PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PARIGI MOUTONG, Menimbang : a. bahwa guna memberdayakan masyarakat di desa untuk menjadi mitra Pemerintah Desa dalam merencanakan pembangunan dan ketahanan masyarakat desa yang berfungsi untuk meningkatkan partisipasi masyarakat maka dipandang perlu membentuk lembaga kemasyarakatan Desa; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Lembaga Kemasyarakatan Desa. Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih Dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi Dan Nepotisme ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Parigi Moutong Di Provinsi Sulawesi Tengah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4185); 3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang Undang ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548 );
5. Undang Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pembinaan Dan Pengawasan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pedoman Penataan Lembaga Kemasyarakatan; 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2007 tentang Kader Pemberdayaan Masyarakat; 10. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2004 tentang kewenangan Kabupaten Parigi Moutong sebagai daerah otonom ( Lembaran Daerah Tahun 2004 Nomor 54); 11. Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2006 tentang Desa ( Lembaran Daerah Tahun 2006 Nomor 54). Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG dan BUPATI PARIGI MOUTONG M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Daerah Kabupaten Parigi Moutong. 2. Bupati adalah Bupati Parigi Moutong.
3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Parigi Moutong yang selanjutnya disebut DPRD adalah lembaga perwakilan rakyat sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 4. Camat adalah Camat dalam Kabupaten Parigi Moutong. 5. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa. 6. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan BadanPermusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 7. Badan Permusyawaratan Desa selanjutnya disingkat BPD, adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa. 8. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 9. Lembaga Kemasyarakatan adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra pemerintah desa dalam memberdayakan masyarakat. 10. Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa, untuk selanjutnya disingkat LKMD atau Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa, untuk selanjutnya disingkat LPMD adalah Lembaga atau wadah yang dibentuk atas prakarsa masyarakat sebagai mitra Pemerintah Desa dalam menampung dan mewujudkan aspirasi serta kebutuhan masyarakat di bidang pembangunan. 11. Rukun Tetangga selanjutnya disingkat RT adalah lembaga kemasyarakatan yang dibentuk melalui musyawarah masyarakat setempat dalam rangka pelayanan pemerintahan dan kemasyarakatan yang ditetapkan melalui Peraturan Desa. 12. Pembinaan adalah pemberian pedoman, standar pelaksanaan, perencanaan, penelitian, pengembangan, bimbingan, pendidikan dan pelatihan, konsultasi, supervisi, monitoring, pengawasan umum, serta evaluasi pelaksanaan penyelenggaran pemerintahan desa. 13. Peraturan Desa adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibuat oleh Badan Permusyawaratan Desa bersama Kepala Desa. BAB II PEMBENTUKAN DAN JENIS LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA Pasal 2 (1) Untuk mewujudkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat desa dibidang pembangunan serta dalam rangka pelayanan pemerintahan kepada masyarakat desa dibentuk Lembaga Kemasyarakatan Desa yang berfungsi sebagai mitra dalam memberdayakan masyarakat desa.
(2) Lembaga Kemasyarakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dibentuk atas prakarsa masyarakat, dan/atau atas prakarsa masyarakat yang difasilitasi pemerintah melalui musyawarah dan mufakat. (3) Pembentukan Lembaga Kemasyarakatan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dalam Peraturan Desa dengan berpedoman pada Peraturan Daerah Kabupaten yang meliputi : a. LPMD; b. RT; c. Lembaga Kemasyarakatan Lainnya berdasarkan kebutuhan Desa. Pasal 3 Pembentukan LPMD sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (3) huruf a, diatur dengan mekanisme sebagai berikut : a. Kepala Desa bersama-sama BPD membahas Peraturan Desa tentang pembentukan LPMD yang sekurang-kurangnya memuat persyaratan anggota, mekanisme musyawarah, jumlah pengurus dan pemilihan Ketua ; b. Kepala Desa bersama-sama anggota BPD, tokoh masyarakat, golongan profesi yang mempunyai kemauan, kemampuan dan kepedulian dalam upaya pemberdayaan masyarakat untuk melakukan musyawarah pembentukan LPMD. Pasal 4 Pembentukan RT sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (3) huruf b, diatur dengan mekanisme sebagai berikut : a. Kepala Desa bersama-sama BPD membahas Peraturan Desa tentang pembentukan RT yang sekurang-kurangnya memuat persyaratan pengurus, mekanisme musyawarah, jumlah RT dalam 1 (satu) dusun, jumlah pengurus,jumlah seksi dan mekanisme pemilihan ketua; b. Kepala Desa bersama Kepala Dusun mengundang anggota BPD, tokoh masyarakat, golongan profesi yang mempunyai kemauan, kemampuan dan kepedulian dalam upaya pemberdayaan masyarakat untuk melakukan musyawarah pembentukan RT; c. Mekanisme pemilihan Ketua RT sebagaimana dimaksud dalam huruf b melalui proses pemilihan langsung oleh masyarakat dalam wilayah setempat. BAB III MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 5 Lembaga Kemasyaratan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (2) mempunyai maksud sebagai berikut : a. untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat; b. untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas pemerintah desa.
