BAB V PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum) sebagai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. untuk menyaring dan mengeluarkan sisa-sisa metabolisme juga zat-zat toksik

I. PENDAHULUAN. Parasetamol merupakan obat antipiretik dan analgetik yang telah lama

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian yang telah dianalisis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Penelitian Pengaruh ekstrak jahe terhadap jumlah spermatozoa mencit yang terpapar 2-ME

EFEK NEFROPROTEKTIF EKSTRAK TAUGE (Vigna radiata (L.)) TERHADAP PENINGKATAN KADAR UREA SERUM TIKUS WISTAR YANG DIINDUKSI PARASETAMOL DOSIS TOKSIK

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. Senyawa 2-Methoxyethanol (2-ME) tergolong senyawa ptalate ester (ester

BAB III METODE PENELITIAN. dibagi menjadi kelompok kontrol dan perlakuan lalu dibandingkan kerusakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan post

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan sel, dan menjadi penyebab dari berbagai keadaan patologik. Oksidan

BAB I PENDAHULUAN. mengonsumsi minuman beralkohol. Mengonsumsi etanol berlebihan akan

BAB V PEMBAHASAN. asap rokok serta ekstrak akuades biji sirsak (KP 1, KP 2 dan KP 3 ). KN yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. isolasi dari Streptomycespeucetius var. caesius. Doksorubisin telah digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas merupakan salah satu penyebab timbulnya berbagai penyakit

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH EFEK NEFROPROTEKTOR EKSTRAK DAUN SALAM (SYZYGIUM POLYANTHUM) PADA SEL GINJAL MENCIT YANG DIINDUKSI DENGAN PARASETAMOL SKRIPSI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Perbedaan Rerata Berat Badan Tikus Putih (Rattus novergicus) Pre

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran. Diajukan Oleh: Chika Klarissa J

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh ekstrak etanol biji labu kuning terhadap jumlah spermatozoa mencit yang diberi 2-ME

BAB I PENDAHULUAN. pada lingkungan hidup masyarakat terutama perubahan suhu, udara, sinar UV,

PEMBAHASAN. 6.1 Efek Pelatihan Fisik Berlebih Terhadap Spermatogenesis Mencit. Pada penelitian ini, data menunjukkan bahwa kelompok yang diberi

BAB VI PEMBAHASAN. salam dapat menurunkan ekspresi kolagen mesangial tikus Sprague dawley DM.

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari emisi pembakaran bahan bakar bertimbal. Pelepasan timbal oksida ke

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB V HASIL PENELITIAN. Study preliminary dalam penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium

BAB V HASIL PENELITIAN. Study preliminary / uji pendahuluan dan proses penelitian ini telah

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan oksidatif dan injuri otot (Evans, 2000).

BAB 5 PEMBAHASAN. Sistematika pembahasan dilakukan pada masing-masing variabel meliputi

BAB I PENDAHULUAN. manusia dari semua kelompok usia dan ras. Jong (2005) berpendapat bahwa

BAB I PENDAHULUAN. tingginya penyakit infeksi seperti thypus abdominalis, TBC dan diare, di sisi lain

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menyebabkan stres oksidatif. Kebutuhan untuk terlihat

JUPEMASI-PBIO Vol. 1 No. 2 Tahun 2015 ISSN: Halaman

BAB V PEMBAHASAN. post test only control group design. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. hidup secara tidak langsung menyebabkan manusia terus-menerus dihadapkan

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Antibiotik adalah obat yang digunakan sebagai obat anti infeksi,

BAB I PENDAHULUAN. Infertilitas adalah salah satu masalah kesehatan utama dalam hidup, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus adalah penyakit tidak menular yang bersifat kronis dan

I. PENDAHULUAN. Infertilitas adalah ketidak mampuan untuk hamil setelah sekurang-kurangnya

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk persenyawaan dengan molekul lain seperti PbCl 4 dan PbBr 2.

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia dapat terpapar logam berat di lingkungan kehidupannya seharihari.

Aktifitas Anti Oksidan Ekstrak Metanol 70% Daun Krokot (Portulaca oleracea L.)

