ANALISIS PEMASARAN JAGUNG PULUT (WAXY CORN) DI DESA PAKATTO KECAMATAN BONTOMARANNU KABUPATEN GOWA

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PEMASARAN BAWANG MERAH DI DESA OLOBOJU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

Jurnal Agrisistem, Juni 2007, Vol 3 No. 1 ISSN

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN JAGUNG (Zea mays) DI KABUPATEN GROBOGAN (Studi Kasus di Kecamatan Geyer)

Pengolahan Jagung Pulut Menunjang Diversifikasi Pangan dan Ekonomi Petani

PERANAN KELOMPOKTANIABBULOSIBATANG DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN USAHATANI PADI SAWAH DI KELURAHAN LANNA KECAMATAN PARANGLOE KABUPATEN GOWA

EFISIENSI PEMASARAN CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) Nida Nuraeni (1) Rina Nuryati (2) D. Yadi Heryadi (3)

Analisis Pemasaran Kakao Pola Swadaya di Desa Talontam Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi

ANALISIS PEMASARAN KOPRADI DESA TAMBU KECAMATAN BALAESANG KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS PEMASARAN BERAS DI DESA SIDONDO I KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA

Elvira Avianty, Atikah Nurhayati, dan Asep Agus Handaka Suryana Universitas Padjadjaran

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

ANALISIS PENDAPATAN DAN PEMASARAN USAHA PEMBUATAN GARAM DI KELURAHAN TALISE KECAMATAN MANTIKULORE KOTA PALU

ANALISIS PENDAPATAN DAN PEMASARAN USAHATANI SEMANGKA DI DESA MARANATHA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

Nurida Arafah 1, T. Fauzi 1, Elvira Iskandar 1* 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Oleh : Rosda Malia, SP., M.Si* Leni Supartika Rahayu, SP** Kata Kunci: metode ceramah dan diskusi, Teknologi sistim tanam legowo.

ISSN : KAJIAN PEMASARAN JAGUNG MANIS (Zea Mays) DI DESA WKO KECAMATAN TOBELO TENGAH KABUPATEN HALMAHERA UTARA

TATA NIAGA SALAK PONDOH (Salacca edulis reinw) DI KECAMATAN PAGEDONGAN BANJARNEGARA ABSTRAK

USAHATANI JAGUNG PULUT MENDUKUNG KEMANDIRIAN PANGAN DAN PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI. Syuryawati dan Faesal Balai Penelitian Tanaman Serealia

ANALISIS PEMASARAN BERAS DI KABUPATEN KLATEN

ANALISIS PEMASARAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) DI KOTA PEKANBARU

Distribusi Penjualan Telur Itik.Agnes Debora Hutabarat

AGUS PRANOTO

Key words: marketing margins, egg, layer, small scale feed mill

Andi Faisal Suddin, Tamrin Kunta dan Muslimin Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan

IV. METODE PENELITIAN

Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Universitas Brawijaya, Jl. Veteran Malang

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

Analisis Pemasaran Sawi Hijau di Desa Balun Ijuk Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka ( Studi Kasus Kelompok Tani Sepakat Maju)

ANALISIS MARKETING BILL KOMODTI CABAI MERAH DI KOTA MEDAN. Staff Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas PertanianUniversitas Sumatera Utara

ANALISIS PEMASARAN TEMPE PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA MULTI BAROKAH DI KOTA PALU

Oleh: 1 Sohidal Farid, 2 Jafar Sidiq, 3 Cecep Pardani

ABSTRACT. Keywords: Marketing, Channel Marketing, Margin, Copra

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengambilan Responden

LEMBAR PERSETUJUAN ARTIKEL. Analisis Margin Pemasaran Ternak Sapi Bali Di Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo. INDRYANI ALI NIM.

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Peternak Barokah Abadi Farm Kabupaten Ciamis.

perluasan kesempatan kerja di pedesaan, meningkatkan devisa melalui ekspor dan menekan impor, serta menunjang pembangunan wilayah.