Pasal 6 Lembaga Kemasyarakatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (2) mempunyai tujuan sebagai berikut : a. Untuk mengoptimalkan kegiatan Lembaga Kemasyarakatan di Desa; b. Untuk meningkatkan pelayanan pemerintahan, pengelolaan (perencanaan, pelaksanaan), pembangunan dan pemberdayaan masyarakat di Desa. BAB IV TUGAS DAN FUNGSI Bagian Kesatu Tugas Pokok Pasal 7 LPMD dan RT merupakan mitra pemerintah desa dalam aspek pelayanan pemerintahan, penggerak gagasan dan aspirasi masyarakat, perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan serta menjaga ketahanan masyarakat desa dari segala jenis gangguan yang berasal dari dalam dan/atau luar Desa yang dapat memecah belah kesatuan dimasyarakat desa. Pasal 8 LPMD sebagai mitra pemerintah desa sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 mempunyai tugas sebagai berikut : a. Meningkatkan partisipasi masyarakat secara aktif dalam pelaksanaan pembangunan; b. Meningkatkan peran aktif masyarakat dalam menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan Desa; c. Merencanakan dan melaksanakan pembangunan Desa yang bertumpu pada partisipasi masyarakat; d. Tugas tugas lainnya yang diatur dalam Peraturan Desa. Pasal 9 RT sebagai mitra pemerintah desa mempunyai tugas membantu pemerintah desa dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan. Bagian kedua Fungsi Pasal 10 LPMD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 mempunyai fungsi sebagai berikut : a. Menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat dalam pembangunan; b. menanamkan dan memupuk rasa persatuan dan kesatuan masyarakat dalam kerangka memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia; c. Peningkatan kualitas dan percepatan pelayanan pemerintah kepada masyarakat; d. Penyusunan rencana, pelaksanaan, pelestarian dan pengembangan hasil-hasil pembangunan secara partisipatif;
e. Menumbuh kembangkan dan penggerak prakarsa, partisipasi, swadaya gotong royong masyarakat, Penggali, pendayagunaan dan pengembangan potensi sumberdaya alam serta keserasian lingkungan hidup. Pasal 11 RT dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 mempunyai fungsi sebagai berikut : a. pendataan kependudukan dan pelayanan administrasi pemerintahan lainnya; b. pemeliharaan keamanan, ketertiban dan kerukunan hidup antar warga; c. pembuatan gagasan dalam pelaksanaan pembangunan dengan mengembangkan aspirasi dan swadaya murni masyarakat; dan d. penggerak swadaya gotong royong dan partisipasi masyarakat di wilayahnya. BAB V KEPENGURUSAN DAN MASA BAKTI Pasal 12 (1) Kepengurusan LPMD terdiri atas unsur pemuka agama, pemuka adat, tokoh pemuda dan tokoh wanita yang berada di Desa setempat dengan Jumlah pengurus disesuaikan dengan kebutuhan. (2) Syarat-syarat pengurus LPMD sebagai berikut : a. Warga Negara Indonesia; b. Penduduk setempat; c. Memiliki kemauan, kemampuan dan/atau hasil musyawarah; d. Usia paling rendah 17 (tujuh belas) tahun dan paling tinggi 60 (enam puluh) tahun. (3) Susunan kepengurusan LPMD terdiri atas : a. Ketua; b. Sekretaris; c. Bendahara; d. Bidang. (4) Pengurus LPMD sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dijabat berdasarkan hasil musyawarah seluruh anggota (5) Jumlah bidang yang berada dalam LPMD mencakup bidang keagamaan, bidang kepemudaan, bidang pendidikan,bidang peranan wanita dan sosial budaya serta bidang lainnya sesuai kebutuhan. (6) Kepengurusan LPMD ditetapkan melalui Keputusan Kepala Desa Pasal 13 (1) Masa bakti pengurus LPMD selama 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal pengangkatan dan dapat dipilih kembali pada periode berikutnya. (2) Sebelum berakhir masa jabatan, pengurus LPMD wajib menyampaikan laporan pelaksanaan tugas dan inventaris LPMD selama menjabat kepada Kepala Desa.
