.000.641**..000 85 85.641** 1.000.000. 85 85 Sumber: Data Primer (Diolah), 2016. 59

JURAL EKOOMI MAAJEME DA SEKRETARI ISS: 2528-231X Volume 1 omor 2 Desember 2016, Halaman 55-61 kedua variabel (kepuasan kerja dan komitmen organisasi) dinyatakan relatif kuat. Artinya semakin tinggi kepuasan kerja seorang pegawai akan semakin tinggi pula komitmen pegawai tersebut terhadap Sekretariat Daerah Kabupaten Bireuen. Sebaliknya pegawai yang memiliki kepuasan kerja yang rendah akan cenderung memiliki komitmen yang rendah pula instansi tersebut. Sehingga jelaslah bahwa tinggi rendahnya kepuasan kerja pegawai berbanding lurus dengan komitmen pegawai pada instansi tempat mereka bekerja. Pembuktian Hipotesis Pengujian hipotesis didasarkan pada perbandingan nilai signifikansi yang diperoleh melalui perhitungan SPSS dengan angka probabilitas 0,05. Dengan ketentuan apabila nilai sig lebih kecil dari angka probabilitas (sig < 0,05) maka hubungan antara dua variabel dinilai signifikan. Sebaliknya apabila nilai sig yang diperoleh dari hasil pengolahan data lebih besar dari angka probabilitas (sig > 0,05) maka hubungan dinilai tidak signifikan. Seperti yang ditunjukkan dalam tabel di atas, hasil pengolahan data menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,000. Angka ini lebih kecil dari 0,05 sebagai nilai (alpha) atau nilai ketidakyakinan. Dengan demikian dapat diartikan terdapat hubungan positif dan signifikan antara kepuasan kerja dengan komitmen organisasi di Sekretariat Daerah Kabupaten Bireuen, sehingga hipotesis Ha diterima dan sebaliknya hipotesis Ho ditolak. Pegawai yang memiliki kepuasan kerja yang tinggi akan memiliki komitmen yang kuat terhadap Sekretariat Daerah Kabupaten Bireuen. Dengan kata lain, semakin tinggi kepuasan kerja yang diperoleh oleh seorang pegawai, akan semakin tinggi pula komitmennya terhadap instansi tersebut. Sebaliknya pegawai dengan kepuasan kerja yang rendah akan memiliki komitmen rendah pula terhadap instansi tersebut. Hubungan antara kepuasan kerja dengan komitmen pegawai tergolong signifikan atau nyata. Artinya peningkatan kepuasan kerja secara langsung dapat meningkatkan komitmen pegawai terhadap Sekretariat Daerah Kabupaten Bireuen. Implikasi Penelitian Penelitian ini memiliki dua implikasi yang meliputi implikasi teoritis dan implikasi penelitian. Implikasi teoritis menunjukkan bahwa keterkaitan antara kepuasan kerja dengan komitmen pegawai terhadap organisasi tempat mereka bekerja sesuai dengan pendapat Lydka yang dikutip oleh Rahman dan Muhammad (2001) menyatakan, peningkatan kepuasan kerja seterusnya membawa kepada peningkatan komitmen pekerja kepada organisasi. Justru, hubungan antara kepuasan kerja dengan komitmen kerja adalah bersifat positif. Hal ini didukung oleh pendapat Mowday, et al yang dikutip oleh Mathis dan Jackson (2001:138) menyatakan, komitmen melibatkan keterikatan kepada organisasi tempat seseorang bekerja termasuk nilai dan norma organisasi, manakala kepuasan lebih melibatkan keterikatan kepada persekitaran tugas yang spesifik di mana seseorang melaksanakan kerjanya. Simpulan dan Saran Simpulan Secara umum pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Bireuen sudah puas bekerja pada instansi tersebut. Hal ini ditunjukkan oleh nilai rerata skor tingkat kesetujuan untuk pernyataan yang berhubungan dengan kepuasan kerja sebesar 4,228 (lebih besar dari dan mendekati 4,00; skor untuk pilihan jawaban setuju). Kalau pun ada diantara pegawai yang memiliki kepuasan kerja rendah, hanya sebagian kecil dari jumlah keseluruhan responden. Pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Bireuen memiliki komitmen yang tinggi terhadap instansi tersebut, ditunjukkan oleh nilai rerata skor tingkat kesetujuan terhadap pernyataan yang berhubungan dengan komitmen sebesar 4,097 (mendekati 4,00: skor untuk pilihan jawaban setuju). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa intensitas bertahan pegawai dalam lingkungan kerja instansi tersebut tergolong tinggi. Kalau pun ada diantara pegawai dengan komitmen yang rendah terhadap instansi tersebut, hanya sebagian kecil dari jumlah keseluruhan responden. Kepuasan kerja memiliki hubungan positif secara signifikan dengan komitmen organisasi dikalangan pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Bireuen. Semakin tinggi kepuasan kerja seorang pegawai akan semakin tinggi pula komitmen mereka. Hal ini ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi peringkat Rank Spearman s sebesar 0,641 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai (alpha) 0,05. Dengan demikian hipotesis Ha diterima, sebaliknya hipotesis Ho ditolak. Saran-saran Sebaiknya Sekretariat Daerah Kabupaten Bireuen selalu berusaha untuk meningkatkan kepuasan kerja pegawai dilingkungan instansi yang dipimpinnya. Hal ini disebabkan semakin 60

tinggi kepuasan kerja akan semakin tinggi pula komitmen pegawai pada instansi tersebut. Upaya untuk meningkatkan kepuasan kerja pegawai dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut. 1. Memperbaiki faktor-faktor yang secara teoritis dapat menentukan kepuasan kerja pegawai seperti penciptaan lingkungan kerja yang mendukung, perbaikan kompensasi, memberikan penghargaan bagi pegawai berprestasi dan lain sebagainya. 2. Berikan fasilitas kerja bagi setiap pegawai sesuai dengan kebutuhan mereka masingmasing agar mereka dapat menjalankan tugas terutama memberikan pelayanan bagi masyarakat secara umum. 3. Ciptakan hubungan yang bersahabat antara sesama pegawai dan antara pegawai dengan atasan. Sehingga setiap pegawai merasa bahwa dirinya merupakan bagian dari satu tim kerja yang saling mendukung dalam mencapai tujuan Sekretariat Daerah Kabupaten Bireuen. Daftar Pustaka Bahagia, Rahmat (2004), Hubungan Orientasi Kepemimpinan Struktur Inisiasi dan Konsiderasi dengan Kepuasan Kerja Karyawan, Jurnal Ilmiah Manajemen dan Bisnis, Vol. 4, o. 2 : 133-140. Handoko, T Hani (2001) Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia, BPFE-UGM, Yogyakarta. Kreitner, Robert dan Angelo Kanicki (2005) Perilaku Organisasi: Organizational Behavior, Buku I, Edisi 5, Terjemahan: Ely Suandy, Salemba Empat, Jakarta. Luthans, Fred. (2002) Organizational Behavior, Seventh Edition. McGraw-Hill, Inc. Malhotra, aresh K (2005) Marketing Research An Applied Oritentation, Fourth Edition, ew Jersey: Prentice Hall. Inc. Mathis, Robert L. dan Jackson, John H. (2001) Manajemen Sumber Daya Manusia. Salemba Empat, Jakarta. Rahman, Abdul dan urdin Muhammad (2001) Komitmen dan Kepuasan Pekerja di Dua Jenis Organisasi, Jurnal Pengurusan 20, 97-110. Robbin, Stephen, (2008) Perilaku Organisasi, Edisi Kesepuluh, Prentice Hall, PT Indeks, Jakarta. Santoso, Singgih (2000) SPSS Mengolah Data Statistik Secara Profesional, Alex Media Komputindo, Jakarta. Satria, Yudi (2005) Hubungan Antara Komitmen Organisasi Dan Iklim Organisasi Dengan Kepuasan Kerja Karyawan Universitas Muhammadiyah Surakarta, Benefit, Vol. 9, o. 2, Desember 2005. Soedjono (2005), Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Organisasi dan Kepuasan Kerja Karyawan, Jurnal Mahasiswa dan Kewirausahaan, Vol. 7 o: 1: 22-47. 61