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN BERAS ORGANIK DI KABUPATEN SRAGEN Ragil Saputro, Heru Irianto dan Setyowati

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN BUNGA MAWAR POTONG DI DESA KERTAWANGI, KECAMATAN CISARUA, KABUPATEN BANDUNG BARAT. Abstrak

dwijenagro Vol. 5 No. 1 ISSN :

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar

ARTIKEL MEIFY SUMAMPOW / JURUSAN SOSIAL EKONOMI, FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO

ANALISIS MARGIN DAN EFISIENSI SALURAN PEMASARAN KAKAO DI KABUPATEN KONAWE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan

RANTAI NILAI BERAS IR64 DI KECAMATAN WANAREJA KABUPATEN CILACAP

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

MARGIN MARKETING Anchovy (Stolephorus commersonii) IN WARD SEI BEROMBANG DISTRICT PANAI HILIR LABUHANBATU DISTRICT NORTH SUMATRA PROVINCE

BAB I PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan pokok bagi sebagian besar penduduk

ANALISIS PEMASARAN BENGKUANG (Pachyrryzus erosus) DI DESA BUKIT PAYUNG KECAMATAN BANGKINANG SEBERANG KABUPATEN KAMPAR

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG BERDIRINYA INDUSTRI KERAJINAN ROTAN DI DESA CANDIMAS KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN 2013.

Kata Kunci : Pemasaran, Ikan Gurami, Efisiensi

III. METODE PENELITIAN. untuk mengelola faktor-faktor produksi alam, tenaga kerja, dan modal yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Analisis Pemasaran Susu Segar di Kabupaten Klaten

HUBUNGAN SALURAN TATANIAGA DENGAN EFISIENSI TATANIAGA CABAI MERAH

STUDI PEMASARAN WORTEL (Daucus carota L.) DI DESA CITEKO KECAMATAN CISARUA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Analisis Efisiensi Pemasaran Pisang Produksi Petani di Kecamatan Lengkiti Kabupaten Ogan Komering Ulu. Oleh: Henny Rosmawati.

28 ZIRAA AH, Volume 38 Nomor 3, Oktober 2013 Halaman ISSN

ANALISIS PEMASARAN SUSU SEGAR DI KABUPATEN KLATEN THE ANALYSIS OF FRESH MILK MARKETING IN KABUPATEN KLATEN

ANALISIS PENDAPATAN DAN TATANIAGA BERAS VARIETAS PANDAN WANGI DAN VARIETAS UNGGUL BARU

BAB I PENDAHULUAN. petani, mengisyaratkan bahwa produk pertanian yang dihasilkan harus memenuhi

FARMER SHARE DAN EFISIENSI SALURAN PEMASARAN KACANG HIJAU

KINERJA USAHA AGROINDUSTRI KELANTING DI DESA KARANG ANYAR KECAMATAN GEDONGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN

TINGKAT PENERAPAN AGRIBISNIS PADA USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DI DESA SIPATUO KECAMATAN PATAMPANUA KABUPATEN PINRANG

MARGIN PEMASARAN IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) DI TEMPAT PENDARATAN IKAN SODOHOA KOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA

RENTABILITAS USAHA PADA INDUSTRI BAWANG GORENG SAL-HAN DI KOTA PALU SULAWESI TENGAH. Profitability of Sal-Han fried onions in Palu -Central Sulawesi

PEMAHAMAN PESERTA PADA PROGRAM MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (MKRPL) (Kasus pada peserta program MKRPL di Desa Singamerta)

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KERAGAAN PEMASARAN GULA AREN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum pemasaran adalah proses aliran barang yang terjadi di dalam pasar.

