BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN

dokumen-dokumen yang mirip
DOKUMEN RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR (RPDP) DESA SOMBOKORO

DOKUMEN RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR (RPDP) DESA YOPMEOS

INSTRUKSI GUBERNUR JAWA TENGAH

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

BAB 1 : PENDAHULUAN. Samudera Pasifik yang bergerak kearah barat-barat laut dengan kecepatan sekitar 10

Malahayati Dusun TGK.Disayang Dusun Teuku Teungoh

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RENCANA AKSI PENGURANGAN RESIKO BENCANA KABUPATEN SUMBAWA ( 2016 S/D 2021 )

I. PENDAHULUAN. dan moril. Salah satu fungsi pemerintah dalam hal ini adalah dengan

xvii Damage, Loss and Preliminary Needs Assessment Ringkasan Eksekutif

VISI, MISI DAN PORGRAM VISI

BAB 1 PENDAHULUAN. Bencana adalah sebuah fenomena akibat dari perubahan ekosistem yang terjadi

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Australia dan Lempeng Pasifik (gambar 1.1). Pertemuan dan pergerakan 3

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 7 TAHUN 2017 TENTANG

MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

MEMUTUSKAN : Menetapkan :

PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA DI KABUPATEN SERANG

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN. rencana pembangunan jangka menengah daerah, maka strategi dan arah

MEWUJUDKAN PENGEMBANGAN DESA YANG BERKELANJUTAN MELALAUI PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN YANG BERKELANJUTAN (P2KPB)

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.. 10

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 34 TAHUN 2017 TENTANG

PERAN KEDEPUTIAN PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG PENANGGULANGAN BENCANA

WALIKOTA PRABUMULIH PERATURAN WALIKOTA PRABUMULIH NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. negara ini baik bencana geologi (gempa bumi, tsunami, erupsi gunung api)

MITIGASI BENCANA ALAM I. Tujuan Pembelajaran

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN. bencana. Dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan

POKOK-POKOK PIKIRAN DPRD PROVINSI LAMPUNG

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN MAGETAN. INDIKATOR KINERJA Meningkatkan kualitas rumah ibadah dan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MITIGASI BENCANA ALAM II. Tujuan Pembelajaran

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan uraian-uraian yang telah penulis kemukakan pada bab

KATA PENGANTAR RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN

STRATEGI NASIONAL RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai lebih dari pulau dan

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 7 Tahun : 2015

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Mengingat :.1. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2003 tentang

BAB V RENCANA PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2013

KAJIAN PERMASALAHAN EKONOMI DI DAERAH BERPENDAPATAN RENDAH

LAMPIRAN. Kuesioner Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Becana Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Pedoman Umum Desa/Kelurahan Tangguh Bencana

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PERMEN/M/2006 TENTANG

TINGKAT PENERAPAN SISTEM BUDIDAYA MANGROVE PADA MASYARAKAT PULAU UNTUNG JAWA, KEPULAUAN SERIBU

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut :

BAB V PRINSIP PENGEMBANGAN

-1- BUPATI ACEH TIMUR PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab II Bab III Bab IV Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sijunjung Perumusan Tujuan Dasar Perumusan Tujuan....

BAB VI BAB KESIMPULAN VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Balangan BAB 1 PENDAHULUAN

ARAH KEBIJAKAN RENCANA INDUK KELITBANGAN OLEH KEPALA BALITBANG PROV. SUMBAR BUKITTINGGI, TANGGAL 25 APRIL 2018

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sektor yang memiliki peranan yang cukup besar dalam. pembangunan perekonomian nasional adalah sektor pariwisata.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH

BAB VI PENUTUP. terlambat dan terkesan terlalu lama dalam proses pengaktivasiannya. Sehingga

BAB 1 : PENDAHULUAN Latar Belakang

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG KEWENANGAN DESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

Pengkajian Pendanaan Pendidikan Secara Masal

BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH

WAKTU No. KEGIATAN INSTANSI Meletakkan. pengurangan risiko bencana

BAB II KEBIJAKAN DAN STRATEGI

BERSAMA RELAWAN PALANG MERAH INDONESIA CABANG ACEH BESAR

GAMBARAN UMUM. Luas wilayah ha. 33 kecamatan 12 kelurahan 378 desa Rukun Warga (RW) Rukun Tetangga (RT).