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa Bilimbi L.) TERHADAP STRUKTUR HISTOLOGIS GINJAL MENCIT AKIBAT PAPARAN MINYAK JELANTAH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ginjal tikus putih (Rattus norvegicus) yang terpapar allethrin dengan perlakuan

BAB I PENDAHULUAN. Monosodium glutamat (MSG) banyak digunakan oleh ibu rumah. tangga dan industri makanan sebagai penyedap rasa seperti halnya garam,

BAB 1 PENDAHULUAN. Merokok telah menjadi kebiasaan masyarakat dunia sejak ratusan tahun

BAB V HASIL PENELITIAN. penelitian ini dilakukan studi preelimenery dengan mengunakan hewan coba yang

Oleh : Tanti Azizah Sujono Hidayah Karuniawati Agustin Cahyaningrum

BAB VI PEMBAHASAN. dipanaskan selama 24 jam sampai terbentuk filtrat jernih, filtrat yang

PENGARUH EKSTRAK DAUN SALAM (Syzygium polyanthum) TERHADAP. KERUSAKAN STRUKTUR HISTOLOGIS HEPAR MENCIT (Mus musculus) YANG DIINDUKSI PARASETAMOL

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT berfirman dalam Al-qur an yang berbunyi:

I. PENDAHULAN. memetabolisme dan mengekskresi zat kimia. Hati juga mendetoksifikasi zat

BAB I PENDAHULUAN. Alkohol merupakan zat psikotropika dengan penggunaan yang paling luas.

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak ditemukan di lingkungan (WHO, 2010). Logam plumbum disebut non

BAB V PEMBAHASAN. untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak Etanol Pegagan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. jenis kanker yang mempunyai tingkat insidensi yang tinggi di dunia, dan kanker kolorektal) (Ancuceanu and Victoria, 2004).

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara konsumen rokok terbesar di dunia,

BAB 1 PENDAHULUAN (Sari, 2007). Parasetamol digunakan secara luas di berbagai negara termasuk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam proses memasak. Hal ini dapat dilihat dari sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya stres oksidatif pada tikus (Senturk et al., 2001) dan manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini telah banyak diungkapkan bahaya lingkungan yang tidak sehat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nitrit (NO 2 atau nitrogen dioksida) adalah gabungan senyawa nitrogen dan oksigen yang terbentuk dari reaksi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian tentang pengaruh pemberian tomat (Solanum

BAB 1 PENDAHULUAN. Plumbum (Pb) merupakan salah satu jenis logam berat. Logam berat

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan, diagnosis, pengobatan, dan pemulihan (Menteri Kesehatan RI,

BAB I PENDAHULUAN. memicu timbulnya penyakit degeneratif termasuk kanker. Kandungan terbesar dalam

1. PENDAHULUAN. penambah rasa makanan dengan L-Glutamic Acid sebagai komponen asam

BAB I PENDAHULUAN. dibuktikan manfaatnya (Sudewo, 2004; Tjokronegoro, 1992). zingiberaceae, yaitu Curcuma mangga (Temu Mangga). Senyawa fenolik pada

BAB I PENDAHULUAN. dan injuri otot (Evans, 2000) serta menimbulkan respon yang berbeda pada jaringan

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu proses proliferasi sel di dalam tubuh yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. tubuh. Radikal bebas merupakan molekul yang terbentuk akibat kerusakan

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi sasaran utama toksikasi (Diaz, 2006). Hati merupakan organ

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Kata kunci : Plumbum, malondyaldehide, Integritas membran spermatozoa, Myrmecodia pendans

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... SURAT PERNYATAAN... PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH... PRAKATA...

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan suatu masalah kesehatan pada masyarakat dan merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ginjal adalah sepasang organ berbentuk kacang yang masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan, manusia amat tergantung kepada alam sekeliling. Yang

Oleh : Wiwik Yulia Tristiningrum M BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam air, tidak berbau dan sangat manis. Pemanis buatan ini mempunyai tingkat kemanisan 550

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only

ABSTRAK. Kata kunci: Rattus sp, asap rokok, ekstrak buah juwet, kualitas spermatozoa, ROS, antioksidan.

BAB 1 PENDAHULUAN. makhluk hidup, yang berguna bagi kelangsungan hidupnya. Makanan penting

BAB I PENDAHULUAN. Klasifikasi diabetes mellitus menurut ADA (2005) antara lain diabetes mellitus

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahan pewarna saat ini memang sudah tidak bisa dipisahkan dari

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diinduksi aloksan, dengan perlakuan pemberian ekstrak Buah Jambu Biji (Psidium

I. PENDAHULUAN. Roundup adalah herbisida yang menggunakan bahan aktif glifosat yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. Deksametason merupakan salah satu obat golongan glukokortikoid sintetik

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengamatan Neuron Pyramidal CA1 Hippocampus

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Perbedaan Rerata Berat Badan Tikus Putih (Rattus novergicus) Pre

BAB I PENDAHULUAN. ini ternyata semakin meningkat. Disektor pertanian, herbisida digunakan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. berbahaya dari logam berat tersebut ditunjukan oleh sifat fisik dan kimia.