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP HARGA ( PRICE ) SUSIN DI KABUPATEN SINJAI (Studi Kasus di Desa Gunung Perak) ABSTRACT

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III MATERI DAN METODE

ANALISIS SISTEM TATANIAGA KARET PADA PETANI KARET EKS UPP TCSDP DI DESA BALAM MERAH KECAMATAN BUNUT KABUPATEN PELALAWAN

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi dalam upaya pemulihan dan pertumbuhan ekonomi. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

(PERFORMANCE ANALYSIS OF FARMER GROUP AND ITS RELATIONSHIP WITH HOUSEHOLD FOOD SECURITY LEVEL (CASE STUDY IN RASANAE TIMUR SUBDISTRICT BIMA CITY)

ANALISIS KINERJA DAN PROSPEK SWASEMBADA KEDELAI DI INDONESIA. Muhammad Firdaus Dosen STIE Mandala Jember

PENINGKATAN NILAI TAMBAH JAGUNG SEBAGAI PANGAN LOKAL Oleh : Endah Puspitojati

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

KERAGAAN PEMASARAN TAHU

BAB I PENDAHULUAN. Setiap wilayah di permukaan bumi memiliki karakteristik dan ciri khasnya

PENGELUARAN RUMAH TANGGA PETANI KARET DI DESA PULAU JAMBU KECAMATAN KUOK KABUPATEN KAMPAR

I. PENDAHULUAN. negara dititikberatkan pada sektor pertanian. Produksi sub-sektor tanaman

ANALISIS PEMASARAN TOMAT DIDESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA

DAFTAR ISI. I. PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Karet di Indonesia merupakan salah satu komoditas penting perkebunan. selain kelapa sawit, kopi dan kakao. Karet ikut berperan dalam

Saluran dan Marjin Pemasaran cabai merah (Capsicum annum L)

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Kandungan Nutrisi Serealia per 100 Gram

PELUANG DAN MASALAH PENGEMBANGAN JAGUNG PADA LAHAN KERING DENGAN PTT JAGUNG DI SULAWESI SELATAN. M. Arsyad Biba Balai Penelitian Tanaman Serealia

PENGARUH PENYIMPANGAN CURAH HUJAN TERHADAP PRODUKTIVITAS CENGKEH DI KABUPATEN MALANG

ANALISIS USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KEMUNING MUDA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK

Transkripsi:

ANALISIS PEMASARAN JAGUNG PULUT (WAXY CORN) DI DESA PAKATTO KECAMATAN BONTOMARANNU KABUPATEN GOWA Analysis of waxy corn marketing at Pakatto Village, District Bontomarannu, Regency of Gowa Dahlan*, Salman dan Arman Wahab Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Gowa * E-mail:dahlan_02@ymail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui saluran pemasaran jagung pulut dan respon petani terhadap saluran pemasaran yang paling efektif dan menguntungkan, yang dilaksanakan awal bulan Maret sampai awal bulan Mei 2013 bertempat di Desa Pakatto, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa. Hasil analisis pemasaran jagung pulut di Desa Pakatto Kecamatan Bontmarannu Kabupaten Gowa dapat disimpulkan berdasarkan analisis bahwa petani merebus sendiri jagung pulut kemudian dijual langsung ke konsumen memperoleh margin paling tinggi yaitu Rp 700,- tongkol -1 dengan biaya pemasaran Rp 50,- tongkol -1 sehingga mendapatkan keuntungan sebesar Rp 650,- tongkol -1 sedangkan hasil tes awal kepada petani responden, maka hasil yang diperoleh adalah tingkat pengetahuan 42 persen, sikap 40,3 persen, dan keterampilan 37,3 persen dan setelah diadakan kegiatan penyuluhan dan hasil tes akhir menunjukan bahwa terjadi perubahan sebesar dengan nilai yang diperoleh tingkat pengetahuan meningkat 87,6 persen, sikap 90,0 persen dan keterampilan 84 persen. Kata kunci: Jagung pulut dan pemasaran ABSTRACT This study aims can know waxy maize marketing channels and response of farmers to the most effective marketing channels and favorable conducted from March to May 2013 located in the village of Pakatto, District Bontomarannu, Regency of Gowa. Waxy maize marketing analysis results in the Village District of Bontmarannu Pakatto Gowa can be concluded based on its own analysis that farmers boil corn sticky rice is then sold directly to consumers obtain the highest margin of Rp 700,- corn -1 cob with marketing costs Rp 50,- corn -1 cob thus benefit amounting to Rp 650,- corn -1 while cob initial test results to farmers respondents, the results obtained are the 42 percent level of knowledge, attitude 40.3 percent, and 37.3 percent skill and after allowing for extension activities and the final test results showed that the change with the value obtained by the level of knowledge increased 87.6 percent, 90.0 percent attitude and 84 percent skill. Keywords: Waxy corn and marketing 67