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 83 TAHUN 2017

VII PRIORITAS STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA TN KARIMUNJAWA

Disampaikan pada: SOSIALISASI PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA dan TRANSISI PNPM MANDIRI Jakarta, 30 April 2015

BAB 3 KERAGAAN MASALAH DAN ISU POKOK PEMBANGUNAN

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. letaknya berada pada pertemuan lempeng Indo Australia dan Euro Asia di

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA

BAB 1 : PENDAHULUAN. Berdasarkan data dunia yang dihimpun oleh WHO, pada 10 dekade terakhir ini,

Ketentuan Umum Istilah dan Definisi

BAB I PENDAHULUAN. positif yang cukup tinggi terhadap pendapatan negara dan daerah (Taslim. 2013).

Bagian Kedua Uraian Tugas Sekretaris Desa dan Kepala Urusan. Pasal 8

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

BAB I. PENDAHULUAN. sebagai sebuah pulau yang mungil, cantik dan penuh pesona. Namun demikian, perlu

Bab V POTENSI, MASALAH, DAN PROSPEK PENGEMBANGAN WILAYAH. 5.1 Potensi dan Kendala Wilayah Perencanaan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai bencana alam, bencana non alam, dan bencana sosial.

SISTEM PENANGGULANGAN BENCANA GUNUNG API GAMALAMA DI PERMUKIMAN KAMPUNG TUBO KOTA TERNATE

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

-2- saling melengkapi dan saling mendukung, sedangkan peran KLHS pada perencanaan perlindungan dan pengelolaan Lingkungan Hidup bersifat menguatkan. K

Bencana terkait dengan cuaca dan iklim [Renas PB ]

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV RENCANA AKSI DAERAH PENGURANGAN RESIKO BENCANA KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

BUPATI LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

Transkripsi:

BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan, adapun kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah : 1. Hasil identifikasi kerentanan masyarakat kelurahan Teluk Kabung Selatan dapat ditunjukkan oleh : a. Kerentanan fisik dapat ditunjukkan oleh ; 1) Keterisoliran wilayah (yang mempengaruhi penghidupan masyarakat) 2) Daerah potensial bencana alam (tidak hanya ancaman gempa berpotensi tsunami, namun juga bencana banjir Rob, gelombang ekstrim dan abrasi pantai) serta 3) struktur bangunan rumah yang sepenuhnya belum mengaplikasi konsep bangunan tahan gempa. b. Kerentanan sosial dapat ditujukkan oleh ; 1). tingkat pendidikan penduduk (55,1 % responden tamat SMP) 2) tingkat kepuasan masyarakat akan infrastruktur dasar serta (fasilitas pendidikan dan air bersih masih sangat kurang). c. Jumlah penerima PSKS (kartu emas) didaerah ini adalah sebanyak 234 keluarga (sumber Kantor Lurah Teluk Kabung Selatan) dari 348 KK dari daerah ini, hal ini berarti data pemerintah menyatakan bahwa 67,24 % adalah keluarga dibawah garis kemiskinan.

d. Hasil survey peneliti dilapangan dengan menggunakan kuisioner pengeluaran Susenas, diperoleh data : 39,7 % keluarga dibawah garis kemiskinan (pendapatan perkapita dibawah Rp.369.753,-). e. Kerentanan lingkungan dapat ditunjukkan oleh 1) geomorfologi daerah terbangun (karakteristik tanah berpasir menyebabkan sangat sedikit masyarakat yang memiliki fasilitas jamban dirumahnya, yakni hanya 9 % dari total responden 2) sistem sanitasi masyarakat (lokasi pantai masih kerap digunakan sebagai tempat buang hajat penduduk) dan buang sampah sembarangan 3) penurunan sumber daya alam (keterbatasan sumber air untuk mengairi sawah dan penurunan tangkapan ikan). 2. Hasil identifikasi kapasitas masyarakat kelurahan Teluk Kabung Selatan dapat ditunjukkan oleh : a) Kapasitas fisik masyarakat dapat dilihat pada kategori penduduk yang tidak padat, sehingga memudahkan proses evakuasi menuju tempat evakuasi sementara (tindakan yang dilakukan ketika bencana gempa terjadi). b) Sedangkan kapasitas sosial masyarakat dapat ditunjukkan dengan hubungan sesama warga dan warga dengan desa tetangga dengan indikator cukup harmonis 48,7 % dan 55,1 % serta kearifan lokal masyarakat (budaya gotong royong Sarayo, kepemimpinan penghulu adat yang diakui, adanya sangsi bagi perusak lingkungan) sangat potensial dalam menggerakkan pembangunan, selain itu protes beberapa warga akan penyewaan pulau yang dilakukan oleh