BAB I PENDAHULUAN. proses penuaan dan meningkatkan kualitas hidup. Proses menjadi tua memang

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB V PEMBAHASAN Penelitian ini menggunakan Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum) sebagai proteksi kerusakan sel-sel ginjal. Bawang putih diperoleh dari Superindo dan diekstraksi di Lembaga Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) UGM dengan teknik maserasi. Maserasi merupakan cara penyarian sederhana yang dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari selama beberapa hari pada temperatur kamar dan terlindung dari cahaya. Prinsip yang dipakai di sini adalah difusi dimana cairan penyari akan masuk ke dalam sel. Isi sel akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di luar sel. Larutan yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan penyari dengan konsentrasi rendah ( proses difusi). Peristiwa tersebut berulang sampai terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum) terhadap kerusakan histologis ginjal mencit yang diinduksi Parasetamol dosis toksik dan perbedaan daya proteksi Bawang Putih terhadap ginjal dengan dosis yang berbeda. Dalam penelitian ini, peneliti menilai kerusakan sel ginjal berdasarkan jumlah kerusakan inti sel sesuai sengan parameter yang pernah dilakukan oleh Price dan Wilson (2004) dengan melihat gambaran kerusakan inti sel meliputi : piknosis, karioreksis, dan kariolisis. 57

58 Hasil uji One-Way ANOVA pada penelitian ini didapatkan nilai p sebesar 0,000 (p < 0,05) sehingga H 0 ditolak, artinya paling tidak terdapat perbedaan yang bermakna dari nilai mean jumlah kerusakan histologis sel epitel tubulus proksimal ginjal pada dua kelompok. Untuk mengetahui letak perbedaan diantara kelompok, data selanjutnya diuji dengan uji Post Hoc Multiple Comparisons. Hasil uji LSD menunjukkan perbedaan bermakna antara kelompok KK-KP 1, KK-KP 2, KK-KP 3, KK-KP 4, KP 1 - KP 2, KP 1 - KP 3, dan KP 1 -KP 4. Sedangkan pada kelompok KP 2 -KP 3, KP 2 -KP 4, dan KP 3 -KP 4 tidak terdapat perbedaan yang bermakna. Hasil uji statistik data penelitian dapat dilihat pada lampiran 4. Pada penelitian ini digunakan Kelompok Kontrol (KK) yang diberi perlakuan berupa akuades saja sebagai pembanding terhadap kelompok Perlakuan (KP 1,KP 2, KP 3, KP 4 ). Pengamatan pada kelompok kontrol juga terlihat gambaran inti piknosis, karioreksis, dan kariolisis. Hal ini terjadi karena adanya proses apoptosis (kematian sel terprogam) yang secara fisiologis dialami oleh semua sel normal. Setiap sel dalam tubuh akan selalu mengalami penuaan yang diakhiri kematian sel dan digantikan oleh sel baru yang sama fungsinya melalui proses regenerasi (Mitchell dan Cotran, 2007). Gambaran preparat Kelompok Kontrol (KK) didapatkan rata-rata presentase kerusakan sel ginjal yang paling rendah dalam penelitian ini yaitu 10.34 % atau sejumlah 5,17 sel. Hasil Uji LSD menunjukkan adanya perbedaan bermakna dari jumlah ratarata kerusakan sel epitel tubulus proksimal ginjal antara kelompok KK dan kelompok KP 1. Dalam hasil penelitian didapatkan jumlah kerusakan sel pada KP 1 lebih banyak

59 daripada KK. Pada penelitian ini kelompok perlakuan 1 (KP 1 ) diberi perlakuan berupa pemberian Parasetamol dengan dosis 5 mg. Gambaran preparat KP 1 didapatkan banyak tubulus yang sudah rusak dan sebaran sel yang tidak merata. Pada perbesaran yang lebih besar, terlihat kerusakan inti sel berupa piknosis, karioreksis, dan kariolisis. Rata-rata presentase kerusakan yang terjadi pada KP 1 52,34 % atau sejumlah 26,17 sel. Hasil tersebut sebagai presentase yang paling tinggi mengalami kerusakan pada penelitian ini. Hal tersebut mengindikasikan induksi Parasetamol yang diberikan memiliki efek toksik pada penelitian. Hasil tersebut sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa Parasetamol dosis toksik mampu menginduksi kerusakan sel epitel tubulus proksimal ginjal akibat NAPQI yang reaktif dan toksik. NAPQI akan berikatan secara kovalen dengan makromolekul sel seperti lipid, protein, dan DNA (Burke et al., 2006). Reaksi antara NAPQI dengan makromolekul akan memacu terbentuknya Reaktive Oxigen Species (ROS). ROS yang berlebihan dapat menyebabkan stress oksidatif. Stres oksidatif adalah keadaan di mana jumlah radikal bebas dalam tubuh melebihi total antioksidan dalam tubuh untuk menetralisirnya. Efek stres oksidatif yang ringan dapat dengan mudah diatasi oleh sel. Stres oksidatif yang lebih berat dapat menyebabkan kematian sel (Rubin et al., 2005; Winarsi, 2007). KP 2, KP 3, KP 4 berbeda bermakna dengan KP 1 dimana jumlah kerusakan sel pada KP 2, KP 3, dan KP 4 lebih sedikit daripada KP 1. Hasil ini menunjukkan bahwa pemberian Ekstrak Bawang Putih dapat mencegah kerusakan ginjal akibat paparan Parasetamol dosis toksik. Secara teori, terdapat banyak mekanisme cara kerja ekstrak