PENDAHULUAN Sektor pangan merupakan bagian strategis dari pembangunan nasional. Pemantapan ketahanan pangan sangat erat kaitannya dengan pembangunan sektor pertanian, karena menyangkut unsur ketersediaan pangan yang merupakan hasil dan usaha peningkatan produksi pertanian. Upaya ini pernah tercapai dengan program swasembada pangan nasional. Kebutuhan akan pangan selalu mengikuti trend jumlah penduduk. Pada perkembangan selanjutnya kebutuhan pangan juga dipengaruhi oleh peningkatan pendapatan kapita -1, perubahan pola konsumsi masyarakat dalam globalisasi situasi pangan dunia. Hal ini mengindikasikan bahwa diversifikasi pangan sangat diperlukan untuk mendukung pemantapan swasembada pangan. Dari kondisi ini maka harus dapat dipenuhi dua hal, yaitu penyediaan bahan pangan dan diversifikasi olahan pangan. Jagung pulut atau sebagian orang menyebutnya jagung ketan merupakan salah satu jenis jagung yang memiliki karakter spesial yaitu pulut atau ketan. Jagung pulut merupakan jagung lokal khas Sulawesi Selatan dengan warna biji putih, rasa enak, gurih, dan pulen disebabkan oleh kandungan endosperm yang hampir semuanya adalah amilopektin. Sebagai produk pertanian jagung pulut mempunyai potensi produksi yang besar dan prospek penggunaannya juga baik sebagai bahan makanan, jagung yang dikonsumsi oleh masyarakat dapat sebagai, jagung bakar, sup jagung. Khusus di Kabupaten Gowa salah satu sentra produksi jagung pulut di Sulawesi Selatan memiliki luas panen 34.485 ha dengan tingkat produksi 172.610 ton (Syuryawati, dkk. 2010). Sesuai dengan data dari PPL wilayah kerja penyuluh pertanian, menunjukkan bahwa Desa Pakatto, Kecamatan Bontomarannu, merupakan salah satu sentra produksi jagung pulut yang ada di Kabupaten Gowa. Strategi pemasaran merupakan hal yang sangat penting dalam suatu usaha dimana strategi pemasaran merupakan suatu cara mencapai tujuan. Strategi adalah serangkaian rancangan besar yang menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan harus beroperasi untuk mencapai tujuannya. Sehingga dalam menjalankan usaha kecil khususnya diperlukan adanya pengembangan melalui strategi pemasarannya. Karena pada saat kondisi kritis justru usaha kecillah yang mampu memberikan pertumbuhan terhadap pendapatan masyarakat sedangkan pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan dengan tujuan untuk merencanakan dan menentukan harga sampai dengan mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang bisa memuaskan kebutuhan pembeli aktual maupun potensial. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui analisis pemasaran jagung pulut di Desa Pakatto Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa. BAHAN DAN METODE Penelitian dilaksanakan awal bulan Maret sampai awal bulan Mei 2013 bertempat di Desa Pakatto, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Wawancara dilakukan dengan menggunakan bantuan instrumen kuisioner, selanjutnya observasi dilakukan secara langsung dan dokumentasi dilakukan dengan mengambil data di kantor desa, camat dan intansi lain yang terkait. Data yang telah terkumpul akan dinarasikan, ditabulasi dan dianalisis. Data primer adalah data utama diperoleh melalui wawancara yang dilakukan 68