ketua-ketua adat dinilai sebagai bentuk kemajuan warga dalam hal berpikir dan peluang bisnis. c) Data proporsi penduduk usia rentan bencana adalah : Penduduk rentan anak-anak usia 0-14 tahun berjumlah 580 orang (33,2 % dari jumlah penduduk) dan Penduduk rentan usia tua (usia diatas 55 tahun) berjumlah 268 orang atau 15 % dari total jumlah penduduk, data ini dapat digunakan sebagai dasar dalam meningkatkan kesiapsiagaan daerah dalam tanggap darurat bencana. d) kapasitas ekonomi masyarakat terlihat pada beberapa penduduk yang telah memanfaatkan peluang usaha dengan membuka usaha jasa travel boat dengan pendapatan berkisar hingga 5,6 juta perbulan. e) Kapasitas Lingkungan ditunjukkan dengan daerah yang potensial untuk dikembangkan dalam sektor pariwisata. 3. Hasil identifikasi kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi ancaman bencana alam dievaluasi pada prosedur : a) Evakuasi menyelamatkan diri terdahulu dengan tingkat pemahaman 57.7 %. b) Persiapan tas siaga bencana berisi dokumen penting dengan tingkat pemahaman 60.3 %. c) Kesiasiagaan akan cadangan sumber makanan dengan tingkat pemahaman hanya 1.3 %. d) Alternative tempat tinggal hanya 16.7 % penduduk yang memiliki.

e) Keikutsertaan warga dalam simulasi bencana sebesar 69.2 % responden pernah melakukannya. 7.2 Rekomendasi Kebijakan Adapun Rekomendasi Kebijakan dari hasil penelitian ini terbagi atas dua bagian besar yakni ; strategi pembangunan bagi daerah yang rawan bencana kelurahan teluk kabung selatan serta rekomendasi kebijakan pada saat worst case scenario terjadi. Lebih lanjut saran tersebut adalah : 1. Perlunya penambahan sarana pendidikan hingga ketingkat SMA sangat dibutuhkan didaerah ini, mengingat rata-rata pendidikan penduduk adalah tamatan SMP, selain itu keluarga harus mengeluarkan biaya yang lebih besar untuk transportasi kesekolah (ongkos ojek Rp.25.000,-) 2. Perbaikan akses jalan untuk menuju daerah teluk kabung selatan perlu untuk dilakukan mengingat hal tersebut dapat meningkatkan nilai jual hasil bumi dan jumlah wisatawan yang berkunjung. 3. Salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan adalah dengan melakukan inovasi pemberian modal berupa kapal tangkap dengan kapasitas 20 GT. Kapal tersebut dipercayakan dikelola oleh kelompok nelayan agar daerah tangkapan bisa lebih jauh sehingga hasil yang didapatkan dapat lebih maksimal. 4. Walaupun berada pada zona merah ancaman Tsunami, Kelurahan Teluk Kabung Selatan punya banyak potensi untuk dikembangkan. Diantara potensi tersebut adalah potensi pariwisata dan kearifan lokal masyarakat, oleh karena itu berbagai kebijakan dan pembinanaan harus dilakukan agar

geliat ekonomi dapat meningkat sehingga dapat mengurangi kerentanan masyarakat. 5. Tingginya jumlah usia penduduk rentan bencana yakni usia rentan anakanak 33.2 % dan usia tua sebesar 15 % menuntut kesiapsiagaan dan fasilitas tanggap darurat yang memadai seperti : tempat evakuasi dengan fasilitas bangunan yang layak huni serta sarana air bersih yang memadai. 6. Perlu perhatian serius untuk mewujudkan rencana kontijensi melalui Pengurangan Resiko Bencana Berbasis Komunitas (PRB-BK) Pada saat worst case scenario guna meminimalisir dampak bencana yang ditimbulkan. 7. Pemerintah harus gencar menginisiasi masyarakat didaerah rawan bencana untuk membentuk kelompok siaga bencana, serta mendukung melalui pelatihan personil yang siaga bencana. 8. Besarnya potensi daerah penelitian harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat, seperti pengelolaan pajak pariwisata yang terkelola dengan baik untuk mengembangkan Komunitas Siaga Bencana Gabua Siaga. Guna lebih rincinya teknis pelaksanaannya tabel 6.2 berikut dengan lebih rinci menawarkan kebijakan, strategi, program dan kegiatan pengembangan pembangunan di daerah rawan bencana kelurahan teluk kabung selatan.