60 Bawang Putih dalam mencegah kerusakan sel ginjal yang diakibatkan oleh stress oloksidatif. Komponen fitokimia yang bekerja dalam mekanisme ini antara lain Allicin, S-Allylcystein (SAC), Flavonoid, dan Vitamin C. Salah satu antioksidan utama yang terdapat dalam ekstrak bawang putih adalah S-Allylcystein (SAC). Senyawa ini mempunyai tiga mekanisme sebagai antioksidan yaitu, scavenge reactive oxygen (ROS) dan nitrogen (RNS) species, meningkatkan kadar antioksidan enzimatis dan antioksidan non-enzimatis, dan menghambat beberapa enzim prooxidant (xanthine oxidase, cyclooxygenase, dan NADPH oxidase) (Kim et al., 2000; Borek, 2001). Pada perbandingan secara statistik antara KP 2 dan KP 3, KP 2 dan KP 4, serta KP 3 dan KP 4 menunjukkan hasil adanya perbedaan yang tidak bermakna. Jumlah kerusakan sel pada KP 2, KP 3, dan KP 4 berturut-turut semakin berkurang namun tidak signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan dosis Ekstrak Bawang Putih dari dosis I hingga dosis III tidak meningkatkan efek proteksi terhadap kerusakan akibat paparan Parasetamol. Hasil ini dapat terjadi kemungkinan karena variasi peningkatan dosis yang diujikan kurang sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan variasi yang lebih beragam dalam dosis dan jumlah kelompok perlakuan. Uji LSD menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara KK dan KP 2, KK dan KP 3, KK dan KP 4, dimana jumlah kerusakan sel pada KP 2, KP 3, KP 4 lebih banyak dari pada KK. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian ekstrak Bawang Putih dosis I, II, dan III dapat mencegah kerusakan sel tetapi gambarannya

61 belum sampai seperti pada gambaran kelompok kontrol. Hal ini kemungkinan dikarenakan durasi dan besarnya dosis pemberian Ekstrak Bawang Putih belum dapat untuk melindungi sampai ke kondisi yang nomal. Dengan demikian perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan dosis dan ukuran yang lebih bervariasi untuk mendapatkan hasil yang optimal. Hasil akhir dari penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh yang berarti pada pemberian Ekstrak Bawang Putih terhadap pencegahan kerusakan ginjal yang diinduksi Parasetamol dosis toksik (p = 0.000). Hal ini sejalan dengan penelitian Kim et al (2000) dan Borek et al (2001). Dalam penelitian tersebut Bawang Putih terbukti signifikan mengurangi stres oksidatif yang dapat menyebabkan kerusakan ginjal dengan aktivitas antioksidan dari komponen SAC, Allicin dan flavonoid. Hasil studi lain menunjukkan bahwa Bawang Putih mampu menurunkan lipid peroksidasi dan Nitrit Oxyde (NO) yang berperan dalam menyebabkan kerusakan ginjal. Peranan Antioksidan dalam Bawang Putih sangat penting hal ini diperkuat oleh Schwartz (2002) dan Mikaili et al (2013) yang menyatakan bahwa antioksidan memiliki aktivitas ROS scavenging dan dapat melindungi membran lipid dan makromolekul terhadap kerusakan oksidatif. Hasil tersebut juga dapat memperkuat beberapa penelitian sebelumnya salah satunya yang dilakukan oleh Hasan et al (2009) yang meneliti pengaruh pemberian Bawang Putih terhadap kerusakan hepar dan ginjal tikus dengan induksi Natrium Nitrat (NaNO 2 ). Pada penelitian tersebut sel ginjal mencit yang diinduksi NaNO 2 didapatkan perubahan: hepatotoksik, terjadinya respon inflamasi dalam sel, kerusakan jaringan, dan penghambatan pertumbuhan. Dosis

62 Bawang Putih yang diberikan 5 mg/ 20 gram BB, 10mg/20 gram BB, dan 20 mg/20 gram BB. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Bawang Putih terbukti signifikan mengurangi stres oksidatif tetapi pada pemberian dosis Bawang Putih yang semakin tinggi pada penelitian ini belum dapat memberikan efek proteksi yang signifikan terhadap kerusakan sel ginjal.