kepada petani jagung pulut yang ada di lokasi kegiatan. Sedangkan data sekunder adalah data penunjang yang diperoleh dari kantor desa atau instansi terkait yang meliputi data potensi wilayah, iklim, curah hujan, dan keadaan kelompok tani, dalam bentuk laporan atau profil yang berhubungan dengan penelitian. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara deskriptif dengan rumus yang digunakan untuk mengetahui besar margin, keuntungan dan efesiensi pemasaran jagung pulut. Menghitung margin pemasaran dari masing-masing lembaga pemasaran (Anwar 1994), rumus digunakan adalah: M = HP HB, π = M Bp Pengetahuan sangat mempengaruhi seseorang dalam pengambilan keputusan, sehingga untuk mengukur tingkat pengetahuan responden perlu melakukan evaluasi awal dan evaluasi akhir dengan alat ukur garis continuum, dengan kriteria berdasarkan jawaban responden dengan kategori skor 3 = mengetahui (M), skor 2 = kurang mengetahui (KM) dan skor 1 = tidak mengetahui (TM), dengan menggunakan persamaan: Pengetahuan Jumlah jawaban yang diperoleh x100% Nilai tertinggi yang dicapai Analisis efektifitas penyuluhan dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Ginting, 1991), yaitu: EP Ps Pr x 100% ( N.3. Q) Pr Evaluasi penyuluhan dilakukan untuk mengetahui sampai sejauhmana keberhasilan dari kegiatan penyuluhan yang telah dilaksanakan. Evaluasi dapat dilakukan baik pada awal, di tengah maupun akhir program penyuluhan (Padmowiharjo, 2002). Untuk menganalisis tingkat respon petani terhadap materi penyuluhan adalah dengan melakukan pengukuran terhadap indikator dengan menggunakan Rating Scale atau skala nilai, kemudian ditabulasi dan diolah dengan menggunakan garis continuum. HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Penduduk Berdasarkan Golongan Umur Berdasarkan data yang diperoleh tentang keadaan penduduk di Desa Pakatto Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa, menunjukkan bahwa persentase umur tertinggi adalah penduduk dengan usia 16-45 tahun (34,51 %). Untuk lebih jelasnya mengenai keadaan penduduk berdasarkan golongan umur dapat dilihat pada Tabel 1. 69

Tabel 1. Jumlah penduduk menurut golongan umur di Desa Pakatto Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa. Golongan Umur Laki-Laki Wanita Jumlah (orang) Persentase (%) 0 5 6 15 16 45 46 59 60 keatas 309 469 768 624 198 403 346 872 490 273 712 815 1640 1.114 471 14,98 17,15 34,51 23,44 9,92 Jumlah 2368 2393 4.752 100,00 Sumber : Profil Desa Pakatto, 2012. Tabel 2. Jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan di Desa Pakatto Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa. Tingkat pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%) Tidak tamat SD SD SLTP/sederajat SLTA/sederajat D1 dan S1 Tidak sekolah 427 923 774 276 11 2.341 8,98 19,42 16,28 5,80 0,23 49,26 Jumlah 4.752 100,00 Sumber : Data rencana kerja PPL Desa Pakatto, 2013. Tabel 1 menunjukan bahwa, jumlah penduduk di Desa Pakatto 4.752 orang dan umur produktif dari 15 59 tahun berjumlah 3.569 orang terdiri dari lakilaki 1.861 wanita 1.708, sedangkan umur tidak produktif umur 0-15 tahun berjumlah 1.527 orang terdiri dari lakilaki 778 orang dan wanita 749 orang dan umur 60 ke atas tidak produktif berjumlah 471 jiwa yang terdiri dari laki-laki 198 orang dan wanita 273 orang. Keadaan Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tabel 2, menunjukan bahwa jumlah penduduk 4.752 orang, persentase tertinggi pada golongan penduduk yang tidak sekolah (49,26%) lalu disusul tingkat pendidikan SD yang berjumlah 923 orang atau 19,42 persen, kemudian disusul dengan tingkat SLTP sederajat 774 orang atau 16,28 persen. Kemudian disusul tidak tamat SD 427 orang atau 8,98 persen sedangkan tingkat SLTA sederajat 276 orang atau 5,80 persen dan tamatan D1 dan S1 sebanyak 11 orang atau 0.23 persen. Tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap penerimaan inovasi karena semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan lebih cepat menerima suatu inovasi dan tingkat pendidikan yang rendah sangat berpengaruh terhadap penerimaan suatu inovasi karena akan lambat dalam penyerapan untuk mengadopsi inovasi teknologi. 70