Tabel 6.2 Kebijakan, Strategi, Program dan Kegiatan Pengembangan Daerah Rawan Bencana Teluk Kabung Selatan No Kebijakan Strategi Program Kegiatan Pihak Terkait 1. Peningkatan Akses Jalan Mendorong Dinas Teknis Program peningkatan Pengaspalan dan betonisasi PU Kota Padang yang menghubungkan Pekerjaan Umum Kota untuk akses jalan kelurahan serta penguatan tebing PU Propinsi Kelurahan Teluk Kabung berkoordinasi dengan Dinas Teluk Kabung Selatan penahan longsor jalan Teluk Selatan Pekerjaan Umum Propinsi. Kabung Selatan. 2. Standarisasi IMB rumah Mengintensifkan penerapan Program Intensifikasi Pengawasan dan Koordinasi Dinas TRTB tahan gempa standar bangunan tahan gempa Izin Mendirikan antar SKPD terkait, Dinas BPBDPK dengan merujuk pada SNI. Bangunan termasuk Lurah setempat. Memberikan Rekomendasi bangunan ber IMB sebagai prioritas penerima bantuan bencana. 3. Antisipasi dampak Abrasi Melakukan perbaikan tanggul Program antisipasi Pembuatan Tanggul Dinas PU Pantai penahan abrasi pantai. dampak Abrasi pantai penahan abrasi dipesisir Masyarakat pantai 4 Peningkatan Jaringan Irigasi Melakukan pembangunan dan Program peningkatan Pembangunan dan Dinas Pu perbaikan jaringan irigasi prasarana pertanian perbaikan Jaringan irigasi Dinas Pertanian primer, sekunder hingga Masyarakat tersier 5. Peningkatan Prasarana Pendidikan bersambung ke halaman berikut.... Melakukan pembangunan SMA dan penambahan sarana dan prasarana pendidikan baik SD dan SMP. Program Pembangunan Infrastruktur Pendidikan penambahan sarana dan prasarana pendidikan Pembangunan SMA Pembelian Mobiler sekolah Dinas Pendidikan

Tabel 6.2 (sambungan) 6. Peningkatan Pariwisata Melakukan berbagai upaya untuk memaksimalkan kualitas pariwisata, baik melalui pembinaan masyarakat maupun pembangunan infrastruktur pendukung, dengan pengelolaan yang memberdayakan masyarakat. Melakukan upaya penerbitan tarif resmi wisata, sehingga dapat memberikan pendapatan bagi daerah. Program Pembangunan Prasarana Wisata Teluk Kabung Selatan Pengusulan tarif resmi wisata berdasarkan Perda. Pembangunan Dermaga Pembangunan MCK Pembangunan Tempat Ibadah Pembinaan Pemuda/Pemudi Teluk Kabung Selatan Sebagai Guide Wisata Penyeragaman Tarif Wisata. Dinas Pariwisata Masyarakat DPKA 7. Peningkatan Kesiapsiagaan Bencana Memberi pembinaan dan memberdayakan Kelompok Siaga bencana yang telah ada Memberikan fasilitas dan sarana agar Kelompok siaga bencana dapat tumbuh dan berkembang. Membangun tempat Program peningkatan Kapasitas masyarakat didaerah rawan bencana. Program Pengadaan Sarana dan Prasarana kelompok Pelatihan Penyelamatan korban. Pembelian peralatan dasar tanggap darurat ; tenda barak, peralatan medis, peralatan rescue. Pembangunan Shelter BPBDPK Dinas Pariwisata 8. Ketahanan Pangan Masyarakat didaerah rawan perlindungan sementara didaerah aman, ketika situasi tidak terjadi bencana dapat dialihfungsikan sebagai tempat tempat penginapan bagi wisatawan. Memberikan penyuluhan agar warga menanam tanaman seperti ubi kayu, labu jagung sebagai alternative makanan pokok ketika bencana hebat terjadi. Siaga Bencana. Program pembangunan Shelter Program penyuluhan kesiapsiagaan Pangan daerah rawan bencana Penyuluhan pentingnya kesiapsiagaan pangan didaerah rawan bencana Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan.

Tabel 6.2 (sambungan) 9. Peningkatan Industri Kecil Melakukan pembinaan dan bantuan kredit usaha dan promosi, untuk menumbuhkembangkan usaha Tenun Warga. 10. Peningkatan perekonomian Memperkenalkan sistem koperasi masyarakat melalui agar warga kemudian dapat Koperasi mendirikannya dari oleh dan untuk kesejahteraan anggota. 11. Pengawasan Zonasi Melakukan pengawasan dan Konservasi Perairan Daerah pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan Daerah Program Peningkatan Usaha Kecil Menengah Program pembinaan Kader Koperasi Kelurahan Teluk Kabung Selatan Pengawasan Zona Konservasi Perairan Daerah Pembinaan, bantuan promosi dan kredit usaha Pembinaan pendampingan koperasi dan kader Patroli dan pemasangan rambu-rambu zona Konservasi Perairan Daerah Dinas Perindagtamben Dinas Koperasi dan UMKM Dinas Koperasi dan UMKM Dinas Kelautan dan Perikanan Dinas Pariwisata Sumber : Pengolahan Data Penulis 2015