(3) Pengurus lama wajib menyerahkan seluruh inventaris LPMD kepada pengurus baru dan dituangkan dalam berita acara. (4) Pengurus LPMD tidak rangkap jabatan lembaga kemasyarakatan lainnya. Pasal 14 (1) Kepengurusan RT terdiri atas unsur pemuka agama, pemuka adat, tokoh pemuda dan tokoh wanita yang berada di Desa setempat dengan Jumlah pengurus disesuaikan dengan kebutuhan. (2) Susunan kepengurusan RT terdiri atas : a. Ketua; b. Sekretaris; c. Bendahara; d. Seksi. (3) Ketua RT sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dijabat berdasarkan atas pemilihan langsung oleh masyarakat dalam wilayah RT setempat. (4) Sekretaris,Bendahara dan Kepala Seksi diusulkan ketua RT terpilih untuk dimusyawarahkan bersama masyarakat dalam wilayah RT setempat. (5) Kepengurusan RT ditetapkan melalui Keputusan Kepala Desa. Pasal 15 Pemberhentian pengurus LPMD atau diberhentikan karena : a. Meninggal dunia; b. Mengundurkan diri; c. Tidak dapat menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku; d. Terkena sanksi pidana yang mempunyai kekuatan hukum tetap. Pasal 16 (1) Masa bakti pengurus RT selama 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal pengangkatan dan dapat dipilih kembali pada periode berikutnya. (2) Sebelum berakhir masa jabatan, pengurus RT wajib menyampaikan laporan pelaksanaan tugas dan inventaris RT selama menjabat kepada kepala desa melalui kepala dusun. (3) Pengurus lama wajib menyerahkan seluruh inventaris RT kepada pengurus baru dan dituangkan dalam berita acara. Pasal 17 Pemberhentian pengurus RT dan RW atau diberhentikan karena : a. Meninggal dunia; b. Mengundurkan diri; c. Tidak dapat menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang- undangan yang berlaku; d. Terkena sanksi pidana yang mempunyai kekuatan hukum tetap.
BAB VI HUBUNGAN KERJA DAN TATA KERJA Pasal 18 (1) Hubungan kerja LPMD dan RT dengan pemerintahan desa bersifat kemitraan, konsultatif dan koordinatif. (2) Hubungan kerja LPMD dengan RT dan Lembaga Kemasyarakatan lainnya di Desa bersifat koordinator perencanaan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa serta konsultatif. (3) Hubungan kerja LPMD dan RT dengan pihak ketiga di Desa bersifat kemitraan. Pasal 19 Dalam melaksanakan tugasnya LPMD dan RT wajib melaksanakan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan organisasi maupun antar organisasi kemasyarakatan lainnya yang berada didalam maupun luar Desa. Pasal 20 Dalam menjalankan tugasnya LPMD dan RT bertanggung jawab kepada masyarakat dalam bentuk laporan yang wajib diberikan kepada Kepala Desa. BAB VII PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 21 Pemerintah Kabupaten dan Camat wajib membina dan mengawasi Lembaga Kemasyarakatan. Pasal 22 Pembinaan dan Pengawasan Pemerintah Kabupaten sebagaimana dimaksud dalam pasal 21 meliputi : a. Memberikan pedoman teknis pelaksanaan dan perencanaan Lembaga Kemasyarakatan; b. Memberikan pedoman penyusunan perencanaan pembangunan partisipatif; c. Menetapkan bantuan pembiayaan alokasi dana untuk pembinaan dan pengembangan Lembaga Kemasyarakatan; d. Memberikan bimbingan, supervisi dan konsultasi pelaksanaan serta perberdayaan Lembaga Kemasyarakatan; e. Melakukan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Lembaga Kemasyarakatan; f. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi Lembaga Kemasyarakatan; dan g. Memberikan penghargaan atas prestasi yang dilaksanakan Lembaga Kemasyarakatan. Pasal 23 Pembinaan dan Pengawasan Camat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 meliputi :