Analisis Margin Pemasaran Berdasarkan data yang diperoleh melalui wawancara dan kuisioner terhadap lembaga pemasaran, diperoleh data dan informasi tentang harga penjualan dan harga pembelian masing-masing lembaga pemasaran dengan uraian sebagai berikut: produsen jagung mentah menjual kepada konsumen Rp tongkol -1, produsen jagung mentah dan rebus ke konsumen Rp 600 tongkol -1, produsen jagung mentah menjual ke pengumpul jagung mentah Rp tongkol -1, produsen jagung mentah menjual ke pengumpul Rp tongkol -1, pengumpul jagung mentah ke pengumpul Rp 500 tongkol -1, pengumpul menjual ke pengecer Rp 700 tongkol -1, pengecer menjual ke konsumen Rp 800 tongkol -1. Tabel 3. Harga jual, harga beli dan margin pemasaran jagung pulut setiap tingkat pemasaran jagung pulut di Desa Pakatto, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa Tahun 2013 Tingkat Pemasaran Produsen jagung mentah ke konsumen Produsen jagung mentah+rebus ke konsumen Produsen jagung mentah ke pengumpul jagung mentah Produsen jagung mentah ke pengumpul Pengumpul jagung mentah ke pengumpul Pengumpul ke pengecer Sumber : Data primer setelah diolah, 2013. Harga Belin - - 500 700 Harga Jual 700 500 700 700 800 Margin 700 200 400 200 100 Tabel 4. Biaya yang dikeluarkan petani dan lembaga pemasaran pada setiap saluran pemasaran jagung pulut di Desa Pakatto, Kecamatan Bontonanai, Kabupaten Gowa Tahun 2013 Saluran Pemasaran Pengeluaran Produsen jagung mentah ke konsumen Produsen jagung mentah+rebus ke konsumen 0,- 50,- Produsen jagung mentah ke pengumpul jagung mentah Produsen jagung mentah ke pengumpul 50,- 50,- Pengumpul jagung mentah ke pengumpul 50,- Pengumpul ke pengecer 0,- Sumber : Data primer setelah diolah, 2013. 71

Tabel 5. Keuntungan yang diperoleh petani dan pedagang jagung pulut di Desa Pakkatto, Kecamatan Bontomanai, Kabupaten Gowa Tahun 2013 Tingkat Pemasaran Margin tongkol -1 Biaya lainlain tongkol -1 Keuntungan tongkol -1 Produsen jagung mentah ke konsumen,- 0,-,- Produsen jagung mentah+rebus ke konsumen Produsen jagung mentah ke pengumpul jagung mentah Produsen jagung mentah ke pengumpul Pengumpul jagung mentah ke pengumpul Pengumpul ke pengecer Sumber: Data primer setelah diolah, 2013. 700,- 50,- 650,- 200,- 50,- 150,- 400,- 50,- 350,- 200,- 50,- 150,- 100,- 0,- 100,- Tabel 3, menunjukkan bahwa jumlah margin diperoleh dari masing-masing lembaga pemasaran antara Rp 100,- tongkol -1 sampai Rp 700,- tongkol -1. Margin pemasaran yang paling besar terjadi pada tingkat pemasaran langsung yaitu petani langsung memasarkan ke konsumen dengan besar margin Rp 700,- tongkol -1. Margin yang ada diharapkan menjadi tambahan pengetahuan bagi petani untuk memasarkan jagung pulut langsung ke konsumen, baik secara individu maupun kelompok. Tabel 4, diketahui bahwa jika petani menjual jagung pulut mentah ke konsumen maka tidak mengeluarkan biaya, tetapi jika menjual dalam bentuk maka mengeluarkan biaya Rp 50,- tongkol -1. Tabel 5, menunjukkan bahwa keuntungan yang diperoleh tertinggi dari setiap lembaga pemasaran adalah berada pada petani merebus sendiri jagung pulut dan menjual langsung ke konsumen, keuntungan yang diperoleh sebesar Rp 650,- tongkol -1. Semakin panjang rantai pemasaran maka semakin mahal harga jagung pulut pada tingkat konsumen. Respon Petani Terhadap Materi Penyuluhan Respon petani secara teknis terhadap saluran pemasaran yang paling efektif cukup merespon. Respon tersebut terlihat pada saat dilaksanakan penyuluhan peserta yang hadir berjumlah 20 orang. Sewaktu penyuluhan dilaksanakan yang memberikan pertanyaan sekitar 5 orang, ini berarti bahwa petani cukup respon terhadap materi penyuluhan yang disampaikan. 72

Evaluasi Penyuluhan Alat yang digunakan untuk mengukur atau mengevaluasi kegiatan penyuluhan yang dilaksanakan baik pada awal penyuluhan maupun pada akhir penyuluhan, yaitu dengan menggunakan lembaran kuisioner yang disebarkan kepada responden. Responden sebanyak 20 orang dengan pertanyaan masing-masing variabel (pengetahuan, sikap, keterampilan) sebanyak 5 pertanyaan. Pengetahuan Evaluasi awal diperoleh nilai sebagai berikut : Total skor = 126, Skor tertinggi = 20 x 5 x 3 = Tingkat pengetahuan responden pada awal evaluasi ini, adalah : 126 x 100% 42,0 % continuum diperoleh: TM 42,0% KM M 0 100 126 200 Keterangan : TM : Tidak mengetahui, KM : Kurang mengetahui, M : Mengetahui Gambar 1. Garis continuum tingkat pengetahuan responden pada evaluasi awal Garis continuum pada Gambar 1 menunjukkan bahwa sebelum penyuluhan, pengetahuan responden tentang analisis saluran pemasaran jagung pulut berada pada kategori kurang mengetahui dengan persentase 42,0 persen. Evaluasi pada akhir penyuluhan diperoleh data : Total skor = 263, Skor tertinggi = 20 x 5 x 3 = Tingkat pengetahuan responden pada akhir evaluasi, adalah : 263 x 100% 87,6% continuum diperoleh: TM KM 87,6% M 0 100 200 263 Keterangan : TM : Tidak mengetahui, KM : Kurang mengetahui, M : Mengetahui Gambar 2. Garis continuum tingkat pengetahuan responden pada evaluasi akhir 73

Garis continuum pada Gambar 2 menunjukkan bahwa setelah penyuluhan, pengetahuan responden tentang analisis saluran pemasaran jagung pulut meningkat atau berada pada kategori mengetahui dengan persentase 87,6 persen. Sikap Evaluasi awal diperoleh nilai sebagai berikut : Total skor = 112 Skor tertinggi = 20 x 5 x 3 = Sikap responden pada awal evaluasi, adalah : 112 x 100% 37,3% continuum diperoleh: TS 37,3% KS S 0 100 112 200 Keterangan : TS : Tidak setuju, KS : Kurang setuju, S : setuju Gambar 3. Garis continuum terhadap sikap responden pada evaluasi awal Garis continuum pada Gambar 3 menunjukkan bahwa sebelum penyuluhan, sikap responden tentang analisis saluran pemasaran jagung pulut berada pada kategori Kurang Setuju dengan persentase 37,3 persen. Sedangkan, evaluasi pada akhir penyuluhan diperoleh data : Total skor = 252 Skor tertinggi = 20 x 5 x 3 = Sikap responden pada akhir evaluasi ini, adalah : 252 x 100% 84,0% continuum diperoleh : TS KS 84,0,% S 0 100 200 252 Keterangan : TS : Tidak setuju, KS : Kurang setuju, S : Setuju Gambar 4. Garis continuum terhadap sikap responden evaluasi akhir 74