a. Memfasilitasi penyusunan Peraturan Desa yang berkaitan dengan Lembaga Kemasyarakatan; b. Memfasilitasi pelaksanaan tugas, fungsi dan kewajiban Lembaga Kemasyarakatan; c. Memfasilitasi penyusunan perencanaan pembangunan partisipatif; d. Memfasilitasi pelaksanaan pemberdayaan masyarakat; e. Memfasilitasi kerjasama antar Lembaga kemasyarakatan dan kerjasama lembaga kemasyarakatan dengan pihak ketiga; f. Memfasilitasi bantuan teknis dan pendampingan kepada lembaga kemasyarakatan; dan/atau g. Memfasilitasi koordinasi unit kerja pemerintahan dalam pengembangan Lembaga Kemasyarakatan Desa. BAB VIII SUMBER DANA Pasal 24 Pendanaan LPMD,RT dan Lembaga Kemasyarakatan Lainnya dapat bersumber dari: a. Swadaya masyarakat; b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa disesuaikan dengan kemampuan keuangan Desa; c. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi; d. Bantuan Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten; dan e. Bantuan lain yang sah dan tidak mengikat. BAB IX KETENTUAN PERALIHAN Pasal 25 Selain LPMD dan RT, di Desa dapat dibentuk Lembaga Kemasyarakatan Lainnya yang meliputi : a. Lembaga Kepemudaan yang bergerak di bidang keagamaan,bidang olah raga, bidang sosial, seni budaya, bidang pendidikan dan bidang lainnya sesuai dengan kebutuhan Desa; b. Lembaga keagamaan dan lembaga adat; c. Lembaga profesi dan lembaga lainnya yang berkembang di Desa serta tidak memiliki garis hirarki mulai tingkat pemerintah pusat sampai tingkat Desa. Pasal 26 Lembaga lainnya yang dibentuk di Desa sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (3) huruf c dibentuk berdasarkan prakarsa masyarakat yang diatur dalam Peraturan Desa dan ditetapkan oleh Kepala Desa.
Pasal 27 Peraturan Desa yang mengatur Lembaga Kemasyarakatan di Desa, selain yang telah diatur dalam Peraturan Daerah memuat materi : a. Nama Lembaga Kemasyarakatan; b. Susunan Organisasi; c. Tata Cara Pembentukan dan Syarat Pengurus; d. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja; e. Hak dan Wewenang. Pasal 28 Mekanisme dan persyaratan pembentukan serta penyesuaian terhadap Lembaga Kemasyarakatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 25 akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 29 Ketentuan lebih lanjut mengenai teknis pelaksanaan Peraturan Daerah ini diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. Pasal 30 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Parigi Moutong. Ditetapkan di Parigi pada tanggal BUPATI PARIGI MOUTONG, Diundangkan di Parigi pada tanggal SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG, LONGKI DJANGGOLA H. RUSTAM DG. RAHMATU, BE, SE, Msi Pembina Utama Muda NIP. 010 078 615 LEMBARAN DAERAH TAHUN 2007 NOMOR 38 SERI E NOMOR 12
PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG NOMOR TAHUN TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA I. UMUM Bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 72 tentang Desa perlu dibentuk Lembaga Kemasyarakatan di desa yang merupakan mitra pemerintah desa dalam Pemberdayaan Masyarakat,dimana lembaga kemasyarakatan bertugas membantu pemerintah desa dan merupakan mitra dalam memberdayakan masyarakat. Sebagai mitra pemerintah desa dalam pemberdayaan masyarakat dan perencanaan pembangunan desa,yang berfungsi sebagai wadah partisipasi dalam pengelolaan pembangunan agar terwujud demokratisasi dan transparansi pembangunan pada tingkat masyarakat serta untuk mendorong,memotivasi,menciptakan akses agar masyarakat lebih berperan aktif dalam pembangunan maka peran lembaga kemasyarkatan desa sangat penting dalam menunjang penerapan Alokasi Dana Desa. Untuk memenuhi ketentuan tersebut maka Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Lembaga Kemasyarakatan Desa. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Angka 1 Angka 2 Angka 3 Angka 4 Angka 5 Angka 6 Angka 7 Angka 8 Yang dimaksud dengan kewenangan berdasarkan asal usul desa adalah hak untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan asal usul,adat istiadat yang berlaku dan tidak bertentangan dengan Peraturan Perundang-undangan.
Angka 9 Angka 10 Angka 11 Angka 12 Angka 13 Pasal 2 Pasal 3 Pasal 4 Pasal 5 Pasal 6 Pasal 7 Pasal 8 Pasal 9 Pasal 10 Pasal 11 Pasal 12 Pasal 13 Pasal 14 Pasal 15 Pasal 16 Pasal 17
Pasal 18 Pasal 19 Pasal 20 Pasal 21 Pasal 22 Pasal 23 Pasal 24 Pasal 25 Pasal 26 Pasal 27 Pasal 28 Pasal 29 Pasal 30 TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH NOMOR 90