Garis continuum pada Gambar 4 menunjukkan bahwa setelah penyuluhan, sikap responden tentang analisis saluran pemasaran jagung pulut meningkat atau berada pada kategori setuju dengan persentase 84,0 persen. Keterampilan Evaluasi Awal diperoleh nilai sebagai berikut : Total skor = 121 Skor tertinggi = 20 x 5 x 3 = Keterampilanresponden pada awal evaluasi, adalah : 121 x 100% 40,4% continuum diperoleh : TT 40,3% KT T 0 100 21 200 Keterangan : TT : Tidak terampil, KT: Kurang terampil, T : Terampil Gambar 5. Garis continuum evaluasi tingkat keterampilan responden pada evaluasi awal Garis continuum pada Gambar 5 menunjukkan bahwa sebelum penyuluhan, keterampilan responden tentang analisis saluran pemasaran jagung pulut berada pada kategori Kurang Terampil dengan persentase 40,3 persen. Sedangkan, evaluasi pada akhir penyuluhan diperoleh data : Total skor = 271 Skor tertinggi = 20 x 5 x 3 = Tingkat keterampilan responden pada akhir evaluasi, adalah : 271 x 100% 90,3% continuum diperoleh : TT KT 90,3% T 0 100 200 271 Keterangan : TT : Tidak terampil, KT : Kurang terampil, dan T : Terampil Gambar 6. Garis continuum tingkat keterampilan responden pada evaluasi akhir 75

Garis continuum pada Gambar 6 menunjukkan bahwa setelah penyuluhan, keterampilan responden tentang analisis saluran pemasaran jagung pulut meningkat atau berada pada kategori terampil dengan persentase 90,3 persen. Efektifitas Penyuluhan Untuk mengetahui efektifitas penyuluhan digunakan persamaan, sebagai berikut: EP Ps Pr x 100% ( N.3. Q) Pr 786 359 x 100% (20x3x15) 359 78,6% Hasil kajian materi penyuluhan, setelah diadakan evaluasi awal atau sebelum diadakan penyuluhan adalah tingkat pengetahuan petani 42%, setelah penyuluhan dilakukan terjadi peningkatan nilai pengetahuan menjadi 87,6% perubahan sekitar 45,6% sikap dari 37,3% meningkat menjadi 84% tingkat perubahan 46,6% sedangkan keterampilan meningkat dari 40,3 menjadi 90,3% tingkat perubahan 50%. Hal ini menunjukkan, bahwa materi penyuluhan yang diberikan bisa diterima dengan baik, hal ini didukung oleh umur dan tingkat pendidikan responden. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa petani merebus sendiri jagung pulut kemudian dijual langsung ke konsumen, memperoleh margin paling tinggi yaitu Rp 700,- tongkol -1 dengan biaya pemasaran Rp 50,- tongkol -1 sehingga mendapatkan keuntungan sebesar Rp 650,- tongkol -1. Sedangkan hasil tes perubahan pengetahuan adalah 45,6%, perubahan sikap 46,6% dan perubahan keterampilan 50%. Hal menunjukkan bahwa materi penyuluhan yang diberikan bisa diterima dengan baik, hal ini didukung oleh umur dan tingkat pendidikan responden. DAFTAR PUSTAKA Anwar, I.M. 1994. Dasar-Dasar Marketing. Penerbit Alumni Bandung, Bandung. Ginting, E. 1991. Metode Kuliah Kerja Lapang. Universitas Brawijaya, Malang. Padmowihardjo, S. 2002. Metode Penyuluhan Pertanian. Universitas Terbuka, Jakarta. Syuryawati, Margaretha dan Hadijah. 2010. Pengolahan Jagung Pulut Menunjang Difersifikasi Pangan dan Ekonomi Petani. Prosiding Pekan Serelia Nasional 2010. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 76